Anda di halaman 1dari 4

1.

Pasar derivatif adalah tempat diperdagangankannya surat-surat berharga yang nilainya


didasarkan aset yang mendasarinya (underlying asset atau elementary asset).
Transaksi derivatif merupakan transaksi atas derivative produk pasar keuangan. Misalnya produk
options; call dan put options. Hubungan transaksi ini dengan pertumbuhan ekonomi adalah
negatif. Karena pada dasarnya semakin dinamis dan bertambahnya volume transaksi derivatif
semakin mengurangi volume transaksi riil ekonomi, akibat arus uang beredar semakin banyak
dilingkungan keuangan. Semakin banyak outlet keuangan modern hakikatnya hanya menambah
panjang labirin arus uang, dan pada saat yang sama akan menyedot uang yang seharusnya
berpotensi memproduksi barang dan jasa (sektor riil).
2.Pemerintah menyadari sepenuhnya pentingnya keberadaan pasar derivatif sebagai subsistem
pasar keuangan Indonesia, yang memiliki peranan strategis sebagai mekanisme tranfer risiko,
price discovery, market integrity yang membuat pasar keuangan semakin terpercaya, enhance
effisiency, dan enhance liquidity.

Pasar derivatif bukanlah judi, tetapi spekulasi. Anggapan tentang judi inilah yang menyebabkan
pasar derivatif tidak berkembang dengan baik.
Pasar kontrak berjangka adalah sangat berguna bagi masyarakat Indonesia, sebab secara makro
keberadaan pasar derivatif akan membantu terciptanya pasar keuangan yang efisien sehingga
pada akhirnya juga akan mem-bantu sektor real (dunia usaha) mendapatkan modal usaha secara
efisien. Dengan pasar keuangan yang efisien dalam arti transparan dan transaksi tidak tinggi
biayanya, sama dengan risiko ketidak pastian berusaha di Indonesia akan semakin kecil, dan
dunia luar akan melihat Indonesia sebagai pilihan berinvestasi, sehingga akan terjadi capital
inflow yang sangat berguna untuk membantu pembangunan ekonomi di Indonesia. Peranan pasar
derivatif menunjang transparansi pasar keuangan, dan sangat pentingnya masalah transparansi.
Jawaban lain :
Para pakar Keuangan terpecah menjadi dua dalam hal perdagangan derivative. Beberapa
mengatakan bahwa perdagangan derivative berguna dan menguntungkan pemegang saham,
namun ada pula yang masih mempertanyakan manfaat dari perdagangan derivative.
Walmsley (1998) percaya bahwa paling tidak ada empat kegunaan derivative yaitu:
pengalihan risiko (risk tansfer), peningkatan likuiditas (liquidity improvement),
penciptaan kredit (credit creation), dan penciptaan ekuitas (equity creation). Dengan
menggunakan derivative maka investor atau pengusaha dapat mengalihkan risiko keuangannya
karena mereka telah melindungi diri dari ketidakpastian (hedging the risk). Karena derivative
dapat dengan mudah diperdagangkan di pasar uang, maka derivative dipercaya sebagai
instrument yang likuid (mudah cair) karena investor atau pengusaha dapat menguangkan
derivative di pasar uang dengan relative cepat dikala mereka membutuhkan uang. Derivatif juga
dapat menciptakan kredit dan ekuitas karena instrument derivative memperluas sumber kredit
dan ekuitas dengan menciptakan jenis kredit dan ekuitas yang baru. Walmsley menegaskan
bahwa manfaat penciptaan kredit dan ekuitas ini timbul karena investor dan pengusaha memiliki
lebih banyak instrument Keuangan yang bisa dipilih.
Meskipun Walmsley mengakui bahwa ada juga kelemahan dari derivative, seperti bisa
menimbulkan ketidakstabilan, tapi Walmsley berkesimpulan: “On balance, however, the
innovations that have been made are almost certainly beneficial for the system as a whole” yang
terjemahannya kurang lebih adalah bahwa secara umum derivative yang ada sebagai inovasi
instrument Keuangan dapat dipastikan akan menguntungkan untuk sistem (keuangan) secara
keseluruhan.
Karimova (2002) juga sependapat dengan Walmsley tentang manfaat derivative.
Menurutnya tujuan utama dari derivative adalah untuk melindungi perusahaan dalam
melakukan transaksi bisnis. Tujuan yang diungkapkan oleh Karimova ini dikenal dengan
istilah pemagaran (hedging). Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa perusahaan yang
menggunakan hedging dalam melakukan transaksi bisnisnya akan memiliki nilai pasar yang
lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menggunakan atau berhenti
menggunakan hedging.
Di sisi lain, Stout (1996) masih meragukan manfaat perdagangan derivative. Menurutnya
perdagangan spekulatif derivative bisa sangat merusak bagi investor dan pemegang saham
