Anda di halaman 1dari 2

ECG monitoring in in-hospital cardiac arrest (IHCA)

Anna Thoré n1,∗ , Araz Rawshani2, Johan Herlitz3, Johan Engdahl4, Thomas Kahan4,
Therese Djä rv1
1 Department of Medicine, Centre for Resuscitation Science, Karolinska Institute, SE-
171 77, Stockholm, Sweden
2 Department of Molecular and Clinical Medicine, Institute of Medicine, University of
Gothenburg, SE-405 30, Gothenburg, Sweden
3 Center of Prehospital Research, Faculty of Caring Science, Work Life and Social
Welfare, SE-503 32, Borå s, Sweden
4 Karolinska Institute, Department of Clinical Sciences, Danderyd Hospital, Division of
Cardiovascular Medicine, SE-182 88, Danderyd, Sweden

Tujuan: Pemantauan irama adalah prediktor untuk kelangsungan hidup 30 hari


setelah IHCA. Namun, keterbatasan sumber daya menghambat penyedia layanan
untuk memantau semua pasien yang dirawat di rumah sakit. Oleh karena itu perlu
diprioritaskan ketika memutuskan apakah akan memantau atau tidak. Diinginkan
untuk menggunakan alat berbasis bukti untuk keputusan pemantauan, tetapi
pedoman saat ini tidak menyediakan alat tersebut.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki efek pemantauan irama
sebelum terjadinya IHCA dan untuk mengidentifikasi subkelompok pasien yang
akan mendapat manfaat paling banyak dari pemantauan. Hipotesis utama kami
adalah bahwa ada karakteristik pasien yang terkait dengan peningkatan
kelangsungan hidup di IHCA ketika dipantau.

Metode: IHCA yang terdaftar di Swedish Registry for Car-diopulmonary


Resuscitation (SRCR) dari 1 Januari 2008 hingga 31 Desember 2017 dimasukkan.
Kami menghitung kurva survival yang disesuaikan Cox untuk mempelajari sifat
bertahan hidup pasca IHCA, dengan penyesuaian usia, jenis kelamin dan ritme
awal. Perbedaan antara pasien yang dipantau dan kelompok kontrol yang cocok
dengan skor kecenderungan dipelajari. Kami menggunakan peningkatan gradien
untuk memperkirakan kepentingan relatif dari semua prediktor dalam skor
kecenderungan.

Hasil: Secara keseluruhan, 21.065 pasien dilibatkan di antaranya 51,6% dipantau.


Irama yang mengejutkan lebih umum di antara pasien yang dipantau (35,4% vs
13,0%). Sejarah diabetes, gagal jantung, insufisiensi pernapasan, kanker dan
stroke kurang umum di antara pasien yang dipantau. Infark miokard sebelumnya
lebih sering terjadi pada pasien yang dipantau (25,4% vs 21,2%). Kelompok kontrol
yang cocok kecenderungannya memiliki rasio kelangsungan hidup disesuaikan
lebih rendah dengan rasio bahaya (interval kepercayaan 95%) untuk bertahan
hidup 0,621 (0,60-0,64). Variabel yang paling berpengaruh relatif terhadap
pemantauan EKG adalah lokasi di rumah sakit, wilayah geografis dan tahun
kalender.

Kesimpulan: Dalam penelitian ini, menggunakan pencocokan skor kecenderungan,


pemantauan EKG di IHCA dikaitkan dengan rasio kelangsungan hidup 30 hari yang
disesuaikan secara signifikan lebih tinggi. Variabel yang paling berpengaruh relatif
terhadap pemantauan EKG adalah karakteristik non-pasien, dan dengan demikian
dapat dimodifikasi.

Anda mungkin juga menyukai