Anda di halaman 1dari 7

JURNAL AGHINYA STIESNU BENGKULU Upaya Penerapan Teknik Membaca Kritis Dalam

Volume 4 Nomor 1 Januari 2021 Meningkatkan Aktivitas dan Kemampuan


E-ISSN 2621-8348 Memahami Artikel Berita di Media Massa
Welti Wediasti

UPAYA PENERAPAN TEKNIK MEMBACA KRITIS


DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN
MEMAHAMI ARTIKEL BERITA DI MEDIA MASSA

Abstrak Welti Wediasti


Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk (1) STIESNU BENGKULU
mengetahui apakah penerapan teknik membaca kritis dapat E-mail: welti@stiesnu-
meningkatkan aktivitas dan kemampuan memahami artikel bengkulu.ac.id
berita di media massa siswa kelas II SMP Negeri 4 Bengkulu,
dan (2) menentukan langkah-langkah yang tepat dalam
menerapkan teknik membaca kritis guna meningkatkan
aktivitas belajar dan kemampuan siswa dalam memahami
artikel berita pada media massa. Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Bengkulu, sedangkan objeknya
adalah upaya guru dalam meningkatkan aktivitas belajar dan
kemampuan siswa dalam memahami artikel berita pada media
massa. Pengumpulan data aktivitas belajar dilakukan dengan
pemantauan dan prestasi belajarnya digunakan tes. Untuk
melengkapi data utama dilakukan wawancara dengan siswa
setelah proses pembelajaran selesai. Hasil pemantauan dan
wawancara dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif.
Hasil tes dianalisis dengan menggunakan penskoran dan
penilaian ketuntasan belajar. Simpulan dari hasil penelitian ini
adalah pengupayaan penerapan teknik membaca kritis dapat
meningkatkan aktivitas belajar dan berpengaruh terhadap
peningkatakan prestasi belajarnya. Nilai rata-rata aktivitas
belajar secara klasikal pada pratindakan 6, 4 (kategori cukup),
tindakan I 6,8 (kategori cukup), dan tindakan II 7,8 (kategori
hampir baik), sedangkan nilai prestasi belajarnya pada
pratindakan 6,80 (kategori cukup), tindakan I 70,00 (kategori
lebih dari cukup), dan tindakan II 8,15 (kategori baik).
Peningkatan nilai aktivitas dari pratindakan sampai dengan
tindakan II adalah 1,4 dan prestasi belajarnya 1,30. Oleh karena
itu, hasil temuan ini dapat direkomendasikan kepada guru-guru
bahasa Indonesia SMP Negeri 4 Bengkulu sebagai satu
alternatif dalam mengupayakan penerapan teknik membaca
kritis guna meningkatkan aktivitas dan prestasi belajarnya.
Setidak-tidaknya dapat dijadikan refrensi dalam upaya
meningkatkan aktivitas dan prestasi belajarnya dalam
memahami bacaan, khususnya pada artikel di media massa.
Kata kunci : tenik membaca, membaca kritis, aktivitas,
prestasi belajar, artikel berita.

PENDAHULUAN
Membaca merupakan satu di antara aspek peserta didik mengikuti pendidikan formal di
keterampilan berbahasa, yang diajarkan sejak bangku sekolah. Pada dasarnya, membaca

32
JURNAL AGHINYA STIESNU BENGKULU Upaya Penerapan Teknik Membaca Kritis Dalam
Volume 4 Nomor 1 Januari 2021 Meningkatkan Aktivitas dan Kemampuan
E-ISSN 2621-8348 Memahami Artikel Berita di Media Massa
Welti Wediasti

