Anda di halaman 1dari 8

PENGEMBANGAN PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM

DENGAN PENDEKATAN TAFSIR TEMATIK

Bukhari Umar
Program Studi Pendidikan Agama Islam, Jurusan Tarbiyah STAIN Batusangkar
Korespondensi: Perum Permata Rizano, Blok b No. 9 Cubadak Batusangkar Sumatera Barat
E-mail: Buchariumar59@yahoo.co.id

Abstract

Education is human’s problem. Human is a dynamic creature. The dynamics of human’s life
demands dynamic educational process in order to fulfill human’s needs. In order to maintain the
dynamic thoughts of Islamic education, some relevant studies are needed. Revelation based Islamic
education studies can develop the concept of Islamic education and avoid the possible mistakes made
by researchers in education fields. In doing so, the researchers may use tafsir thematic approach. This
is made possible since al-Quran contains much information concerning with education and guides
and leads any activities of man’s thoughts into those which are suitable of Islamic teaching as well.

Kata kunci: pengembangan pemikiran, pendidikan islam, tafsir tematik

PENDAHULUAN didik akan mengalami kerugian besar


dalam hidupnya.

P endidikan Islam merupakan pro-


ses pengembangan semua potensi
peserta didik menuju terbentuk-
nya manusia paripurna sesuai dengan
ajaran Islam. Proses ini dapat berlang-
Pemikiran pendidikan Islam itu
harus dinamis. Ia harus mampu mem-
berikan landasan pengetahuan peda-
gogik yang dapat dijadikan acuan untuk
sung di berbagai tempat, lembaga dan melaksanakan pendidikan dalam setiap
dalam berbagai situasi. Di mana pun, waktu dan berbagai situasi. Bila pemi-
dalam bentuk apa pun dan dalam situasi kiran pendidikan Islam itu statis, maka
yang bagaimana pun pendidikan Islam hasilnya juga akan ketinggalan zaman
berlangsung, ia harus diarahkan kepada dan tidak dapat mengangkat harkat dan
pencapaian manusia ideal sesuai dengan martabat manusia muslim. Bersamaan
ketentuan ajaran Islam. dengan itu, pemikiran pendidikan Islam
Untuk mencapai tujuan yang ideal harus memiliki nilai kebenaran yang
itu, pendidikan Islam harus dilaksana- handal agar dalam perkembangan dan
kan berdasarkan pemikiran yang ma- aplikasinya tidak melanggar norma-
tang. Sekecil dan sesederhana apa pun norma ajaran Islam.
aktivitas kependidikan yang dilakukan Sehubungan dengan pokok-pokok
oleh setiap muslim harus berdasarkan pemikiran di atas, tulisan ini mencoba
pemikiran yang benar. Hal ini diperlu- mengemukakan hal-hal yang berhu-
kan untuk mendapatkan hasil yang bungan dengan upaya pengembangan
pemikiran pendidikan Islam dengan
optimal dan mengantisipasi kegagalan.
Bila terjadi kesalahan yang fatal, peserta menggunakan pendekatan tafsir tematik.

95
Bukhari Umar, Pengembangan Pemikiran Pendidikan Islam… 96

PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM putar pendidikan Islam, (2) untuk mem-


