BAB I
PENDAHULUAN
Krisis yang dihadapi oleh bangsa Indonesia disebabkan oleh lemah nya
besar terhadap kemajuan bangsa dan merupakan sarana yang efektif untuk
pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam bidang pendidikan yang lebih cepat dan
tepat, efektif dan efisien, bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Seiring
pemerintah daerah.
suatu lembaga atau suatu daerah, sehingga otonomi pendidikan mempunyai tujuan
2
kelembagaan.
bangsa.
karena sekolah merupakan institusi publik atau lembaga yang melayani kebutuhan
Pada era otonomi sekarang ini, sekolah harus berubah kearah yang sesuai
dengan tuntutan masa, agar tidak ketinggalan zaman. Dadang Suhardan (2006:8)
menyatakan bahwa:
sekolah kini belum mampu memberi layanan belajar bermutu karena belum
mampu memberi kepuasan belajar peserta didiknya” Usaha apapun yang telah
bila tidak ditindak lanjuti dengan pembinaan gurunya, maka tidak akan
guru merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam setiap usaha peningkatan
mutu pembelajaran.
Pengertian pendidikan oleh Plato dan para ahli lainnya kemudian diadopsi
2003. Pada aturan ini, menjelaskan bahwa pengertian pendidikan adalah proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
“(1) standar isi; (2) standar proses; (3) standar kompetensi lulusan; (4) standar
pendidik dan tenaga kependidikan; (5) standar sarana dan prasarana; (6) standar
pengelolaan; (7) standar pembiayaan dan (8) standar penilaian.” Implikasi dari hal
serta antisipatif terhadap perubahan yang terjadi. Pendidikan akan selalu berubah
seiring dengan perubahan jaman, sehingga proses yang terjadi di dalamnya dapat
menjadi suatu sumbangan besar bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia
atau pengembangan potensi manusia, yang pada akhirnya akan berdampak pada
adalah untuk membantu setiap individu menjadi anggota masyarakat yang lebih
efektif dengan memberikan pengalaman kolektif masa lampau dan kini. Fungsi
informal lewat berbagai kontak dengan media komunikasi seperti buku, surat
kabar, majalah, TV, radio dan sebagainya atau non formal seperti interaksi peserta
pendidikan yang ada di indonesia memiliki beragam corak dan tujuan yang
berbeda-beda sesuai dengan kondisi yang melingkupi, mulai dari zaman kerajaan
dengan bentuknya yang sangat sederhana dan zaman penjajahan yang sebagian
memiliki corak ala barat dan gereja, dan corak ketimuran ala pesantren sebagai
penyeimbang. Hal tersebut berkembang saat ini tentunya tidak terlepas dari
peran dalam perubahan masyarakat menuju ke arah perbaikan dalam segala hal.
Dalam hal ini lembaga pendidikan memiliki dua karakter secara umum. Pertama,
melaksanakan peranan fungsi dan harapan untuk mencapai tujuan dari sebuah
sitem. Kedua mengenali individu yang berbeda-beda dalam peserta didik yang
pendidikan. Komponen itu sendiri berarti bagian dari suatu sistem yang memiliki
pendidikan, yang menentukan berhasil dan tidaknya atau ada dan tidaknya proses
komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan dalam proses
Pengawas sekolah atau penilik menurut syaiful ( 2010:138 ) adalah jabatan resmi
Dengan kata lain, pengawas adalah menjaga agar kegiatan pendidikan, kegiatan
belajar mengajar di sekolah tetap berjalan sesuai tujuan yang telah digariskan.
pendidikan yang profesional tampak dari unjuk kerjanya sebagai pengawas dalam
performance hasil kerja yang baik, serta berdampak pada peningkatan prestasi dan
7
mutu sekolah binaannya. Dalam MBS misalnya, kinerja pengawas tentunya juga
(2009:48), bahwa:
kiprah dan keberadaan komite sekolah dan peran serta orang tua dan masyarakat
dalam pendidikan. Jadi kinerja pengawas diartikan sebagai unjuk kerja atau
prestasi kerja yang dicapai oleh pengawas yang tercermin dari pelaksanaan tugas
komitmen dalam melaksanakan tugas, karya tulis ilmiah yang dihasilkan serta
Satu hal yang perlu disadari adalah bahwa produktifitas pendidikan harus
dimulai dari menata SDM tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Hal
kedua adalah bahwa penataan SDM harus dilaksanakan dengan prinsip
efektifitas dan efisien karena efektifitas dan efisien adalah kriteria dan
ukuran yang mutlak bagi produktifitas pendidikan untuk menghasilkan
lulusan baik secara kuantitas maupun kualitas.