merupakan suatu proses kegiatan mengamati bacaan Pengajaran membaca kritis merupakan
untuk memperolah pesan yang hendak disampaikan strategi membaca yang bertujuan untuk memahami
oleh penulis. Pengajaran membaca yang diberikan isi bacaan berdasarkan penilaian yang rasional lewat
pada siswa SMP tidak hanya sekedar kegiatan keterlibatan yang lebih mendalam dengan pikiran
memandangi dan menyuarakannya, melainkan harus penulis dan merupakan analisis yang dapat
mampu memaknai lambang-lambang bahasa dihandalkan (Sujana, 1988 : 23). Dalam membaca
tersebut. Oleh karena itu, para pelajar haruslah kritis dikenal tiga cara, yaitu: (1) Membaca baris,
dibantu untuk menanggapi atau memberi responsi adalah membaca baris demi baris untuk dapat
terhadap lambang-lambang visual, yang memahami arti kata-kata setiap baris; (2) Membaca
menggambarkan tanda-tanda oditori yang sama, dan di antara baris, mempunyai pengertian menganalisis
yang telah mereka tanggapi sebelumnya. (Tarigan, maksud penulis yang sebenarnya; (3) Membaca di
1983 : 8). Artinya, kegiatan membaca merupakan luar baris, bertujuan mengevaluasi dan memahami
proses penyandian kembali dan penafsiran sandi hal-hal yang perlu diaplikasikan dalam membaca
berupa lambang bahasa agar dapat dipahami maksud kritis, pembaca akan dapat melakukan kegiatan
atau isi yang terkandung di dalamnya. Kegiatan ini membaca dalam waktu singkat, namun memperoleh
dimulai dari mengenali huruf, kata, frase, kalimat, informasi yang lengkap dan benar. Untuk mencapai
paragraf, dan wacana serta menghubungkan bunyi keberhasilan dalam membaca kritis, maka pembaca
bahasa dengan maksudnya. harus terus berlatih sampai pembaca benar-benar
memperoleh informasi yang benar, baik yang
Pada tingkat yang lebih tinggi, kegiatan
tersurat maupun tersirat dalam wacana yang
membaca mengharuskan pembaca untuk mampu
dibacanya. Bahan bacaan yang dapat digunakan
memahami, menerima, menolak dan meyakini
latihan membaca kritis, bisa berupa wacana apa saja,
pendapat yang dikemukakan oleh penulis. Pada
seperti artikel, cerita, dialog, karya ilmiah populer,
tingkat ini, pembaca tidak hanya memahami apa
termasuk karya ilmiah.
yang tersurat, tetapi juga harus mampu
menghubungkan kemungkinan maksud penulis Berdasarkan pengalaman peneliti pada saat
berdasarkan pengalaman pembaca. Di samping itu, Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri
pengetahuan mengenai teknik-teknik membaca 4 Bengkulu, menemukan kenyataan bahwa
sangat perlu dipahami oleh pembaca, agara isis atau kemampuan siswa memahami isi bacaan masih
makna yang terkandung di dalam bacaan dapat rendah. Kenyataan ini besar kemungkinannya
dipahami secara tepat, terutama dalam membaca karena siswa tidak memiliki pengetahuan yang
kritis. memadai dalam memahami isi bacaan atau bahan
ajar yang dipilih guru tidak cocok dengan tingkat
Membaca kritis sering juga disebut
keterbacaan dan tingkat kesesuaian dengan umur
membaca kreatif atau interpreatatif. Dalam
siswa. Maka dari itu diperlukan solusi untuk
membaca kritis, pembaca dituntut agar dapat
mengatasi/menangani masalah tersebut agar tujuan
memahami maksud penulis, organisasi dasar tulisan,
pengajaran membaca kritis dapat dicapai sesuai
menilai penyajian penulis, menerapkan prinsip-
dengan harapan.
prinsip membaca kritis, dan prinsip-prinsip penilaian
bahan bacaan (Tarigan : 1983 : 90). Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan
tersebut, maka penulis merasa perlu untuk melakuka
penelitian yang berjudul Upaya Penerapan Teknik

33
JURNAL AGHINYA STIESNU BENGKULU Upaya Penerapan Teknik Membaca Kritis Dalam
Volume 4 Nomor 1 Januari 2021 Meningkatkan Aktivitas dan Kemampuan
E-ISSN 2621-8348 Memahami Artikel Berita di Media Massa
Welti Wediasti

