Oleh :
Kelompok 1 (D2)
Savira Bellarina 201710210311170
Hilman Ihtisyamuddin 201710210311174
Nur KholidiaAningtyas 201710210311178
Eva Ulviah Nurul Fadilah 201710210311183
Laila Nur Fitria Liecha 201710210311185
LABORATORIUM AGRIBISNIS
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan praktikum lapang Manajemen Agribisnis ini disusun berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan di Usaha Kecil Menengah “CITA MANDIRI” pada
tanggal 5 April 2019 oleh:
Nama/NIM : 1. Savira Bellarina 201710210311170
2. Hilman Ihtisyamuddin 201710210311174
3. Nur KholidiaAningtyas 201710210311178
4. Eva Ulfya Nurul Vadila 201710210311183
5. Laila Nur Fitria Liecha 201710210311185 Commented [Office2]: Before after 0
Jurusan : Agribisnis
Fakultas : Pertanian-Peternakan
Universitas Muhammadiyah Malang Commented [Office3]: Before after 0 dan halaman bukan
1 ya
Malang, April 2019
Telah disahkan dan disetujui,
Instruktur, Asisten,
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur tim penyusun panjatkan kehadiran Allah SWT, atas
segala karunia, rahmat maupun hidayat-Nya sehingga kami dapat menyusun
laporan ini. Laporan ini kami susun untuk memenuhi tugas akhir praktikum
Manajemen Agribisnis jurusan Agribisnis Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-
dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun
materi dalam penyusunan laporan akhir ini. Kami menyampaikan terikasih kepada
Allah SWT yang telah memberikan kami kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan akhir praktikum ini. Kami juga mengucapkan terima kasih
yang sebanyak-banyaknya untuk setiap orang yang sudah mendukung
terlaksananya paktikum. Khususnya untuk semua pihak yang sudah membimbing
dan mengarahkan penulis hingga laporan ini bisa tersusun dengan baik. Penulis
berterima kasih kepada :
1. Nur Ocvanny Amir, SP., MP. selaku dosen mata kuliah Manajemen
Agribisnis yang telah memberi tugas ini pada penulis dan memberi banyak
arahan yang tepat
2. Filla Cipta Sasmita, SP. selaku instruktur praktikum Manajemen Agribisnis
yang telah memberikan bimbingan kepada penulis
3. Dr. Ir. Rahayu Relawati, MM. selaku Kepala Laboratorium Agribisnis
4. Sholvia Dwi R. selaku asisten laboratorium praktikum Manajemen Agribisnis
yang telah memberikan arahan bagi penulis
5. Sunoto selaku pemilik usaha kentang Cita Mandiri
Demikian penulis sampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak
pendukung. Kami meminta maaf bilamana terdapat kesalahan kata atau kalimat
yang kurang berkenan. Banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, maka kami
menerima setiap masukan yang tentunya membangun kinerja kami dalam membuat
sebuah laporan. Akhir kata, kami berharap agar laporan ini bisa memberikan
banyak manfaat bagi pembaca sebagaimana mestinya.
Malang, April 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perusahaan/profil perusahaan
Kentang (Solanum tuberosum) tergolong bahan makanan yang kaya nutrisi
dan semakin meningkat kebutuhannya. Beberapa manfaat tanaman kentang antara
lain: sebagai bahan diversifikasi pangan non beras yang bernilai gizi tinggi,
tanaman cepat menghasilkan (cash crop) bagi petani, komoditas ekspor non-migas,
bahan dasar industri pangan dan tekstil, serta bahan makanan fast-food yang
menjamur di kota-kota besar.
Saat ini potensi di sekitar pertanian menjadi salah satu aspek yang harus
diprioritaskan dan menjadi peluang usaha yang bagus bagi pembangunan nasional. Commented [Office4]: Disesuaikan seperti diatas ya
untuk pengaturan garis dan berlaku untuk semua bab
Misalnya dengan mengolah umbi-umbian menjadi berbagai macam makanan
ringan maupun berat yang mempunyai rasa khas dan tahan lama untuk disimpan.
Bentuk olahan tersebut bisa berupa tepung, gaplek, tapai, keripik dan lainnya.
Keripik merupakan salah satu makanan ringan favorit yang pastinya disukai
oleh banyak orang. Selain enak, pembuatan keripik ini tergolong mudah, sehingga
banyak orang yang menyukainya bahkan menjadikannya peluang bisnis yang
memiliki omset penjualan cukup tinggi. Pembuatan keripik saat ini masih terbatas
pada usaha kecil atau industri rumah tangga dengan ditujukan untuk pasaran lokal.