Pemikiran berarti proses, cara atau berikan dasar berpikir inklusif terhadap
perbuatan memikir yaitu menggunakan ajaran Islam dan akomodatif terhadap
akal budi untuk memutuskan suatu per- perkembangan ilmu pengetahuan yang
soalan dengan mempertimbangkan se- dikembangkan oleh intelektual di luar
gala sesuatu secara bijaksana. Dalam Islam, (3) untuk menumbuhkan sema-
konteks ini, pemikiran dapat diartikan ngat berijtihad, sebagaimana yang di-
sebagai upaya cerdas (ijtihâdiy) dari tunjukkan oleh Rasulullah dan para
proses kerja akal dan kalbu untuk me- kaum intelektual muslim pada abad per-
lihat fenomena dan berusaha mencari tama sampai abad pertengahan, terutama
penyelesaiannya secara bijaksana. Pen- dalam merekonstruksi sistem pendidik-
didikan, secara umum berarti suatu pro- an Islam yang lebih baik, dan (4) untuk
ses perubahan sikap dan tingkah laku memberikan kontribusi pemikiran bagi
seseorang atau sekelompok orang (pe- pengembangan sistem pendidikan nasio-
serta didik) dalam usaha mendewasakan nal.
manusia (peserta didik), melalui upaya Menurut Ramayulis, pemikiran
pengajaran dan latihan, serta proses per- pendidikan Islam disusun berdasarkan
buatan dan cara-cara mendidik. dua model, yaitu: (1) model idealistik
Konsep pendidikan Islam didasar- dan (2) model pragmatis. Model idea-
kan kepada suatu acuan bahwa Islam listik adalah model yang lebih meng-
sebagai agama dan system. Pendidikan utamakan penggalian dari ajaran dasar
menurut Islam merupakan upaya men- Islam (Quran dan Hadis) dan dari hasil
didikkan agama Islam atau ajaran Islam ijtihad/interpretasi para ulama (pakar
dan nilai-nilainya, agar menjadi way of pendidikan Islam) terutama ulama kla-
lifè (pandangan dan sikap hidup sese- sik. Sedang model pragmatis adalah mo-
orang). Oleh karena itu, pendidikan del yang mengutamakan aspek praktis
Islam dapat berwujud segenap kegiatan dan kegunaan. Model Pragmatis ini di-
yang dilakukan seseorang atau suatu lakukan dengan cara: (1) adopsi, yaitu
lembaga untuk membantu seseorang atau mengambil secara utuh teori pendidikan
sekelompok peserta didik dalam me- non-Islam dan dijadikan sebagai teori
pendidikan Islam, (2) asimilasi, yaitu
nanamkan dan/atau menumbuhkem-
bangkan ajaran Islam dan nilai-nilainya mengambil teori kependidikan non-Islam
(Idris, 2005: 148). dengan menyesuaikannya di sana sini,
Dengan demikian, yang dimaksud dan (3) legitimasi, yaitu mengambil teori
dengan pemikiran pendidikan Islam ada- pendidikan non-Islam kemudian dicari-
lah proses kerja akal dan kalbu yang kan nash untuk jastifikasinya. Model
dilakukan secara bersungguh-sungguh idealistik lebih didasarkan atas kerangka
dalam melihat berbagai persoalan yang dasar yang diyakini kebenarannya se-
ada dalam pendidikan Islam dan be- hingga ia bercorak se-Islam mungkin,
rupaya untuk membangun sebuah per- dibandingkan dengan model praktis
adaban pendidikan yang mampu men- (Umar, 2009: 11).
jadi wahana bagi pembinaan dan pe- Pendapat lain dikemukakan oleh
ngembangan peserta didik secara pari- Arifin. Menurutnya, Ada dua pendekat-
purna. an dalam mempelajari pemikiran pen-
Secara khusus, pemikiran pendi- didikan Islam, yaitu: pendekatan terha-
dikan Islam memiliki tujuan di antara- dap wahyu dan pendekatan sejarah
nya adalah: (1) untuk membangun ke- (Jalaluddin, 1994: 28). Pendekatan wah-
biasaan berpikir ilmiah, dinamis dan yu adalah cara-cara yang ditempuh da-
kritis terhadap persoalan-persoalan di se- lam upaya memahami kebenaran de-
97 Ta’dib, Volume 14, No. 1 (Juni 2011)

