Anda di halaman 1dari 16

1. Bagaimana menangani genangan rob di atas?

Jawab:
a) Menanam mangrove sebagai jaring yang menjerat sedimen sehingga
mengurangi dampak abrasi akibat banjir rob
b) Pembangunan polder yaitu kolam kecil yang digunakan pengumpulair rob
c) Sumur resapan
d) Tanggul pantai tembok penahan air pantai
e) Reklamasi pantai

2. Disain tipikal konstruksi utk genangan rob di atas?


Jawab:
Contoh desain sumur resapan

3. Rencanakan strategi dan metode pelaksanaannya?


Jawab:
Rencana strategi :
strategis yang terkait dengan pembangunan sumur resapan adalah :
1. Semakin berkurangnya bidang resapan lahan kota
2. Paradigma lama bahwa air limpasan harus disalurkan langsung ke jaringan
drainase berhadapan dengan konsep ramah lingungan dimana air limpasan
hujan harus diresapkan dulu
3. Hanya sepertiga kecamatan di Kota Medan yang sifat fisik tanahnya
mendukung opsi sumur resapan, karena :
a. Kedalaman muka air tanah di Kota Medan tergolong dangkal,
hanya 7 kecamatan yang kedalaman muka air tanahnya ≥ 150 cm
b. Curah hujan tinggi yakni 135,50 mm dalam 1 jam curah hujan
tertinggi, dan
c. Laju infiltrasi di Kota Medan tergolong lambat, hanya 5 kecamatan
yang memiliki laju infiltrasi ≥ 0,86 m/hari dan 2 kecamatan
memiliki laju infiltrasi ≥ 0,48 m/hari
4. Pengetahuan masyarakat tentang opsi teknologi drainase terutama drainae
permukiman ramah lingkungan masih minim.
5. Kemauan masyarakat untuk membangun sarana drainase permukiman
(sumur resapan / biopori) secara swadaya masih rendah

Metode pelaksanaan :
a. Sumur resapan harus berada pada lahan yang datar, tidak pada tanah
berlereng, curam atau labil.
b. Sumur resapan harus dijauhkan dari tempat penimbunan sampah, jauh
dari septic tank (minimum 5 meter diukur dari tepi), sedangkan jarak
minimum 1 meter dari fondasi bangunan.
c. Penggalian sumur resapan bisa sampai tanah berpasir atau maksimal 2
meter di bawah permukaan air tanah. Untuk kedalaman muka air tanah
minimum 1,50 meter pada musim hujan.
d. Struktur tanah harus mempunyai permeabilitas tanah (kemampuan tanah
menyerap air) lebih atau sama dengan 2 cm per jam. Artinya genangan air
setinggi 2 cm akan teresap habis dalam 1 jam.
Dengan memperhatikan syarat umum tadi, sekarang Anda bisa langsung
membuat sumur resapan air. Berikut caranya:
1) Buat sumur dengan diameter 80cm – 100cm dengan kedalaman 1,5m.
Sebagai catatan, sumur yang dibuat tidak melebihi muka air tanah.
2) Untuk membuat dinding sumur, Anda bisa menggunakan buis beton.
Sedangkan untuk dinding bagian atas bisa menggunakan batu bata merah,
batako, campuran satu bagian semen dan empat bagian pasir. Setelah
semua terpasang, dinding tersebut diplester dan diaci semen.
3) Buatlah saluran pembuangan dari sumur resapan menuju parit yang
befungsi membuang limpahan air saat sumur resapan kelebihan air.
Ketinggian pipa pembuangan harus lebih tinggi dari muka air tanah
tertinggi pad aselokan drainase jalan tersebut.
4) Pasang pipa paralon untuk membuat saluran pemasukan mengalirkan air
hujan dari talang ke dalam sumur resapan. Diameter pipa berukuran 110
mm, pipa beton 200 mm, dan pipa beton setengah lingkaran berdiameter
200 mm.
5) Sebelum ditutup, jangan lupa isi lubang sumur resapan air dengan koral
setebal 15 cm.
6) Terakhir, tutup bagian atas sumur resapan dengan plat beton. Kemudian
Anda bisa meurug bagian atas plat beton dengan tanah.
4. Identifikasikan kemungkinan kegagalan konstruksi yg anda desain?
Jawab :
Terjadi keretakan pada sumuran yang terbuat dari beton sehingga dapat
menyebabkan banjir
1. Bagaimana menangani genangan rob di atas?
Jawab:
a) Menanam mangrove sebagai jaring yang menjerat sedimen sehingga
mengurangi dampak abrasi akibat banjir rob
b) Pembangunan polder yaitu kolam kecil yang digunakan pengumpulair rob
c) Sumur resapan
d) Tanggul pantai tembok penahan air pantai
e) Reklamasi pantai
2. Disain tipikal konstruksi utk genangan rob di atas?
Jawab:
Contoh desain tembok penahan air pantai