Pada umumnya dipasarkan melalui pedagang perantara, warung, toko-toko kecil,
penjajah jalanan serta pasar swalayan dengan pengemasan dan cara pengemasan
bervariasi tergantung pada sasaran yang dituju. Dengan makin baiknya pengolahan
dan pengemasan sehingga diperoleh keripik singkong yang bermutu dan terjaga
kebersihan, diharapkan pemasaran produk ini dapat menjangkau konsumen yang
lebih luas.
Usaha bunga keripik kentang ini berdiri pada tahun 1992. Sejarah berdirinya
usaha kripik kentang ini dimulai dari usaha keluarga bapak Sunoto yang mana
sebagai penyetok kentang untuk hotel dan restoran yang berada di pulau dewata
bali. Kentang yang dikirim harus memenuhi standart yang telah di tetapkan dan
untuk kentang yang tidak memenuhi kriterian akan dikembalikan pada penyetok,
untuk mengurangi tingkat kerungian maka kentang - kentang yang dikembalikan
tadi di inovasikan menjadi kripik kentang. Setelah berjalan beberapa tahun pak
Sunoto memutuskan untuk mengembangkan usahanya untuk memproduksi kripik
berbagai varian komoditi dan juga kripik kentang yang mentah siap goreng. Proses
yang dilakukan secara manual mulai dari pengupasan, pengeringan, penggorengan
hingga pengemasan. Pemasaran dilakukan dengan cara memasarkan ke toko – toko
dan warung yang berada di kawasan daerah batu hingga akhirnya sekarang sudah
dapat menguasai seluruh Carrefour wilayah jawa timur dan jawa tengah. Walaupun
tidak langsung berkembang pesat usaha ini terus berinovasi sehingga sukseslah
seperti sekarang. Sistem usaha Cita Mandiri ini termasuk usaha perseorangan yang
di mulai dari tahun 1992.
1.2 Tujuan
Adapun Tujuan UKM CITA MANDIRI ini antara lain :
1. Untuk mengetahui alur integrasi UKM CITA MANDIRI
2. Untuk mengetahui kemitraan UKM CITA MANDIRI
3. Untuk mengetahui aspek manajemen agribisnis UKM CITA MANDIRI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Industri Hulu dan Hilir
Agroindustri adalah perusahaan (enterprise) yang mengolah hasil tanaman
dan hewan. Pengolahan mencakup transformasi dan pengawetan produk melalui
perubahan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengemasan dan distribusi (Austin,
1992). Pengembangan agroindustri berkelanjutan adalah pengembangan
agroindustri yang memperhatikan aspek manajemen dan konservasi sumber daya
alam dengan menggunakan teknologi dan kelembagaan yang sesuai dengan daya
dukung lingkungan, secara ekonomi menguntungkan dan secara sosial dapat
diterima oleh masyarakat (Soekartawi, 2000).
Kegiatan agroindustri mempunyai keterkaitan ke depan dank e belakang
yang sangat besar (Backward dan Forward linkages). Menurut Simatupang (1997)
secara ekstrim menggambarkan keterkaitan berspektrum luas bahwa agroindustri
sebetulnya tidak hanya dengan produk sebagai bahan baku, tapi juga dengan
konsumsi, konsumsi, investasi dan fiskal. Besarnya keterkaitan ke depan ke belkang
bagi kegiatan agroindustry, sehingga apabila dihitung berdasarkna impact
multipliersecra langsung dan tidak langsung terhadap perekonomian diprediksi
akan sangat besar. Hal inilah yang menjadi pendekatan dalam memposisikan
agroindustry berpeluang besar menjadi sistem unggulan.
Agroindustri jika dilihat dari sistem agribisnis, ia merupakan bagian
(subsistem) agribisnis yang memproses dan mentranformasikan bahan – bahan hasil
pertanian menjadi barang – barang setengah jadi yang langsung dapat dikonsumsi
dan barang atau bahan hasil produksi industri yang dipergunakan dalam proses
industri seperti traktor, pupuk, pertisida, mesin pertanian dan lain – lain.
Berdasarkan batasan diatas, agroindustri merupakan sub sektor yang luas yang
meliputi industri hulu sektor pertanian sampai dengan industry hilir. Industri hulu
adalah industry yang memperoduksi alat – alat dan mesin pertanian serta industry
sarana produksi yang digunakan dalam proses budidaya pertanian, sedangkan
industri hilir merupakan industry yang mengolah hasil pertanian menjadi bahan
baku atau barang yang siap dikonsumsi atau merupakan industri pasca panen dan
pengolahan hasil pertanian (Austin, 1992).