Membaca Kritis dalam Meningkatkan Aktivitas dan memahami isi artikel berita. Hasil tes siswa
Kemampuan Memahami Artikel Berita di Media dianalisis dengan menggunakan penskoran dan
Massa dengan tujuan apakah teknik membaca kritis penilaian serta ketuntasan belajar berdasarkan
dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas VIII kurikulum 94 (Pedoman Penilaian Depdikbud
SMP Negeri 4 Bengkulu dalam memahami artikel 1994).
berita di media massa dan untuk menemukan
Pemantauan aktivitas pembelajaran, ada
langkah-langkah yang tepat dalam memahami
lima komponen yang di nilai secara klasikal terhadap
artikel berita tersebut. Diharapkan hasil penelitian
aktivitas siswa selama proses belajar-mengajar
ini akan bermanfaat bagi dosen, guru, dan siswa
berlangsung. Selanjutnya, untuk melengkapi data
SMP Negeri 4 Bengkulu dalam pembelajaran
utama dilakukan wawancara dengan siswa mengenai
membaca kritis.
kegiatan pembelajarannya. Hasil penelitian
METODE PENELITIAN dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan
pada siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Bengkulu pada
Semester 2 tahun ajaran 2017/2018. Jumlah subjek HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
penelitian ini seluruhnya 40 orang, sedangkan Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan
objeknya adalah penerapan teknik membaca kritis mengadakan refleksi awal, guna mendapatkan
dalam upaya meningkatkan aktivitas dan gambaran yang objektif tentang kemampuan siswa
kemampuan siswa dalam memahami artikel berita di memahami artikel berita. Sebelum diberikan tes
media massa. Penelitian tindakan kelas sebenarnya kemampuan memahami isi artikel berita, siswa
adalah penelitian yang terdiri atas siklus-siklus ditugaskan membaca dan mencermatinya sesuai
sampai ditemukan alternatif terbaik dalam proses arahan guru. Setelah itu, siswa masih diberikan
pembelajaran, tetapi pada penelitian ini kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum
dilaksanakan dalam 2 siklus selama satu semester dipahaminya. Ternyata, hasil tes prestasi belajarnya
wulan. Rancangan tindakan tiap siklus terdiri atas baru mencapai nilai rata-rata 6,80 (kategori cukup)
empat tahapan, yaitu : perencanaan, tindakan, dan aktivitas belajarnya mencapai nilai rata-rata 6,4
observasi, evaluasi, dan refleksi. (kategori cukup). Berdasarkan hasil refleksi inilah
dilakukan penelitian tindakan kelas ini.
Data penelitian ini dikumpulkan melalui tes
hasil belajar, pemantauan aktivitas pembelajaran, Hasil Tindakan I
dan wawancara. Tes dilakukan untuk mengetahui Penilaian terhadap aktivitas belajar siswa
prestasi siswa dalam memahami artikel berita di dinilai secara klasikal. Aspek yang dinilai terdiri dari
media massa, yang materinya diarahkan mulai dari lima komponen dan hasilnya disajikan dalam tabel
pemahaman kalimat dalam paragraf sampai dengan berikut.

34
JURNAL AGHINYA STIESNU BENGKULU Upaya Penerapan Teknik Membaca Kritis Dalam
Volume 4 Nomor 1 Januari 2021 Meningkatkan Aktivitas dan Kemampuan
E-ISSN 2621-8348 Memahami Artikel Berita di Media Massa
Welti Wediasti

Tabel 1. Nilai Aktivitas Siswa pada Siklus I

No Aktivitas Nilai Kategori


1 Partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran 7 Lebih dari cukup
2 Respons siswa terhadap uraian guru 7 Lebih dari cukup
3 Respons siswa tehadap uraian teman 7 Lebih dari cukup
4 Kegiatan siswa dalam berdiskusi 6 Cukup
5 Ketekunan siswa selama pembelajaran 7 Lebih dari cukup
Jumlah 34
Rata-rata 6,8 Cukup

