Anda di halaman 1dari 14

MANUSKRIP

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN ACTIVITY DAILY LIVING PADA LANSIA


DI BALAI SOSIAL LANJUT USIA (BSLU) MANDALIKA MATARAM

Disusun oleh:
(Susanti )
015.10.3228

KEPADA

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
MATARAM
2019
HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN ACTIVITY DAILY LIVING PADA LANSIA
DI BALAI SOSIAL LANJUT USIA (BSLU) MANDALIKA MATARAM

Susanti1 , Sri Hardiani2, Eva Marvia3 , Ni Made Sumartyawati4


1,2,3,4
Sekolah tinggi ilmu kesehatan (STIKES)Mataram
Email: susantikk28@gmail.com

Intisari

Salah satu indikator dari suatu keberhasilan pembangunan nasional dilihat dari segi
kesehatan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Meningkatnya
usia harapan hidup, dapat menyebabkan peningkatan jumlah lanjut usia (lansia) dari tahun
ketahun (Kemenkes RI, 2016). Semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami
kemunduran terutama di bidang kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan
pada peranan-peranan sosialnya. Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas sehari-
harinya akan dapat mempertahankan martabat dan konsep dirinya. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan konsep diri dengan activity daily living pada lansia di Balai
Sosial Lanjut Usia (BSLU) Mandalika Mataram.
Jenis penelitian ini adalah korelasional dengan menggunakan desain penelitian
Cross Sectional. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode Purposive Sampling dengan
sampel yaitu 45 responden. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah lembar kuesioner untuk mengetahui konsep diri lansia dan lembar kuesioner untuk
mengetahui activity daily living lansia. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan
analisis uji Spearman-Rank.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif searah yang kuat antara
variabel konsep diri dengan activity daily living pada lansia di Balai Sosial Lanjut Usia
(BSLU) Mandalika Mataram.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan antara
variabel konsep diri dengan activity daily living pada lansia di Balai Sosial Lanjut Usia
(BSLU) Mandalika Mataram. Saran yang dapat diberikan adalah konsep diri dapat
dipertahankan dan activity daily living dapat ditingkatkan sehingga lansia dapat melakukan
aktivitas sehari-hari secara mandiri.

Kata Kunci : Konsep Diri, Activity Daily Living, Lansia.


THE CORRELATION BETWEEN SELF-CONCEPT AND DAILY LIVING
ACTIVITY OF ELDERLY IN SOCIAL HOUSE OF ELDERLY MANDALIKA
MATARAN

Susanti1 , Sri Hardiani2, Eva Marvia3 , Ni Made Sumartyawati4


1,2,3,4
Sekolah tinggi ilmu kesehatan (STIKES)Mataram
Email: susantikk28@gmail.com

Abstract
One of the indicators of success of national development is health that improves life
expectancy of people. The increase of life expectancy may affect the number of elderly
from year (Kemenkes RI, 2016). The older a person the weaker the physical body is. This
can reduce the social roles. The ability of a person in doing daily activity will maintain the
dignity. This research is aimed at determining the correlation between self-concept and
daily living activity of elderly in Social House of Elderly of Mandalika Mataram.
The research is correlation study with cross-sectional approach. The samples were
45 respondents selected through purposive sampling. The instrument is questionnaires to
determine the self concept and daily life activity. The data were analyzed with Spearman
Rank.
The results showed that there was a strong direct positive relationship between the
self-concept variable and the daily living activity of elderly in Social House of Elderly of
Mandalika Mataram.
It is inferred that there is significant correlation between self-concept and daily
living activity of elderly. This may encourage elderly to do daily activity independently
without others′ help.

Keywords: self-concept, daily living activity, elderly.