ngan menggunakan ayat-ayat Allah se- umum dan khusus, menjelaskan korelasi
bagai premis. Kebenaran dicari dengan antara berbagai masalah yang dikan-
merenungkan, menggali, menafsirkan, dungnya, sehingga surat itu tampak da-
memperbandingkan, menghubungkan lam bentuknya yang betul-betul utuh dan
serta mentakwilkan informasi yang ter- cermat (Al-Farmawi, 1994: 35).
kandung dalam wahyu. Dari kajian ini Alquran penuh dengan masalah-
kemudian disusun konsep pemikiran masalah yang perlu dikaji secara te-
dasar tentang pendidikan Islam. matik. Seandainya orang-orang terpe-
Untuk mengembangkan pemikiran lajar sudi mengabdikan diri dan mau
pendidikan Islam dengan pendekatan memperhatikan masalah-masalah terse-
wahyu diperlukan suatu metodologi pe- but, niscaya kekayaan Alquran tersebut
nelitian yang disebut dengan metode tampak jelas di hadapan mereka. Hal ini
penelitian tafsir tematik (al-tafsîr al- sekaligus menjelaskan bahwa kita ada-
mawdhû'iy). Sehubungan dengan itu, da- lah umat yang paling kaya dengan ajar-
lam bagian mendatang ini akan dike- an-ajaran yang senantiasa relevan untuk
mukakan sekilas tentang metode di- semua zaman dan tempat; dan kita tidak
maksud. pantas mengikuti sistem undang-undang
yang selalu berubah-ubah dan hukum-
hukum positif (buatan manusia), yang
PENDEKATAN TAFSIR TEMATIK menyebabkan kita hidup membenci
Tafsir tematik (al-tafsîr al-maw- agama kita sendiri.
dhû'iy) adalah kegiatan menghimpun Pada saat ini dirasakan kebutuhan
ayat-ayat Alquran yang mempunyai akan tafsir Mawdhuiy berdasarkan ke-
maksud yang sama dalam arti sama- pada beberapa pertimbangan, antara lain:
sama membicarakan satu topik masalah Pertama, Alquran sebagai wahyu
dan menyusunnya berdasarkan krono- yang diturunkan kepada Nabi yang pa-
logi serta sebab turun ayat-ayat tersebut, ling sempurna adalah mengandung ber-
kemudian penafsir mulai memberikan macam-macam ilmu yang bernilai tinggi,
keterangan dan penjelasan serta meng- sehingga banyak tokoh ilmuwan dan
ambil kesimpulan. Secara khusus, pe- para peneliti berupaya mencapai kha-
nafsir melakukan studi tafsirnya ini zanah Alquran tersebut. Sementara itu,
dengan metode tematik, di mana ia me- Alquran tersebut ditujukan kepada ma-
neliti ayat-ayat tersebut dari seluruh nusia sesuai dengan karakter atau fitrah-
seginya, dan melakukan analisis ber- nya; ajakannya bersifat universal yang
dasarkan ilmu yang benar, yang diguna- bertujuan untuk membersihkan tradisi-
kan oleh pembahas untuk menjelaskan tradisi, menjelaskan akidah, meroboh-
pokok permasalahan, sehingga ia dapat kan tembok rasialisme, dan menegak-
memahami permasalahan tersebut de- kan undang-undang yang hak lagi adil
ngan mudah dan betul-betul menguasai- menggantikan undang-undang tirani lagi
nya, sehingga memungkinkan baginya semena-mena (Al-Farmawi, 1994: 41-
untuk memahami maksud yang terdalam 42).
dan dapat menolak segala kritik (Al- Apabila demikian halnya, maka
Farmawi, 1994: 36-37). kita dapat menyatakan bahwa Allah akan
Selain pengertian dan bentuk di memberikan berbagai kemudahan ke-
atas terdapat pula bentuk lain tafsir pada kita. Allah tidak menuntut hal yang
tematik (al-tafsîr al-mawdhû'iy) ini. terlalu berat dari kita kecuali agar kita
Yaitu pembahasan mengenai satu surat berusaha memahami dan memperhati-
secara menyeluruh dan utuh dengan kan serta memikirkan (kandungan)
menjelaskan maksudnya yang bersifat Kalam-Nya. Sebab, Allah menurunkan
Bukhari Umar, Pengembangan Pemikiran Pendidikan Islam… 98

