Anamnesa Sistem Integumen
Anamnesa Sistem Integumen
1. Pengkajian
pengkajian adalah tindakan yang dilakukakan untuk mengumpulkan data. cara
mengumpulakan data dapat melalui anamnesis atau wawancara (terhadap klien maupun
keluarga), observasi, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang lain. dari pengkajian
kita dapat menentukan masalah keperawatan yang dialami oleh klien.
A. IDENTIFIKASI PASIEN
B. RIWAYAT KESEHATAN
a. Kesehatan sekarang
Keluhan Utama
Masalah yang sering terkait masalah integument adalah gatal (pruritis), kering,
ruam, lesi, ekimosis (bercak hemoragi kecil), benjolan, massa, dan penampakan
kosmetik.
Tanyakan tentang perubahan pada kulit, rambut, dan kuku yang akan berhubungan
dengan keluhan utama. riwayat kesehatan sekarang, pola PQRST dapat digunakan
untuk menanyakan keluhan klien. Misalnya, pada klien dengan keluhan gatal, dapat
dikembangkan pengkajiannya sebagai berikut.
P : Provocative/paliatif (pencetus)
Apa penyebab gatal tersebut?
Apa yang meringankan atau memperberat gatal?
Q: Quality/Quantity (Kualitas)
Bagaimana gambaran rasa gatal tersebut (seperti membakar, hilang timbul, atau
bercampur nyeri).
R : Region/Radiasi (Lokasi)
Rasa gatal tersebut terasa dimana? apakah menjalar? jika menjalar sampai
dimana?
T: Timing (waktu)
Kapan pertama kali dirasakan? apakah timbul setiap saat atau sewaktu-waktu?
f. Riwayat Sosial
Penyakit kronis visual atau fisik yang berhubungan dengan penganguran yang lama,
kesehatan mental buruk, dan bahkan keinginan bunuh diri.
Tanyakan:
1. Aktivitas rekreasional yang melibatkan paparan lama terhadap sinar matahari,
dingin yang tidak biasa, atau kondisi lain yang dapat merusak integument?
2. Riwayat seksual, yang dapat memberi peringatan atau untuk menjelaskan
adanya trauma jaringan atau lesi yang disebabkan oleh infeksi menular
seksual
3. Riwayat pekerjaan, masalah kulit disebabkan atau diperburuk oleh paparan
terhadap iritan dan bahan kimia dalam rumah dan lingkungan pekerjaan?
g. Riwayat Pekerjaan atau aktivitas sehari-hari.
kebiasaan dan aktivitas sehari-hari klien perlu ditanyakan. Misalnya bagaimana
pola tidur klien, sebab pola tidur dan istrahat sangat mempengaruhi kesehatan kulit.
jika seseorang kurang istrahat. kulit akan tampak kusam dan tidak berser lingkungan
kerja klien juga perlu di kaji untuk mengetahui apakah klien berkontak dengan bahan-
bahan iritan.bahan iritan tertentu dapat menimbulkan gangguan kulit pada individu
yang tidak tahan terhadap zat tersebut. Disamping itu,perlu juga di kaji bagaimana
gaya hidup klien , apakah klien suka begadang, minum-minuman keras, olahraga
atau rekreas, serta bagaimana pola kebersihandiri klian (mandi, sikat gigi, dan
meng.anti baju.
h. Pemeriksaan fisik
Inspeksi:
Kulit: warna kulit merata, lebih gelap pada daerah yang terpapar yaitu wajah, leher,
lengan, dan tungkai bawah, lebih ternag pada tubuh dan punggung. Bintik-bintik
kecoklatan tersebar pada wajah dan lengan. Tidak ada jaringan parut dan stiria
Rambut dan Kulit Kepala : rambut secara merat terdistribusi pada kulit kepala.
Bersih tanpa adanya tingsa (telur kutu) atau kutu.Tidak ada ketombe, skuama, atau
lesi kulit kepala.Aksila dan tungkai mungkin dicukur, rambut pubis hingga perineum
(wanita) rambut pubis terdistribusi seperti terbentuk wajik dari bawah umbilicus
menuju perineum (pria).
Kuku : hangat, halus, bentuk oval. Bantalan kuku merah jambu.Kutikel dirawat,
bersih, sudut bantalan kaku 160 derajat (tidak ada clubbing finger).
Palpasi:
Kulit : hangat, terhidrasi baik, halus, elastis, tidak ada nyeri tekan. Tidak ada lesi,
massa atau bengkak.
Rambut dan kulit kepala: rambut tidak berminya, tekstur halus, elastis, kulit kepala
tersa halus, utuh, tidak ada nyeri tekan.
Kuku: kukuh tanpa nyeri tekan atau celah. Respon pemutihan cepat.
KU : lemah
TTV : suhu naik atau turun.
- Kepala :
Bila kulit kepala sudah terkena dapat terjadi alopesia.
- Mulut :
Dapat juga mengenai membrane mukosa terutama yang disebabkan oleh obat.
- Abdomen :
Adanya limfadenopati dan hepatomegali.
- Ekstremitas :
Perubahan kuku dan kuku dapat lepas.
- Kulit :
Kulit periorbital mengalami inflamasi dan edema sehingga terjadi ekstropion pada
keadaan kronis dapat terjadi gangguan pigmentasi. Adanya eritema, pengelupasan
kulit , sisik halus dan skuama.