Hasil pengamatan peneliti terhadap aktivias kemungkinannya prestasi belajarnya menjadi


belajar siswa dicermati secara klasikal. Untuk meningkat.
komponen nomor 4 dikategorikan cukup atau secara
Prestasi siswa dalam memahami artikel
kuantitatif diberi nilai 6. Diberikannaya nilai 6
berita di media massa, dinilai dari 5 segi, antara lain
(enam), karena kegiatan berdiskusinya belum begitu
: (1) memahami kalimat dalam paragraf, (2)
bagus atau tidak terarah. Komponen yang lainnya
menentukan kalimat utama dan penjelas, (3)
seperti nomor 1, 2, 3 dan 5 dikategorikan lebih dari
menentukan gagasan, (4) menentukan tema, dan (5)
cukup atau secara kuantitatif masing-masing diberi
memahai isi artikel. Hasilnya dikemukakan dalam
nilai 7 (tujuh). Komponen ini perlu ditingkatkan
tabel berikut.
lagi, lebih-lebih komponen nomor empat. Dengan
meningkatnya aktivitas belajar siswa besar
Tabel 2. Nilai hasil Belajar Siswa pada Siklus I

No Nilai Predikat Jumlah siswa Prosentase


1 100 Istimewa 0 0,00 %
2 90 - 95 Sangat baik 0 0,00 %
3 80 - 85 Baik 7 17,50 %
4 70 - 75 Lebih dari cukup 18 45,00 %
5 60 - 65 Cukup 12 30,00 %
6 50 - 55 Tidak cukup 3 7,50 %
7 40 - 45 Kurang 0 0,00 %
8 30 - 35 Kurang sekali 0 0,00 %
9 20 - 25 Buruk 0 0,00 %
10 10 - 15 Buruk sekali 0 0,00 %
Jumlah 40 100 %

Pembelajaran dikatakan tuntas, jika secara wawancara dengan siswa, tampaknya masih banyak
individual sudah memperoleh nilai 6,5 ke atas dan siswa yang kesulitan dalam memahami konsep tema,
secara klasikal jika sudah mencapai 85% kalimat utama, gagasan, dan kekurangan waktu
mendapatkan nilai 6,5 ke atas. dalam mengerjakan soal. Di samping itu jumlah
anggota kelompok diskusi tidak banyak, berkisar 6
Hasil penelitian ini kalau dicermati secara
sampai 7 orang tiap kelompok.
klasikal sudah dapat dikatakan tuntas karena sudah
85% mencapai nilai rata-rata 6,5 ke atas, namun 1. Hasil Tindakan II
secara indivdual masih ada 3 orang siswa yang Pelaksanaan tindakan siklus II ini bersifat
belum tuntas hasil belajarnya. Berdasarkan hasil mempertahankan rancangan skenario siklus I yang

35
JURNAL AGHINYA STIESNU BENGKULU Upaya Penerapan Teknik Membaca Kritis Dalam
Volume 4 Nomor 1 Januari 2021 Meningkatkan Aktivitas dan Kemampuan
E-ISSN 2621-8348 Memahami Artikel Berita di Media Massa
Welti Wediasti

sudah efektif dan menambah kurangi tindakan yang kalimat utama, mengurangi jumlah orang dalam
tidak efektif. Tegasnya, konsepnya masih sama setiap kelompok diskusi, dan menambahkan waktu
dengan pembelajaran siklus I. Pada siklus ini dalam mengerjakan tes. Hasil yang dicapai dalam
dijelaskan kembali konsep membaca kritis, tema, siklus ini disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 3. Nilai Aktivitas Siswa pada Siklus II


No Aktivitas Nilai Kategori
1 Partisipasi siswa dalam mengikuti 8 Lebih dari cukup
pembelajaran
2 Respons siswa terhadap uraian guru 8 Lebih dari cukup
3 Respons siswa tehadap uraian temannya 8 Lebih dari cukup
4 Kegiatan siswa dalam berdiskusi 7 Cukup
5 Ketekunan siswa selama kegiatan 8 Lebih dari cukup
pembelajaran
Jumlah 34
Rata-rata 6,8 Cukup

