Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Viskositas suatu fluida merupakan daya hambat yang disebabkan oleh gaya
geseka antara molekul-molekul cairan yang mampu menahan aliran fluida sehingga
dapat dinyatakan sebagai indikator tingkat kekentalan. Nilai kuantitatif viskositas
dapat dihitung dengan gaya tekanan per satuan luas gradien kecepatan dari aliran
fliuda. Prinsip dasar ini yang dipergunakan untuk menghitung viskositas
eksperimen menggunakan metode putar yaitu dengan memasukan penghambat ke
dalam fluida dan kemudian diputar semakin lambat putaran penghambat tersebut
maka semakin tinggi nilai viskositasnya (Warsito et all., 2012).
Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan dengan hambatan
untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang dapat mengalir dengan cepat namun ada
yang mengalir secara lambat. Jadi viskositas menentukan kecepatan mengalirnya
cairan Salah satu faktor terpenting yang harus dimiliki oleh minyak goreng adalah
viskositasnya. Jika viskositas minyak goreng rendah maka minyak pelumas tersebut
akan mudah terlepas akibat besarnya tekanan dan kecepatan dari bagian-bagian
yang bergerak dan saling bergesekan. Faktor yang mempengaruhi viskositas adalah
suhu, konsentrasi larutan, berat molekul terlarut dan tekanan. Jadi viskositas
berbanding terbalik dengan suhu, jika suhu naik maka akan viskositasnya akan
turun dan begitu sebaliknya. Alat ukur yang dapat digunakan untuk menentukan
suatu kekentalan (viskositas) suatu larutan adalah viskometer. Alat ukur kekentalan
ini dapat mengukur tingkat kekentalan suatu zat cairan dengan akurat dan
spesifiknya sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Viskositas sangat penting
dalam berbagai bidang industri. Dalam industri percetakan maka ketebalan cetak
sangat tergantung dari kekentalan tinta, pentingnya besaran viskositas maka perlu
diketahui metode pengukurannya. (Jati dan Rizkiana., 2015).

1.2.Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui laju viskositas pada
sampel.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Fluida
Fluida adalah istilah yang digunakan untuk menyebut segala jenis zat yang
dapat mengalir dan biasanya menyebabkan gaya gesekan antar partikel. Baik itu
dalam bentuk cairan ataupun gas, selama bisa mengalir maka akan di sebut fluida.
Hampir semua bentuk air dan gas disebut fluida. Karena zat cair dan gas memiliki
sifat fisik yang sama, yaitu dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain.
Contoh fluida yang paling sederhana adalah air dan udara. Fluida adalah suatu zat
ang dapat mengalir. Fluida meliputi cairan, yang mengalir di bawah pengaruh
gravitasi sampai menempati daerah terendah yang mungkin dari penampungnya,
dan gas yang mengisi penampungnya tanpa peduli bentuknya. Aliran cairan dapat
dikelompokan ke dalam dua tipe. Pertama adalah aliran laminar atau aliran kental,
yang secara umum menggambarkan laju aliran kecil melalui sebuah pipa dengan
garis tengah kecil. Kedua adalah aliran turbulen, yang menggambarkan laju aliran
yang besar melalui pipa dengan diameter yang lebih besar (Yanto, 2012).
Viskositas suatu fluida adalah sifat yang menunjukkan besar dan kecilnya
tahanan dalam fluida terhadap gesekan. Fluida yang mempunyai viscositas rendah,
misalnya air mempunyai tahanan dalam terhadap gesekan yang lebih kecil
dibandingkan dengan fluida yang mempunyai viscositas yang lebih besar. Fluida
yang berbeda akan menyebabkan besar viskositasnya berbeda pula, zat cair
umumnya lebih kental dibandung gas. Nilai kuantitatif dari viskositas dapat
dihitung dengan membandingkan gaya tekan per satuan luas terhadap gradient
kecepatan aliran dari fluida. Prinsip dasar ini yang dipergunakan untuk menghitung
viskositas menggunakan metode putar, yaitu dengan memasukkan penghambat ke
dalam fluida dan kemudian diputar. Semakin lambat putaran penghambat tersebut
maka semakin tinggi nilai viskositasnya (Yanto, 2012).