Kalam-Nya itu dimaksudkan sebagai ca- kan gambaran yang umum dan lengkap
haya dan petunjuk bagi umat manusia, mengenai pokok masalah. (4). Mereka
dan mengisi Alquran tersebut dengan itu tidak mempunyai pengetahuan yang
berbagai syariat dan hukum yang tidak memadai tentang ilmu keislaman, yang
mungkin dilaksanakan kecuali apabila memberanikan mereka untuk melakukan
hal tersebut betul-betul dipahami se- kajian mandiri. Oleh sebab itu, mayori-
bagai agama Ilahi dan petunjuk samawi, tas mereka itu berdiri bingung di per-
yang membimbing manusia menuju ke- simpangan jalan, tidak tahu jalan dan
bahagiaan dunia dan akhirat. arah mana yang harus dilalui (Al-
Kedua, Kajian terhadap Alquran Farmawi, 1994: 43).
adalah untuk mengungkapkan kepada Keempat, dewasa ini banyak orang
umat manusia segala syariat dan per- non-Arab, baik muslim maupun non-
aturan Alquran yang berhubungan de- muslim yang dengan semboyan demi
ngan kehidupan dan problema mereka, ilmu, mempelajari masalah-masalah
dan untuk menjelaskan kepada mereka yang dikandung oleh Alquran. Studi me-
segala hukum dan dasar-dasar yang me- reka ini tidak jarang menghasilkan tu-
negaskan bahwa Alquran itu mempu- duhan mengenai kebatilan dan kelemah-
nyai hubungan yang erat dengan ma- an Alquran (Al-Farmawi, 1994: 43).
salah politik, sosial ekonomi, peperang- Tuduhan negatif ini dilontarkan
an, dan masalah perilaku moral; se- oleh orang-orang yang tidak memiliki
hingga umat manusia tersebut semakin pengetahuan keislaman, atau oleh orang-
menyadari dan merasakan bahwa Al- orang yang tidak terbiasa dengan kajian
quran itu bersama mereka di dalam mengenai tema-tema semacam ini, yang
setiap situasi kehidupan dan mempunyai dipelajari melalui pendekatan tematik
hukum yang jelas mengenai semua peri- ilmiah.
laku individu (Al-Farmawi, 1994: 42- Sehubungan dengan hal di atas,
43). para ulama dan tokoh penafsir zaman
Ketiga, para pelajar muslim mau- sekarang perlu memperbarui arah tafsir
pun orang lain dewasa ini tidak mungkin menuju kepada kajian Alquran secara te-
dapat mencapai tujuan kajian yang de- matik, suatu kajian yang akan meng-
mikian melalui kitab-kitab tafsir tahliliy, ungkapkan kepada manusia maksud-
yang di dalam setiap baris uraiannya maksud dan tujuan Alquran dengan
terdapat tafsir dan yang bukan tafsir. Hal metode dan pemahaman yang relevan
yang semacam ini terjadi karena para dengan perkembangan umat zaman se-
pelajar tersebut: (1). Sudah terbiasa de- karang. Selain itu, kajian tematik ini
ngan model kajian tematik yang ber- diharapkan mampu melenyapkan segala
usaha memahami sebuah masalah atau tuduhan negatif yang dilontarkan oleh
problem dan menghubungkan variabel- pihak Barat dan kaum orientalis sebagai
variabelnya, untuk memberikan sebuah akibat dari kajian mereka yang tidak
gambaran yang utuh kepada para pem- secara tematik, atau secara tematik yang
baca. (2). Oleh karena itu, metode terputus-putus, atau berdasar kajian te-
Tahliliy tidak membantu mereka untuk matik yang tidak betul.
sampai kepada masalah-masajah Alqur- Pendek kata, kebutuhan kita akan
an yang dimaksud, (3). Mereka itu metode tafsîr mawdhû’iy pada zaman
umumnya tidak memiliki pengetahuan sekarang ini, di mana kita memerlukan
tentang Alquran, yang memungkinkan adanya pembaruan metode dakwah
seseorang menghimpun berbagai aspek islamiyah, adalah agar kita dapat meng-
dan bagian masalah serta menghubung- imbangi perkembangan yang ada. Allah
kannya satu sama lain untuk memberi- telah membuka wilayah yang luas di
99 Ta’dib, Volume 14, No. 1 (Juni 2011)

