Anda di halaman 1dari 16

ALAT UKUR AVOMETER

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengukuran Teknik


dan Instrumentasi dengan dosen pembimbing
Agung Samudra, S.Pd.,M.Pd

Oleh
Muhammad Chamdani 1794074016

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga penulis berterima kasih
kepada bapak Agung Samudra, S.Pd.,M.Pd selaku dosen mata kuliah Pengukuran Teknik
dan Instrumentasi Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang yang telah memberikan
tugas ini kepada penulis sebagai rangkaian proses pembelajaran. Makalah yang ada di
hadapan pembaca ini memberikan penjelasan tentang alat ukur avometer.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai alat ukur avometer. Penulis juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah penulis buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya,
yang dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang membacanya, sebelumnya
penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jombang, 8 November 2019

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... I


DAFTAR ISI ................................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. LatarBelakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2
A. Definisi Avometer ......................................................................... 2
B. Fungsi Avometer ........................................................................... 2
C. Jenis-Jenis Avometer ..................................................................... 3
D. Bagian-Bagian Avometer .............................................................. 4
E. Cara Pengukuran Avometer........................................................... 7
F. Metode Pengukuran Avometer ...................................................... 10
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 12
A. Kesimpulan .................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 13

II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam makalah ini, saya membahas tentang avometer, alat ukur ini sekarang
sudah banyak di pakai, terutama pada kelistrikan. Seorang teknisi biasanya memiliki
alat ukur wajib yang mereka gunakan untuk keperluan teknis yaitu avometer. Untuk
melakukan pekerjaan elektronik, seperti memperbaiki peralatan dan menguji
rangkaian elektronika selalu diperlukan alat ukur, karena dengan alat ukur dapat
diketahui
1. Besaran Arus listrik dalam satuan Ampere (A)
2. Besaran Tegangan listrik dalam satuan Volt (V)
3. Besaran Resistansi dalam satuan Ohm (a)
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur arus disebut Ampere meter,
sedangkan alat ukur tegangan disebut Volt meter dan alat ukur resistansi disebut Ohm
meter. Avometer sangat penting fungsinya dalam setiap pekerjaan elektronika karena
dapat membantu menyelesaikan pekerjaan dengan mudah dan cepat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas maka dapat digambarkan rumusan
masalah makalah ini:
1. Apa definisi dari avometer?
2. Apa fungsi dari avometer?
3. Apa saja jenis-jenis avometer?
4. Apa bagian-bagian dari avometer?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang dibahas pada makalah ini, penulis
merumuskan tujuan penulisan sebagai berikut.
1. Mengetahui definisi dari avometer.
2. Mengetahui fungsi dari avometer.
3. Mengetahui jenis-jenis avometer.
4. Mengetahui bagian-bagian avometer.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Avometer

Avometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik,


hambatan dan juga arus listrik. Avometer mempunyai nama atau sebutan lain, yaitu
multimeter karena memang alat ini multifungsi. Alat ukur yang satu ini merupakan
alat yang paling sering digunakan oleh banyak teknisi. Hal tersebut dikarenakan
kepraktisan yang diberikan oleh alat ini, dimana teknisi bisa melakukan tiga
pengukuran hanya dengan satu alat saja.
Avometer asal kata dari AVO dan meter. Artinya, ‘A’ ampere untuk mengukur
arus listrik. ‘V’ voltase buat ukur voltase atau tegangan. ‘O’ untuk mengukur ohm
atau hambatan. Terakhir, yaitu meter atau satuan dari ukuran, maka itu disebut
avometer. Ada empat tulisan besar bertuliskan DCV, ACV, DCma dan OHM.
Pertama, DCV fungsinya untuk mengukur voltase arus searah. Contohnya, baterai atau
aki. Berikutnya, ACV. Sisi yang ini, digunakan jika ingin mengukur arus listrik bolak-
balik. Huruf besar ketiga, OHM. Bagian ini berfungsi untuk mengukur tahanan.
Terkahir, Dcma. Sisi yang ini, berfungsi untuk mengukur ampere.