Hasil pengamatan peneliti tehadap aktivitas rata 7,8 (kategori hampir baik). Peningkatan
siswa pada siklus ini, setiap komponen ada aktivitasnya ini dapat dinyatakan cukup berarti.
peningkatan dibandingkan aktivitas pembelajaran
Prestasi kemampuan siswa dalam
siswa pada Siklus I.
memahami artikel berita di media massa pada siklus
Pada Siklus I mencapai rata-rata 6,8 ini disajikan dalam tabel berikut.
(kategori cukup), sedangkan siklus II mencapai rata-
Tabel 4. Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus II
No Nilai Predikat Jumlah siswa Prosentase
1 100 Istimewa 0 0,00 %
2 90 - 95 Sangat baik 6 15,00 %
3 80 - 85 Baik 30 75,00 %
4 70 - 75 Lebih dari cukup 0 0,00 %
5 60 - 65 Cukup 4 10,00 %
6 50 - 55 Tidak cukup 0 0,00 %
7 40 - 45 Kurang 0 0,00 %
8 30 - 35 Kurang sekali 0 0,00 %
9 20 - 25 Buruk 0 0,00 %
10 10 - 15 Buruk sekali 0 0,00 %
Jumlah 40 100 %

Hasil penelitian ini kalau dicermati secara Pembahasan


klasikal adalah tuntas, karena pencapaian Pengajar (guru) dalam mengupayakan
prestasinya sudah mencapai 95% memperoleh nilai pembelajaran membaca kritis secara berkelompok
rata-rata 6,5 ke atas. Secara individual ada 2 orang dalam kaitannya memahami artikel berita di media
dari 40 siswa memperoleh nilai rata-rata 6,0 massa telah diaplikasikan dengan baik, sesuai
(kategori cukup). Kedua orang siswa ini tidak dapat dengan skenario yang telah ditetapkan.
dikatakan tidak berhasil karena sudah mencapai nilai
Ternyata, langkah-langkah pembelajaran ini
minimal.
dapat memotivasi meningkatnya aktivitas siswa

36
JURNAL AGHINYA STIESNU BENGKULU Upaya Penerapan Teknik Membaca Kritis Dalam
Volume 4 Nomor 1 Januari 2021 Meningkatkan Aktivitas dan Kemampuan
E-ISSN 2621-8348 Memahami Artikel Berita di Media Massa
Welti Wediasti

belajar. Dengan meningkatnya aktivitas siswa pembelajaran disampaikan guru dengan baik dan
belajar sangat berpengaruh terhadap peningkatan jelas, sehingga mudah dipahami siswa; (3) Jumlah
prestasi hasil belajarnya. anggota kelompok diskusi yang tidak terlalu banyak
dan dibimbing guru, maka diskusinya menjadi
Peningkatan aktivitas belajar siswa yang
efektif; dan (4) Guru tidak henti-hentinya memberi
dinilai dari lima komponen secara klasikal cukup
semanagt dan motivasi siswa pada saat pembelajaran
berarti, demikian juga halnya dengan prestasi belajar
berlangsung.
yang dicapainya.
Berdasarkan temuan penelitian ini, maka
Pada refleksi awal, yaitu dalam pratindakan
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
nilai rata-rata aktivitasnya 6,4 (kategori cukup)
memahami artikel berita di media massa sangat perlu
dengan prestasi belajarnya 6,80 (kategori cukup).
mengupayakan peningkatan aktivitas belajar siswa.
Pada tindakan I nilai rata-rata aktivitasnya 6,8
Apabila aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan
(kategori cukup) dan prestasi belajarnya 7,00
besar kemungkinannnya prestasi belajarnya akan
(kategori cukup). Sekali pun nilai aktivitas dan
meningkat. Oleh karena itu, temuan penelitian ini
prestasi belajarnya masih dalam kategori cukup,
dapat dijadikan salah satu alternatif untuk
tetapi secara kuantitas sudah ada peningkatan sekitar
meningkatkan kemampuan memahami bacaan pada
0,4. Pada tindakan II atau terakhir nilai rata-rata
umumnya, dan khususnya artikel berita yang
aktivitasnya mencapai 7,8 (kategori hampir baik)
diterbitkan di media massa.
dan prestasi belajarnya mencapai 8,15 (kategori
baik). Kalau dibandingkan pencapaian aktivitas dan PENUTUP
prestasi belajarnya antara pratindakan dan tindakan Berdasarkan temuan dalam penelitian ini,
II, terjadi peningkatan untuk aktivitas belajarnya 1,4 dapat disimpulkan bahwa pengupayaan teknik
dan prestasi belajarnya meningkat 1,30. Jika dilihat membaca kritis dapat meningkatkan aktivitas dan
dari segi ketuntasan belajar, pembelajaran pada hasil belajar siwa kelas VIII SMP Negeri 4 Bengkulu
tindakan II ini sudah dapat dikatakan tuntas, karena dalam memahami artikel berita di media massa.
dari 40 orang siswa, 38 orang (95 %) nilainya sudah Peningkatan aktivitas dan prestasi belajarnya dari
di atas rata-rata 6,5 dan hanya 2 orang siswa (5%) pratindakan sampai dengan tindakan II (terakhir)
baru mencapai rata-rata 6,0 (kategori cukup). Kedua adalah aktivitasnya mencapai peningkatan rata-rata
anak ini tidak dapat dikatakan tidak berhasil karena 1,4 dan prestasi belajarnya meningkat rata-rata 1,30.
sudah mencapai nilai minimal. Peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa
tidak terlepas dengan usaha guru dalam
Penyebab meningkatnya prestasi belajar
mengupayakan pembelajaran teknik membaca kritis.
siswa kelas II SMP Negeri 4 Bengkulu dalam
Langkah-langkah yang ditempuhnya adalah
memahami artikel berita di media massa, dapat
menyederhanakan materi yang sulit menjadi mudah,
dinyatakan didasari dengan adanya peningkatan
pembelajarannya diaplikasikan dalam wujud diskusi
aktivitas belajarnya. Dalam mengupayakan
kelompok-kelompok kecil, dan guru tidak henti-
peningkatan aktivitas siswa, banyak cara yang
hentinya memotivasi siswa sehingga aktivitasnya
ditempuh dan diusahakan guru. Cara-cara tersebut,
menjadi meningkat. Peningkatan aktivitas
antara lain: (1) Materi yang diiktiarkan guru
belajarnya sangat berpengaruh terhadap peningkatan
disesuaikan dengan tingkat keterbacaan dan
prestasi belajarnya. Ini berarti, dengan
kesesuaian kemampuan siswa; (2) Materi
meningkatnya aktivitas belajar siswa sangat besar