2.2. Viskositas
Koefisien viskositas merupakan nilai kekentalan suatu fluida. Semakin besar nilai
koefisien viskositasnya, maka semakin kental pula fluida tersebut. Banyak ilmuan
yang meneliti tentang kekentalan fluida. Setiap ilmuan memiliki caranya masing-
masing dalam menentukan nilai kekentalan fluida. Koefisien viskositas timbul dari
gesekan internal fluida. Fluida viskos cenderung bekerja pada permukaan padat
yang bersentuhan dengannya. Didekat permukaan terdapat lapisan batas yang tipis.
Gesekan pada fluida menyebabkan tegangan geser ketika lapisan dua batas fluida
bergerak relatif satu dengan yang lain,seperti ketika fluida mengalir didalam lubang
atau sekitar rintangan. Pola yang ditempuh sebuah partikel dalam aliran fluida
disebut garis alir (flow line). Jika seluruh pola aliran tidak berubah terhadap waktu,
aliran disebut aliran tunak (steady flow). Dalam aliran tunak tiap elemen mengikuti
pola yang sama. Dalam keadaan ini laju aliran fluida di berbagai titik dalam ruangan
cenderung konstan,meskipun masing-masing partikel dapat berubah baik besar
maupun arah selama bergerak (Salim, 2014).
Salah satu sifat dari zat cair adalah memiliki koefisien kekentalan yang
berbeda-beda. Kekentalan atau viskositas pada zat cair terjadi karena adanya gaya
kohesi sedangkan pada zat gas viskositas terjadi karena adanya tumbukan antara
molekul. Fluida yang lebih cair akan lebih mudah mengalir. Kecepatan aliran
berbeda karena adanya perbedaan viskositas. Besarnya viskositas dinyatakan
dengan suatu bilangan yang menyatakan kekentalan suatu zat cair. Viskositas yang
dimiliki setiap fluida berbeda dan dinyatakan secara kuantitatif oleh koefisien
viskositas η. Apabila zat cair tidak kental maka koefisien viscositasnya sama
dengan nol sedangkanpada zat cair kental bagian yang menempel dinding
mempunyai kecepatan yang sama dengan dinding. Salah satu alat yang digunakan
untuk mengukur viskositas adalah viskosimeter (Ningrum dan Toifur., 2014).
Nilai viskositas yang paling kecil yaitu pada minyak goreng yang sudah
dipakai dua kali, dan nilai viskositas yang paling besar yaitu pada minyak goreng
yang belum pernah dipakai. Minyak goreng yang sudah dipakai mempunyai nilai
viskositas yang paling kecil karena minyak goreng tersebut telah berkurang nilai
kerapatannya akibat pemanasan saat penggorengan. Minyak goreng yang belum
dipakai mempunyai nilai viskositas yang paling besar karena minyak tersebut
kerapatannya lebih besar karena belum mengalami pemanasan sehingga gesekan
yang terjadi antara lapisan-lapisan dalam minyak tersebut lebih besar. Pada zat cair,
viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi gaya tarik menarik antara molekul
sejenis (Warsito et all., 2012).
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum kali ini telah dilaksanakan pada 25 September 2018 pukul 10.00
WIB s/d selesai. Bertempat di Laboratorium Kimia Hasil Pertanian Jurusan
Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.

3.2. Alat dan Bahan


Alat-alat yang diperlukan antara lain 1) botol plastik 1,5 L, 2) Paku, 3)
penadah, 4) penggaris, 5) piknometer, 6) Viscometer Brookfield, 7) Viscometer
Cannon Fenske, 8) Viscometer Ostwald.
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah: 1) aquadest dan 2)
minyak curah