hadapan umat Islam dan meletakkan al-An’âm ayat 38: “Tiadalah Kami
tugas serta tanggung jawab di atas pun- alpakan sesuatu pun di dalam Al-Kitab,
dak mereka untuk menguasai dunia ini. kemudian kepada Tuhanlah mereka
Mereka wajib menjadi pemimpin bagi dihimpunkan.” dan QS. al-Nahl ayat 89:
bangsa-bangsa, menyeru mereka agar “Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab
beriman dan taat kepada Allah, dan me- (Alquran) untuk menjelaskan segala
nunjukkan kepada mereka jalan menuju sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan
Islam, sebagaimana Rasulullah SAW kabar gembira bagi orang-orang yang
dan para sahabatnya dulu berjuang dan berserah diri.” Dua ayat di atas memberi-
rela mengorbankan jiwa dan raga mereka kan isyarat bahwa pendidikan Islam
di jalan Allah. Kita tidak banyak me- harus digali dari sumber autentik Islam,
lakukan perjuangan semacam ini untuk yaitu Alquran.
meninggikan kalimat Allah. Corak dan Mohamad Fadhil El-Jamaly, seba-
metode Tafsir Mawdhu’iy inilah yang gaimana dikutip oleh Al-Syaibany me-
sangat membantu kita untuk mencapai ngemukakan bahwa, “Sesungguhnya
tujuan perjuangan tersebut. mereka (kaum Muslimin) tidak mem-
baca Alquran kecuali pada tingkat peng-
ajaran rendah, itupun tanpa memahami
METODE TAFSIR TEMATIK maknanya dan menguasai dengan sem-
UNTUK PENGEMBANGAN PEMI- purna segala kandungannya. Padahal se-
KIRAN PENDIDIKAN ISLAM benarnya, Alquran itu adalah perbenda-
Pemikiran pendidikan Islam dan haraan maha besar meliputi perbenda-
segala seluk-beluknya harus dirancang haraan-perbendaharaan kebudayaan ma-
dan dilaksanakan berdasarkan Alquran. nusia, terutama segi spiritualnya. Al-
Menurut Sa’id Ismail Ali, sebagaimana quran merupakan kitab pendidikan dan
dikutip oleh Hasan Langgulung, sumber pengajaran secara umum, dan juga kitab
pendidikan Islam terdiri atas enam ma- pendidikan sosial, moral, dan spiritual
cam, yaitu Alquran, Sunnah, kata-kata secara khusus (Asy-Syaibaniy, 1979: 40-
sahabat (mazhab shahâbi), kemaslahatan 41).
umat/sosial (mashâlîh al-mursalah), tra- Berdasarkan kutipan-kutipan di
disi atau adat kebiasaan masyarakat atas dapat dipahami bahwa kajian tafsir
(‘urf), dan hasil pemikiran para ahli da- sangat dibutuhkan dalam menggali kon-
lam Islam (ijtthâd) (Langgulung, 1980: sep pendidikan. Metode tafsir yang pa-
94). Keenam sumber pendidikan Islam ling cocok untuk tujuan dimaksud adalah
tersebut diposisikan secara hierarkis. metode tafsir tematik (al-tafsîr al-maw-
Artinya, rujukan pendidikan Islam di- dhû'iy). Melalui metode penelitian ini,
awali dari sumber pertama (Alquran) seorang peneliti dapat menemukan kon-
untuk kemudian dilanjutkan pada sum- sep-konsep tentang berbagai hal pendi-
bersumber berikutnya secara berurutan. dikan. Tanpa menggunakan metode ini,
Alquran dijadikan sumber pendi- seseorang tidak akan mampu menemu-
dikan Islam yang pertama dan utama kan pemikiran pendidikan yang bersum-
karena ia memiliki nilai absolut yang ber pada wahyu dengan benar.
diturunkan dari Allah. Dia menciptakan Penggunaan metode tafsir tematik
manusia dan Dia pula yang mendidik dalam pengembangan pemikiran pendi-
manusia, di mana isi pendidikan itu telah dikan Islam dengan alasan sebagai be-
termaktub dalam wahyu-Nya. Tidak satu rikut:
pun persoalan, termasuk persoalan pen- Pertama, Menurut Al-Syaibany,
didikan yang luput dari jangkauan Al- sumber-sumber ilmu pengetahuan itu
quran. Allah SWT berfirman dalam QS. dapat dikelompokkan kepada lima sum-
Bukhari Umar, Pengembangan Pemikiran Pendidikan Islam… 100