37
JURNAL AGHINYA STIESNU BENGKULU Upaya Penerapan Teknik Membaca Kritis Dalam
Volume 4 Nomor 1 Januari 2021 Meningkatkan Aktivitas dan Kemampuan
E-ISSN 2621-8348 Memahami Artikel Berita di Media Massa
Welti Wediasti

kemungkinannya prestasi belajarnya akan Winarso. S. 1984. Pengantar Interaksi Belajar


meningkat. Mengajar. Bandung : Tarsito

Sehubungan dengan ini, direkomendasikan


kepada : (1) Guru-guru bahasa Indonesia di SMP
Negeri 4 Bengkulu, agar temuan ini dapat dijadikan
salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan
pembelajaran memabca kritis, setidak-tidaknya
dapat dijadikan refresinya, dan (2) Para peneliti
lainnya, diharapkan dapat menindak lanjuti temuan
penelitian ini, dengan melakukan kajian yang lebih
mendalam guna pengembangan dan kesempurnaan
proses pembelajaran membaca.

DAFTAR PUSTAKA

Ambary Abdullah, 1983. Intisari Tata Bahasa


Indonesia Untuk SLTP. Bandung :
Djatmika.
Depdikbud. 1986. Petunjuk Pelaksanaan Penilaian.
Jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Deptikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar,
GBPP Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
Jakarta. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Deptikbud, 1996. Petunjuk Teknis Pengajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Harja Sujana, Ahmad, S. et. al. 1988. Membaca.
Jakarta : Karunia.
Haryadi dkk. 1997. Peningkatan Keterampilan
Berbahasa Indonesia. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Oka, I Gusti Ngurah. 1983. Pengantar Membaca
dan Pengajarannya. Surabaya : Usaha
Nasional.
Syamsuddin. H, 1997. Studi Wacana Bahasa
Indonesia. Jakarta : Depdikbud, Bagian
Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.
Tampubolon, DP. 1987. Kemampuan Membaca
Efektif dan Efisien. Bandung : Angkasa.

38

Anda mungkin juga menyukai