3. Rencanakan strategi dan metode pelaksanaannya?


Jawab :
Rencana strategi :

Metode pelaksanaan :
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Tentunya setelah perusahaan kami ditunjuk sebagai pemenang pada paket
pekerjaan Rehabilitasi dan rekonstruksi talud pengaman tebing sungai hal pertama
yang kami lakukan adalah sebagai berikut :
1. Pembersihan Lokasi
Sebelum Memulai pelaksanaan pekerjaan hal yang utama akan kami laksanakan
adalah melakukan persiapan dengan membersihkan lokasi pekerjaan dari bahan-
bahan atau material yang memungkinkan akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan
nantinya dilapangan,
Pekerjaan pembersihan ini mencakup pengangkatan sampah-sampah material-
material bekas kemudian dibuang keluar dari lokasi pekerjaan atau ditempatkan
pada tempat yang telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan dilapangan.

2. Papan Nama Proyek


Pembuatan papan Nama pekerjaan dibuat pada lokasi bangunan untuk memberikan
ciri atau tanda pada bangunan tersebut.
Penyedia jasa terlebih dahulu akan mengajukan desain dan spesifikasi teknis
pekerjaan ini kepada Direksi untuk mendapat persetujuan.
Pemasangan papan nama proyek dilokasi kerja, dan untuk pemasanganya berupa
jumlah, ukuran dan tulisan pada papan nama proyek di buat sesuai dengan
ketentuan yang di tetapkan dan akan di lakukan sebelum kegiatan pekerjaan di
mulai.
Papan Nama Proyek akan dibuat dan dipasang pada awal pelaksanaan kegiatan.
Papan Nama Proyek ini dibuat dari bahan sesuai pada gambar rencana atau sesuai
dengan petunjuk serta arahan dari direksi Pekerjaan dengan tinggi ± 250 cm dari
permukaan tanahdan dicat dasar warna yang sesuai dan huruf cetak berwarna hitam
yang berisiinformasi mengenai cakupan kegiatan yang akan dilaksanakan, antara
lain :
Nama Kegiatan
Pekerjaan yang harus dilaksanakan
Biaya pekerjaan/ nilai kontrak
Sumber dana
Jangka waktu
Nama penyedia jasa.

3. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank


Pada pelaksanaan pekerjaan pengukuran ini akan kami laksanakan dengan terlebih
dahulu mengajukan request kepada Direksi Pekerjaan.
Perusahaan kami akan melaksanakan Pengukuran revisi uitzet situasi dan
penampang penyesuaian gambar desain pelaksanaan yang berpedoman pada titik
tetap yang ditentukan oleh direksi sebagai dasar mutual check awal.
kami akan memasang patok tetap, pada tempat yang tidak mudah berubah
kedudukannya, serta patok-patok pembantu yang diberi nama dengan ukuran sesuai
petunjuk direksi lapangan. Pemasangan patok-patok tersebut harus disetujui oleh
Direksi/pengawas lapangan.
Pelaksanaan pengkuran akan melibatkan Tenaga terampil /ahli yaitu juru ukur dan
juru gambar, untuk mendapatkan titik-titik yang tertuang dalam gambar dengan
penentuan elevasi sesuai pada gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk serta
arahan dari Direksi Pekerjaan, hasil data pengukuran tersebut akan kami gunakan
pula untuk acuan mutual check 0 % dilapangan, yang dalam pelaksanaannya tetap
melibatkan pihak dari pemilik Pekerjaan/Direksi Pekerjaan.
Pelaksanaan pengukuran ini akan kami laksanakan mulai dari awal pelaksanaan
untuk menentukan elevasi dan titik-titk serta dimensi yang telah disetujui hingga
pada masa pelaksanaan pekerjaan bertujuan agar saat pelaksanaan nantinya tidak
terjadi kesalahan
Setelah selesai melakukan pengukuran dan menentukan titik-titik patok langkah
selanjutnya adalah melakukan pemaangan patok yang telah ditentukan pada data
pengukuran dengan dibantu oleh para tukang untuk memasang patok/Bouplank dan
benang sesuai pada gambar, pelaksanaan Pasangan Bouplank ini akan kami
laksanakan saat sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan hingga saat pelaksanaan
pekerjaan dilaksanakan.
Dokumen data ukur wajib diadakan dan diserahkan pada pemberi tugas,
dokumentasi yang dimaksud antara lain :
 Buku ukur yang telah diperiksa dan disetujui
 Gambar hasil uitzet yang asli
 Gambar revisi desain yang berdasarkan hasil uitzet yang akan menjadi dasar
volume dan pelaksanaan diatur / ditetapkan oleh pemilik / pemberi tugas, sebagai
dasar mutual check awal dan akhir.
4. Pembuatan Los Kerja/Direksi Keet
Direksi keet merupakan Kantor Direksi yang digunakan untuk kegiatan operasional
semua pekerjaan di lapangan, di dalamnya merupakan tempat semua staf pelaksana
lapangan untuk melakukan koordinasi dan pekerjaan. Di dalam direksi keet
dilengkapi dengan :
Buku tamu untuk menampung pesan dan saran.
 Buku perintah direksi dan catatan-catatan perubahan atas revisi pekerjaan.
 Almari, meja tulis, kursi, dan papan tulis.
 Kotak obat (P3K).
 Gambar-gambar pelaksana dan disertai foto copy dokumen kontrak dan
catatan-catatan lainnya seperti kurva S dan Schedule pekerjaan yang ditempelkan
pada dinding di ruang kontraktor.
Direksi keet juga dilengkapi dengan gudang penyimpanan material dan peralatan
para pekerja.
Atap bangunan direksi keet ini menggunakan seng gelombang/asbes gelombang
atau sesuai dengan kehendak Direksi sementara untuk bangunan dindingnya
menggunakan multiplek dan triplek dengan tujuan agar mudah dibongkar
pasang.Sementara untuk lantai kita buat dengan lantai plesteran dari beton dengan
campuran semen, pasir dan kerikil.
Untuk bangunan gudang material kami akan menggunakan atap dari seng dengan
ventilasi yang tidak terlalu banyak agar material tidak langsung berhubungan
dengan matahari dan udara luar secara langsung.Untuk lantai menggunakan
plesteran dari bahan air semen dan pasir pasang.
Bangunan untuk kantor dan fasilitasnya akan ditempatkan sedemikian rupa
sehingga terbebas dari polusi yang dihasilkan oleh kegiatan pelaksanaan,
Bangunan kantor dan fasilitas lainnya akan dibuat dengan kekuatan struktural yang
memenuhi syarat,
Bangunan kantor dan fasilitas akan dibuat pada elevasi yang lebih tinggi dari daerah
sekitarnya, diberi pagar keliling, dilengkapi dengan jalan masuk dari kerikil serta
tempat parkir.
5. Mobilisasi dan Demobilisasi
Sebelum memulai pekerjaan, pada tahap awal pelaksanaan adalah memobilisasi
tenaga kerja, bahan kebutuhan penyedia dan peralatan yang disesuaikan dengan
kebutuhan di lapangan.
Tahapan yang akan dilaksanakan dalam periode mobilisasi ini adalah :
Mobilisasi personil lapangan yang memenuhi jaminan kualifikasi (sertifikasi)
menurut cakupan pekerjaannya.
Mobilisasi/pemasangan peralatan sesuai dengan dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam penawaran.
Pelaksanaan Mobilisasi akan dilaksanakan dengan jalur darat dengan
menggunakan alat angkut tronton yang merupakan milik sendiri.
Adapun dalam pelaksanaan Mobilisasi ini akan kami lakukan dengan tahapan-
tahapan sebagai berikut :
Mobilisasi pada awal sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan dengan
memobilisasi secara keseluruhan perlatan sesuai kebutuhan yang di inginkan oleh
Direksi pekerjaan nantinya dilapangan, dan Demobilisasi Peralatan yang akan kami
lakukan di akhir pelaksanaan pekerjaan hampir selesai atau bertahap sesuai setelah
tidak dibutuhkannya lagi peralatan tersebut dilapangan.
Satuan pada kuantitas pelaksanaan pekerjaan mobilisasi ini adalah Lumpsum.
Guna menjaga kelancaran Pekerjaan tentunya kami selaku pihak kontraktor akan
melakukan pengaturan arus lalu lintas selama masa pelaksanaan pekerjaan
berlangsung.

