Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

HUKUM NEWTON 1-3 DAN APLIKASINYA DALAM DIKJAS DAN OR

Dosen Pengampu

Oleh :
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Biomekanika olahraga merupakan sebuah studi yang ada hubungannya di segala


gerak manusia yang dihasilkan dari kekuatan manusia itu sendiri (internal) dan kekuatan dari
luar (eksternal) yang dimana sangat menentukan tubuh atau bagian dari tubuh tersebut
bergerak pada saat bekerja dalam kemampuan gerak (performance of motor skill) atau kinerja
dalam teknik olahraga. Biomekanika juga berguna untuk yang pertama yaitu keilmuan dan
kemampuan dalam menganalisa teknik olahraga yang aman, efisien, dan efektif. Untuk
menganalisa biomekanika olahraga juga memerlukan usaha kinerja tersebut, aman, dalam
artihan melakukan latihan tidak terlalu over. Tidak memaksa mengeluarkan tenaga yang
melampaui batas tubuh seseorang itu sendiri, sebab hal tersebut bisa menimbulkan cedera
yang berarti. Yang kedua adalah efisien yaitu memerlukan adanya pengaturan tenaga atau
stabilisasi tenaga. Contohnya saja saat pertandingan lari jarak jauh. Sangat diperlukan
stabilisasi pengeluaran nafas dan cara pengaturan pengeluaran tenaga yang tepat dalam setiap
langkahnya, dengan maksud agar dapat mencapai finish dengan waktu tercepat tetapi kuat
dalam berlari. Apabila pengeturan tersebut tidak tepat memungkinkan kegagalan. Yang
ketiga adalah efektif yang ada hubungannya dengan waktu yang sedikit tetapi dapat
menghasilkan sesuatu yang maksimal. Hukum gerak newton merupakan tiga hukum fisika
yang menjadi dasar mekanisme klasik. Hukum Newton I Suatu benda akan tetap dalam
keadaan diam atau bergerak lurus beratutan (dengan arah dan kecepatan tetap), kecuali bila
benda tersebut dipaksa oleh gayagaya yang mampu mengubah keadaannya. Berdasarkan
pengertian sifat benda,yaitu sifat benda yang tetap diam atau bergerak lurus beraturan, maka
sifat ini disebut inertia. Karena inertia adalah sifat benda yang menyatakan hambatannya
terhadap perubahan gerak, maka Hukum Newton I ini disebut juga Hulkum Inertia. Hukum
Newton II Percepatan suatu benda sebanding dengan kekuatan yang menyebabkannya.
Rumus: F = m a, jadi apabila massa atau percepatanm bertambah akan menyebabkan
kekuatan bertambah. Hukum Newton III Bila sebuah benda melakukan gaya pada benda lain,
benda yang dikenai gaya tersebut akan melakukan gaya balasan yang besarnya sama tetapu
arahnya berlawanan, sedangkan gaya-gaya keduanya berimpitan. Gaya ini disebut gaya aksi
reaksi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu biomekanika olahraga?
2. Apa hubungannya hukum newton 1 dengan dikjas dan or ?
3. Apa hubungannya hukum newton 2 dengan dikjas dan or?
4. Apa hubungannya hukum newton 3 dengan dikjas dan or?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan biomekanika olahraga
2. Untuk mengetahui hubungan hukum newton 1 dengan dikjas dan olahraga
3. Untuk mengetahui hubungan hukum newton 2 dengan dikjas dan olahraga
4. Untuk mengetahui hubungan hukum newton 3 dengan dikjas dan olahraga

