Anda di halaman 1dari 40

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN - INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Kajian Konsep Integrasi Tarif Angkutan


Umum Massal di Wilayah Jabodetabek
SOFYAN TRIANA ( 3 5 0 1 5 3 0 4 )
P ROMOTOR:
P ROF. AD E SJAFRU D D IN , IR., M.SC ., P H.D.
PROF. RU DY HERMAWAN KARSAMAN , IR., M.SC ., P H.D
P ROF. D R. SU DARSO KAD ERI WIRYON O, IR., D EA .
Background of the Research
Latar Belakang (Pendahuluan)
a. Ibukota DKI Jakarta merupakan Pusat Pemerintahan Negara Indonesia
dengan sedang dalam tahap pengembangan fasilitas beberapa moda
Transportasi Massal
b. Kemacetan, Issue lingkungan dan penggunaan energi (BBM)
c. Kinerja Angkutan Massal di wilayah Jabodetabek saat ini
d. Belum adanya Konsep peng-Integrasi-an tarif angkutan umum massal untuk
negara Indonesia
e. Peningkatan kinerja angkutan umum massal dengan meningkatkan jumlah
pengguna angkutan umum massal
Background of the Research
Latar Belakang (Pendahuluan)
f. Reduksi tarif angkutan umum
Integrasi antar moda memiliki banyak kelebihan, salah satunya adalah tarif
pelayanan yang dapat direduksi melalui mekanisme integrasi tarif (May dan
Roberts, 1995), sehingga dapat meningkatkan jumlah pengguna angkutan
umum terintegrasi:
 Meningkatkan jumlah pengguna moda angkutan umum sebesar Kota New
York, USA, 12% untuk subway dan 40% dengan busway (Taylor dan Carter,
1998; Hirsh et al, 2001, Sharaby dan Shiftan, 2012)
 Meningkatkan jumlah pengguna moda angkutan umum sebesar 24% di
Wina, Austria, Tahun 2001
Statement of The Research
Pertanyaan Penelitian (Pendahuluan)
a. Bagaimana Konsep Umum Integrasi Tarif Angkutan Massal di Kota lainnya di
wilayah Indonesia dapat dibentuk berdasarkan studi kasus Angkutan Massal di
Wilayah Jabodetabek ?
b. Variabel apa sajakah yang mempengaruhi cara penetapan dan penentuan
besaran tarif terintegrasi?

Cara Cara
Batasan Konsep Tarif
Karakteristik? Menganalisa Menyelesaikan
Konsep? Terintegrasi
Permasalahan? Permasalahan?

Integrasi Tarif Angkutan Massal


Objective of The Research
Tujuan Penelitian (Pendahuluan)
a. Skema integrasi tarif transportasi angkutan massal di wilayah Jabodetabek
b. Variabel yang mempengaruhi proses penetapan integrasi tarif dan
penentuan besaran tarif terintegrasi di wilayah Jabodetabek
c. Konsep perencanaan dan penerapan integrasi tarif transportasi angkutan
massal yang sesuai dengan kondisi Indonesia
Significance of The Research
Manfaat dan Pentingnya Penelitian (Pendahuluan)
a. Dapat diusulkan skema Integrasi tarif Angkutan Umum Massal (Penumpang)
di Jabodetabek bagi Operator angkutan massal yang terlibat (PT Transportasi
Jakarta - PT MRT Jakarta - PT KCI – PT Adhi Karya dan PT Jakarta Propertindo)
b. Dapat mengubah pola perjalanan (karena perubahan pola penggunaan
moda) karena integrasi tarif merupakan salah satu trigger agar penggunaan
angkutan umum massal di Ibukota Jakarta menjadi lebih menarik
(meningkatkan jumlah pengguna angkutan massal) bagi pelaku perjalanan
c. Dapat disusun Konsep Umum Intergrasi Tarif yang dapat digunakan oleh kota
besar lain di Indonesia yang akan menerapkan hal yang serupa.
Limitation of the Research (Spatial)
Batasan secara Ruang/Tempat (Pendahuluan)
a. Analisis dilakukan pada angkutan umum massal di wilayah Jabodetabek, yaitu
Busway - Commuter Line - MRT - LRT
b. Jaringan transportasi angkutan umum massal mengikuti jaringan transportasi
eksisting dan rencana yang telah ditetapkan
c. Waktu awal beroperasinya angkutan umum massal yang terintegrasi adalah
pada awal Tahun 2020
d. Setiap Moda Angkutan Umum Massal yang beroperasi dianggap telah sesuai
dengan standar pelayanan minimum angkutan.
Limitation of the Research (Concept & Method)
Ruang Lingkup (Pendahuluan)
a. Integrasi yang dianalisis adalah fokus pada Integrasi Tarif
Titik berat analisis integrasi tarif angkutan massal di wilayah Jabodetabek meliputi konsep,
peta permasalahan, metode analisis penentuan tarif terintegrasi
b. Melakukan proses optimasi dari beberapa variabel penentu besaran tarif terintegrasi
(Pendapatan operator, keuntungan pengguna, ridership, subsidi)
c. Demand, pengguna angkutan massal yang beroperasi menggunakan data studi terdahulu
terkait rencana pengoperasian Commuter Line, Busway Transjakarta, LRT dan MRT
d. Proses Bisnis (Business Plan) setiap moda angkutan umum massal yang akan di-integrasi-kan
untuk perhitungan operational cost dan provit sharing
e. Melakukan analisis revealed preference untuk menentukan jumlah pengguna angkutan
massal yang ada di titik integrasi angkutan massal eksisting (Jakarta Kota, Tanjung Priok,
Juanda, Manggarai, Kebayoran, Tebet, Cawang dan Jatinegara)
f. Melakukan analisis stated preference untuk menentukan besaran pengguna baru angkutan
massal berdasarkan atribut biaya, waktu dan headway dibandingkan dengan pergerakan non
angkutan massal
Literatur Review
Studi Pustaka
Konsep Integrasi Tarif Angkutan Umum Massal

