Anda di halaman 1dari 23

SUB TEMA : PENGELOLAAN LIMBAH

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH NASIONAL


CHEMISTRY COMPETITION (CeC) 2020

PsychoPlast Plastic Waste Spark Plug Ignition Connector​ : Cop Busi Minim Hambatan
Berbahan Dasar Limbah Plastik sebagai Alternatif untuk Meningkatkan Performa
Mesin Kendaraan Bermotor dan Pengurangan Sampah Plastik di Indonesia

Diusulkan Oleh :
Bima Agung Setyawan NIM. 18503241039 Angkatan 2018

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


YOGYAKARTA
2020
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ​....................................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN​.............................................................................................ii
LEMBAR
PERNYATAAN​.....................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.​........................................................................................................iv
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
ABSTRAK
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Plastik dan Sampah Plastik
2.2 Jenis-jenis Plastik
2.3 Sifat-sifat Plastik
2.4 Teknik-teknik Pengelolaan Sampah Plastik
2.5 ​Spark Plug Ignition Connector ​Pada Kendaraan Bermotor
2.6 Parameter Performa Mesin Kendaraan Bermotor
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Observasi
3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan
3.3 Cara Pembuatan
3.4 Rincian Biaya Pembuatan
3.5 Analisis Data
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengujian Kualitas Produk
4.2 Analisis Manfaat Produk
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. ​Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing


ABSTRAK
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Plastik merupakan salah satu jenis material yang dibuat dari hasil penyulingan minyak
bumi. Karakteristik materialnya yang ringan dan tahan lama menjadikan plastik banyak
digunakan untuk pembuatan alat-alat rumah tangga. Namun setelah plastik-plastik tersebut
sudah tidak digunakan kembali, maka plastik tersebut menjadi sampah dan akan mencemari
lingkungan. Peningkatan sampah plastik di Indonesia sendiri berdasarkan ​data Asosiasi
Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan 64 juta
ton sampah dihasilkan tiap tahunnya. Sebanyak 3,2 juta ton di antaranya merupakan sampah
plastik yang terdiri dari kantong plastik sebanyak 10 miliar lembar atau sebanyak 85 ribu ton.
Sampah plastik mempunyai masa lapuk atau waktu yang dibutuhkan suatu benda
untuk hancur yaitu selama 50-80 tahun. Penguaraian sampah plastik yang memerlukan waktu
lama akan berdampak pada kerusakan lingkungan. Keberadaan sampah, termasuk sampah
plastik dalam jumlah yang banyak jika tidak dapat dikelola secara baik dan benar, maka akan
menimbulkan gangguan dan dampak terhadap lingkungan, baik dampak terhadap komponen
fisik kimia (kualitas air dan udara), biologi, sosial ekonomi, budaya, maupun kesehatan
lingkungan (Zulkifli, 2014).
Pemerintah saat ini juga sedang meggalakkan program ​Sustainable Development
Goals ​(SDG’s 2030). Program ini merupakan program pemerintah internasional yang
didalamnya berisi 17 acuan untuk mencapai standar pembangunan global. Salah satu diantara
17 acuan yakni memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan. Targetnya
adalah pada tahun 2030 secara global dapat ​meraih manajemen ramah lingkungan dari bahan
kimia dan limbah lainnya sepanjang siklus hidupnya, sesuai dengan kerangka kerja internasional
yang telah disepakati, dan secara signifikan mengurangi pelepasan bahan-bahan tersebut ke
udara, air dan tanah dalam rangka meminimalisir dampak buruk bahan tersebut terhadap
kesehatan manusia dan lingkungan (SDG’s 2030 Indonesia).
Dari berbagai uraian tentang permasalahan sampah diatas, kita sudah seharusnya
menciptakan inovasi baru pada benda-benda disekitar yang dapat dibuat dari hasil daur ulang
sampah plastik. Dengan memperbanyak kemungkinan sampah plastik untuk didaur ulang kembali
menjadi benda-benda yang bermanfaat atau memiliki daya guna lebih, diharapkan dapat menjadi
solusi untuk mengurangi permasalahan sampah yang kian meningkat setiap tahunnya.
Dalam dunia otomotif ada beberapa komponen yang terbuat dari plastik, salah satu
diantaranya yakni konektor busi (cop busi). Penulis berinovasi untuk mengganti material plastik
tersebut dari sampah plastik. Hal ini diupayakan untuk mengurangi penggunaan material plastik
baru sekaligus mengurangi kuantitas sampah yang ada dan mencemari lingkungan. Cop busi yang
akan penulis kembangkan nantinya memiliki nilai hambatan atau resistansi arus yang minim.
Dengan meminimalkan besar nilai resistansinya, diharapkan akan memperbesar dan
momfokuskan percikan api busi. Hal tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap kualitas
pembakaran dalam ruang bakar mesin kendaraan bermotor yang akan menjadikan konsumsi
bahan bakar menjadi sedikit lebih efisien.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan beberapa masalah
sebagai berikut:

1. Bagaimana desain ​PsychoPlast Plastic Waste Spark Plug Ignition Connector untuk
mengurangi limbah plastik di Indonesia?