Pendahuluan sebanyak 164.000 jiwa, dan jumlahnya
diperkirakan akan meningkat hampir
World Health Organization
dua kali lipat pada tahun 2030, yaitu
(WHO) menyatakan di hampir setiap
288.900 jiwa. Sementara dinas
negara, proporsi orang yang berusia di
kesehatan mataram menyebutkan
atas 60 tahun tumbuh lebih cepat dari
jumlah lansia sekitar 6.559, dengan
kelompok usia lainnya. Pada tahun
laki-laki berjumlah 3.243 dan
2005-2010, jumlah lanjut usia akan
perempuan berjumlah 3.316 (Profil
sama dengan jumlah balita, yaitu sekitar
kesehatan NTB, 2016).
19,3 juta jiwa atau 9% dari jumlah
Salah satu hasil pembangunan
penduduk. Pada tahun 2020-2025,
kesehatan di Indonesia adalah
Indonesia termasuk dalam negara
meningkatnya angka harapan hidup (life
berstruktur tua, hal ini dapat dilihat dari
expectancy). Dilihat dari sisi ini
presentase penduduk lansia di tahun
pembangunan kesehatan di Indonesia
2008, 2009 dan 2012 telah mencapai di
sudah cukup berhasil, karena angka
atas 7% dari keseluruhan penduduk
harapan hidup bangsa kita telah
dengan umur harapan hidup di atas 70
meningkat secara bermakna. Namun,
tahun. Keadaan ini sangat berkaitan
disisi lain dengan meningkatnya
dengan adanya perbaikan kualitas dan
harapan hidup ini membawa beban bagi
kondisi kesehatan sosial masyarakat
masyarakat, karena populasi penduduk
yang meningkat. Pemerintah Indonesia
usia lanjut (lansia) meningkat. Hal ini
dalam Rencana Pembangunan Jangka
berarti kelompok resiko dalam
Menengah Nasional (RPJM) 2015-
masyarakat kita menjadi lebih tinggi
2019, salah satu sasaran yang ingin
lagi. Meningkatnya populasi lansia ini
dicapai adalah meningkatkan akses dan
bukan hanya fenomena di Indonesia
kualitas hidup lansia (WHO, 2015).
saja tetapi juga secara global
Kondisi yang sama juga terjadi
(Notoatmodjo, 2012).
di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
Di Indonesia jumlah penduduk
yang wilayahnya terdiri atas Pulau
lanjut usia (lansia) mengalami
Lombok dan Pulau Sumbawa.
peningkatan secara cepat setiap
Berdasarkan data BPS (2013), populasi
tahunnya, sehingga Indonesia telah
lansia di Provinsi NTB tahun 2011
memasuki era penduduk berstruktur
adalah 155.500 jiwa, tahun 2012
lanjut usia (aging structured
sebanyak 159.400 jiwa, tahun 2013
population). Para ahli memproyeksikan
pada tahun 2020 mendatang usia dihindari dalam fase kehidupan (Amalia
harapan hidup lansia di Indonesia Yuliati, 2014).
menjadi 71,7 tahun dengan perkiraan Perubahan fisik yang terjadi
jumlah lansia menjadi 28,8 juta jiwa pada lansia tentunya akan
atau 11,34% (Atut, 2013). mempengaruhi kemandirian lansia.
Lanjut usia adalah orang yang Kemandirian adalah kebebasan untuk
sistem- sistem biologisnya mengalami bertindak, tidak tergantung pada orang
perubahan struktur dan fungsi yang lain, tidak terpengaruh pada orang lain
dikarenakan usianya yang sudah lanjut. dan bebas mengatur diri sendiri atau
Perubahan ini dapat berlangsung mulus aktivitas seseorang baik individu
sehingga tidak menimbulkan maupun kelompok dari berbagai
ketidakmampuan atau dapat terjadi kesehatan atau penyakit (Ediawati,