Tarif = Harga satuan jasa (KBBI) Angkutan Umum Massal = Moda transportasi yang
Konsep = Rancangan, ide Integrasi = Pembauran
Sejumlah harga yang harus dibayar didesain untuk memindahkan jumlah penumpang
yang diabstrakkan dari hingga menjadi satu
untuk memperoleh pelayanan/jasa yang sangat besar dari suatu area asal pada waktu
peristiwa kongkrit (KBBI) kesatuan yang utuh (KBBI)
(Kotler, 2000) yang bersamaan (Vuchnic, 2005).

Biaya Investasi

Biaya Operasional
Integrasi Integrasi Integrasi
Kelembagaan Fisik Tarif Demand Pergerakan

Subsidi

Keuntungan

LRT METRO
BRT
9
Badan Usaha Angkutan
Umum Massal
Peraturan Teknis Perhitungan Biaya Operasional Angkutan
Biaya Investasi Bus dan Angkutan Rel:
a. PM no 89 Tahun 2002 (Mekanisme Penetapan Tarif dan
Demand Angkutan Formula Perhitungan Biaya Pokok Angkutan Penumpang
Mobil Bus Umum Kelas Ekonomi
b. PM no. 64 Tahun 2016 tentang Pedoman Perhitungan dan
Biaya Operasional Penetapan Tarif Angkutan Orang dengan Kereta Api
c. Pergub DKI Jakarta no. 35 Tahun 2014 tentang Standar
Subsidi Pelayanan Minimal Unit Pengelola Transjakarta-Busway

Keuntungan

Peraturan Teknis mengenai Subsidi:


a. Permenhub No. 35 Tahun 2016 Tentang Tarif Besaran Keuntungan yang diterima
Angkutan Orang Dengan Kereta Api Pelayanan secara wajar oleh Penyedia Jasa
Kelas Ekonomi Untuk Melaksanakan Kewajiban Angkutan Umum tercantum dalam
Pelayanan Publik peraturan Teknis Perhitungan Biaya
b. KM No. 60 Tahun 2007 tentang Pemberian Operasional Angkutan Bus dan Angkutan
Subsidi Angkutan Penumpang Umum di Jalan Rel.
Proses Pembentukan c. Perda DKI Jakarta no. 4 Tahun 2014 tentang
Tarif Angkutan Umum Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah
Perseroan Terbatas Transjakarta
10
Stated Preference & Revealed Preference
Revealed Preference Stated Preference
Pemilihan moda bersifat hipotesis
Pemilihan moda sesuai dengan
terhadap perbandingan atribut moda
Informasi kondisi aktual/atribut aktual (mis:
yang diteliti (perbedaan tarif, waktu,
Tarif dan waktu)
headway)
Alternatif kondisi eksisting dan non
Alternatif Tidak ada pilihan alternatif
eksisting
Untuk mengetahui jumlah Untuk mengetahui pilihan pelaku
pergerakan antar moda yang perjalanan dalam menentukan moda
Kegunaan
terjadi saat ini di setiap titik yang digunakan antara moda angkutan
integrasi angkutan massal massal dan moda non angkutan massal
Biaya/Tarif, waktu perjalanan,
Atribut Eksisting
headway/frekuensi
Analisis lanjutan Profil/besaran Model Logit Selisih atau Nisbah
Posisi Penelitian
 Berdasarkan penelitian terdahulu, Schöbel, A., 2004 dilakukan untuk mengembangkan teori
matematika dan alat visualisasi untuk mengevaluasi dampak perubahan tarif. Teori
matematika tersebut adalah Proses optimasi besaran tarif dengan memperhatikan deviasi
antara besaran tarif eksisting dengan besaran tarif baru dengan sistem zona tarif dengan
maksud agar besaran tarif yang akan diberlakukan dapat diterima oleh pengguna angkutan
massal.
 Tujuan tersebut adalah merancang sedemikan rupa zona tarif agar besaran tarif lama memiliki
deviasi sekecil mungkin dengan besaran tarif baru
 Proses perencanaan sistem zona tarif terintegrasi adalah melakukan perancangan zona tarif
dengan mempertimbangkan besaran tarif referensi (yaitu besaran tarif jarak).
Posisi Penelitian
Berdasarkan penelitian terdahulu (Schöbel, 2004) dapat diusulkan penentuan Konsep
Penentuan Tarif Terintegrasi akan dipengaruhi oleh:
 Struktur Jaringan Transportasi Angkutan Massal Terintegrasi
 Permintaan/Demand Pergerakan (Ridership)
 Pendapatan Operator
 Keuntungan Pengguna Angkutan Umum Eksisting
 Besaran Subsidi
 Pengguna angkutan umum baru yaitu pelaku perjalanan yang beralih dengan menggunakan
Angkutan Massal Terintegrasi berdasarkan rencana preferensi yang akan diterapkan terkait
biaya, waktu dan headway/frekuensi.
Posisi Penelitian
Penentuan Fungsi Objektif dalam Penentuan Besaran Tarif Terintegrasi:
 Memaksimumkan Pendapatan Operator
 Memaksimumkan Keuntungan Pengguna (Penghematan Biaya Pergerakan)

Variabel pengaruh yang akan dioptimasikan:


 Minimasi Besaran Tarif Terintegrasi
 Minimasi Besaran Subsidi
 Maksimasi Ridership (Jumlah pengguna angkutan massal yang melakukan perjalanan dengan
angkutan massal)
Research Methodology
Bagan Alir Penelitian
Research Methodology
Bagan Alir Penelitian
Framework Analysis
Research Methodology
Framework Analysis
Research Methodology

*)Schobel, A (2004)
Design of Zone Tariff System in Public
Transportation
Simulasi Optimasi
Kondisi Eksisting

MAT Penumpang Bus dan Kereta (org/jam)


Oi/Dd A B C D E F G H Oi
A - 200 300 250 400 10 15 4 1.178
B 100 - 150 200 250 15 30 33 778
C 150 100 - 150 200 22 48 70 741
D 250 200 150 - 100 29 67 137 933
E 350 250 200 100 - 75 100 200 1.275
F 6 10 15 19 50 - 100 150 351
G 4 7 12 17 200 100 - 50 390
H 0 4 8 13 150 100 50 - 325
Dd 861 771 835 749 1.350 351 409 644 5.971
Simulasi Optimasi
Kondisi Eksisting
Matrik Tarif Penumpang Bus dan Kereta (Rupiah/penumpang)

Matrik Pendapatan Bus dan Kereta (Rupiah)


