Anda di halaman 1dari 3

TANAH LUNAK DAN

TANAH SANGAT LUNAK

a. Pengertian
Tanah lunak merupakan tanah kohesif yang terdiri dari sebagian besar butir-butir
yang sangat kecil seperti lempung atau lanau. Sifat tanah lunak adalah gaya gesernya kecil,
kemampatannya besar, koefisien permeabilitas yang kecil dan mempunyi daya dukug
rendah jika dibandingkan dengan tanah lempung lainnya.
Menurut Terzaghi (1967) tanah lempung kohesif diklasifikasikan sebgai tanah
lunak apabila mempunyai daya dukung lebih kecil dari 0,5 kg/cm2 dan nilai standard
penetration test lebih kecil dari 4 (N-value<4). Berdasarkan uji lapangan, tanah lunak
secara fisik dapat diremas dengan mudah oleh jari-jari tangan. Menurut Toha (1989), sifat
umum tanah lunak adalah memiliki kadar air 80-100%, batas cair 80-110%, batas plastis
30-45%, saat dites sieve analysis, maka butiran yang lolos oleh saringan no 200 akan lebih
besar dari 90% serta memiliki kuat geser 20-40 kN/m2.

b. Karakteristik Tanah Lunak


Pada umumnya tipe dan jenis tanah lunak ditentukan oleh sifat dan karakteristik
tanah, yang meliputi: perubahan volume, jumlah dan jenis kandungan mineral, berat isi
asli, perubahan kadar air, kepadatan tanah, kondisi pembebanan, struktur tanah dan waktu
(Soetjiono, 2008).
Das (1993) menyatakan nilai hasil pengujian di lapangan dan di laboratorium, akan
menunjukan bahwa tanah tersebut lunak apabila: Koefisien rembesan (k) sangat rendah ≤
0.0000001 cm/dt, Batas cair (LL) ≥ 50%, Angka pori (e) antara 2,5 – 3,2, Kadar air dalam
keadan jenuh antara 90% - 120%, dan Berat spesifik (Gs) berkisar antara 2,6 – 2,9.
Tabel 1. Hubungan antar konsistensi dengan tekanan konus
Tekanan Konus qc Undrained Cohesion
Konsistensi tanah
(kg/cm2) (T/m2)
Very Soft < 2,50 < 1,25
Soft 2,50 – 5,0 1,25 – 2,50
Medium Stiff 5,0 – 10,0 2,50 - 5,0
Stiff 10,0 – 20,0 5,0 – 10,0
Very Stiff 20,0 – 40,0 10,0 – 20,0
Hard >40,0 >20,0
(Sumber : Begemann, 1965)

Tabel 2. Hubungan antara kepadatan, relative density, nilai N, qc dan Ø

Relatife Tekanan
konus qc Sudut geser
Kepadatan Density Nilai N
dalam (Ø0)
(Dr) (kg/cm2)
Very loose < 0,2 <4 < 20 < 30
Loose 0,2 – 0,4 4 – 10 20 – 40 30 – 35

Medium dense 0,4 – 0,6 10 – 30 40 – 120 35 – 40

Dense 0,6 - 0,8 30 – 50 120 – 200 40 - 45

Very dense 0,8 – 1,0 >50 >200 >45


(Sumber : Begemann, 1965)

Tabel 3. Hubungan Antara Indeks Plastis Dengan Tingkat Plastisitas


dan Jenis Tanah Menurut Atterberg
PI Tingkat Plastisitas Jenis Tanah

0 Tidak plastis / Non PI Pasir

0 < PI < 7 Plastisitas rendah Lanau (Silt)

7 – 17 Plastisitas sedang Silty – Clay


>17 Plastisitas tinggi Lempung (Clay)
(Sumber : Hardiyatmo, 2002
Tabel 4. Berat Jenis Tanah

Jenis Tanah Berat Jenis


Kerikil 2,65 - 2,68
Pasir 2,65 – 2,68
Lanau anorganik 2,62 – 2,68
Lanau organik 2,58 – 2,65
Lempung anorganik 2,68 – 2,75
Humus 1,37
Gambut 1,25 – 1,80
(Sumber: Hardiyatmo, 1992)

Tabel 5. Nilai SPT dan properties tanah berdasarkan


Standard Penetration Test
Sand Clay
Nilai N SPT Relative Density Nilai N SPT Konsisten
0–4 Very Loose <2 Very Soft
4 – 10 Loose 2–4 Soft
10 – 30 Medium 4–8 Medium
30 – 50 Dense 8 – 15 Stiff
> 50 Very Dense 15 – 30 Very Stiff
> 30 Hard
(Sumber: Terzaghi & Peck)

Tabel 6. Nilai Perkiraan Modulus Elastisitas Tanah


Macam Tanah E (Kg/cm2)
LEMPUNG
Sangat Lunak 3 – 30
Lunak 20 – 40
Sedang 45 – 90
Berpasir 300 – 425
PASIR
Berlanau 50 – 200
Tidak Padat 100 – 250
Padat 500 – 1000
PASIR DAN KERIKIL
Padat 800 – 2000
Tidak Padat 500 – 1400
LANAU 20 – 200
LOESS 150 – 600
CADAS 1400 – 14000
(Sumber: Bowles, 1997)

Anda mungkin juga menyukai