Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN ANALISIS UNSUR PEMBANGUN

CERPEN

Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia

yang diampu oleh Nur Suryanah, S.Pd.

Oleh : Putri Awalia Shabrina

X MIPA 3

SMAN 1 KARAWANG

Tahun Ajaran 2019/2020

Hasil Analisis Unsur Pembangun Teks


Cerpen 1
Unsur
Isi Kutipan
Pembangun
Tema Seorang kepala keluarga “Tidak, kesalahan engkau, karena engkau terlalu
lalai dengan tanggung mementingkan diri mu sendiri. Kau takut masuk
jawabnya. neraka, karena itu kau taat bersembahyang. Tapi
engkau melupakan kaum mu sendiri, melupakan
kehidupan anak istimu sendiri, sehingga mereka
itu kucar kacir selamanya. Inilah kesalahan mu
yang terbesar, terlalu egoistis, padahal engkau di
dunia berkaum, bersaudara semuanya, tapi engkau
tak memperdulikan mereka sedikitpun.”
Alur Maju Pengungkapan Peristiwa-> Menuju pada Konflik
-> Puncak konflik
Latar Tempat : a) Alangkah tercengangnya Haji Saleh,
karena di neraka itu banyak temannya di
a) Neraka dunia terpanggang panas, merintih
b) Mekah kesakitan.
c) Neraka b) Bahkan, ada salah seorang yang telah
d) Indonesia sampai empat belas kali ke Mekah dan
e) Rumah bergelar Syeh pula.
f) Rumahnya c) Lalu Haji Saleh mendekati mereka, lalu
bertanya kenapa mereka di neraka
semuanya.
d) “Kami ini adalah umat-Mu yang tinggal di
Indonesia, Tuhanku.”
e) Dan besoknya, ketika aku mau turun
rumah pagi-pagi, istriku berkata apa aku
tak pergi menjenguk.
f) Aku mencari Ajo Sidi ke rumahnya.

Latar Waktu : a) Dan besoknya, ketika aku mau turun


a) Pagi-pagi rumah pagi-pagi, istriku berkata apa aku
b) Subuh tak pergi menjenguk.
b) “Ya. Tadi subuh Kakek kedapatan mati di
suraunya dalam keadaan yang ngeri sekali.
Ia menggorok lehernya dengan pisau
cukur.”

Latar Suasana :
a) Heran
a) Heran
b) Marak,menuntut Dan ia tambah tak mengerti lagi dengan
c) Marak,menuntut keadaan dirinya, karena semua orang yang
d) Terkejut, Marah dilihatnya di neraka tak kurang ibadatnya
e) Heran dari dia sendiri. Bahkan, ada salah seorang
yang telah sampai empat belas kali ke
Mekah dan bergelar Syeh pula.

b) Marak,menuntut
“Kalau begitu, kita harus minta kesaksian
kesalahan kita. Kita harus mengingatkan
Tuhan, kalau-kalau ia silap memasukkan
kita ke neraka ini.” “Benar. Benar. Benar,”
sorakan yang lain membenarkan Haji
Saleh. “Kalau Tuhan tak mau mengakui
kesilapan-Nya, bagaimana?” suatu suara
melengking di dalam kelompok orang
banyak itu. “Kita protes. Kita
resolusikan,” kata Haji Saleh.

c) Terkejut, menyesal
Bagaimana engkau bisa beramal kalau
engkau miskin? Engkau kira aku ini suka
pujian, mabuk disembah saja, hingga
kerjamu lain tidak memuji-muji dan
menyembah-Ku saja. Tidak. Kamu semua
mesti masuk neraka! Hai malaikat,
halaulah mereka ini kembali ke neraka.
Letakkan di keraknya.” Semuanya jadi
pucat pasi tak berani berkata apa-apa lagi.
Tahulah mereka sekarang apa jalan yang
diridai Allah di dunia.

d) Terkejut, Marah

“Ya. Tadi subuh Kakek kedapatan mati di


suraunya dalam keadaan yang ngeri sekali.
Ia menggorok lehernya dengan pisau
cukur.” “Astaga. Ajo Sidi punya gara-
gara,” kataku seraya melangkah
secepatnya meninggalkan istriku yang
tercengang-cengang.

e) Heran
“Dan sekarang,” tanyaku kehilangan
akal sungguh mendengar segala peristiwa
oleh perbuatan Ajo Sidi yang tidak sedikit
pun bertanggung jawab,” dan sekarang ke
mana dia?” “Kerja.” “Kerja?” tanyaku
mengulangi hampa. “Ya. Dia pergi kerja.”

Penokohan Teknik Dramatik : Bagaimana engkau bisa beramal kalau engkau


Dilukiskan melalui miskin? Engkau kira aku ini suka pujian, mabuk
tanggapan, penceritaan disembah saja, hingga kerjamu lain tidak memuji-
dari tokoh lain. muji dan menyembah-Ku saja. Tidak. Kamu
semua mesti masuk neraka! Hai malaikat, halaulah
mereka ini kembali ke neraka. Letakkan di
keraknya.
Sudut Berperan langsung sebagai
cerita Ajo Sidi yang memurungkan Kakek
Pandang tokoh.
jadi memuncak. Aku tanya lagi kakek :
Pengarang
“Bagaimana katanya, kek ?”