Pada kondisi eksisting
diperoleh pendapatan setiap
operator adalah:
 Operator Commuter Line
Rp 25.342.306,- (64,3%)
 Operator Bus Transjakarta
Rp 14.054.807,- (35,7%)
Simulasi Optimasi
Single Fare
 Berdasarkan Peraturan Menteri 69
Tahun 2014 Pedoman Perhitungan
dan Penetapan Tarif Angkutan
Orang dengan Kereta Api) maka
tarif Commuter Line adalah Rp
453,-/penumpang/km (subsidi
sebesar Rp 314,-/penumpang/km)
 Berdasarkan Peraturan Menteri no.
89 Tahun 2002) maka tarif Bus
Transjakarta adalah Rp 966,-
/penumpang/km (subsidi sebesar
Rp 577,-/penumpang/km)
Simulasi Optimasi
Single Fare
Besaran Tarif Rencana berdasarkan tarif eksisting
Kondisi diji wiji
Max 6.500 400
Min 2.500 1
diji -diji 4.000

Cmax = Rp 6.499,-/pnp/km  Z1
C1 = Rp 3.500 ,-/pnp/km  Z2
C2 = Rp 3.182 ,-/pnp/km  Z3
Simulasi Optimasi
Single Fare
D – Z1 D – Z3
Oi/Dd A B C D E F G H Oi/Dd A B C D E F G H
A - - 3.999 - 3.999 - 3.999 - 3.499 1 1 1 A - - 682 - 682 - 682 - 182 3.318 3.318 3.318
B - 3.999 - - 3.999 - 3.999 - 3.999 1 1 1 B - 682 - - 682 - 682 - 682 3.318 3.318 3.318
C - 3.999 - 3.999 - - 3.999 - 3.999 1 1 1 C - 682 - 682 - - 682 - 682 3.318 3.318 3.318
D - 3.999 - 3.999 - 3.999 - - 3.999 1 1 1 D - 682 - 682 - 682 - - 682 3.318 3.318 3.318
E - 3.499 - 3.999 - 3.999 - 3.999 - - 2.999 - 2.999 - 2.999 E - 182 - 682 - 682 - 682 - 318 318 318
F 1 - 499 - 499 - 499 - 2.999 - - 2.999 - 2.999 F 3.318 2.818 2.818 2.818 318 - 318 318
G 1 - 499 - 499 - 499 - 2.999 - 2.999 - - 2.999 G 3.318 2.818 2.818 2.818 318 318 - 318
H 1 - 499 - 499 - 499 - 2.999 - 2.999 - 2.999 - H 3.318 2.818 2.818 2.818 318 318 318 -

D – Z2
Oi/Dd A B C D E F G H
A - - 1.000 - 1.000 - 1.000 - 500 3.000 3.000 3.000
B - 1.000 - - 1.000 - 1.000 - 1.000 3.000 3.000 3.000
C - 1.000 - 1.000 - - 1.000 - 1.000 3.000 3.000 3.000 Partisi cmax c1 c2 Eksisting
D - 1.000 - 1.000 - 1.000 - - 1.000 3.000 3.000 3.000
E - 500 - 1.000 - 1.000 - 1.000 - - - -
0 6.449 3500 3.182 2500 - 6500
F 3.000 2.500 2.500 2.500 - - - -
G 3.000 2.500 2.500 2.500 - - - -
H 3.000 2.500 2.500 2.500 - - - - bmax 3.999 3.000 3.318 3.400
b1 19,96 8,1 11,85 11,85
b2 70.620 35.052 41.153 43.033
Simulasi Optimasi
Single Fare (Contoh Perhitungan Pembagian Masing-Masing Operator)
Rupiah/pnp/km Rupiah/pnp/km TANPA SUBSIDI DENGAN SUBSIDI
Rata-Rata Jarak Tarif single tarif
Moda Tarif Bersubsidi by Tanpa Besar
Tarif Jarak Subsidi Tempuh Setiap Bersubsidi by KRL Bus (Tanpa single tarif
Jarak Maksimum Subsidi Subsidi
Pengguna (km) Jarak Rata- Subsidi)
Tarif KRL Rp 139 Rp 453 Rp 314 10,15 Rp 246 Rp 453 Rp 206 Rp 4.592 Rp 2.613 Rp 7.205 Rp 3.100

Tarif Bus Rp 389 Rp 966 Rp 577 5,77 Rp 606 Rp 966 Rp 360 Rp 9.802 Rp 5.576 Rp 15.378 Rp 11.300

MAT Penumpang Bus dan Kereta (org/jam)