II. PEKERJAAN PENGAMAN TEBING


1. Galian Tanah Lumpur dan Pasir (A)
Untuk pekerjaan galian tanah Lumpur/Pasir digunakan dengan alat berat jenis
excavator di laksanakan pada pekerjaan galian untuk Normalisasi badan sungai
dengan metode kerja sebagai berikut :
Galian tanah Lumpur/pasir adalah pekerjaan galian dengan material hasil galian
berupa tanah lumpur berpasir pada umumnya, yang dengan mudah dapat
dilaksanakan dengan mengunakan alat berat berupa Excavator.
Seluruh galian dikerjakan sesuai dengan garis-garis dan bidang bidang yang
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar
kerja atau sesuai dengan yang diarahkan / ditunjukkan oleh Direksi. Galian tanah
lumpur pasir dimaksudkan untuk daerah yang bahan hasil galiannya terdiri dari
tanah lumpur, pasir dan kerikil.
Bila ada galian yang perlu disempurnakan seharusnya diinformasikan ke Direksi
untuk ditinjau.
Tidak ada galian yang langsung / ditutupi dengan tanah / beton tanpa diperiksa
terlebih dahulu oleh Direksi, Kemiringan yang rusak atau berubah, karena
kesalahan pelaksanaan harus diperbaiki. Apabila pada saat pelaksanaan penggalian
terdapat batu-batu besar dengan diameter lebih besar dari 1.00 m yang tidak dapat
disingkirkan dengan alat excavator, maka pembayaran volume ini akan termasuk
kedalam pembayaran item Galian Batu atas sepengetahuan Direksi pekerjaan.
Penggalian dilaksanakan secara sistematik agar tidak menggangu pekerjaan lain
ataupun pekerjaan saat penggalian itu sendiri, pelaksana pekerjaan harus selalu ada
di lapangan untuk mengarahkan operator excavator dalam bekerja.
Jika dikehendaki Hasil galian dibuang disekitar lokasi yang akan dipergunakan
untuk timbunan kembali, dimana dipilih tanah yang memenuhi syarat, untuk tanah
yang tidak memenuhi syarat dibuang dengan persetujuan Direksi pekerjaan.
Pelaksanaan pekerjaan ini harus selalu diawasi oleh pelaksana lapangan, dimana
Pelaksana tersebut harus menguasai medan kerja sehingga penumpukan material
yang bisa dipakai untuk timbunan ditempatkan pada lokasi yang dekat dengan
lokasi yang memerlukan timbunan dan bisa langsung ditebar pada bagian yang akan
ditimbun.

