Anda di halaman 1dari 4

Teks Ceramah Bahasa Indonesia

Kelompok 5 :
1. Nurul Hilmah
2. Putri Awalia
3. Rahessa Verrel
4. Regina Jeanet W.
5. Revano Ghavar M.
6. Rico Harits H.

SMAN 1 Karawang
2019
(PEMBUKAAN) (Nurul Hilmah)
Assalamualaikum. Wr. Wb
Selamat Siang
Kepada yang terhormat Ibu Nur Suryanah S.Pd selaku guru Bahasa Indonesia serta teman-
teman yang saya sayangi dan saya banggakan. Pertama-tama kita panjatkan puji syukur ke
hadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga kita semua dapat berkumpul di sini dalam keadaan
sehat wal'afiat. Shalawat serta salam tetap kita curahkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW. Perkenankan kami di sini untuk ceramah mengenai demonstrasi massa
RKUHP

Teman-temanku sekalian
Apakah kalian tahu bahwa baru-baru ini sedang marak maraknya demonstrasi massa yang
terjadi di Jakarta. Demonstrasi massa ini dibuat untuk menentang RUU KUHP dan juga RUU
KPK yang telah dirancang oleh DPR. Banyak sekali kontroversi sehingga tak sedikit
mahasiswa turun kejalan menyampaikan keluhan dan aspirasinya. Tidak hanya para mahasiswa
yang berdemonstrasi tetapi juga para pelajar menengah atas. Mereka datang dengan dalih ingin
menyampaikan keluhan yang sama dan mendukung para mahasiswa.

(ARGUMEN 1) (Putri Awalia)


Unjuk rasa atau demonstrasi ("demo") adalah sebuah gerakan protes yang dilakukan
sekumpulan orang di hadapan umum. Unjuk rasa biasanya dilakukan untuk menyatakan
pendapat kelompok tersebut atau penentang kebijakan yang dilaksanakan suatu pihak atau
dapat pula dilakukan sebagai sebuah upaya penekanan secara politik oleh kepentingan
kelompok.

Menurut Kompas.com pelajar dan mahasiswa mulai berdatangan, mereka berkumpul di


flyover Slipi, Jakarta Barat, pada hari Senin, 30 September 2019. Massa ini hendak menggelar
aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Jakarta Pusat. Massa tampak mengenakan seragam
sekolah SMP, SMA, jeket almamater Universitas Ibnu Chaldun, BSI, Universitas Terbuka, dan
ada pula yang mengenakan pakaian bebas.
Para pelajar dan mahasiswa melakukan unjuk rasa untuk mempermasalahkan RKUHP, publik
menilai RKUHP masih jauh dari harapan. Masih banyak pasal-pasal karet yang berpotensi
mengebiri hak-hak warga negara seperti pasal penghinaan presiden.

(ARGUMEN 2) (Rahessa Verrel)


Menurut Okezone, aparat kepolisian mencoba menertibkan massa yang berjumlah ratusan
orang. Namun, situasi mulai berubah mencekam. Gesekan sempat terjadi antara anak SMK
dengan aparat kepolisian yang berjaga. Massa yang berada di sekitar rel kereta api Stasiun
Palmerah melakukan pelemparan batu terlebih dahulu ke arah polisi. Karena situasi sudah tidak
terkendali, petugas menembakkan gas air mata. Petugas hanya bertahan dengan menggunakan
tameng dan helm. Namun, aksi para pelajar yang dimulai pada siang hari itu ternyata tidak
kunjung usai hingga sore hari. Justru menjelang maghrib demo pelajar berujung ricuh sehingga
polisi akhirnya menembakkan gas air mata.
Jika dilihat lagi, kronologi dari demo para pelajar ini adalah sebagai dukungan kepada para
mahasiswa yang sebelumnya telah berjuang. Seperti diketahui, puncak aksi unjuk rasa yang
dimotori oleh mahasiswa terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Sejatinya, Ia merupakan
puncak dari kegelisahan mahasiswa maupun elemen masyarakat atas kerja-kerja pemerintahan
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla serta Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia.

(ARGUMEN 3) (Regina Jeanet)


Menurut CNBN Indonesia, Kegelisahan mahasiswa semakin membuncah, utamanya saat tahu
RUU KUHP akan disahkan dalam Rapat Paripurna, pada hari Selasa 24 September 2019.
Tagar #GejayanMemanggil (sebuah seruan yang mengingatkan akan peristiwa bersejarah pada
era reformasi 1998) pun menggema di media sosial. Ia tak hanya masif di dunia maya,
melainkan juga di dunia nyata.

Jika ditelusuri, titik mula dari ini semua adalah betapa gercep-nya DPR membahas revisi UU
Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Revisi itu
dinilai melumpuhkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) lantaran sejumlah poin seperti
pembentukan dewan pengawas. Selain UU KPK, sorotan publik lain mengarah kepada RUU
Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RUU KUHP). Walapun pemerintah dan DPR berniat
baik lantaran berkeinginan memiliki kitab hukum asli Indonesia (KUHP sebelumnya
merupakan produk kolonial), publik menilai RUU KUHP masih jauh dari harapan.

(ARGUMEN 4) (Revano Ghavar)


Menurut Kompas.com, Setidaknya ada 232 orang yang menjadi korban dari aksi demonstrasi
yang terjadi di berbagai daerah, mulai dari Jakarta, Bandung, Sumatera Selatan hingga
Sulawesi Selatan. Tidak hanya dari kalangan mahasiswa saja yang terluka, sejumlah wartawan
dan aparat keamanan juga turut menjadi korban.

Adapun mahasiswa yang tewa di Kendari akibat ditembak di depan kampus AMIK Catur Sakti.
Dokter Raja Alfath Widya mengatakan mahasiswa tewas yang di autopsi memang mengalami
luka tembak. Luka yang diakibatkan peluru ini, menembus masuk dada dan kedalamannya tak
bisa diukur, sehingga ada organ dalam yang ikut rusak.
Tidak hanya korban yang berjatuhan, tetapi unjuk rasa ini memengaruhi pada aktivitas
perekonomian karena banyaknya pertokoan tutup.
(PENUTUP) (Rico Harits)

Teman-temanku sekalian, memang hal yang bagus para pelajar menyampaikan keluhan dan
aspirasinya. Memang negara kita adalah negara yang demokratis tetapin kita semua juga
harus mengerti cara yang tepat untuk menyampaikan keluhan atau aspirasi tersebut, lebih
baik kita menggunakan aspirasi tersebut dengan cara yang lebih beretika dan tidak
mengundang banyak korban.
Semoga ceramah mengenai demonstrasi massa RKUHP dapat membuat pemikiran teman-
teman terbuka dan memberikan pelajaran positif untuk teman-teman. Mohon maaf apabila ada
salah kata atau kurang berkenan di hati. Akhir kata Wassalamualaikum Wr.Wb.

Anda mungkin juga menyukai