B. Fungsi Avometer
1. Amperemeter / Ampere Meter
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik.
Umumnya alat ini dipakai oleh teknisi elektronik dalam alat multi tester listrik
yang disebut avometer gabungan dari fungsi amperemeter, voltmeter dan
ohmmeter. Amper meter dapat dibuat atas susunan mikroamperemeter dan shunt
yang berfungsi untuk deteksi arus pada rangkaian baik arus yang kecil, sedangkan
untuk arus yang besar ditambhan dengan hambatan shunt.
Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorentz gaya magnetis. Arus yang
mengalir pada kumparan yang diselimuti medan magnet akan menimbulkan gaya
lorentz yang dapat menggerakkan jarum amperemeter. Semakin besar arus yang
mengalir maka semakin besar pula simpangannya.
2. Voltmeter / Volt Meter
Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan
listrik. Dengan ditambah alat multiplier akan dapat meningkatkan kemampuan
pengukuran alat voltmeter berkali-kali lipat. Gaya magnetik akan timbul dari

2
interaksi antar medan magnet dan kuat arus. Gaya magnetic tersebut akan mampu
membuat jarum alat pengukur voltmeter bergerak saat ada arus listrik. Semakin
besar arus listrik yang mengelir maka semakin besar penyimpangan jarum yang
terjadi.
3. Ohmmeter / Ohm Meter
Ohm meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur hambatan listrik
yang merupakan suatu daya yang mampu menahan aliran listrik pada konduktor.
Alat tersebut menggunakan galvanometer untuk melihat besarnya arus listrik yang
kemudian dikalibrasi ke satuan ohm.

C. Jenis-Jenis Avometer

Avometer atau multimeter merupakan alat ukur yang sangat berguna dalam
membuat pekerjaan kita menjadi mudah, dengan mengenal pasti kerusakan, tahanan, arus,
maupun tegangan. Multimeter dibagi menjadi dua yaitu :
1. Analog
Multimeter analog menggunakan tampilan dengan penunjukkan jarum ke
range-range yang kita ukur dengan probe. Multimeter ini tersedia dengan
kemampuan untuk mengukur hambatan ohm, tegangan (Volt) dan arus (mA). Di
pasaran banyak sekali berbagai macam merk yang beredar dari multimeter analog
ini. Multimeter analog mempunyai keuntungan karena harganya yang lebih murah
dan biasanya multimeter

analog tidak digunakan untuk mengukur secara detail suatu besaran nilai
komponen, tetapi kebanyakan hanya digunakan untuk baik atau jeleknya
komponen pada waktu pengukuran. Atau juga digunakan untuk memeriksa suatu
rangkaian apakah sudah tersambung dengan baik sesuai dengan rangkaian blok
yang ada.
3
2. Digital

Multimeter digital atau Digital Multimeter hampir sama fungsinya


dengan multimeter analog tetapi multimeter digital menggunakan tampilan angka
digital. Multimeter digital mempunyai bacaan ujiannya lebih tepat jika dibanding
dengan multimeter analog, sehingga multimeter digital dikhususkan untuk
mengukur suatu besaran nilai tertentu dari sebuah komponen secara mendetail
sesuai dengan besaran yang diinginkan. Multimeter digital mempunyai
keuntungan pada ketelitian pengukuran, biasanya sampai 3-6 angka di belakang
koma. Tetapi mempunyai kekurangan yaitu pada harga belinya yang lebih mahal.
Maka sebagai pemula dalam elektronika, saya sarankan memakai dahulu
multimeter analog. Karena sebagai “elektronik-holik” maka teman dalam
mengerjakan tugas adalah multimeter.