2. Pas. Batu kali/Belah 1 Pc : 4 Pp


Pada pekerjaan pasangan pondasi ada 2 tahap yaitu pembuatan profil dan
pemasangan batu kali.
Pembuatan profil :
Memasang patok batu untuk memasang profil (2 patok untuk tiap profil). Profil
dipasang pada setiap ujung lajur pondasi.
Memasang bilah batu datar pada kedua patok,setinggi profil.
Memasang profil benar-benar tegak lurus dan bidang atas profil datar.
Mengusahakan titik tengah profil tepat pada tengah-tengah galian yang
direncanakan dan bidang atas profil sesuai peil pondasi.
Mengikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2 patok dan juga
dipaku agar lebih kuat.
Memasang patok sokong, miring pada tebing galian pondasi dan ikatkan dengan
profil, sehingga menjadi kuat dan kokoh.
Mengecek ketegakan / posisi profil dan ukuran-ukurannya, perbaiki jika ada yang
tidak tepat,demikian juga peilnya.
Pemasangan batu kali/Batu Gunung :
1. Menyiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Memasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25 cm dari
permukaan urugan pasir.
3. Menyiapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersebut.
 Sebelum Memulai pekerjaan pas. Batu kali/Batu Gunung kontraktor akan
Menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan, diantaranya :
 Pasir sebagai bahan utama dalam pembuatan campuran.
 Semen sebagai bahan perekat pada pembuatan campuran.
 Air sebagai bahan pengikat hidrolis semen dan pasir.
 Batu kali sebagai bahan dasar untuk pemasangan batu kali.
 Gerobak sebagai alat pengangkut bahan-bahan.
 Sekop sebagai alat pengambil semen dan pasir.
 Ayakan sebagai alat untuk mengayak pasir sehingga didapat pasir yang
halus dan homogen.
 Cetok digunakan sebagai alat untuk membantu mengaya pasir.
 Concrete Mixer digunakan untuk mengaduk campuran semen dan pasir.
 Semua pekerjaan pasangan untuk pondasi boleh dikerjakan atau dimulai
apabila galiannya telah diperiksa dan disetujui ukurannya/kedalamannya serta
kedudukan as-asnya oleh Direksi.
 Galian pondasi dikerjakan sesuai gambar, bila bagian yang digali ternyata
tanahnya lunak, maka diteruskan hingga mencapai tanah keras sesuai petunjuk
Direksi.
 Galian Pondasi cukup lebar dan dilebihkan dari ukuran dalam gambar
agar untuk bekerja dan sisi-sisinya dijaga dari longsor.
 Pekerjaan pasangan digunakan campuran 1 Pc : 4 Ps yang diaduk
menggunakan concrete Mixer.
 Jika pemasangan pondasi batu belah terpaksa dihentikan maka ujung
penghentian pondasi bergigi agar pada penyambungan berikutnya terjadi ikatan
yang kokoh dan sempurna.
 Pasangan batu terdiri batu yang dipecahkan dengan palu secara kasar dan
berukuran sembarang, sehingga kalau dipasang bisa saling menutup. Setiap batu
harus berukuran minimun 30 cm, akan tetapi batu yang lebih kecil dapat dipakai
atas persetujuan Direksi.
 Pemasangan batu kali tidak boleh dijatuhkan dari atas, jadi diatur dengan
baik agar tidak berongga.
 Pekerjaan pasangan batu mencakup pekerjaan pengadaan, pencampuran dan
pemasangan. Pasangan batu dibuat dengan perbandingan campuran material = 1
Semen : 4 Pasir. Pasangan batu yang dikerjakan harus sesuai dengan dimensi dan
elevasi Bangunan yang akan dibuat berdasarkan gambar rencana atau menurut
perintah Direksi Pekerjaan. Pembuatan mortar pasangan batu dilakukan dengan
menggunakan alat jenis concrete mixer dan alat bantu seperti ember, kotak adukan,
cangkul, sekop, kereta dorong, kasut kayu dan lain-lain.
 Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa akan menyerahkan
gambar detail
rencana pelaksanaan pekerjaan pasangan batu dengan perbandingan campura
n 1 Semen : 4 Pasir.
Dan akan menyerahkan contoh jenis bahan pasangan batu campuran 1 Semen
: 4 Pasir kepada Direksi Pekerjaan sebelum melaksanakan pekerjaan. Serta akan
menyerahkan daftar peralatan dan tenaga kerja yang akan melaksanakan pekerjaan
pasangan batu campuran 1 Semen : 4 Pasir kepada Direksi Pekerjaan.
Penyedia Jasa akan menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, topi pelindung
kepala, menutup hidung, sepatu safety dan lainnya. Penyedia Jasa akan menyiapkan
kotak P3K sebagai penanganan sementara apabila terjadi kecelakan kerja.
 Pasangan batu campuran 1 Semen : 4 Pasir dilakukan dengan cara manual
dan untuk pengadukan mortar menggunakan alat mekanik yaitu concrete mixer
serta alat bantu seperti ember, kotak adukan, cangkul, sekop, kasut kayu/besi, kereta
dorong dan lain- lain.
 Mortar pasangan batu harus terbuat dari bahan semen, pasir dan air dengan
perbandingan campuran 1 Semen : 4 Pasir. Semua bahan mortar harus dicampur
sampai merata dengan menggunakan alat concrete mixer sehingga diperoleh
hasil yang memuaskan.
Perbandingan campuran dapat berdasarkan isi takaran sama dengan satu zak semen
dalam keadaan kering. Penyedia Jasa akan membuat takaran yang sama ukuran-
ukurannya dan harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
Sebelum dilakukan pekerjaan pemasangan batu, lokasi pekerjaan harus dibuat
profil penampang rencana pasangan batu yang akan dipasang dan harus
berdasarkan gambar rencana atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan. Lokasi
pembuatan adukan atau menempatan alat pengaduk diatur sedemikian rupa agar
dapat menjamin kelancaran pekerjaan. Memudahkan bagi pengawas dan menjamin
