Anda di halaman 1dari 1

RESUME KESPRO PADA REMAJA (JURNAL)

Nama : Ratu Nurhanifah Tribakti S


NIM : P3.73.20.2.18.032
Kep.Maternitas I

1. Parent – Teen Communication about Sexual and Reproductive Health: Cohort


Differences by Race/Ethnicity and Nativity ( 2019) ( Lantos H., Manlove J., )
Dengan menggunakan teknik pengambilan sempel demografi berdasarkan jenis kelamin
yang disesuaikan dengan cara komunikasi orang tua – remaja serta ras. Pada penilitian ini
peneliti menggunakan suku Amerika dengan spanyol.
Dari jurnal dapat disimpulkan tidak adanya gangguan komunikasi tentang kesehatan
reproduksi dari kedua suku, namun white people cenderung melakukan obrolan lebih dalam
kepada anaknya baik sex maupun kesehatan reproduksi (IMS) tetapi mereka tidak melakukan
obrolan sex mereka kepada orang tua mereka (anak perempuan) dan (dibutuhkan pendekatan
lebih dalam lagi orang tua – anak) sedangkan anak laki – laki cenderung lebih terbuka kepada
orang tua mereka (mempertahankan komunikasi). Hispanik (Orang spanyol), Juga melakukan
hal yang sama namun mereka mengatakan tidak dengan pendidikan sex mereka terkait
kondom/alat kontrasepsi, namun orang tua melakukan pendidikan KESPRO kepada anaknya
(ini berlaku kepada anak laki – laki dan perempuan)

2. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Di Smpn 52 Surabaya ( 2018 ) (Fitriana H.,


Siswantara P.)
Dengan metode KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja). Dapat disimpulkan tidak semua
informan memahami pendidikan KRR komprehensif, namun seluruh informan menyatakan
bahwa pendidikan KRR penting untuk disampaikan. Beberapa informan merasa tabu dan
kurang mampu untuk menyampaikan pendidikan KRR (sebelum melakukan KRR). Salah satu
guru SMPN 52 Surabaya memisahkan laki – laki dan perempuan saat materi, tersebut terbukti
dapat meningkatkan keaktifan siswa untuk bertanya dan berdiskusi lebih dalam dengan guru.
Keberhasilan pendidikan KRR ini perlu kerjasama antara orang tua, guru, masyarakat dan
pemerintah. Sekolah dapat bekerjasama dengan Puskesmas dan dinas pendidikan setempat
agar memberikan sosialisasi mengenai Kesehatan Reproduksi Remaja pada tenaga pendidik
(guru). Sedangkan pemerintah dapat memberikan sosialisasi dan pelatihan Pendidikan
Kesehatan Reproduksi Remaja Komprehensif bagi guru serta menyesuaikan materi
Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja dalam kurikulum dengan keadaan remaja saat ini.
Pengembangan Metode Pelatihan Dengan Problem Card Dalam Peningkatan
Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi ( 2016) (Iga Nur
Fitriani)
Dengan menggunakan metode action research, dengan melibatkan 32 remaja sebagai
sampel penelitian. Dalam penelitian ini dikembangkan metode pelatihan dengan problem
card. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan problem card dalam pelatihan mampu
meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja tentang kesehatan reproduksi. Ditandai dengan
adanya oeningkatan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi. Penelitian ini
menggunakan problem card yaitu suatu alat bantu atau media yang digunakan dalam pelatihan
berisikan suatu masalah yang aktual yang berkaitan dengan informasi kesehatan reproduksi
sehingga remaja dapat mencari materi sebanyak – banyaknya.

Anda mungkin juga menyukai