secara nyata dan berakibat 2012).
ketidakmampuan total. Konsep diri Konsep diri terdiri dari beberapa
pada lansia mempengaruhi perawatan komponen yaitu : identitas diri, citra
diri. Hal ini menunjukkan bahwa diri, harga diri, dan ideal diri dan peran.
konsep diri adalah satu parameter Perubahan dalam penampilan, struktur
sedangkan perawatan diri adalah salah atau fungsi bagian tubuh akan
satu indikator. Peningkatan jumlah membutuhkan perubahan dalam
penduduk lansia ini akan membawa gambaran diri (citra diri). Persepsi
dampak terhadap berbagai kehidupan. seseorang tentang perubahan tubuh
Dampak utama peningkatan lansia ini dapat dipengaruhi oleh perubahan
adalah peningkatan ketergantungan tersebut terjadi (Sammy, 2008).
lansia. Ketergantungan ini disebabkan Aktivitas kehidupan sehari-hari
oleh kemunduran fisik, psikis, dan yaitu kemampuan seseorang untuk
sosial lansia yang dapat digambarkan mengurus dirinya sendiri, dimulai dari
melalui empat tahap, yaitu kelemahan, bangun tidur, mandi, berpakaian dan
keterbatasan fungsional, seterusnya (Mubarak & Iqbal, 2009).
ketidakmampuan, dan keterhambatan Penurunan konsep diri akan
yang akan dialami bersamaan dengan mempengaruhi pola pemikiran lanjut
proses kemunduran akibat proses usia terhadap perilakunya. Perubahan
menua. Proses menua merupakan suatu konsep diri pada lanjut usia terutama
kondisi yang wajar dan tidak dapat disebabkan oleh kesadaran subyektif
yang terjadi yang sejalan dengan
bertambahnya usia. Apabila lanjut usia daily living pada lansia di Balai Sosial
menyadari adanya perubahan fisik dan Lanjut Usia (BSLU) Mandalika
psikis yang terjadi pada diri mereka Mataram.
maka akan berfikir dan bertingkah laku
Metode Penelitian
yang seharusnya dilakukan oleh lanjut
usia. Lanjut usia akan banyak Subyek penelitian adalah subyek
mengalami perubahan fisik kemampuan yang dituju untuk diteliti (Sugiyono,
dan fungsi tubuh yang akan 2012). Subyek pada penelitian ini
mengakibatkan tidak stabilnya konsep adalah lansia yang tinggal di Balai
diri (Nugroho, 2008). Sosial Lanjut Usia (BSLU) Mandalika
Dari hasil wawancara yang Mataram. Populasi adalah wilayah
dilakukan dengan perawat, diketahui generalisasi yang terdiri atas obyek atau
bahwa lansia yang tinggal di BSLU subyek yang mempunyai kualitas dan
mandalika mataram mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan
aktivitas sehari-hari yang kurang dan oleh peneliti untuk dipelajari dan
terkadang membutuhkan bantuan orang kemudian ditarik kesimpulannya
lain seperti mandi, mengontrol BAB, (Sugiyono, 2012). Populasi dalam
mengontrol BAK, mengenakan pakaian penelitian ini adalah lansia yang tinggal
bersih tetapi ada juga sebagian lansia di Balai Sosial Lanjut Usia (BSLU)
yang melakukan aktivitas sehari-hari Mandalika Mataram sebanyak 80 orang.
secara mandiri tanpa bantuan orang lain Sampel dalam penelitian ini ditentukan
seperti mandi, mampu mengontrol berdasarkan kriteria inklusi yaitu
BAB, mampu mengontrol BAK, kriteria sampel yang dapat dimasukkan