“Astaga. Ajo Sidi punya gara-gara,”


kataku seraya ceepat-ceepat meninggalkan
istriku yang tercengang-cengang. Aku cari
AjoSidi ke rumahnya. Tapi aku berjumpa
sama istrinya saja. Lalu aku tanya dia

Amanat a. Jangan cepat


a. “Alangkah tercengangnya Haji Saleh,
bangga akan
karena di Neraka itu banyak teman-
perbuatan baik
temannya didunia terpanggang hangus,
yang kita lakukan
merintih kesakitan. Dan tambah tak
karena hal ini bisa
mengerti lagi dengan keadaan dirinya,
saja baik di
karena semua orang-orang yang dilihatnya
hadapan manusia
di Neraka itu tak kurang ibadahnya dari dia
tetapi tetap kurang
sendiri. Bahkan ada salah seorang yang
baik di hadapan
telah sampai 14 kali ke Mekkah dan
Tuhan itu.
bergelar Syekh pula
b. Jangan menyia-
b. “…, kenapa engkau biarkan dirimu melarat,
nyiakan apa yang
hingga anak cucumu teraniaya semua,
kamu miliki
sedang harta bendamu kau biarkan orang
c. Jangan
lain mengambilnya untuk anak cucu
mementingkan diri
mereka. Dan engkau lebih suka berkelahi
sendiri
antara kamu sendiri, saling menipu, saling
memeras. Aku beri kau negeri yang kaya
raya, tapi kau malas, kau lebih suka
beribadat saja, karena beribadat tidak
mengeluarkan peluh, tidak membanting
tulang. Sedang Aku menyuruh engkau
semuanya beramal disamping beribadat.
Bagaimana engkau bisa beramal kalau
engkau miskin .…”
c. ”…. Kesalahan engkau, karena engkau
terlalu mementingkan dirimu sendiri. Kau
takut masuk neraka, karena itu kau taat
bersembahyang, tapi engkau melupakan
kehidupan kaummu sendiri, melupakan
kehidupan anak istrimu sendiri, sehingga
mereka itu kucar kacir selamanya. Inilah
kesalahanmu yang terbesar, terlalu egoistis,
padahal engkau didunia berkaum,
bersaudara semuanya, tapi engkau tak
memperdulikan mereka sedikitpun.”

“Robohnya surau kami”


Hasil Analisis Unsur Pembangun Teks
Cerpen 2

Unsur
Isi Kutipan
Pembangun
Tema iK Pernahkah kau merasakan sesuatu yang biasa
Kerinduan seseorang
hadir mengisi hariharimu, tiba-tiba lenyap begitu
kepada orang yang saja. Hari-harimu pasti berubah jadi pucat pasi
dikasihnya tanpa gairah. Saat kau hendak mengembalikan
sesuatu yang hilang itu dengan sekuat daya,
namun tak kunjung tergapai. Kau pasti jadi
kecewa seraya menengadahkan tangan penuh
harap lewat kalimat doa yang tak putus-putusnya
Alur Maju Bercerita tentang seputar kondisi batin tokoh
utama karena kehilangan orang yang dikasihinya.

Latar Tempat : Kamar Masih ingatkah kau bagaimana langit-langit kamar


itu penuh getar dan kabar

Latar Waktu : Pagi Hari Dari judul dan isi ceita yang banyak
mengumpamakan sesuatu pada pagi hari.

Latar Suasana : Sedih dan rindu Pernahkah kau merasakan sesuatu yang biasa
hadir mengisi hariharimu, tiba-tiba lenyap begitu
saja. Hari-harimu pasti berubah jadi pucat pasi
tanpa gairah. Saat kau hendak mengembalikan
sesuatu yang hilang itu dengan sekuat daya,
namun tak kunjung tergapai. Kau pasti jadi
kecewa seraya menengadahkan tangan penuh
harap lewat kalimat doa yang tak putus-putusnya.

Aku tiba-tiba jadi kehilangan sesuatu yang begitu


akrab di antara kutubkutub kosong itu. Kusebut
saja, kutub rindu. Aku tak mungkin menuangkan
tumpukan warna di kanvas yang penuh garis dan
kata ibarat sebab lukisan agung ini tak kunjung
selesai.
Penokohan Teknik Dramatik : Andai kau bangun esok pagi, nankan selalu
Dilukiskan melalui matahari akan terbit seperti janji yang
perkataan dan pikirannya. diucapkannya pada semesta. Di helai cahaya
matahari itu selalu ada kehangatan yang meresap
di keping-keping jiwamu.
Sudut Berperan langsung sebagai Dan kita pun terus saja bertanam agar daun-daun
Pandang orang pertama. yang bertumbuh kelak dapat menangkap
Pengarang fotosintesa matahari. Di tiap helai daun itu
bermunculan nama kita sebagai sebuah keabadian.
Andai matahari tak terbit lagi saat pagi merona,
kita masih menyimpan sedikit cahaya di helai-
helai daun yang berguncang dihembus angin
sepanjang hari.
Amanat Amanat cerpen itu tentang Begitulah saat kau berada jauh kembali ke garis
betapa berartinya seorang hidupmu, aku begitu ternganga sebab cahaya tak
yang dikasihi dalam ada. Memang, tak pernah matahari tak terbit
sebuah kehidupan. memeluk bumi. Tapi, bagi kita, kala berada jauh,
Ketiadaannya bisa keadaan begitu gelap dan sunyi tiba-tiba. Kita
menyebabkan hidup merasa begitu kehilangan. Kita merasa ada yang
menjadi sunyi, tidak indah, terenggut tanpa sengaja. Serasa ada yang
dan serasa tidak bermakna tercerabut dari akar yang semula menghunjam
lagi Amanat tersebut jauh di tanah.
tampak pada kutipan
berikut.

Anda mungkin juga menyukai