8
pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan
Sebagai profesi, guru memenuhi ciri atau karakteristik yang melekat pada
guru,yaitu:
masyarakat.
pendidikan.
anggota.
Kelompok Kerja Guru (KKG) untuk wadah kegiatan guru. KKG merupakan
diharapkan akan terjadi sharing informasi antara guru dari satu sekolah dengan
guru dari sekolah lainnya. Dengan demikian diharapkan kompetensi guru akan
meningkat pula mutu pendidikan di sekolah dasar yang di tempati oleh guru-guru
pengalaman para guru agar terjadi saling penguatan dalam peningkatan mutu
guru. Berbagai kendala yang dihadapi oleh guru, kepala sekolah, dan pengawas
saat ini dalam usaha menciptakan kelompok kegiatan yang aktif dan efektif. Oleh
karena itu perlu upaya untuk merevitalisasi kelompok kerja tersebut agar
aktivitas/kegiatan yang dilakukan oleh kelompok kerja atau forum tersebut dapat
angka kredit untuk kenaikan pangkat, peningkatan kualifikasi guru, dan persiapan
Karena pengawas, kepala sekolah dan guru adalah tiga unsur yang berperan aktif
berhadapan dengan para siswa di ruang kelas, dan pengawas serta kepala sekolah
menejerial pendidikan yang meliputi tiga aspek yaitu supervisi, pengendalian dan
harus dikuasai oleh para guru profesional. Kompetensi tersebut adalah pemilikan
kemampuan atau keahlian yang bersifat khusus, tingkat pendidikan minimal, dan
sertifikasi keahlian haruslah dipandang perlu sebagai prasarat untuk menjadi guru
profesional.
dalam kemampuan materi keilmuan dan ketrampilan metodologi. Guru juga harus
memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi atas pekerjaannya baik terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, bangsa dan negara, lembaga dan organisasi profesi. Selain itu,
guru juga harus mengembangkan rasa kesejawatan yang tinggi dengan sesama
guru. Disinilah peran Perguruan Tinggi Pendidikan dan organisasi profesi guru
dapat berjalan sendiri, kecuali selain harus bekerjasama dengan lembaga profesi
yang berujung pada peningkatan mutu pendidikan. Untuk itu guru dituntut lebih
Tugas pokok guru tersebut yang diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar
Guru sebagai aktor utama dalam mendidik dan menciptakan siswa cerdas
bila profesionalitas guru berjalan dengan baik dengan. Sarana prasarana sekolah
jawabkan. Selain itu, dari beberapa faktor yang dapat menentukan dan
guru sangat terkait dan satu sama lain saling menentukan dan mempengaruhi
terhadap peningkatan kualitas siswa, bila kualitas siswa bagus maka mutu
Sebagai data awal disajikan kegiatan uji kompetensi awal terhadap guru-
guru sekolah dasar yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Budaya Pemuda
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Barat pada tahun 2013
Tabel 1.1
Nilai Uji Kompetensi Guru-guru SD
Kabupaten Pangandaran Tahun 2013
13
Rata-rata nilai
Kecamatan Target Jumlah
Minimal Peserta Kompetensi Kompetensi Kompetensi Kompetensi
Profesional Pedagogik Sosial Kepribadian
Parigi 60% 160 42.05 45.13 58.94 54.08
Cijulang 60% 146 39.76 42.75 59.12 52.35
Cimerak 60% 155 42.02 50.55 60.36 60.85
Sidamulih 60% 155 41.76 48.33 55.80 56.12
Jumlah 616 166.04 186.76 234.24 223.40
Rata-rata 41.51 46.69 58.56 55.85
Sumber : Bidang Ketenagaan Disdikbudpora Kab. Pangandaran 2014
Jika diamati, nilai terendah dari uji kompetensi yang diikuti oleh 616
dari kompetensi profesional baru mencapai angka 42.05. Dari angka tersebut
Pangandaran masih jauh dari yang diharapkan karena belum mencapai target
atau kategori B.
Yang dimaksud dengan pengusaan materi secara luas dan mendalam dalam
hal ini termasuk pengusaan kemampuan akademik lainnya yang berperan sebagai
yang sesuai. Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka judul penelitian
Kabupaten Pangandaran).”
berikut:
profesionalisme guru?
15
profesionalisme guru.
3. Pengaruh kinerja pengawas dan partisipasi guru dalam kelompok kerja guru
kelompok kerja guru, dan profesionalisme guru. Hasil penelitian ini juga
diharapkan dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut bagi para peneliti lanjutan
kelompok kerja guru, dan profesionalisme guru. Kemudian dapat juga digunakan
16
sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi instansi terkait dalam menentukan