ber pokok, yaitu: indera, akal, intuisi, dan Hadis adalah rujukan dalam men-
ilham, dan wahyu Ilahi. Islam mengakui cari, membuat dan mengembangkan pa-
semua sumber ini dan menghargai pen- radigma, konsep, prinsip, teori, dan tek-
tingnya sumber itu pada bidang penge- nik pendidikan Islam.
tahuan yang sesuai dengannya. Sumber Kedua, Alquran adalah sumber il-
yang paling sesuai untuk memperoleh mu pengetahuan yang tidak akan habis-
pengetahuan indera adalah pengamatan habisnya. Hal ini sesuai dengan firman
indera. Sumber yang paling sesuai untuk Allah:
pengetahuan akal adalah akal. Sumber
yang paling sesuai untuk memperoleh ‫ْض ِﻣ ْﻦ َﺷ َﺠ َﺮةٍ أَﻗْﻼَ ٌم وَاﻟْﺒَ ْﺤ ُﺮ ﳝَُ ﱡﺪﻩُ ِﻣ ْﻦ‬
ِ ‫َوﻟ َْﻮ أَﳕﱠَﺎ ِﰲ ْاﻷَر‬
pengetahuan dan emosi adalah intuisi ‫َﺎت ا ﱠِ إِ ﱠن ا ﱠَ َﻋﺰِﻳ ٌﺰ‬
ُ ‫َت َﻛﻠِﻤ‬
ْ ‫ﺑَـ ْﻌ ِﺪﻩِ َﺳ ْﺒـﻌَﺔُ أَﲝُْ ٍﺮ ﻣَﺎ ﻧَِﻔﺪ‬
dan ilham. Sedang sumber yang paling
sesuai untuk memperoleh pengetahuan (27 :31\‫َﺣﻜِﻴ ٌﻢ )ﻟﻘﻤﺎن‬
agama, akhlak dan gaib secara umum
Dan seandainya pohon-pohon di
adalah wahyu (Asy-Syaibaniy, 1979: 40-
bumi menjadi pena dan laut (menjadi
41).
tinta), ditambahkan kepadanya tujuh
Untuk memahami pendidikan
laut (lagi) sesudah (kering) nya, nis-
Islam tidak bisa dilakukan hanya dengan
caya tidak akan habis-habisnya
melihat sepotong apa yang ditemukan
(dituliskan) kalimat Allah. Sesung-
dalam realitas penyelenggaraan pendi-
guhnya Allah Maha Perkasa lagi
dikan Islam, tetapi mesti melihatnya dari
Maha Bijaksana.
sistem nilai yang menjadi landasan para-
digmanya. Hasan Langgulung menyata- Dalam menafsirkan ayat di atas,
kan sangat keliru jika mengkaji pendi- Ahmad Musthafâ Al-Marâghi menge-
dikan Islam hanya dari lembaga-lembaga mukakan bahwa seandainya batang-ba-
pendidikan yang muncul dalam sejarah tang pohon serta dahan-dahannya di-
Islam, dari kurikulum, apalagi hanya dari runcingkan untuk dijadikan sebagai pe-
metode mengajar, dan melepaskan masa- na, kemudian air laut dijadikan tintanya,
lah idiologi Islam. Idiologi atau paradig- dan ditambah kepadanya tujuh laut lagi,
ma pendidikan Islam merupakan gam- sedangkan semua makhluk menulis de-
baran utuh tentang ketuhanan, alam se- ngan pena dengan tinta itu kalimat Allah
mesta, dan tentang manusia yang dikait- yang menunjukkan kepada kebesaran
kan dengan semua teori pendidikan dan keagunganNya, niscaya pena-pena
Islam sehingga semuanya merupakan itu akan habis semuanya dan air laut itu
satu kesatuan yang utuh dan menye- akan kering, sedangkan kalimat-kalimat
luruh. Sehingga diperlukan suatu upaya Allah tiada habis-habisnya (Marâghiy,
untuk menegaskan kembali paradigma 1992: 176).
yang diperlukan untuk mengembangkan Rasulullah saw. bersabda dalam
pendidikan Islam (Heryahya, 2009: 47). satu hadis (Al-Hâkim, t.th: 104):
Dasar paradigma pendidikan Islam
identik dengan dasar Islam itu sendiri. ‫ ﻋـﻦ اﻟﻨـﱯ ﺻـﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﻴـﻪ‬، ‫ﻋﻦ ﻋﺒـﺪ ﷲ رﺿـﻲ ﷲ ﻋﻨـﻪ‬
Keduanya berasal dari sumber yang ‫ » إن ﻫـﺬا اﻟﻘـﺮآن ﻣﺄدﺑـﺔ ﷲ ﻓـﺎﻗﺒﻠﻮا ﻣـﻦ‬: ‫وﺳﻠﻢ ﻗـﺎل‬
sama yaitu Alquran dan Hadis. Dari
kedua sumber inilah kemudian muncul ‫ واﻟﻨـﻮر‬، ‫ إن ﻫﺬا اﻟﻘﺮآن ﺣﺒﻞ ﷲ‬، ‫ﻣﺄدﺑﺘﻪ ﻣﺎ اﺳﺘﻄﻌﺘﻢ‬
sejumlah pemikiran mengenai masalah ‫ وﳒــﺎة‬، ‫ واﻟﺸــﻔﺎء اﻟﻨــﺎﻓﻊ ﻋﺼــﻤﺔ ﳌــﻦ ﲤﺴــﻚ ﺑــﻪ‬، ‫اﳌﺒــﲔ‬
umat Islam yang meliputi berbagai
aspek, termasuk di antaranya masalah ‫ ﻫﺬا ﺣﺪﻳﺚ ﺻﺤﻴﺢ اﻹﺳﻨﺎد‬.‫رواﻩ اﳊﺎﻛﻢ‬... ‫ﳌﻦ ﺗﺒﻌﻪ‬
pendidikan Islam (Heryahya, 2009: 47).
Sebagai dasar pendidikan Islam, Alquran Abdullah RA meriwayatkan bahwa
Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya
101 Ta’dib, Volume 14, No. 1 (Juni 2011)

