1. Parent – Teen Communication about Sexual and Reproductive Health: Cohort
Differences by Race/Ethnicity and Nativity ( 2019) ( Lantos H., Manlove J., ) Dengan menggunakan teknik pengambilan sempel demografi berdasarkan jenis kelamin yang disesuaikan dengan cara komunikasi orang tua – remaja serta ras. Pada penilitian ini peneliti menggunakan suku Amerika dengan spanyol. Dari jurnal dapat disimpulkan tidak adanya gangguan komunikasi tentang kesehatan reproduksi dari kedua suku, namun white people cenderung melakukan obrolan lebih dalam kepada anaknya baik sex maupun kesehatan reproduksi (IMS) tetapi mereka tidak melakukan obrolan sex mereka kepada orang tua mereka (anak perempuan) dan (dibutuhkan pendekatan lebih dalam lagi orang tua – anak) sedangkan anak laki – laki cenderung lebih terbuka kepada orang tua mereka (mempertahankan komunikasi). Hispanik (Orang spanyol), Juga melakukan hal yang sama namun mereka mengatakan tidak dengan pendidikan sex mereka terkait kondom/alat kontrasepsi, namun orang tua melakukan pendidikan KESPRO kepada anaknya (ini berlaku kepada anak laki – laki dan perempuan)
2. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Di Smpn 52 Surabaya ( 2018 ) (Fitriana H.,
Siswantara P.) Dengan metode KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja). Dapat disimpulkan tidak semua informan memahami pendidikan KRR komprehensif, namun seluruh informan menyatakan bahwa pendidikan KRR penting untuk disampaikan. Beberapa informan merasa tabu dan kurang mampu untuk menyampaikan pendidikan KRR (sebelum melakukan KRR). Salah satu guru SMPN 52 Surabaya memisahkan laki – laki dan perempuan saat materi, tersebut terbukti dapat meningkatkan keaktifan siswa untuk bertanya dan berdiskusi lebih dalam dengan guru. Keberhasilan pendidikan KRR ini perlu kerjasama antara orang tua, guru, masyarakat dan pemerintah. Sekolah dapat bekerjasama dengan Puskesmas dan dinas pendidikan setempat agar memberikan sosialisasi mengenai Kesehatan Reproduksi Remaja pada tenaga pendidik (guru). Sedangkan pemerintah dapat memberikan sosialisasi dan pelatihan Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Komprehensif bagi guru serta menyesuaikan materi Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja dalam kurikulum dengan keadaan remaja saat ini. Pengembangan Metode Pelatihan Dengan Problem Card Dalam Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi ( 2016) (Iga Nur Fitriani) Dengan menggunakan metode action research, dengan melibatkan 32 remaja sebagai sampel penelitian. Dalam penelitian ini dikembangkan metode pelatihan dengan problem card. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan problem card dalam pelatihan mampu meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja tentang kesehatan reproduksi. Ditandai dengan adanya oeningkatan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi. Penelitian ini menggunakan problem card yaitu suatu alat bantu atau media yang digunakan dalam pelatihan berisikan suatu masalah yang aktual yang berkaitan dengan informasi kesehatan reproduksi sehingga remaja dapat mencari materi sebanyak – banyaknya.