3.2. Cara Kerja


Cara kerja pada praktikum kali ini adalah:
1. Lubangi botol sebanyak tiga lubang dengan jarak antar lubang 5cm dari dasar
bawah botol.
2. Tutup semua lubang.
3. Masukkan air ke botol sampai melebihi lubang ketiga.
4. Hitung tinggi air dalam botol (h).
5. Semua lubang dibuka secara bersamaan.
6. Hitung jarak jatuh masing-masing lubang dengan menggunakan penggaris.
7. Hitung waktu selama mengalir masing-masing lubang sampai berhenti
menggunakan stopwatch.
4.2. Pembahasan
Praktikum kali ini yaitu tentang pengukuran laju viskositas, pada praktikum
ini yaitu menggunakan bahan-bahan aquadest dan minyak curah sedangkan alat-
alat yang digunakan yaitu botol ukuran 1,5 L, paku, korek api, dan penadah air yang
akan mengalir. Setelah disiapkan bahan dan alat-alatnya maka praktikum akan
dimuali. Pertama-tama botol 1,5 L dilubangi 3 dengan jarak 5 cm sehingga tinggi
lubang ketiga adalah 15 cm. Ada dua percobaan yaitu menggunakan air dan
menggunakan minyak curah. Percobaan air tinggi keseluruhannya adalah 20 baik
itu pada pengulangan pertama maupun pengulangan kedua. Setelah diukur maka
didapatkan untuk pengulangan pertama yaitu pada tinggi 5 cm jarak yang ditempuh
adalah 14 cm waktunya 3 menit 29,6 sekon. Tinggi 10 cm jaraknya 12 cm dengan
waktu 36,06 sekon dan terakhir dengan ketinggian 15 cm didapat jarak 10 cm
dengan waktu 14,66 sekon. Pengulangan kedua diperoleh untuk tinggi 5 cm didapat
jarak 16 cm dengan waktu 3 menit 18,75 sekon, sedangkan untuk tinggi 10 cm maka
diperoleh jarak 14 cm sedangkan waktunya adalah 39,43 sekon. Ketinggian lubang
15 cm maka diperoleh jarak 12 cm dan waktu 19,72 sekon. Semakin tinggi lubang
maka semakin dekat jarak yang ditempuh karena tidak ada tekanan antar air.
Percobaan dengan menggunakan minyak goreng atau minyak curah
dilakukan juga dua kali pengulangan dengan tinggi keseluruhan 20 cm.
Pengulangan pertama dengan tinggi lubang 5 cm maka jaraknya 9 cm dengan waktu
10 menit 20 sekon. Ketinggian 10 cm diperoleh jarak 8 cm dengan waktu 4 menit
10 sekon. Sedangkan untuk percobaan ketinggian 15 cm diperoleh tinggi 6 cm
dengan waktu 40 sekon. Pengulangan kedua pada minyak curah yaitu sebagai
berikut untuk ketinggian 5 cm jarak yang ditempuh adalah 13 cm dengan waktu
tempuh 1 menit 25, 3 sekon, sedangkan untuk ketinggian lubang 10 cm diperoleh
jarak minyak 7 cm dengan waktu 33, 08 sekon dan terakhir ketinggian 15 cm
diperoleh jarak 1,5 cm dengan waktu 11, 61 sekon. Dapat disimpulkan bahwa
rendah lubang maka semakin jauh jaraknya. Nilai viskositas yang paling kecil yaitu
pada minyak goreng yang sudah dipakai dua kali, dan nilai viskositas yang paling
besar yaitu pada minyak goreng yang belum pernah dipakai. Minyak goreng yang
sudah dipakai mempunyai nilai viskositas yang paling kecil karena minyak goreng
tersebut telah berkurang nilai kerapatannya akibat pemanasan saat penggorengan.
BAB 5
KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:


1. Untuk percobaan minyak semakin tinggi lubang maka dekat jarak yang
ditempuhnya.
2. Semakin rendah lubang untuk percobaan minyak maka semakin jauh jarak yang
ditempuhnya.
3. Alat yang digunakan untuk mengukur viskositas adalah viscotester.
4. Viskositas merupakan kekentalan suatu cairan sedangkan viscotester adalah alat
yang akan digunakan untuk mengukur viskositas.
5. Percobaan pada air maka semakin rendah lubang maka jarak semakin jauh.
DAFTAR PUSTAKA

Jati, B., M, dan Rizkiana, A., P. 2015. Studi Penentuan Darah Ayam Dengan
Metode Aliran Fluida Didalam Pipa Kapiler Berbasis Hukum Possion. Jurnal
Fisika Indonesia, [Online], 19(57), 43-47.

Ningrum, S. K dan Toifur, M., 2014. Penentuan Viskositas Larutan Gula


Menggunaan Metode Vessel Terhubung Viscosimeter Berbasis Video
Based Laboratory dengan Software Tracker. Jurnal Teknologi [Online],
1(2). 57-63.

Salim B., 2014. Mengetahui Pengaruh Koefisien Viskositas Akuades Terhadap


Variasi Diameter Tabung Menggunakan Adobe Audition 1.5m. Jurnal
Pendidikan Fisika [Online]. 27. ISSN: 2337-5973 27

Warsito, Sucyati, S., W, dan Isworo, D. 2012. Desain Dan Analisis Pengukuran
Viskositas Dengan Metode Bola Jatuh Berbasis Sensor Optocoupler Dan
Sistem Akuisisinya Pada Komputer. Jurnal Natur Indonesia, [Online], 14
(3), 230-235.

Yanto, G.A. 2012., Seri Fisika Dasar Mekanika. Jurnal Penggunaan Teknologi
Fisika- Kimia dan Pers.[Online]. 4(21), 76-83.

Anda mungkin juga menyukai