Oi/Dd A B C D E F G H Oi
A - 200 300 250 400 10 15 4 1.178
B 100 - 150 200 250 15 30 33 778
C 150 100 - 150 200 22 48 70 741 Pendapatan dari Tiket Bus dan KRL (Rupiah)
D 250 200 150 - 100 29 67 137 933 Oi/Dd A B C D E F G H Jumlah
E 350 250 200 100 - 75 100 200 1.275
A - 700.000 1.050.000 875.000 1.400.000 35.000 52.500 14.000 4.126.500
F 6 10 15 19 50 - 100 150 351
B 350.000 - 525.000 700.000 875.000 56.000 105.000 119.000 2.730.000
G 4 7 12 17 200 100 - 50 390
C 525.000 350.000 - 525.000 700.000 80.500 171.500 248.500 2.600.500
H 0 4 8 13 150 100 50 - 325
D 875.000 700.000 525.000 - 350.000 105.000 234.500 483.000 3.272.500
Dd 861 771 835 749 1.350 351 409 644 5.971
E 1.225.000 875.000 700.000 350.000 - 262.500 350.000 700.000 4.462.500
F 24.500 38.500 52.500 70.000 175.000 - 350.000 525.000 1.235.500
G 14.000 28.000 45.500 59.500 700.000 350.000 - 175.000 1.372.000
H 3.500 14.000 31.500 45.500 525.000 350.000 175.000 - 1.144.500
Jumlah 3.017.000 2.705.500 2.929.500 2.625.000 4.725.000 1.239.000 1.438.500 2.264.500 20.944.000
Simulasi Optimasi
Single Fare (Contoh Perhitungan Pembagian Masing-Masing Operator)
Besaran Subsidi KRL (Rupiah)
Oi/Dd A B C D E F G H
A - 250.905 846.804 1.097.709 2.258.144 56.454 84.680 22.581
B 125.452 - 235.223 627.262 1.097.709 70.253 131.725 149.288
C 423.402 156.816 - 235.223 564.536 64.922 138.311 200.410
D 1.097.709 627.262 235.223 - 125.452 37.636 84.053 173.124
E 1.975.876 1.097.709 564.536 125.452 -
F 39.518 48.299 42.340 25.090
G 22.581 35.127 36.695 21.327
H 5.645 17.563 25.404 16.309

Besaran Subsidi Bus (Rupiah)


Oi/Dd A B C D E F G H
A 11.539 43.271 20.770
B 18.462 86.542 176.546
C 26.540 141.352 368.670
D 34.617 193.278 716.569
E - 86.542 288.474 1.038.506
F 8.077 12.693 17.308 23.078 57.695 - 173.084 605.795
G 11.539 23.078 37.502 49.041 576.948 173.084 - 115.390
H 5.193 20.770 46.733 67.503 778.880 403.864 115.390 -
Simulasi Optimasi
Single Fare (Contoh Perhitungan Pembagian Masing-Masing Operator)
Hasil Analisis Optimasi Tarif Terintegrasi Single Fare
Pendapatan Tiket (Rupiah) Besaran Subsidi (Rupiah) Pendapatan Total (Rupiah)
Besaran Tarif
Commuter Bus Commuter Bus Bus Jumlah
Terintegrasi Commuter Line
Line Transjakarta Line Transjakarta Transjakarta
Eksisting 11.238.000 7.803.000 15.319.567 6.574.516 26.557.567 14.377.516 40.935.083
Rp 3.100,- 13.051.816 5.498.584 15.661.015 6.721.651 28.712.830 12.220.235 40.933.066
Rp 3.182,- 13.397.057 5.644.031 15.317.683 6.574.294 28.714.741 12.218.325 40.933.066
Rp 3.500,- 14.735.921 6.208.079 13.986.227 6.002.838 28.722.148 12.210.917 40.933.066
Rp 6.499,- 27.151.987 11.438.829 1.638.858 703.392 28.790.845 12.142.221 40.933.066
Simulasi Optimasi
Multi Fare
 Berdasarkan Peraturan Menteri 69
Tahun 2014 Pedoman Perhitungan
dan Penetapan Tarif Angkutan
Orang dengan Kereta Api) maka
tarif Commuter Line adalah Rp
453,-/penumpang/km (subsidi
sebesar Rp 314,-/penumpang/km)
 Berdasarkan Peraturan Menteri no.
89 Tahun 2002) maka tarif Bus
Transjakarta adalah Rp 966,-
/penumpang/km (subsidi sebesar
Rp 577,-/penumpang/km)
Simulasi Optimasi
Multi Fare
Partisi cmax c1 c2 Inisial Awal
Zona 1 3.300 2.500 2.733 2.500
Zona 2 2.800 3.500 3.500 3.500