mengenakan pakaian yang bersih dan atau layak diteliti (Nursalam, 2011).
sesuai. Hasil wawancara dengan Sampel dalam penelitian ini adalah 45
beberapa orang lansia didapatkan orang lansia yang ada di Balai Sosial
diantaranya mengungkapkan bahwa Lanjut Usia (BSLU) Mandalika
dirinya merasa kecewa dengan Mataram. Teknik sampling yang
keadaannya saat ini, merasa sudah tidak digunakan dalam penelitian ini adalah
berguna lagi, merasa malu dengan Purposive Sampling yaitu suatu teknik
keadaan mereka sekarang. penetapan sampel dengan cara memilih
Berdasarkan uraian di atas sampel diantara populasi sesuai dengan
peneliti tertarik untuk meneliti yang akan di kehendaki peneliti (tujuan
Hubungan konsep diri dengan activity atau masalah dalam penelitian),
sehingga sampel tersebut dapat responden berupa nama, umur, jenis
mewakili karakteristik populasi yang kelamin, agama, pendidikan terakhir
telah dikenal sebelumnya (Nursalam, dan suku. Kemudian menggunakan
2011). kuesioner baku yaitu kuesioner konsep
Desain penelitian merupakan diri dan kuesioner activity daily living.
rancangan penelitian yang sangat
Hasil
penting dalam penelitian,
memungkinkan pengontrolan maksimal Tabel 1 Karakteristik Responden
beberapa faktor yang dapat Usia Persentase
No (Tahun) Jumlah (%)
mempengaruhi akurasi suatu hasil
1 60-70 27 60.0
(Nursalam, 2013). Desain penelitian
2 75-90 18 40.0
yang digunakan dalam penelitian ini
3 > 90 0 0
adalah Cross Sectional yaitu penelitian Total 45 100
yang menekankan waktu pengukuran Jenis Persentase
Jumlah
Kelamin (%)
atau observasi data variabel
1 Laki-laki 13 28.9
independen dan dependen dinilai secara 2 Perempuan 32 71.1
simultan pada suatu saat, jadi tidak ada Total 45 100
tindak lanjut. Tentunya tidak semua Persentase
Pendidikan Jumlah
subjek penelitian harus diobservasi (%)
1 Tidak
pada hari atau pada waktu yang sama, 29 64.4
Sekolah
akan tetapi baik variabel independen 2 SD 13 28.9
maupun variabel dependen dinilai 3 SMP/MTs 3 6.7
4 SMA/SMK/
hanya satu kali saja. Dengan studi ini, 0 0
MA
akan diperoleh prevalensi atau efek 5 Perguruan
0 0
suatu fenomena (variabel dependen) Tinggi
Total 45 100
dihubungkan dengan penyebab
Berdasarkan tabel 1 didapatkan
(variabel dependen) (Nursalam, 2011).
sebagian besar responden merupakan
Instrumen adalah alat-alat yang
lanjut usia (usia 60-70 tahun) yaitu
akan digunakan oleh peneliti untuk
sebesar 27 orang (60.0%). Karakteristik
pengumpulan data (Notoatmodjo,
responden berdasarkan jenis kelamin
2012). Instrumen penelitian yang
didapatkan sebagian besar responden
digunakan dalam penelitian ini yaitu
berjenis kelamin perempuan sebanyak
menggunakan lembar kuesioner (daftar
32 orang (71.1%). Karakteristik
pertanyaan) untuk data demografi
responden berdasarkan tingkat yang mandiri sebanyak 39 orang
pendidikan didapatkan sebagian besar (86.7%).
responden tidak sekolah yaitu sebanyak
29 orang (64.4%). Tabel 4 Hubungan Konsep Diri Dengan
Activity Daily Living Pada Lansia Di
Tabel 2 Distribusi konsep diri lansia di Balai Sosial Lanjut Usia (BSLU)
BSLU Mandalika Mataram Tahun 2019 Mandalika Mataram.