tercapainya mutu adukan yang baik dan terlindung. Lokasi pembuatan adukan perlu
diatur sedekat mungkin dengan lokasi konstruksi yang akan dikerjakan. Pasir dan
semen disiapkan terpisah ditempat kering (lebih tinggi dari tanah sekitarnya).
 Kotak adukan diletakan ditempat datar tepat berada dibawah alat
pengaduk/concrete
mixer dan dilokasi yang memudahkan bagi petugas pengaduk dan pengangk
utan adukan ke lokasi kerja.
Drum air ditempatkan didekat alat pengaduk, kotak-kota takaran disiapkan
secukupnya dilokasi timbunan pasir dan semen. Gerobak pengangkut adukan dan
ember disiapkan dekat alat pengaduk kearah konstruksi yang akan dikerjakan.
Material batu yang akan dipasang harus didekatkan dengan lokasi pekerjaan, agar
memudahkan dalam pekerjaan. Pada bagian dasar pemasangan batu harus diberi
mortar terlebih dulu baru dipasang batu. Isi rongga diantara batu-batu dengan
adukan sampai penuh/mampat dengan menggunakan sendok
adukan/sekop/cangkul.
 Pemasangan batu dilakukan dengan menggunakan alat bantu kasut kayu
atau besi dan palu besar/godem dan lain-lain. Apabila dalam pembentukan dimensi
pasangan batu memerlukan dimensi batu yang ukuran kecil, maka dilakukan
pemecahan batu dengan menggunakan alat bantu palu besar/godem. Pada bagian
permukaan sisi luar pasangan batu yang sudah terbentuk harus diratakan sesuai
dimensi rencana bangunan yang dibuat. Adukan mortar harus secepatnya dibawa
ke tempat pemasangan dengan menggunakan cara (metode) yang sepraktis
mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya pengendapan agregat dan
tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan-bahan lain dari luar.
Bahan pasangan batu dibuat dengan perbandingan campuran 1 Semen : 4 Pasir
harus menggunakan bahan antara lain :
a. Semen
 Semen harus disediakan oleh Penyedia Jasa dari hasil produksi
pabrik yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
 Semen harus terbungkus dalam kantong-kantong yang cukup kuat
untuk tahan penanganan kasar.
 Segera setelah diterimanya di lapangan kerja, semen akan
disimpan dalam penyimpanan yang kering, tahan air dan diberikan ventilasi
yang memadai, dengan pencegahan penyerapan kelembaban yang cukup. Cara
penanganan dan penyimpanan semen oleh Penyedia Jasa harus sesuai dengan
persetujuan Direksi Pekerjaan.
b. Batu Kali/Belah
 Material batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan
harus dari jenis yang diketahui awet. Batu yang digunakan batu belah atau batu
bulat, batu kali yang dipecah salah satu sisinya tidak rapuh tidak keropos, tidak
berpori. Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan
saling mengunci bila dipasang bersama-sama dan harus disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
c. Pasir Pasang
 Pasir harus berkualitas baik dengan diameter maksimum 2.00 mm atau
berdasarkan petunjuk Direksi Pekerjaan. Pasir harus bersih, keras, padat, tidak
tercampur batu pecah dan harus bebas dari banyak kotoran lempung, lanau dan
bahan kimia lain yang dapat mempengaruhi kekuatan beton.
d. Air
 Air yang digunakan pada pencampuran mortar dengan perbandingan
campuran 1 Semen : 4 Pasir adalah air bersih dan bebas dari kotoran, tidak
mengandung endapan lumpur, zat-zat organik, alkali, garam atau tidak
mengandung bahan-bahan yang dapat mempengaruhi daya lekat beton, seperti
minyak dan lemak.
Pada saat waktu istirahat semua peralatan pekerjaan akan diamankan agar tidak
terjadi kecelakaan, baik akibat terinjak, kejatuhan atau lain sebagainya yang bisa
menyebabkan terluka ringan atau berat. Pengamanan bisa dilakukan dengan cara
menempatkan alat ditempat yang aman atau dibawa ke work shop atau digudang
penyimpanan alat.
Dan untuk material yang digunakan khususnya bahan semen yang masih terbuka
akan ditutup dan ditempatkan ditempat yang aman jauh dari jangkauan anak-anak
agar tidak terjadi kecelakan akibat menghirup debu semen atau termakan bahan
semen tersebut. Sedangkan material batu dan pasir akan ditempatkan dilokasi yang
tidak mengganggu aktifitas kegiatan atau masyarakat yang melewatinya.
Pengukuran pekerjaan pasangan batu dengan perbandingan campuran 1 Semen : 4
Pasir diukur menurut dimensi dan elevasi yang sudah dipasang sesuai dengan
bangunan yang dibuat berdasarkan gambar rencana.
Pembayaran pasangan batu dengan perbandingan campuran 1 Semen : 4
Pasir dibuat berdasarkan harga satuan setiap per meter kubik (M3) yang telah
ditetapkan dalam Bill Off Quantity (BOQ). Harga satuan tersebut telah termasuk
seluruh biaya pekerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan. 3. Siaran 1 :
3
Sebelum dilaksanakan siaran 1 : 3 permukaan yang akan disiar dan diplester
terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran dan dikeruk serta dibasahi secukupnya
agar terjadi ikatan yang kuat antara plester dengan pasangan.
Tebal plesteran adalah 2 cm dan untuk siaran tebal minimalnya 1 cm dari
permukaan batu. Sebelum plesteran dilakukan diantara batu- batu harus dikorek
sedalam 1-2 cm dibawah permukaan batu.
Bagian plesteran dan siaran harus selalu dijaga dan dipelihara kelembabannya
jangan sampai terkena matahari secara langsung untuk menhindari penguapan air
yang terlalu cepat sehingga akan menurunkan kekuatan dari plesteran itu sendiri.