D. Bagian-Bagian Avometer
Pada alat ukur avometer terdapat bagian-bagian yang akan dijelaskan berikut ini:

4
Keterangan
1. Skala penunjuk, fungsinya sebagai tempat membaca hasil pengukuran avometer.
2. Jarum penunjuk, fungsinya untuk menunjukan nilai skala pengukuran sesuai
dengan komponen yang diukur.
3. Pengatur jarum, merupakan sekrup yang digunakan untuk menyetting posisi jarum
agar bisa pas ke angka 0.
4. Pengatur skala ohm, merupakan penyetel untuk melakukan kalibrasi ohm meter
agar jarum menunjuk 0 ohm ketika probe + dan – ditempelkan.
5. Range selektor, merupakan selektor yang digunakan untuk menentukan jenis
pengukuran mana yang akan dilakukan, kalau selektor diarahkan ke area DCV
artinya AVO meter siap mengukur tegangan DC.
6. Selection point, merupakan titik dimana selektor akan diputar. ada empat area
selection point yakni DCV, ACV, DCA dan Ohm. Dimana masing-masing area
memiliki sekitar 5 atau 6 tingkatan pengukuran.
7. Probe, merupakan dua jarum yang digunakan untuk berinteraksi dengan komponen
yang akan diukur, ada dua probe yakni probe + berwarna merah dan probe –
berwarna hitam.
Di sebelah kanan saklar terdapat tanda ACV (Alternating Current Volt), yaitu
VOLTMETER untuk mengukur arus bolak-balik atau aliran tukar. Batas ukur ini
5
dibagi atas, misal 0-10 V, 0 – 50 V, 0 – 250 V, 0 – 500 V, 0 – 1000 V.
Bagian atas saklar penunjuk diberi tanda OHM dan ini merupakan batas ukur
OHMMETER yang dapat digunakan untuk mengukur nilai tahanan dan baik
buruknya alat-alat dalam “pesawat”. Pada bagian ini terdapat batas ukur, yaitu
misal : x1, x10, x100, x 1K, x 10K.
Di sebelah kiri dari saklar terdapat tanda DCV (DIRECT CURRENT VOLT)
yang merupakan bagian dari VOLTMETER, yaitu bagian yang digunakan khusus
untuk untuk mengukur tegangan listrik DC. Batas ukur DCV dibagi atas, misal 0-10
V, 0 – 50 V, 0 – 250 V, 0 – 500 V, 0 – 1000 V.
Pengukuran di bawah 10 Volt dipakai batas ukur 0 – 10 V. Bila di atas 12 Volt
dan di bawah 50 Volt dipergunakan batas ukur 0 – 50 V. Jika di atas 50 Volt di
bawah 250 Volt digunakan batas ukur 0 – 250 V. Bila di atas 250V dibawah 500V
digunakan batas ukur 500 Volt. Bila lebih dari 500 V dan di bawah 1000V
digunakan batas ukur 0 – 1000 V. Jika lebih dari itu maka tidak boleh
menggunakan Volt meter secara langsung.