karena dapat mengikis laba perusahaan dengan cepat. Stout menjelaskan bahwa:
“disagreement-based trading in derivatives, like gambling, is a negative-sum game that erodes
the wealth and increases the risks of the average player who indulges in it” yang terjemahan
bebasnya adalah bahwa ketidaksetujuan atas perdagangan derivative, seperti halnya atas
perjudian, adalah adanya negative-sum game (yaitu suatu permainan dimana tidak ada satu pihak
pun yang menang) yang akan mengikis kekayaan perusahaan sekaligus meningkatkan risiko
keuangan bagi pemain yang terlibat di dalamnya.
Stout juga berpendapat bahwa perdagangan spekulatif derivative adalah lebih berbahaya
daripada perjudian karena para pemainnya menempatkan jumlah uang yang besar untuk
dipertaruhkan dimana uang tersebut adalah bukan milik para pemain melainkan milik pihak
ketiga seperti dana pension, pemegang deposito, dan pemegang saham. Dalam situasi ekonomi
seperti ini, para pelaku di pasar derivative dihadapkan pada tingginya tingkat ketidakpastian
yang dapat membawa kehancuran pada karir mereka dan perusahaan. Oleh karenanya, Stout
tetap meragukan apakah pasar derivative yang berkembang dengan pesat ini adalah pasar
asuransi ataukah perjudian.
Pada awalnya derivative timbul dengan tujuan untuk melindungi perusahaan dari ketidakpastian
atau fluktuasi ekonomi akibat dilakukannya transaksi bisnis. Dengan kata lain, tujuan utama
derivative pada awalnya adalah untuk hedging. Hal ini berarti perusahaan dapat mengurangi
risiko dari transaksi bisnis dengan mematok hal-hal tertentu (benchmark) seperti kurs sehingga
jika suatu saat nanti terjadi fluktuasi yang tajam atas benchmark (misalnya kurs) kondisi
Keuangan perusahaan akan tetap stabil karena telah dipatok sebelumnya. Oleh karenanya
perusahaan dapat memfokuskan sumber dayanya untuk aktivitas lain yang lebih berguna
daripada sekadar berkonsentrasi mengawasi fluktuasi benchmark.
Di sisi lain dapat dilihat bahwa saat ini tidak sedikit pemain di pasar uang yang melakukan
perdagangan derivative dengan tujuan untuk mencari keuntungan yang luar biasa besar dalam
jangka waktu yang pendek (spekulasi). Perusahaan yang melakukan spekulasi di perdagangan
derivative bisa saja meraih keuntungan yang luar biasa besar dalam waktu yang singkat, seperti
halnya yang terjadi pada Bank Barings sebelum bangkrut. Namun, perusahaan juga bisa
mengalami kerugian yang sangat besar dalam waktu yang singkat akibat berspekulasi di pasar
derivative. Dengan kata lain, uang yang berasal dari perdagangan derivative adalah “easy come,
easy go” sama halnya seperti dalam perjudian.
Perdagangan derivative untuk tujuan perlindungan (hedging) sebaiknya diterapkan oleh
perusahaan sebagai strategi manajemen risiko dalam situasi ekonomi yang diliputi ketidakpastian
sehingga dapat terhindar dari kerugian keuangan akibat fluktuasi ekonomi yang terjadi.
Meskipun ada biaya yang harus dibayar oleh perusahaan untuk melakukan hedging, namun
adanya kepastian yang ditimbulkan oleh hedging akan membuat perusahaan bisa beroperasi
dengan lebih efektif.
Sebaliknya, perdagangan spekulatif derivative dalam situasi ekonomi yang tidak pasti bukanlah
langkah yang bijak bagi perusahaan karena risiko yang dihadapi cukup besar. Manajemen
perusahaan juga harus menyadari bahwa uang yang digunakan untuk berspekulasi di pasar
derivatif bukanlah uang mereka melainkan uang milik pemegang saham.
Strategi hedging tetap bisa diterapkan oleh perusahaan untuk berjaga-jaga seandainya terjadi
ketidakstabilan moneter di luar perkiraan para ekonom dan pelaku pasar uang. Jika perusahaan
merasa bahwa situasi ekonomi cukup aman untuk melakukan perdagangan spekulatif derivative
maka kebijakan ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan tetap harus memperhitungkan
risiko terburuk sehingga bila terjadi kerugian tidak akan mengganggu kestabilan keuangan
perusahaan. Untuk itu, jumlah uang yang akan “dimainkan” di pasar derivative dengan tujuan
spekulasi harus dijaga seminimal mungkin.
Pendapat, atau tepatnya ramalan, Walmsley (1998) mengenai timbulnya berbagai jenis
instrument keuangan yang baru: “There will be financial disaster in the future because of the
unwise use of financial innovations” yang terjemahannya kurang lebih: “Akan terjadi bencana
keuangan di masa depan yang diakibatkan oleh penggunaan instrument keuangan yang tidak
bijak”.

Anda mungkin juga menyukai