 Menyiapkan semua material yang diperlukan, yaitu pasir, semen dan air. Air
yang dipakai adalah air dari sumber air tanah.
 Menyiapkan campuran adukan dengan perbandingan 1 pc : 3 ps.
 Pasir dimasukkan ke dalam gentong molen terlebih dahulu kemudian semen
dengan perbandingan tersebut di atas dan diaduk sampai pasir dan semen
bercampur. Setelah dirasa sudah campur baru diberi air bersih secukupnya
sesuai kebutuhan spesi dengan posisi molen masih mengaduk. Setelah spesi
sudah matang/ campuran semen, pasir dan air merata, adukan spesi dituang
ke kotak tempat spesi.
 Spesi dibawa ke tempat pasang plesteran dimana tukang dan pembantu
tukang sudah siap ditempat
 Sebelum Siaran dipasang terlebih dahulu semua permukaan yang akan
diplester dibersihkan. Apabila bidang yang akan diplester terlalu kering
maka terlebih dahulu permukaan dibasahi menggunakan air bersih untuk
mendapatkan ikatan yang kuat antara spesi lama dengan spesi baru.
 Pekerjaan Siaran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 1,5 cm dan
dihaluskan dengan air semen.
 Untuk menghindari retak-retak rambut pada permukaan plesteran yang
sudah selesai karena sust pengerasan, maka permukaan plesteran yang
sudah selesai harus dibasahi dengan air selama 7 hari berturut-turut.
 Siaran dibentuk sesuai gambar kerja atau sesuai petunjuk Direksi pekerjaan
dan dirapikan sehingga terlihat bagus.