bmax 3.200 4.000 3.767 3.200


b1 1,12 4,76 2,81 1,12
b2 19.467 24.524 22.756 19.467

Hasil Analisis Optimasi Tarif Terintegrasi Multi Fare


Pendapatan Tiket (Rupiah) Besaran Subsidi (Rupiah) Pendapatan Total (Rupiah)
Besaran Tarif
Jumlah
Terintegrasi Commuter Line Bus Transjakarta Commuter Line Bus Transjakarta Commuter Line Bus Transjakarta

Inisial Awal 11.238.000 7.803.000 15.319.567 6.574.516 26.557.567 14.377.516 40.935.083


Cmax
14.245.342 8.382.458 12.808.083 5.497.183 27.053.425 13.879.641 40.933.066
3300/2800
C1 2500/3500 10.965.000 8.489.500 15.028.421 6.450.144 25.993.421 14.939.644 40.933.066
C2 2733/3500 12.228.079 8.856.621 13.887.780 5.960.585 26.115.859 14.817.206 40.933.066
Sistem Zona Jabodetabek
Multi Fare
Pada data asal tujuan eksisting, belum diperoleh jumlah pengguna angkutan massal 1
yang melanjutkan angkutan massal lainnya dalam suatu perjalanan, dikarenakan:
 Penggunaan kartu taping yang beragam
 Belum sepenuhnya menerapkan kartu One Person One Card.

Nama Halte Keterangan


Titik awal KCI dan
Tanjung Priok Titik Integrasi
BusTransJakarta
Enggano
Permai Koja
Walikota Jakarta Utara Busway Koridor 10 dan 12
Plumpang Pertamina
Sunter Kelapa Gading
Sunter Boulevard Barat
Sunter Karya
SMP 140 Busway Koridor 12
Danau Agung
Kemayoran Landas Pacu Timur
Ancol
KCI
Rajawali
Nama Halte Keterangan
Kampung Bandan KCI
KCI, Busway Koridor 1
Jakarta Kota Titik Integrasi
dan 12
Angke
Duri
Jayakarta KCI
Mangga Besar
Sawah Besar
Ancol
Busway Koridor 5
Pademangan
Mangga Dua
Busway Koridor 5 dan 12
Jembatan Merah
Pangeran Jayakarta
Kalibesar Barat Busway Koridor 12
Bandengan Selatan
Penjaringan Busway Koridor 9 dan 12
Museum Fathahilah
Gedong Panjang
Busway Koridor 12
Pakin
Landmark Auto Plaza
Pluit
Jembatan Tiga
Jembatan Dua Koridor 9
Jembatan Besi
Latumeten St. Grogol
Glodok
Olimo
Koridor 1
Mangga Besar
Sawah Besar
DATA PENUMPANG NAIK & TURUN (LOADING
PROFILE) TAHUN 2018
 Stasiun Kota
Penumpang Naik 825.826 pnp/bulan
Penumpang Turun 787.732 pnp/bulan
 Halte Busway Kota
Penumpang Naik 1.903.208 pnp/tahun
Penumpang Turun 948.657 pnp/tahun

DATA PENUMPANG NAIK & TURUN (LOADING


PROFILE) TAHUN 2018 Harian
 KCI - Stasiun Kota DATA TOTAL PENUMPANG NAIK & TURUN (LOADING
Penumpang Naik 33.033 pnp/hari PROFILE) TAHUN 2018 Harian
Penumpang Turun 31.509 pnp/hari 73.743 pnp/hari  Populasi di titik Jakarta Kota
 Halte Busway Kota Kebutuhan data
Penumpang Naik 6.673 pnp/hari
Penumpang Turun 3.450 pnp/hari
Metode Isaac and Michael