Di bagian bawah saklar terdapat tanda DC mA yang berguna untuk mengukur


besarnya kuat arus listrik. Batas ukur dibagi atas, misal 0 – 0,25 mA, 0 – 25 mA, 0
– 500 mA. Bila menggunakan alat ukur ini pertama-tama letakkanlah saklar pada
batas ukur yang terbesar/tertinggi, kemudian di bawahnya sehingga batas ukur yang
digunakan selalu lebih tinggi dari arus yang kita ukur.
Catatan :
1. Setiap kali menggunakan AVO-meter harus memperhatikan batas ukur alat
tersebut. Kemampuan alat ukur (kapasitas alat ukur) harus lebih besar daripada
yang hendak di ukur. Kesalahan dalam pemakaian alat ukur AVO-meter dapat
mengakibatkan kerusakan.
2. AC Voltmeter hanya boleh dipergunakan untuk mengukur AC Volt, jangan
dipergunakan untuk mengukur DC Volt. Demikian juga sebaliknya. Ohmmeter
tidak boleh dipergunakan untuk mengukur tegangan listrik baik DC maupun AC
Volt karena dapat mengakibatkan rusaknya alat ukur tersebut. Jadi pemakaian alat
ukur harus sesuai dengan fungsi alat ukur tersebut.
3. Periksa jarum meter apakah sudah tepat pada angka0 pada skala DcmA, DCV atau
ACV posisi jarum nol di bagian kiri dan skala Ohmmeter posisi jarum nol di
bagian kanan.
6
E. Cara Pengukuran Avometer
Avometer adalah alat ukur yang dapat mengukur tegangan, arus, dan resistansi.
Berikut ini adalah cara pengukuran alat ukur avometer.
1. Cara mengukur Tegangan DC
a. Letakkan selector switch (saklar pemilih) pada posisi tegangan DC (V=)
b. Pilihlah batas ukur (1.5, 5, 10, 50, 150, 500). Dimana harus dipilih batas yang
sama atau lebih besar dari tegangan yang akan diukur. Misalkan tegangan yang
akan diukur 6.5V, maka batas ukur yang harus dipilih adalah 10V. Tidak boleh
memilih batas yang lebih kecil, karena jarum penunjuk akan bergerak melewati
batas maksimum dan dapat merusak moving coil.
c. Sambungkan kabel probe pada sumber tegangan, kabel merah disambungkan
kepada bagian positif dan kabel hitan disambungkan pada bagian negative.
Cara pemasangan seperti itu disebut hubungan pararel. Apabila pemasangan
kabel polaritasnya terbalik, maka meter akan bergerak kekiri.
d. Bacalah papan skala sesuai dengan dimana jarum penunjuk berhenti. Cara
yang paling tepat dalam membaca adalah secara tegak lurus dimana jarum
harus tampak satu garis dengan bayangan jarum pada cermin pemantul, agar
tidak terjadi kesalahan baca (parallax)

2. Cara Mengukur Tegangan AC


a. Letakkan selector switch (saklar pemilih) pada posisi tegangan AC (V˜)
b. Pilihlah batas ukur (1, 3, 10, 30, 100 at au 300). Batas ukur yang dipilih
harus yang sama atau lebih b esar dari tegangan yang akan diukur, Misalkan
tegangan yang aka n diukur 220V, maka batas ukur yang harus dipilih
adalah 300V.Tidak boleh memilih batas yang lebih kecil, karena jarum
penu njuk akan bergerak melewati batas maksimum dan dapat merusak
moving coil.
7
c. Sambungkan kabel probe pada sumber tegangan secara Pararel. Untuk
tegagan AC kabel merah dan hitam dapat bebas disambungkan kepada
sumber tegangan positif atau negative, karena tegangan AC tidak
mempunyai polaritas.
d. Bacalah papan skala sesuai dengan dimana jarum penunjuk berhenti. Cara
yang paling tepat dalam membaca adalah secara tegak lurus dimana jarum
harus tampak satu garis dengan bayangan jarum pada cermin pemantul,
agar tidak terjadi kesalahan baca (parallax).
3. Cara Mengukur Arus DC
Cara mengukur arus agak berbeda dengan mengukur tegangan, dimana
rangkaian untuk mengukur arus dipasang dengan cara serie dengan beban. Beban
dapat berupa resistor, lampu atau lainnya.
a. Atur selector pada posisi Arus DC ( A=)
b. Atur posisi selector pada posisi batas ukur yang lebih tinggi dari arus yang
akan diukur, batas ukur dapat dipilih yang paling tinggi agar tidak merusak
meter. Pengaruh pemilihan batas ukur yang terlalu jauh dari arus yang akan
diukur hanya mengakibatkan pembacaan yang kurang akurat.
c. Hubungkan kabel secara seri dengan beban. Beban dapat diserie pada kabel
negative atau pada kabel positif (sesuai gambar). Apabila pemasangan kabel
polaritasnya terbalik, maka meter akan bergerak kekiri.
d. Baca penunjukan arus pada papan skala arus DC (A=) sesuai posisi jarum.