BAB 2

PEMBAHASAN

A. Definisi Biomekanika Olahraga


Biomekanika olahraga merupakan sebuah studi yang ada hubungannya di segala
gerak manusia yang dihasilkan dari kekuatan manusia itu sendiri (internal) dan
kekuatan dari luar (eksternal) yang dimana sangat menentukan tubuh atau bagian dari
tubuh tersebut bergerak pada saat bekerja dalam kemampuan gerak (performance of
motor skill) atau kinerja dalam teknik olahraga. Biomekanika juga berguna untuk
yang pertama yaitu keilmuan dan kemampuan dalam menganalisa teknik olahraga
yang aman, efisien, dan efektif. Untuk menganalisa biomekanika olahraga juga
memerlukan usaha kinerja tersebut, aman, dalam artihan melakukan latihan tidak
terlalu over. Tidak memaksa mengeluarkan tenaga yang melampaui batas tubuh
seseorang itu sendiri, sebab hal tersebut bisa menimbulkan cedera yang berarti. Yang
kedua adalah efisien yaitu memerlukan adanya pengaturan tenaga atau stabilisasi
tenaga. Contohnya saja saat pertandingan lari jarak jauh. Sangat diperlukan stabilisasi
pengeluaran nafas dan cara pengaturan pengeluaran tenaga yang tepat dalam setiap
langkahnya, dengan maksud agar dapat mencapai finish dengan waktu tercepat tetapi
kuat dalam berlari. Apabila pengeturan tersebut tidak tepat memungkinkan kegagalan.
Yang ketiga adalah efektif yang ada hubungannya dengan waktu yang sedikit tetapi
dapat menghasilkan sesuatu yang maksimal.
Biomekanika dalam dikjas biasanya dipakai sebagai pendeteksi kesalahan di
dalam melakukan kegiatan olahraga dan khususnya ketidak efektifan saat melakukan
teknik olahraga serta sebagai media pencari cara agar bagaimana cara melakukan
teknik yang tepat dan benar. Jika dilihat dari sisi aktivitas fisik antara pendidikan
jasmani dan olahraga tidak berbeda. Adapun perbedaaan dari keduanya adalah bahwa
keefektifan waktu yang tersedia bagi pendidikan jasmani dan olehraga khususnya
olahraga prestasi sangat jauh berbeda

B. Hubungan hukum newton 1 dengan dikjas dan or


Pengertian hukum newton 1 yaitu sebuah benda akan selalu berada dalam keadaan diam
atau bergerak lurus seirama (dengan arah dan kecepatan tetap), hal ini tidak berlaku bila
suatu benda tersebut dituntut oleh gaya-gaya yang bisa saja merubah keadaannya.
Berdasarkan pengertian sifat benda,yaitu sifat benda yang tetap diam atau bergerak lurus
beraturan, maka sifat ini disebut inertia. Karena inertia adalah sifat benda yang menyatakan
hambatannya terhadap perubahan gerak, maka Hukum Newton I ini disebut juga Hulkum
Inertia.
Pengaplikasian hukum newton 1 dalam penjas
1. Tenis lapangan
Dalam mengambil posisi baik forehand dan backhand pemain tersebut akan diam dan
mengamati bola yang datang, pemain tersebut akan bergerak beraturan sesuai arah bola
yang datang kepadanya.
2. Cabang atletik lari
Hukum newton 1 berlaku saat atlet melakukan start
3. Tenis meja
Saat pemain mau melakukan service maupun menerima service
4. Judo
Pada saat atlet berpegangan erat dan akan melakukan bantingan
5. Soft ball
Yaitu disaat pitcher melakukan lemparan.

C. Hubungan hukum newton 2 dengan dikjas dan or


Besaran dan arah perubahan gerak/percepatan benda sebanding dengan besarnya
tenaga yang bekerja pada benda tersebut.
Hukum II Newton berbunyi Jika ada resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda,
maka akan dihasilkan suatu percepatan dalam arah yang sama dengan resultan gaya.
Besarnya percepatan tersebut berbanding lurus terhadap resultan gaya dan berbanding
terbalik terhadap massa bendanya.
Secara matematis, Hukum II Newton ini dinyatakan sebagai berikut:
Penerapan dalam penjas:
1. Tenis Lapangan
Perubahan gerak terjadi dipengaruhi oleh besar gaya bola yang datang, pemain tenis
akan secepat mungkin mengambil posisi apa yang akan dilakukan. Apabila pemain
tersebut menginginkan suatu pukulan forehand yang keras maka yang harus dilakukan
adalah memperbesar gaya sehingga dapat menimbulkan percepatan yang lebih cepat.
seorang pemain harus dapat memprediksi saat impac bola terhadap raket.
2. Atletik (Lari 100 m)
Menambah gaya kecepatan agar menghasil percepatan yang maksimal.
3. Tenis Meja
Menambah gaya agar menghasilkan pukulan yang maksimal.
4. Judo
Gaya yang dikeluarkan pada saat bantingan.
5. Soft Ball
Gaya yang dikeluarkan pada saat lemparan.