DATA TOTAL PENUMPANG NAIK & TURUN


(LOADING PROFILE) TAHUN 2018 DI JAKARTA KOTA
Populasi  73.743 pnp/hari
Kebutuhan data dengan taraf kesalahan 1% adalah
658 responden
Total Kebutuhan Jumlah Responden untuk Analisis Revealed Preference
Bus Transjakarta (pnp/tahun) KCI (pnp/bulan) Total Jumlah Jumlah Responden
No. Titik Transfer
Naik Turun Naik Turun penumpang harian (S = 1%)
1 Jakarta Kota 2068578 1069628 825826 787732 74666 658
2 Tanjung Priok 534296 169172 49036 50727 6260 598
3 Juanda 1229374 1438136 596256 531725 53724 655
4 Manggarai 633768 349961 633282 609699 52893 655
5 Kebayoran 699988 664875 470934 489114 42805 563
6 Tebet 638810 647284 841876 916935 74501 658
7 Cawang 511048 701897 443881 400726 37697 649
8 Jatinegara 762522 532369 387774 319700 32476 649
Total Responden 5085
DATA YANG DIPERLUKAN:
 Tujuan Perjalanan
 karakteristik penumpang captive/non captive
 Frekuensi Perjalanan
 Pilihan moda lanjutan
 Alasan pilihan moda lanjutan (Biaya & Waktu)
Uji Coba Survey Revealed Preference
Lokasi survey di Stasiun Jakarta Kota/Halte Busway Jakarta Kota
Jumlah Responden sebanyak 124 orang

Alasan Pemilihan Jumlah


No Bus
Moda KCI Jalan Kaki Ojeg/Ojol Angkot
Transjakarta
1 Waktu 23 11 2 11 1
2 Biaya 43 22 1 2 0
Kemudahan
3 1 6 1 0 0
Berpindah
Uji Coba Survey Revealed Preference
Kemayoran
Tanjung Permai Walikota Plumpang Sunter Kelapa Sunter Sunter Danau
Zona A Enggano SMP 140 Landas Pacu Ancol Rajawali Oi
Priok Koja Jakarta Utara Pertamina Gading Boulevard Barat Karya Agung
Timur
Tanjung Priok 0 895 689 548 389 266 2787
Enggano 304 0 1013 480 234 128 2160
Permai Koja 112 487 0 439 146 71 1255
Walikota Jakarta Utara 94 242 460 0 230 89 1115
Plumpang Pertamina 123 218 284 426 0 266 1317
Sunter Kelapa Gading 178 253 290 345 561 0 1626
Sunter Boulevard Barat 0 58 42 34 29 163
Sunter Karya 77 0 196 111 79 463
SMP 140 30 105 0 136 72 342
Danau Agung 17 41 94 0 104 256
Kemayoran Landas Pacu Timur 13 17 20 22 0 73
Ancol 0 0 0 0 0 0
Rajawali 0 0 0 0 0 0
Dd 812 2096 2736 2238 1560 820 137 221 351 303 285 0 0 11558
Jadwal Rencana Penelitian
2019 2020
No. Kegiatan Desember Januari Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Seminar Internal
2 Seminar Progres 1
3 Survey Primer
4 Analisis Optimasi pada Angkutan Massal Eksisting - Tahap 1
5 Seminar Internal
6 Seminar Progres 2