8
4. Cara Mengukur Resistensi
Gunanya mengukur resistansi adalah untuk mengetahui kondisi suatu
komponen dalam keadaan rusak atau baik, serta untuk menentukan berapakah
besar nilai Resistansinya.
Misalkan sebuah resistor mempunyai kode warna : coklat, hitam, merah
dan toleransi emas artinya resistor tersebut mempunyai nilai resistansi sebesar
1000 ohm dengan toleransi 5%, maksudnya resistor tersebut masih dikatakan baik
bila setelah diukur nilainya masih diantara +/- 5% dari 1000 ohm, atau antara 950
sampai 1050 ohm.

Cara mengukurnya sebagai berikut :


a. Atur selector switch pada posisi ohm
b. Pilih batas ukur (range) apakah : x1, x10, x100, atau x1000 (sesuaikan dengan
nilai resistor)
c. As Terlebih dahulu, hubung singkat kabel penyidik agar jarum meter bergerak
kearah kekanan dan dapat diatur supaya menunjukkan pada skala maksimum
dengan memutar tombol Zero Adjust, maksudnya agar pembacaan meter dapat
/ sesuai dengan skala dan range yang dipakai.
d. Mulailah mengukur resistor dengan menghubungkan kabel penyidik pada ke
dua kaki resistor secara pararel, dengan mengabaikan warna kabel.
e. Baca papan skala sesuai dimana jarum meter berhenti, dan kalikan pembacaan
dengan batas ukur. Misalnya jarum menunjukkan pada skala 10 dan batas ukur
menggunakan x 100, maka nilai resistor tersebut adalam 1000 ohm

9
F. Metode Pengukuran Avometer
Untuk mengetahui jalur yang putus dari suatu rangkaian diperlukan suatu alat
ukur yang disebut AVOMeter, dengan menggunakan AVOMeter kita dapat
mengetahui baik tidaknya suatu jalur menggunakan fasilitas pengukuran Ohm “?”.
Dalam penganalisaan jalur diperlukan sumber arus listrik yang akan diberikan
kepada jalur tersebut. Perlu anda ketahui bahwa didalam AVOMeter sudah terdapat
sumber arus yang berasal dari sebuah battery yang telah dipasang didalam AVOMeter,
sehingga pada waktu pengukuran tegangan battrey ini akan mengalir pada rangkaian
yang diukur, walaupun hanya dapat memberikan arus yang sangat rendah.
Untuk menganalisa kerusakan jalur pada suatu rangkaian dapat dilakukan
dengan dua cara, pertama pengukuran secara pararel dan pengukuran secara seri. Pada
prinsipnya pengukuran tersebut sama saja, akan tetapi akan lebih akurat bila dilakukan
dengan dua cara tersebut. Agar dapat lebih dipahami lagi ikuti keterangan dibawah ini:
1. Teknik Pengukuran Paralel

Pada prinsipnya pengukuran resistansi atau tahanan adalah mengukur


besaran arus yang akan mengalir pada suatu rangkaian, maka bila disaat
pengukuran terdapat suatu jalur yang tidak mempunyai nilai resistansi (Jarum
AVO Meter tidak bergerak sedikitpun) atau short (Jarum AVO Meter bergerak
penuh ke arah kanan / 0 ohm), besar kemungkinan tidak akan ada arus listrik yang
dapat mengalir dari jalur tersebut. Akan tetapi bila terdapat nilai resistansi yang
kecil (Jarum AVO Meter akan bergerak lebih jauh ke arah kanan) maka arus yang
akan mengalir pada jalur tersebut sangat besar. Bila nilai resistansinya besar
(Jarum AVO Meter hanya bergerak sedikit saja ke arah kanan) maka makin kecil
arus yang akan mengalir pada rangkaian tersebut. Akan tetapi bila AVO-Meter
tidak menunjukan nilai Resistansi (Jarum tidak bergerak sedikitpun) maka tidak