Hukum II Newton ini berbunyi : "Kecepatan suatu benda akan berubah hanya
jika dipengaruhi oleh daya tambahan. Hasil percepatan atau perlambatan sebanding
dengan dan dalam arah yang sama dari daya". Maksud dari hukum ini adalah jika
dorongan atau daya penggerak dari benda atau obyek didua kali lipatkan, maka
tingkat percepatan akan dua kali lipat pula. Demikian pula jika daya ditiga kali
lipatkan, maka tingkat percepatan akan meningkat secara sebanding pula. Hal ini
berarti juga jika daya tahanan diberikan secara langsung berlawanan dengan gerakan
suatu benda, maka :

a) akan memperlambat benda dan akhirnya menghentikannya jika daya tersebut lemah
tetapi berlanjut terus (tahanan udara atau air).

b) akan menghentikan benda jika besarnya tahanan sebanding momentum benda itu;
atau
c) akan membalikkan arah benda jika besarnya tahanan lebih besar daripada benda
tersebut. Dalam hal ini Jensen dan Schultz (1977) menjelaskan beberapa prinsip-
prinsip yang akan memberikan kecepatan atau pendayagunaan kecepatan dan
momentum. Prinsip-prinsip itu adalah :

a) Percepatan Sebanding dengan Daya yang Menyebabkannya (masa tetap). Untuk


Tahanan Udara dan Air Disesuaikan dengan Teori Pangkat Dua (theoretical square
law). Contoh:

-seorang pelari cepat (sprinter) meningkatkan kecepatannya dengan meningkatkan


daya terhadap permukaan lintasan lari.

-Seorang perenang akan meningkatkan percepatannya sebanding dengan daya yang


diberikan terhadap air dengan bantuan lengan dan kaki.

Sehubungan dengan percepatan harus disadari bahwa dalam kontraksi otot pada
gerakan-gerakan tubuh dihasilkan daya. Lebih bertenaga daya kontraksi akan
mengeluarkan lebih banyak energi. Pengeluaran energi dan kontraksi otot berbeda
secara pangkat tiga dari kecepatan kontraksi. Jika otot A berkontraksi dua kali secepat
otot B maka pengeluaran energinya sebanyak delapan kali lebih besar daripada otot B.
Hal ini sangat besar pemakaiannya dalam kegiatan yang menuntut daya tahan
(endurance).

b) Untuk Mendapatkan Percepatan Tertinggi Seluruh Daya yang Tersedia Harus


Diadakan Secara Berurutan pada Saat yang Tepat dan Langsung dalam Garis Gerakan
yang Diinginkan. Gerakan-gerakan tubuh yang berlebihan (tak ada hubungannya)
dengan gerakan yang dimaksudkan harus dikurangi seminim mungkin, karena hal ini
membuang-buang energi dan mempengaruhi gerakan. Contoh:

-seorang perenang dengan gaya crawl yang mendorong tubuhnya ke arah yang
diinginkannya dan mengurangi gerakan yang tidak berguna seperti mengangkat
tubuhnya ke atas atau menggerak-gerakkannya dari sisi ke sisi.

c) Pada Saat Tubuh Berputar, Memperpanjang Jari-Jari Akan Memperlambat Putaran,


sedangkan Memperpendek Jari-Jari Akan Meningkatkan Putaran. Contoh:
-peloncat indah. Jumlah putaran akan meningkat jika tubuh dilipat karena jari-jari
putaran tubuh akan lebih pendek.

