Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN DNR

(Do - Not - Resuscitate )

PT NUSANTARA SEBELAS MEDIKA


RUMAH SAKIT LAVALETTE
Jalan W.R. Supratman no. 10
MALANG
2015
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................. 2

KATA PENGANTAR..................................................................................................................... 3

BAB I DEFINISI........................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN......................................................................................................................... 4
A. Tujuan............................................................................................................................. 4
B. Fungsi Pelaksanaan DNR................................................................................................ 4
C. Definisi............................................................................................................................ 5

BAB II RUANG LINGKUP............................................................................................................ 6

A. Ruang Lingkup................................................................................................................ 6
B. Penanggung Jawab......................................................................................................... 6
C. Kriteria DNR.................................................................................................................... 6
D. Indikasi Penghentian CPR............................................................................................... 7
E. Jenis Penyakit yang Tidak Perlu Dilakukan CPR.............................................................. 7
F. Fasilitas dan Kelengkapan............................................................................................... 7

BAB III TATA LAKSANA............................................................................................................... 8

A. Tata Laksana Memberikan Informasi............................................................................. 8


B. Tata Laksana Pemberi Infromasi..................................................................................... 8
C. Tata Laksana Pemberian Informed Consent................................................................... 8
D. Tata laksana Pasien DNR yang Dipindah ke Tempat Perawatan Lain............................ 9

BAB IV DOKUMENTASI.............................................................................................................. 10

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanallah ta’alah, atas segala rahmat dan hidayah yang
telah diberikan kepada semuanya, sehingga Buku Panduan DNR di Rumah Sakit ini dapat
diselesaikan dan disusun dengan baik.
Buku panduan DNR ini sebagai buku panduan yang dapat dipergunakan sebagai pegangan
dalam melaksanakan tugas di rumah sakit khususnya terhadap kebutuhan pasien akan
perlindungan haknya.
Kami berharap, dengan buku panduan DNR ini dapat menjadikan peningkatan dalam
proses pelayanan kesehatan yang secara maksimal dan tetap memperhatikan kaidah-kaidah
hukum yang telah ada.

Penyusun

3
BAB I
DEFINISI
A. Pendahuluan
DNR atau do-not-resuscitate adalah suatu perintah yang memberitahukan tenaga
medis untuk tidak melakukan CPR. Hal ini berarti bahwa dokter, perawat, dan tenaga
emergensi medis tidak akan melakukan usaha CPR emergensi bila pernapasan maupun
jantung pasien berhenti
CPR melibatkan ventilasi paru (resusitasi mulut ke mulut atau mulut ke hidung) dan
kompresi dinding dada untuk mempertahankan perfusi ke jaringan organ vital selama
dilakukan upaya-upaya untuk mengembalikan respirasi dan ritme jantung yang spontan.
CPR lanjut melibatkan DC shock, insersi tube untuk membuka jalan napas, injeksi obat-
obatan ke jantung dan untuk kasus-kasus ekstrim pijat jantung langsung (melibatkan
operasi bedah toraks)

B. Tujuan
1. Tujuan umum DNR
Untuk menyediakan suatu proses di mana pasien bisa memilih prosedur yang
nyaman dalam hal bantuan hidup oleh tenaga medis emergensi dalam kasus
henti jantung atau henti napas.
2. Tujuan khusus CPR
Suatu tindakan gawat darurat akibat kegagalan sirkulasi dan pernafasan untuk
dikembalikan ke fungsi optimal guna mencegah kematian biologis.

3. Fungsi Pelaksanaan DNR

Menghormati keinginan pasien dan keluarga :


1. Kecuali perintah DNR dituliskan oleh Dokter untuk seorang pasien, maka dalam
kasus-kasus henti jantung dan henti nafas, tenaga emergensi wajib melakukan
tindakan resusitasi.
2. Ketika memutuskan untuk menuliskan perintah DNR, dokter tidak boleh
mengesampingkan keinginan pasien maupun walinya
3. Perintah DNR dapat dibatalkan ( atau gelang DNR dapat dimusnahkan )

4
4. Definisi
DNR atau do-not-resuscitate adalah suatu perintah yang memberitahukan tenaga
medis untuk tidak melakukan CPR. Hal ini berarti bahwa dokter, perawat,dan tenaga
emergensi medis tidak akan melakukan usaha CPR emergensi bila pernafasan maupun
jantung pasien berhenti.
Perintah DNR hanyalah sebuah keputusan mengenai CPR dan tidak terkait dengan
usaha pengobatan lainnya
CPR atau cardiopulmonary resuscitation adalah suatu prosedur medis yang
digunakan untuk mengembalikan fungsi jantung (sirkulasi) dan pernapasan spontan pasien
bila seorang pasien mengalami kegagalan jantung maupun pernapasan

5
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Ruang lingkup
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Kamar operasi
3. Unit Rawat Intensif ( ICU )
4. Unit Rawat Inap

B. Penanggung jawab
1. Dokter Penanggung Jawab Pasien
2. Perawat
3. Dokter IGD

C. Kriteria DNR :
1. Perintah DNR dapat diminta oleh pasien dewasa yang kompeten mengambil
keputusan, yang telah mendapat penjelasan dari dokternya, atau bagi pasien yang
dinyatakan tidak kompeten, keputusan dapat diambil oleh keluarga terdekat, atau
wali yang sah yang ditunjuk oleh oleh pengadilan, atau oleh surrogate decision-
maker.
2. Dengan pertimbangan tertentu, hal-hal dibawah ini dapat menjadi bahan diskusi
perihal DNR dengan pasien / walinya :
 Kasus-kasus dimana angka harapan keberhasilan pengobatan rendah atau CPR
hanya menunda proses kematian yang alami.
 Pasien tidak sadar secara permanen.
 Pasien berada pada kondisi terminal.
 Ada kelainan atau disfungsi kronik dimana lebih banyak kerugian dibanding
keuntungan jika resusitasi dilakukan