Alquran itu merupakan hidangan dari an tafsir tematik diperlukan. Petunjuk


Allah, terimalah hidangan-Nya sebe- Alquran sejalan dengan perkembangan
rapa engkau mampu. Sesungguhnya ilmu pengetahuan dan masyarakat. Pan-
Alquran itu adalah tali Allah, cahaya dangan ini sesuai dengan pendapat yang
terang dan penawar yang menyem- dikemukakan oleh M.Quraish Shihab.
buhkan serta pelindung dan penye- Menurut M.Quraish Shihab, Ada
lamat bagi orang yang mengikuti- beberapa keistimewaan metode ini an-
nya." (HR. Al-Hakim dan Abdullah tara lain, (a) menghindari problem atau
bin Masud r.a.) kelemahan metode lain, (b) menafsirkan
Ketiga, menurut Afzalurrahman, ayat dengan ayat atau dengan hadis
mengkaji Alquran dan menguak keda- Nabi, satu cara terbaik dalam menafsir-
laman isinya adalah tugas kaum mus- kan Alquran, (C) kesimpulan yang di-
limin. Adalah suatu kesalahan besar hasilkan mudah dipahami, dan (d) me-
apabila kaum muslim tidak memiliki tode ini memungkinkan seseorang untuk
kepedulian terhadap pengkajian Alquran menolak anggapan adanya ayat-ayat
karena sikap ini akan berarti mengubur- yang bertentangan dalam Alquran. Ia
kan Alquran dan mematikan generasi sekaligus dapat dijadikan bukti bahwa
Qurani pada masa yang akan datang ayat-ayat Alquran sejalan dengan per-
(Afzalurrahman: 2006, v). kembangan ilmu pengetahuan dan
Berdasarkan pandangan Afzalur- masyarakat (Shihab, 2009: 180). Selain
rahman di atas dapat dikatakan bahwa itu, melalul metode ini, sang penafslr
setiap ilmuwan muslim (termasuk pe- mengundang Alquran untuk berbicara
mikir dan peneliti pendidikan Islam) secara langsung menyangkut problem
harus peduli dengan kajian-kajian yang yang dihadapi atau dialami masyarakat-
bersumber pada Alquran dan sunnah. nya. Melalui maudhû'i yakni judul yang
Bila dilihat kepada kecenderungan ke- ditetapkan, sang penafsir dapat meng-
banyakan ilmuwan saat ini, memang ajukan pertanyaan-pertanyaan yang ter-
kajian-kajian qurani dan hadisi tidak be- lintas di dalam benaknya, dan dengan
gitu menarik. Akan tetapi perlu disadari demikian dapat diterapkan apa yang di-
bahwa bila ilmuwan muslim tidak ter- anjurkan oleh Sayyidina A1i r.a:
tarik lagi meneliti Alquran dan hadis, Istanthiq A1-Qur’an (Persilakanlah Al-
maka perkembangan keilmuan Islam ter- quran berbicara) (Shihab, 1998: xiii).
masuk pendidikan Islam akan terlihat Dari beberapa paparan di atas
kering dari nuansa-nuansa islami. Feno- dapat dipahami bahwa pendekatan tafsir
mena tersebut telah banyak kelihatan tematik (al-tafsîr al-maudhû'i) dapat
dalam tulisan-tulisan tentang pendidikan bahkan sangat baik digunakan dalam
Islam. Seorang penulis kadang-kadang upaya pengembangan pemikiran pen-
menggunakan ayat dan hadis hanya se- didikan Islam. Untuk melaksanakannya,
batas legitimasi terhadap teori-teori atau penafsir tematik perlu membekali diri
konsep-konsep pendidikan Barat yang dengan wawasan seputar metode tafsir
diagung-agungkan. tematik seperti persyaratan dan langkah-
Keempat, persoalan pendidikan langkah pelaksanaannya. Untuk men-
Islam merupakan hal yang selalu hidup dapatkan hasil yang optimal, penafsir
dalam masyarakat muslim. Pemikiran bukan saja harus menguasai metodologi
tentangnya selalu dinamis. Dinamika pe- melainkan juga harus mengikhlaskan
mikiran dalam pendidikan Islam harus niat karena Allah karena Alquran adalah
terkendali dan harus mendapat bimbing- kitab suci yang bermukjizat. Dengan
an dari wahyu. Oleh sebab itu, pendekat- sikap yang angkuh dan takabur, hidayah
Bukhari Umar, Pengembangan Pemikiran Pendidikan Islam… 102