-penari atau pemain skate. Mereka akan meningkatkan kecepatan putaran (spin)
dengan cara membawa lengannya dekat ke badannya, atau memperlambat kecepatan
dengan menjangkaukannya ke luar.

d) Gerakan Berayun, Jari-Jari Putaran Harus Diperpendek pada Saat Mengayun ke


Atas dan Diperpanjang pada Saat Mengayun ke Bawah. Contoh:

-pada saat melakukan "giant swing" pada palang atau gerakan berputar. Pesenam
memperpendek jari-jari putaran selama mengayun ke atas (untuk mengurangi efek
gravitasi) dan memperpanjang jari-jari pada saat mengayun ke bawah (untuk
memungkinkan gravitasi memberikan efek maksimal).

e) Pada Saat Tubuh di Udara, Gerakan-Gerakan dari Bagian-Bagian Tubuh Akan


Mengakibatkan Tubuh Berputar di Sekitar Pusat Titik Berat Tubuh tetapi Jalur
Terbangnya tidak dipengaruhi. Gerakan-gerakan tertentu sangat berguna dalam
mengontrol putaran dan kesetimbangan, dan terutama sekali berguna pada saat
persiapan untuk mendarat. Sementara tubuh di udara, jika suatu bagian bergerak pada
satu sisi dari sumbu putaran, hal ini menyebabkan gerakan dengan besar yang sama
pada sisi yang lain dari sumbu putaran. Contoh:

-lari gawang. Pada saat lari gawang, lengan yang berlawanan dengan kaki depan harus
didorong ke muka dan sedikit ke arah kaki tersebut untuk memungkinkan atlit
menjaga kesetimbangannya dalam arah maju yang lurus. Jika hal ini tidak
dilakukannya, tubuhnya cenderung untuk berputar menjauh dari kaki depan dan ia
tidak akan mendarat pada arah larinya. Selanjutnya, tubuh harus dilemaskan ke muka
karena pada saat kaki dihentakkan ke bawah untuk segera kontak dengan tanah, tubuh
bagian atas cenderung untuk lurus. Jika terlalu banyak kecenderungan untuk lurus,
pelari kehilangan gerak majunya yang sangat penting untuk mengarahkannya kembali
ke gawang berikutnya.
Di dalam banyak gerakan seperti berlari, gerakan berlawanan dari bagian-bagian
tubuh untuk menjaga kesetimbangan merupakan gerak yang otomatis.

D. Hubungan hukum newton 3 dengan dikjas dan or

Bunyi Hukum Newton 3

Bunyi Hukum Newton 3 : “Setiap aksi akan menimbulkan reaksi, jika suatu benda
memberikan gaya pada benda yang lain maka benda yang terkena gaya akan
memberikan gaya yang besarnya sama dengan gaya yang diterima dari benda
pertama, tetapi arahnya berlawanan“. Berdasarkan dari bunyi hukum newton ke 3 ini
dimana setiap aksi akan menimbulkan aksi atau setiap sebab akan menimbulkan
akibat. Dimana, setiap gaya sebab yang diberikan akan menghasilkan besarnya gaya
akibat yang dihasilkan. Pada contoh penerapan hukum newton ke 3 ini bekerja pada
setiap benda yang diberikan gaya aksi akan menghasilkan gaya reaksi. Namun, gaya
aksi reaksi tersebut saling berlawanan arah dan bekerja pada benda yang berbeda.

Contoh Penerapan Hukum Newton 3 dalam penjas

Hukum Newton 3

Sebuah benda dengan berat (w) yang berada diatas meja. Meja akan memberikan
reaksi gaya normal (N), sehingga N = W dengan arah gaya saling berlawanan.

Daftar Pustaka

Andrian, Marlene, J., & Cooper, John, M. (1989). The Biomechanics of Human Movement. Indiana:
Benchmark Press, Inc.

Hay, James, G. (1985). The Biomechanics of Sports Tehniques. New Jersey: Englewood Cliffs.

Anda mungkin juga menyukai