Konsep Frekuensi Persen Activity Daily Living


No Diri (n) (%) (ADL)
1 Baik 27 60.0 Keterga
2 Cukup 18 40.0 Konsep Mandiri ntungan Jumlah
3 Kurang 0 0 Diri Ringan
Total 45 100
∑ % ∑ % ∑ %
Berdasarkan tabel 2
menunjukkan bahwa sebagian besar Baik 27 60,0 0 0 27 60,0
responden yang memiliki konsep diri Cukup 12 26,7 6 13,3 18 40,0
baik sebanyak 27 orang (60.0%). Total 39 86,7 6 13,3 45 100
p-value
Tabel 3 Distribusi activity daily living uji 0,001
Lansia di BSLU Mandalika Mataram Spearm

Tahun 2019 an-


Rank
No Activity Daily Frekuensi Persen
Living (n) (%) Berdasarkan tabel 4
1 Mandiri 39 86.7 menunjukkan bahwa hasil uji
2 Ketergantungan Spearman-Rank diperoleh nilai
6 13.3
Ringan
signifikansi sebesar 0,001 (p<0,05).
3 Ketergantungan
0 0
Sedang
4 Ketergantungan Pembahasan
0 0
Berat
5 Ketergantungan Dari hasil penelitian didapatkan
0 0
Total
sebagian besar responden lanjut usia
Total 45 100
Berdasarkan tabel 3 (usia 60-70 tahun) sebanyak 27 orang
menunjukkan bahwa sebagian besar (60,0%). Menurut Nugroho (2008) hal
responden dengan activity daily living ini di sebabkan karena dengan
bertambahnya usia lansia terdapat
penurunan fisik, perubahan mental, dari pada proporsi lansia laki-laki (BPS,
(penampilan, persepsi, dan 2016).
keterampilan psikomotor berkurang). Karakteristik responden
Proporsi penduduk usia lanjut berdasarkan tingkat pendidikan
(lansia) dari total penduduk dunia naik didapatkan sebagian besar responden
dari menjadi 15% pada tahun 2025, dan tidak sekolah sebanyak 29 orang
meningkat hampir mencapai 25% pada (64,4%). Orang yang berpendidikan
tahun 2050 (Maryam, 2008). akan terhindar dari kebodohan dan
Karakteristik responden kemiskinan, karena dengan modal ilmu
berdasarkan jenis kelamin didapatkan yang diperolehnya melalui proses
sebagian besar responden berjenis pendidikan, orang akan mampu
kelamin perempuan sebanyak 32 orang mengatasi masalah kehidupan yang
(71.1%). Hal ini sesuai dengan Hasil dihadapinya. Semakin tinggi
survey Statistik Penduduk Lanjut Usia pendidikan maka semakin tinggi
Tahun 2016 yang mengemumukakan pengetahuan, ketrampilan dan
bahwa secara teoritis angka harapan kemampuannya (Nugroho, 2008).
hidup wanita lebih tinggi dari pada laki- Hal ini sebagaimana
laki sehingga keberadaan lansia dikemukakan oleh (Notoadmojo, 2012)
perempuan akan lebih banyak dari pada bahwa tingkat pendidikan seseorang
lansia laki-laki. Hasil Sensus Penduduk berpengaruh dalam memberikan respon
2016 mencatat angka harapan hidup terhadap sesuatu yang datang dari luar.
perempuan sebesar 71-74 tahun, lebih Masalah yang dihadapi lanjut usia baik
tinggi dari pada laki-laki yang sebesar dari segi fisik, mental, dan sosial
67-51 tahun. Sesuai dengan teori, maka berkaitan dengan kesehatan dan
di Indonesia proporsi lansia perempuan kesejahteraan, sehingga menyebabkan
akan lebih tinggi dari pada proporsi kebutuhan terhadap dukungan keluarga
lansia laki-laki. Fenomena ini juga dan pelayanan kesehatan (Notoatmodjo,
ditunjukkan dari hasil Sensus 2016. 2012).
Proporsi lansia perempuan pada tahun Sedangkan di zaman
2016 lebih tinggi 1,11% dibanding modernisasi ini, masih banyak dijumpai
proporsi lansia laki-laki. Baik di lansia yang terlantar karena kurangnya
perkotaan maupun di perkelurahanan, perhatian dan dukungan dari
proporsi lansia perempuan lebih tinggi keluarga.Hal ini disebabkan karena
rendahnya status sosial ekonomi dan
tingkat pendidikan keluarga, sehingga yang mandiri sebanyak 39 orang
keluarga kurang mampu dalam (86,7%). Semakin lanjut usia seseorang
memberikan dukungan kepada lansia maka kemampuan fisiknya akan
untuk memenuhi kebutuhan hidup semakin menurun, sehingga dapat
lansia (Maryam, 2008). mengakibatkan kemunduran pada
Dari permasalahan yang peran-peran sosialnya. Hal ini
dihadapi usia lanjut tersebut apabila mengakibatkan pula timbulnya
tidak segera diatasi akan menimbulkan gangguan dalam hal mencukupi
beberapa akibat, yaitu timbulnya kebutuhan hidupnya, sehingga dapat
penyakit dan menurunnya aktivitas meningkatkan ketergantungan yang
pemenuhan sehari- hari. memerlukan bantuan orang lain
Berdasarkan hasil penelitian (Nugroho, 2008).
didapatkan bahwa sebagian besar Apabila ketergantungan tidak
responden yang memiliki konsep diri segera diatasi, maka akan menimbulkan
baik yaitu sebanyak 27 orang (60,0%). beberapa akibat seperti gangguan
Penurunan konsep diri akan sistem tubuh, yaitu penyakit
mempengarui pola pemikiran lanjut menurunnya “Activity of Daily Living