2020
No. Kegiatan Juni Juli Agustus September Oktober November
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
7 Analisis Asal Tujuan Angkutan Massal Rencana (On going)
8 Analisis Optimasi pada Angkutan Massal - Tahap 2
9 Seminar Internal
10 Seminar Progres 3
Literature
Abrate, G., Piacenza, M., Vannoni, D. (2005). The Impact of Integrated Tariff Systems on Public Transport Demand: Evidence from Italy, University of Eastern Piedmont and HERMES
Auckland Transport (2011). Integrated Transport Programme, An Auckland Council Organisation
Badan Pusat Statistik Ibukota Jakarta (2016). Buku Ibukota Jakarta Dalam Angka
Borndorfer, R., Neumann, M., Pfetsch, M. (2008). Models for Fare Planning in Public Transport. Zuse Institute, Berlin, Germany
Departement for Transport (2013). Building Better Bus Service: Multi-Operator Ticketing, Guidence for Local Transport Aurthorities on Planning and Implementing Multi-Operator
Ticketing Service
Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, (2014). Peraturan Gubernur DKI Jakarta nomor 35 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Unit Pengelola TransJakarta –
Busway
Hrelja, R. (2014). Integrating transport and land-use planning? How steering cultures in local authorities affect implementation of integrated public transport and land-use planning,
Swedish National Road and Transport Research Institute, Linkoping, Sweden
Indah, F., Susantono, B., Riyanto, B. (2015). Analisis Tingkat Pelayanan Transportasi Berkesinambungan (Seamless Service) (Studi Kasus: Perjalanan Komuter Jabodetabek melalui
Stasiun Kereta Api Bekasi), Universitas Diponegoro
Jimenez, J.C., Sanchez, A.E.R, Rondon, M.H. (2015). Tariff Integration for Public Transportation in the Metropolitan Area of Bucaramanga. Universidad Pontificia Bolivariana, Colombia
Jovicic., G. (2001). Activity Based Travel Demand Modelling, Danmarks Transportforskning
Kansas DOT (20 ), Integration of Transportation Modes and Technologies, Kansas Departement of Transportation
Khisty, C.J. dan Lall, B.K. (2003). Dasar-Dasar Rekayasa Transportasi (Jilid 2), Penerbit Erlangga
Land Transport Masterplan 2013 (2012). Singapore
Liyanage, T., U., Kumarage, A., S. (2007), Activity Based Trip Generation Forecasting for Suburban Area, The Institution of Engineers, Sri Lanka
McFadden, D. (2000). Disaggregate Behavioral Travel Demand’s RUM Side, Depatmenet of Economics, University of California, Barkeley
Masruroh, I., (2014). Analisis Model Penentuan Tarif Berdasarkan Activity Based Costing (Studi Kasus Pada Troy Wedding Organizer), Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Dian
Nuswantoro, Semarang

38
Literature
Moeckel, R., Huntsinger, L., Donnelly, R. (2015). Microscopic trip generation: Adding fidelity to trip-based travel demand models, University of Maryland
Meyer, M., D., & Miller, E., J. (1984). Urban Transportation Planning: A Decision – Oriented Approach, McGraw-Hill, USA
Nosal, K., Katarzyna, S. (2014). Application of AHP method for multi-criteria evaluation of variants of the integration of urban public transport, Transportation Research Procedia
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan
Pemerintah Republik Indonesia, (1999). Undang-Undang nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah
Puhe, M., Edelmann, M., Reichenbach, M. (2014). Integrated urban e-ticketing for public transport and touristic sites, Science and Technology Options Assessment (STOA), Directorate for Impact Assessment and European
Added Value, DG Parliamentary Research Services, European Parliament
Serpa, J., C., J., Sanchez, R., E., A., et all (2015). Tariff Integration for Public Transportation in the Metropolitan Area of Bucaramanga, INGE CUC
Simpson, B., J., (1994). Urban Public Transport Today, E & FN Spon
Solecka, K., Zak, J. (20 ). Integration of the urban public transportation system with the application of traffic simulation, Transportation Research Procedia
Strategic Integrated Transport Plan Framework For The City Of Joburg (2012)
Takahashi, T. (2014). Economic Analysis of Tariff Integration in Public Transport. University of Tokyo, Japan
Tamin, O., Z. (2005). Perencanaan & Permodelan Transportasi . Penerbit ITB
Transport fo London (2016). The London Transportation Studies Model (LTS), Mayor of London
Takahashi, T. (2014). Economic Analysis of Tariff Integration in Public Transport, University of Tokyo
Vuchic, V.R. (2005). Urban Transit: Operations, Planning, and Economics, John Wiley & Sons., Inc.
Vrtic, M., Frohlich, P., Schussler, N., Axhausen, K., W., Lohse, D., Schiller, C., Teichert, H. (2006). Two-dimensionally constrained disaggregate trip generation, distribution and mode choice model: Theory and application for a
Swiss national model, Transportation Research Procedia
Warpani, S., P. (2002). Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Penerbit ITB
White, P., (1995). Public Transport: Its Planning, managment and operation, University College London
Yao, L., Guan, H., Hai, Yan. (2008). Trip Generation Model Based on Destination Attractiveness. Beijing University of Technology
www.transJakarta.co.id, mengenai Busway TransJakarta
www.merdeka.com, mengenai kondisi Busway TransJakarta
www.jakartamrt.co.id, mengenai MRT Jakarta
www.krl.co.id, mengenai Kereta Api Commuter
fni-statistics.blogspot.co.id/, mengenai Statistik Deskriptif dan Significant Level.

39
TERIMAKASIH ...

40

Anda mungkin juga menyukai