D. Indikasi Penghentian CPR :


1. Korban bernafas spontan dan normal kembali

6
2. Penolong merasa lelah
3. Henti nafas dan henti jantung berlangsung selama 30 menit

4. Telah ada tenaga lain yang lebih

E. Jenis penyakit yang tidak perlu dilakukan CPR:


1. Persistent vegetative state
2. Syok septik
3. Stroke akut
4. Kanker metastasis (stadium 4)
5. Pneumonia berat

F. Fasilitas Dan Kelengkapan


1. Pemberian penjelasan ( form edukasi pasien ) tentang kondisi pasien
2. Informed Consent DNR

BAB III
TATA LAKSANA

7
A. Tata Laksana Memberikan Informasi
1. Penyampaian informasi disesuaikan dengan value, culture, bahasa, background dan
adat istiadat pasien
2. Penyampaian informasi dapat menggunakan alat peraga atau alat bantu yang dapat
memperjelas maksud dan arti akan dilakukannya tindakan medis kepada pasien
3. Penyampaian informasi dengan cara detail, tepat dan informatif dengan
menunjukkan rasa empati dan cara sensitif serta tidak membuat pasien merasa
stress.
4. Memberikan cukup waktu bagi pasien dan atau keluarga pasien untuk memahami
informasi yang telah disampaikan serta memberikan waktu untuk menanyakan
informasi yang belum jelas/klarifikasi dan perlu detail kepada dokter yang
memberikan informasi sebelum mengambil keputusan.

B. Tata Laksana Pemberi Informasi


Dokter berkewajiban bicara dan menjelaskan kepada pasien sebelum pasien dapat
memutuskan DNR ( bila pasien kompeten untuk mengambil keputusa ), kecuali dokter
yakin bahwa mendiskusikan hal tersebut dengan pasien tersebut justru akan
menimbulkan dampak negative terhadap pasien itu. Dalam kasus emergensi dimana
tidak diketahui apa keputusan pasien mengenai CPR dan DNR, dianggap bahwa semua
pasien memberikan persetujuan untuk CPR. Bagaimanapun juga, hal itu tidak berlaku
bila seorang dokter memutuskan bahwa CPR tidak akan berhasil.

C. Tata Laksana Pelaksanaan DNR


1. Seorang pasien dewasa dapat memberikan consent atau persetujuan untuk DNR
secara lisan atau tertulis ( seperti surat wasiat ) kepada seorang dokter dengan
setidaknya hadir dua saksi.
Sebelum memutuskan tentang CPR, pasien harus biscara terlebih dahulu dengan
dokternya tentang kesehatannya secara keseluruhan dan keuntungan serta kerugian
2. Dokter berkewajiban bicara dan menjelaskan kepada pasien sebelum pasien dapat
memutuskan DNR ( bila pasien kompeten untuk mengambil keputusan)
3. Setelah pasien / keluarga yang berkopeten sdh memutuskan untuk tidak
dilakukannya CRP, pernyataan tertulis harus dilakukan dengan mengisi formulir
pernyataan jangan dilakukan resusitasi.
8
4. Dokter penanggung jawab pelayanan memberikan instruksi kepada semua petugas
terkait untuk melaksanakan pernyataan tersebut dengan mengisi formulir DNR.

D. Tata laksana pasien DNR yang dipindah ke tempat perawatan lain

1. Meminta informed consent dari pasien atau walinya


2. Mengisi formulir DNR. Tempatkan kopi atau salinan pada rekam medis pasien dan
serahkan juga salinan pada pasien atau keluarga dan caregiver
3. Menginstruksikan pasien atau caregiver memasang formulir DNR di tempat-tempat
yang mudah dilihat seperti headboard, bedstand, pintu kamar, atau kulkas
4. Dapat juga meminta pasien mengenakan gelang DNR di pergelangan tangan atau kaki
(jika memungkinkan)
5. Tinjau kembali status DNR secara berkala dengan pasien atau walinya, revisi bila ada
perubahan keputusan yang terjadi dan catat dalam rekam medis. Bila keputusan DNR
dibatalkan, catat tanggal terjadinya dan gelang DNR dimusnahkan
6. Perintah DNR harus mencakup hal-hal di bawah ini:
a. Diagnosis
b. Alasan DNR
c. Kemampuan pasien untuk membuat keputusan
d. Dokumentasi bahwa status DNR telah ditetapkan dan oleh siapa
7. Perintah DNR dapat dibatalkan dengan keputusan pasien sendiri atau dokter yang
merawat, atau oleh wali yang sah. Dalam hal ini, catatan DNR di rekam medis harus
pula dibatalkan dan gelang DNR (jika ada) harus dimusnahkan.

9
BAB IV
DOKUMENTASI

A. Dokumen
1. Lembar catatan terintegrasi
2. Formulir pernyataan DNR ( pasien/keluarga yang kompeten)
3. Formulir instruksi DNR (dari DPJP)

10

Anda mungkin juga menyukai