1
2.2 Manajemen Produksi
Menurut Sofjan Assauri (2004) mengemukakan bahwa manajemen
produksi adalah kegiatan untuk mengatur dan mengoordinasikan penggunaan
sumber – sumber saya yang merupakan sumber daya manusia, sumber daya alat
dan sumber daya dana serta bahan, secara efektif dan efisien untuk menciptakan
dan menambha kegunaan (utility) suatu barang atau jasa. Menurut Agus Ahyari
dalam Christian (2011), manajemen produksi merupakan proses manajemen
(perencanaan, pengoorganisasian, pengarahan, pengkooordinasian, serta
pengendalian) yang di tetapkan dalam kegiatan/bidang produksi dalam suatu
perusahaan. Sedangkan definisi manajemn produksi dan operasi menurut
Prawirosentono dan Suyadi (2001): manajemen produksi dan operasi merupakan
usaha – usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumberdaya – sumberdaya
(atau sering disebut faktor – faktor produksi) tenaga kerja mesin – mesin, peralatan,
bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk atau jasa.
2.3 Manajemen Pemasaran
Pemasaran adalah hasil dari sebuah prestasi kerja kegiatan usaha yang
berkaitan dengan mengalirnya barang dan jasa dari produsen sampai ke konsumen
(Sofjan,2011). Pemasaran memiliki berbagai konsep, meliputi konsep produksi,
konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, dan konsep pemasaran sosial.
Konsep produksi artinya konsumen lebih menyukai produk yang tersedia luas dan
harganya terjangkau. Konsep produk artinya konsumen lebih menyukai produk
yang berkualitas, memiliki kinerja, dan fitur inovatif yang tinggi. Konsep penjualan
artinya konsumen tidak akan membeli cukup banyak produk tanpa usaha penjualan
dan promosi besar – besaran (Simamora, 2001).
Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan program – program yang ditujukan untuk mengadakan pertukaran
dengan pasar yang dituju untuk mencapai tujuan organisasi (Kotler dan Amstrong,
2008). Pemasaran biasanya dihadapkan pada masalah produk, harga, distribusi dan
promosi yaitu berapa dan bagaimana bauran tersebut ditetapkan, hal ini agar tujuan
yang diinginkan dapat tercapai dengan baik. Masalah yang sering timbul adalah
keputusan pembelian konsumen (Fitri,2012).
2.4 Kemitraan
Kemitraan menurut undang – undang nomor 9 tahun 1995 pada bab 1
dikatakan sebgai kerjasama usaha kecil dengan usaha menengah atau usaha besar
disertai dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan
saling menguntungkan, ini merupakan suatu landasan pengembangan usaha.
Menurut Supriyadi (1997) Kemitraan pada dasarnya menggabungkan aktivitas
beberapa badan usaha kecil. Oleh karena itu sangat dibutuhkan suatu organisasi
yang memadai. Penggunaan pendekatan konsep sistem, diketahui bahwa organisasi
pada dasarnya terdiri dari sejumlah unit atau sub unit yang saling berinteraksi dan
interpedensi. Performasi dan satu unit dapat menyebabkan kerugian pada unit – unit
lainnya. Misalnya peningkatan penjualan tanpa diimbangi kapasitas produksi yang
lebih memadai, justru akan memperburuk efisiensi.
2.5 Biaya Produksi
Menurut Mulyadi (1998) Biaya produksi adalah akumulasi dari semua biaya
– biaya yang dibutuhkan dalam proses produksi dengan tujuan untuk menghasilkan
suatu produk atau barang. Biaya – biaya ini meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja, biaya operasional barang / pabrik, dan lain sebagainya. Biaya produksi harus
diakumulasikan secara cermat untuk kemuadia dihitung dan dibangdingkan dengan
laba kotor perusahaan. Selisih pendapatan dikurangi dengan biaya produksi akan
menjadi laba bersih perusahaan. Selisih pendapatan dikurangi dengan biaya
produksi akan menjadi laba bersih perusahaan atau total keuntungan yang di
peroleh. Biaya produksi ini diperlukan untuk mendukung proses pengolahan bahan
baku menjadi produk jadi yang siap di pasarkan kepada konsumen. Umunya biaya
produksi dibagi menjadi tiga jenis yaitu:
1. Biaya bahan baku (direct material cost)
Merupakan bahan secara langsung digunakan dalam produksi untuk
mewujudkan suatu macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan.
2. Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost)
Merupakan biaya – biaya bagi para tenaga kerja langsung
ditempatkan dan didayagunakan dalam menangani kegiatan – kegiatan
proses produk jadi secara langsung diterjunkan dalam kegiatan produksi
menangani segala peralatan produksi dan usaha itu dapat terwujud.