4. Identifikasikan kemungkinan kegagalan konstruksi yg anda desain?


 Beton retak
 Settlement pondasi akibat kondisi tanah yanglunak
 Elevasi yang berubah akibat itensitas gelombang dan angina laut
yang tinggi kecepatannya
1. Bagaimana menangani genangan rob di atas?
Jawab:
a) Menanam mangrove sebagai jaring yang menjerat sedimen sehingga
mengurangi dampak abrasi akibat banjir rob
b) Pembangunan polder yaitu kolam kecil yang digunakan pengumpulair rob
c) Sumur resapan
d) Tanggul pantai tembok penahan air pantai
e) Reklamasi pantai
2. Disain tipikal konstruksi utk genangan rob di atas?
Jawab:
Contoh desain polder

3. Rencanakan strategi dan metode pelaksanaannya?


Jawab:
Rencana strategi :
Metode pelaksanaan :

1. Perencanaan dan Pemrograman meliputi:

a. Identifikasi Proyek

b. Pra studi kelayakan

c. Studi kelayakan

d. Perencanaan rinci.

2. Pelaksanaan Pembangunan

a. Persiapan Konstruksi
b. Pelaksanaan Konstruksi

c. Project Completion Report (PCR)

3. Operasi dan pemeliharaan

Terdapat hal – hal yang perlu ditekankan dalam operasi dan pemeliharaan yaitu :

a. Tahap operasi dan pemeliharaan adalah sangat penting, karena merupakan


salah satu sasaran utama pembangunan sistem drainase. Berhasilnya
pengoprasian dan pemeliharanya suatu hasil pembangunan sistem drainase
menjadi indikator kinerja bagi pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan.
b. Sebagai dasar pengelolaan operasi dan pemeliharaan yang efektif dan efesien
diperlukan proses perencanaan dan pemrograman, pelaksanaan, pengawasan
dan pengendalian, serta evaluasi dan monotoring O & P yang serupa dengan
perencanaan,pemrograman, dan pelaksanaan pembangunan.
c. Memperhatikan tuntutan yang berkembang di masyarakat dalam era reformasi
ini maka kapabilitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan kelembagaan sangat
menentukan. Kepuasan pengguna (masyarakat) harus menjadi salah satu
prinsip dalam memberikan pelayanan.

4. Evaluasi dan monitoring


Evaluasi dan monitoring merupakan bagian yang sangat esensial dalam
manajemen sistem drainase. Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahap
kegiatan pembangunan, mulai dari perencanaan sampai tahap operasi dan
pemeliharaan.

a. Tahap Sebelum Proyek (Evaluasi Perencanaan)


 Kelayakan Teknis
 Kelayakan Ekonomi
 Kelayakan Finansial
 Sosial Budaya
 Lingkungan
 Perundangan
 Kelembagaan
b. Tahap Saat Proyek Berjalan (Evaluasi Pelaksanaan)
 Kendali mutu (kualitas)
 Kendali Kuantitas
 Kendali Waktu
c. Tahap Setelah Proyek (Evaluasi kinerja)
 Indikator Operasi
 Indikator Pemeliharaan
 Indikator Genangan dll

4. Identifikasikan kemungkinan kegagalan konstruksi yg anda desain?

Anda mungkin juga menyukai