Alquran akan sulit diperoleh kendatipun metode ini, peneliti akan menemukan
seorang itu berusaha menggapainya. berbagai konsep pendidikan yang me-
liputi berbagai faktor pendidikan Islam
berdasarkan petunjuk wahyu. Sesuai de-
PENUTUP ngan prosedur penelitian tafsir tematik,
Pemikiran pendidikan Islam harus hadis-hadis yang relevan dan hasil ijti-
dikembangkan dengan berbagai metode had pakar pendidikan juga diikutsertakan
termasuk metode tafsir tematik. Tanpa dalam membahas dan menjelaskan kon-
mengabaikan metode-metode lain, meto- sep pendidikan dalam Alquran. Dengan
de tafsir tematik sangat dibutuhkan da- demikian, lahirlah konsep yang utuh
lam menggali dan merumuskan konsep tentang suatu masalah pendidikan Islam.
pendidikan Islam. Dengan menggunakan

DAFTAR RUJUKAN

Afzalurrahman, 2006. Indeks Alquran, Marâghiy, Ahmad Muşthafa, 1992.


Terjemahan Ahsin W. Al-Hafidz, Tafsîr al-Marâghiy, juz 21, Ter-
Jakarta: Bumi Aksara, cet. ke-3 jemahan K. Anshori Umar
Al-Farmawi, Abd al-Hayy, 1994. Me- Sitanggal dkk., (Semarang: Toha
tode Tafsîr Mawdhû'iy: Sebuah Putra, cet. ke-2
Pengantar,Terjemahan Suryan A. Nizar, Samsul, 2001. Pengantar Dasar-
Jamrah, Judul Asli, "Al-Bidâyah Fi dasar Pemikiran Pendidikan
al-Tafsîr al-Mawdhû'iy: Dirâsah Islam, Jakarta: Gaya Media Pra-
Manhajiyah Mawdhû'iyah", Jakar- tama
ta: PT RajaGrafindo Persada, Cet. Shihab,M.Quraish, 2009. Membumikan
ke-1 Al-Quran, Fungsi dan Peran
Hâkim, Al-Mustadrak 'alâ al-Shahîhayn, Wahyu dalam Kehidupan Masya-
juz 5, h. 104 dalam Al-Maktabah rakat, Bandung: Mizan, , cet. ke-3,
al-Syâmilah _____,1998. Wawasan Al-Quran Tafsir
Idris, Jamaluddin, Kompilasi Pemikiran Maudhu'i atas Pelbagai Perseolan
Pendidikan, Banda Aceh: Taufi- Umat, Bandung: Mizan, Cet ke7
qiyahh Sa'adah, , cet. Ke-1 As-Syaibany, Omar Mohamad Al-
Jalaluddin dan Usman Said, 1994. Toumy, 1979. Falsafah Pendidik-
Filsafat Pendidikan Islam Konsep an Islam, Terjemahan Hasan
dan Perkembangan Pemikirannya, Langgulung, Jakarta: Bulan Bin-
Jakarta: RajaGrafindo, cet. ke-1 tang, Cet. ke-1
Langgulung, Hasan, 1980. Beberapa Umar, Bukhari, 2009. Pemikiran Pen-
Pemikiran tentang Pendidikan didikan Islam, Batusangkar,
Islam, Bandung: al-Ma’arif STAIN Batusangkar Press.

Anda mungkin juga menyukai