10
terdapat arus yang mengalir pada jalur tersebut. Belum tentu bila dalam
pengukuran tersebut tidak menujukan nilai resistansi maka dapat dipastikan
jalurnya yang putus, bisa saja tidak terdapat arus yang disebabkan karena terdapat
komponen yang bermasalah, mungkin rusak atau hubungannya tidak baik. Oleh
karena itu cara pengukuran pararel dapat dilakukan juga untuk menganalisa
kerusakan pada suatu komponen atau rangkaian.
2. Teknik Pengukuran Seri
Bila hasil pengukuran pararel menunjukan bahwa jalur tersebut tidak
mempunyai arus, sebaiknya anda jangan dulu mengambil kepastian bahwa jalur
tersebut putus, anda dapat meyakinkannya dengan cara pengukuran secara seri,
cara ini membutuhkan skema diagram untuk mengetahui komponen yang akan
dilalui oleh setiap jalurnya, pada prakteknya anda akan mengukur satu persatu
disetiap komponen yang akan dilalui oleh jalur tersebut. Metode pengukuran
secara seri dapat diperlihatkan pada gambar dibawah ini:

Berbeda dengan metoda pengukuran pararel, dimana AVO-Meter akan


menunjukan nilai resistansinya. Sedangkan metoda pengukuran seri dilakukan
untuk mengetahui terhubung atau tidaknya suatu jalur. Bila hasil pengukuran
menunjukan suatu nilai resistansi (tahanan) maka jalur tersebut tidak terhubung
dengan baik, apalagi bila hasil pengukuran AVO-Meter tidak bergerak sedikitpun
dipastikan jalur tersebut telah putus. Jalur tersebut normal bila jarum avometer
menunjukan “0 Ohm” ( Jarum AVO-Meter bergerak penuh ke arah kanan).
Seperti gambar dibawah ini:

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Avometer adalah alat ukur yang mempunyai kemampuan tiga fungsi yaitu alat
ukur yang digunakan untuk mengukur arus disebut Ampere meter, sedangkan alat
ukur tegangan disebut Volt meter dan alat ukur resistansi disebut Ohm meter.
Avometer atau multimeter dibagi menjadi dua yaitu avometer analog dan
avometer digital. Multimeter analog menggunakan tampilan dengan penunjukkan
jarum ke range-range yang kita ukur dengan probe sedangkan multimeter digital atau
Digital Multimeter hampir sama fungsinya dengan multimeter analog tetapi
multimeter digital menggunakan tampilan angka digital.
Bagian-bagian dari avometer itu sendiri adalah Papan skala, Jarum penunjuk,
Tombol pengatur jarum penunjuk nol, Pemutar jarum, Zero ohm ajusment, LED
indicator, Selektor putar, Lubang probe hitam, Lubang probe merah
B. Saran
Avometer merupakan alat ukur listrik yang sangat sering digunakan maka dari
itu saya menyarankan agar alat itu dirawat sebaik-baiknya, jangan menggunakan alat
itu dengan sembarangan, gunakanlah dengan benar dan sesuai dengan fungsinya.
Dalam penyusunan makalah ini pastinya tidak lepas dari kekurangan, maka dari
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk proses
perbaikan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Yoshrizal. 2009. Avometer Kenali Fungsi Dasar, (online),


(http://mengenalavometer.blogspot.com/2007/08/avometer-kenali-fungsi-dasar.html,
diakses 20 Februari 2009).
Doanco. 2009. AVOMETER, (online), (http://doanco.blogspot.com/2008/10/avo-
meter.html, diakses 20 Februari 2009).
Anawinta. 2009. MULTIMETER: ALAT ELEKTRO PENTING!, (online),
(http://anawinta.wordpress.com/2008/02/04/multimeter-alat-elektro-penting/, diakses 20
Februari 2009).
Sunarto. 2009. TEKNIK PENGUKRAN KOMPONEN & RANGKAIAN ELEKTONIKA,
( online ) , (http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/Teknik_Pengukuran_Ko
mponen_%26_Rangkaian_Elektronika, diakses 20 Februari 2009).

13

Anda mungkin juga menyukai