usia terhadap perilakunya. Perubahan (ADL)”. Faktor-faktor yang
konsep diri pada lanjut usia terutama mempengaruhi tingkat kemandirian
disebabkan oleh kesadaran subyektif lansia dalam melakukan Activity of
yang terjadi yang sejalan dengan Daily Living (ADL) adalah faktor usia,
bertambahnya usia. Apabila lanjut usia immobilisasi, dan mudah terjatuh
menyadari adanya perubahan fisik dan (Nugroho, 2008).
psikis yang terjadi pada diri mereka Pemeliharaan kebersihan diri
maka akan berfikir dan bertingkah laku sangat menentukan status kesehatan, di
yang seharusnya dilakukan oleh lanjut mana individu secara sadar dan atas
usia. Lanjut usia akan banyak inisiatif pribadi menjaga kesehatan dan
mengalami perubahan fisik kemampuan mencegah terjadinya penyakit. Upaya
dan fungsi tubuh yang akan ini lebih menguntungkan bagi individu
mengkibatkan tidak stabilnya konsep karena lebih hemat biaya, tenaga dan
diri (Nugroho, 2008). waktu dalam mewujudkan
Berdasarkan hasil penelitian kesejahteraan dan kesehatan. Upaya
didapatkan bahwa sebagian besar pemeliharaan kebersihan diri mencakup
responden dengan activity daily living tentang kebersihan rambut, mata,
telinga, gigi, mulut, kulit, kuku, serta dan lainnya dalam activity daily living.
kebersihan dalam berpakaian. Dalam Lansia dirasakan semakin mirip dengan
upaya pemeliharaan kebersihan diri ini, anak-anak, dalam ketergantungan
pengetahuan keluarga akan pentingnya pemenuhan kebutuhan dasarnya,
kebersihan diri tersebut sangat (Affandi, 2008).
diperlukan. Karena pengetahuan atau Penelitian tentang hubungan
kognitif merupakan domain yang sangat hubungan konsep diri dengan activity
penting dalam membentuk tindakan daily living pada lansia di Balai Sosial
seseorang (Mubarak & Iqbal, 2009). Lanjut Usia (BSLU) Mandalika
Berdasarkan hasil penelitian Mataram. Hasil penelitian ini sejalan
didapatkan bahwa hasil uji Spearman- dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rank diperoleh nilai signifikansi (Viona Aprilia Tani, 2017) dengan
sebesar 0,001 (p<0,05). Hal ini judul hubungan konsep diri dengan
menunjukkan bahwa ada hubungan perawatan diri pada lansia di BPLU
yang signifikan antara variabel konsep Senja Cerah Propinsi Sulawesi Utara.
diri dengan activity daily living pada Terdapat hubungan konsep diri lansia
lansia di Balai Sosial Lanjut Usia dengan perawatan diri lansia di BPLU
(BSLU) Mandalika Mataram. Dalam Senja Cerah Provinsi Sulawesi Utara.
teori self care, Dorothea Orem
menganggap bahwa aktivitas hidup Kesimpulan
sehari-hari merupakan suatu kegiatan
Berdasarkan hasil penelitian dan
membentuk kemandirian individu yang
pembahasan, maka dapat dikemukakan
akan meningkatkan taraf kesehatannya.
kesimpulan mengenai Hubungan
Sehingga bila mengalami defisit, ia
Konsep Diri Dengan Activity Daily
membutuhkan bantuan dari perawat
Living Pada Lansia Di Balai Sosial
untuk memperoleh kemandiriannya
Lanjut Usia (BSLU) Mandalika
kembali (Hapsah, 2008).
Mataram yaitu : ada hubungan yang
Penurunan keadaan fisik dari
signifikan antara variabel konsep diri
kelompok usia lanjut ini terjadi karena
dengan activity daily living pada lansia
penurunan fungsi, sehingga akan
di Balai Sosial Lanjut Usia (BSLU)
menyebabkan kelompok usia lanjut
Mandalika Mataram.
mengalami penurunan dalam
melaksanakan kegiatan harian seperti
makan, ke kamar mandi, berpakaian,
Daftar Pustaka Kemenkes RI. 2016. Profil Kesehatan
Indonesia Tahun 2016.
Affandi. 2008. dalam penelitian Lora
Marlita “Faktor- Faktor Yang Maryam. 2008. dalam penelitian Fathra
Mempengaruhi Tingkat Annis Nauli (2014). Jurnal
Kemandirian Lansia Dalam Keperawatan Soedirman (The
Melakukan Activity Daily Living Soedirman Journal of Nursing).
(Adl) Di UPT PSTW Khusnul Hubungan Tingkat Depresi
Khotimah” Universitas Abdurrab. Dengan Tingkat Kemandirian
Diakses bulan oktober 2018. Dalam Aktifitas Sehari-Hari Pada
Lansia Di Wilayah Kerja
Amalia Yuliati. 2014. dalam penelitian Puskesmas Tembilahan Hulu”.
Viona Aprilia Tani (2017) “e- Universitas Riau Studi ilmu
journal Keperawatan” Hubungan keperawatan. Volume 9. Hal 2.
Konsep Diri Dengan Perawatan
Diri Pada Lansia Di BPLU Senja Maryam, S.R. 2008. Mengenal usia
Cerah Propinsi Sulawesi Utara. lanjut dan penanganannya.
Universitas Sam Ratulangi Jakarta: Salemba Medika.
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran. Diakses https://dinkes.go.id profil kesehatan
bulan oktober 2018. NTB, 2016.