3. Biya overhead pabrik (factory overhead cost)
Umunya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung dan biaya
pabrik lainnya yang tidak secara mudah didefinisikan atau di bebankan
pada suatu pekerjaan. Elemen – elemen dari biaya overhead pabrik yaitu
: biaya bahan penolong biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya
depresiasi dan amortisasi aktiva tetap, biaya reparasi dan pemeliharaan
mesin, biaya listrik dan air pabrik, biaya asuransi pabrik dan biya operasi
lain – lain.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Alur Integrasi Perusahaan /organisasi/bisnis int
Struktur Organisasi.
DIREKTUR
SUNOTO
MANAJER
UMUM
FABY MARULITA
No. Nama Jumlah Harga Total Umur Penyusutan Commented [Office11]: total mana? Seperti diatas yang
di bahan baku
Produk Ekonomis
1. Pisau 25 Rp. Rp. 2 tahun Rp. 5.208,-
125.000,- 3.125.000,-
2. Kompor 4 Rp. Rp. 3 tahun Rp.
33.333,-
1.200.000,- 4.800.000,-
3. Wajan 4 Rp. Rp. 5 tahun Rp.
23.333,-
1.400.000,- 5.600.000,-
4. Pemotong 6 Rp. Rp. 1 tahun Rp. 2.750,-
kentang 330.000,- 1.980.000,-
Jumlah Rp. Rp.
64.624,-
15.505.000,-
Pengadaan biaya-biaya tetap antara lain digunakan untuk pembelian alat,
yaitu pisau, kompor, wajan, dan pemotong kentang. Pembelian masing-masing alat
beragam sesuai kebutuhan. Setiap alat memiliki umur ekonomis rata-rata sebesar 3
tahun.
c. TR
Total pendapatan yang diraih berjumlah Rp. 688.474.125,-. Total pendapatan
di dapat dalam penjumlahan dari rata-rata pendapatan setiap bulannya. Produksi
yang dilakukan 1 minggu satu kali memperoleh pendapatan sebesar Rp
13.237.125,-
d. Keuntungan
Total revenue yang digunakan adalah biaya variable maupun biaya tetap yang
dikeluarkan dalam penyediaan bahan baku yang digunakan. Biaya variable yang di
butuhkan adalah bahan-bahan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
sehingga produk tersebut dapat dihasilkan dan biaya tetap yang dibutuhkan adalah
alat transportasi untuk menunjang proses dalam bahan baku. Berdasarkan
penghitungan total revenue – total cost (seluruh biaya variabel dan biaya tetap),
didapatkan hasil berjumlah Rp. 472.409.501,-
e. R/C Ratio profitability Commented [LM12]: cukup hasil dan kesimpulannya saja.
Perhitungan dimasukkan ke lampiran dan dilihat komen yang
Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) adalah rasio atau perbandingan untuk diatas ya
d. Keuntungan
Total revenue yang digunakan adalah biaya variable maupun biaya tetap
yang dikeluarkan dalam penyediaan bahan baku yang digunakan. Biaya variable
yang di butuhkan adalah bahan-bahan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
sehingga produk tersebut dapat dihasilkan dan biaya tetap yang dibutuhkan adalah
alat transportasi untuk menunjang proses dalam bahan bakuBerdasarkan
penghitungan total revenue – total cost (seluruh biaya variabel dan biaya tetap),
didapatkan hasil berjumlah Rp. 453.209.501,-
e. R/C Ratio profitability Commented [LM14]: cukup hasil dan kesimpulannya saja.
Perhitungan dimasukkan ke lampiran
Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) adalah rasio atau perbandingan
untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba (profit) dari
pendapatan terkait penjualan berdasarkan dasar pengukuran tertentu. Jenis-jenis
rasio profitabilitas dipakai untuk memperlihatkan seberapa besar laba atau
keuntungan yang diperoleh dari kinerja suatu perusahaan yang memengaruhi
catatan atas laporan keuangan yang harus sesuai dengan standar layak atau tidak.
Penghitungan total revenue dibagi total cost mendapati hasil 2,9 yang artinya UKM
Cita Mandiri mendapati keuntungan atau juga bisa disebut layak.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA Commented [Office15]: justify ya
DIREKTUR
SUNOTO
MANAJER
UMUM
FABY MARULITA
Penerimaan = 𝑃 × 𝑄
= Rp 16.000 x 1.600
= Rp25.600.000 x 4 x 12
= Rp 1.228.800.000,-
Keuntungan (π) = 𝑇𝑅 − 𝑇𝐶
= Rp 1.228.800.000,- – Rp 386.790.499,-
= Rp 842.009.501
R/C Ratio = TR : TC
= 24.000.000 : 8.742.000
= 2,7
Lampiran 5. Dokumentasi