Atut. 2013. Jurnal Keperawatan. Mubarak, Iqbal. 2009. Ilmu


Gambaran Tingkat Kemandirian Keperawatan Komunitas: Konsep
Lansia di Dusun Blimbing Desa dan Aplikasi. Jakarta: Salemba
Sukorejo Kecamatan Sukorejo Medika.
Kabupaten Ponorogo”. (KTI,
Universitas Muhammadiyah Notoatmodjo S. 2012. Promosi
Ponorogo. Volume 7. Hal 2. Kesehatan dan Perilaku
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
BPS. 2013. Populasi Lansia Di
Provinsi NTB Tahun 2011. Nugroho. 2008. Keperawatan gerontik.
Buku Kedokteran. Jakarta: EGC.
BPS. 2016. Angka Harapan Hidup
Lansia. Nursalam. 2011. Konsep dan
Penerapan Metodologi Penelitian
Ediawati. 2012. Jurnal Keperawatan. Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Gambaran Tingkat Kemandirian Salemba Medika.
Dalam Actuvity Of Daily Living Nursalam. 2013. Konsep Penerapan
(ADL) Dan Resiko Jatuh Pada Metodologi Penelitian Ilmu
Lansia Di Panti Sosial Tersna Keperawatan. Jakarta: Salemba
Wredha Budi Mulia 01 dan 03 Medika.
Jakarta Timur”. Universitas
Indonesia. Volume 6. Hal 2. Sammy. 2008. Asuhan Keperawatan
Pada Klien Dengan Gangguan
Hapsah. 2008. Analisis Teori Dorothea Mobilisasi. Jakarta: Salemba
Orem “SELF CARE DEFICIT”. Medika.
http: www.scribd.com/.Diakses
Bulan November 2018.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif. Bandung:
Alfabeta.

WHO. 2015. World Health


Organization Quality Of Life.
WHO.

Anda mungkin juga menyukai