2. Bagaimana tahap perancangan ​PsychoPlast Plastic Waste Spark Plug Ignition Connector
untuk mengurangi limbah plastik di Indonesia?

3. Apa keunggulan dan manfaat ​PsychoPlast Plastic Waste Spark Plug Ignition Connector​?

1.3 Tujuan

Tujuan dari Karya Tulis ini adalah:

1. Mendesain ​PsychoPlast Plastic Waste Spark Plug Ignition Connector​ sebagai upaya
untuk mengurangi sampah plastik di Indonesia.
2. Merancang ​PsychoPlast Plastic Waste Spark Plug Ignition Connector​ sebagai upaya
untuk mengurangi sampah plastik di Indonesia.
3. Mengetahui keunggulan dan manfaat dari ​PsychoPlast Plastic Waste Spark Plug
Ignition Connector​.

1.4 Manfaat

Berdasarkan tujuan penulisan karya tulis ilmiah diatas, maka dapat diuraikan manfaat
karya tulis ilmiah ini, antara lain:

1. Memberikan pemahaman tentang perancangan ​PsychoPlast Plastic Waste Spark Plug


Ignition Connector​: Cop Busi Minim Hambatan Berbahan Dasar Limbah Plastik
sebagai Alternatif untuk Meningkatkan Performa Mesin Kendaraan Bermotor dan
Pengurangan Sampah Plastik di Indonesia.
2. Memberikan solusi alternatif mengatasi permasalahan pencemaran sampah plastik di
Indonesia.
3. …
4. ...
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Plastik dan Sampah Plastik

Plastik merupakan material terbuat dari nafta yang merupakan produk turunan minyak
bumi yang diperoleh melalui proses penyulingan. Salah satu karakteristik plastik adalah
memiliki ikatan kimia yang sangat kuat. Sehingga banyak material yang dipakai oleh
masyarakat berasal dari plastik. Namun, kebanyakan plastik merupakan material yang tidak
dapat terdekomposisi secara alami (non-biodegradable) sehingga setelah digunakan, material
yang berbahan baku plastik akan menjadi sampah yang sulit diuraikan oleh mikroba tanah
dan akan mencemari lingkungan (Wahyudi dkk., 2018).
Plastik adalah salah satu jenis makromolekul yang terbentuk melalui proses
polimerisasi atau proses penggabungan molekul sederhana (monomer) dan terjadi secara
kimiawi yang kemudian menjadi molekul besar (makromolekul atau polimer). (Muchammad,
M., 2018). Polimer adalah molekul besar yang memiliki peran penting dalam teknologi
karena mudah dibentuk serta mempunyai sifat dan struktur yang rumit. Hal ini disebabkan
jumlah atom pembentuknya yang jauh lebih besar dibandingkan dengan senyawa yang berat
atomnya lebih rendah. Umumnya suatu polimer dibangun oleh satuan struktur yang tersusun
secara berulang dan diikat oleh ikatan kovalen (Steven, 2007).
Penggunaan material plastik yang kian meningkat menjadikan limbahnyapun semakin
meningkat. Limbah plastik atau bisa disebut sampah plastik merupakan benda-benda yang
terbuat dari plastik dan sudah tidak terpakai. Sampah plastik ini biasanya dibuang begitu saja
dan kurang dimanfaatkan. Akibatnya sampah plastik akan mencemari lingkungan. Plastik
yang sudah menjadi sampah akan berdampak negatif terhadap lingkungan karena tidak dapat
terurai dengan cepat dan dapat menurunkan kesuburan tanah. Sampah plastik yang dibuang
sembarangan juga dapat menyumbat saluran drainase, selokan dan sungai sehingga bisa
menyebabkan banjir. Sampah plastik yang dibakar bisa mengeluarkan zat-zat yang berbahaya
bagi kesehatan manusia (Surono, U.B dan Ismanto, 2016).

2.2 Jenis-jenis Plastik

Berdasarkan sifatnya plastik dapat dikelompokkan menjadi 2 yakni jenis


thermoplastic d​ an jenis ​thermosetting.​ Plastik jenis ​thermoplastic ​merupakan jenis plastik
yang bila digunakan sebagai material pembuatan suatu benda dapat didaur ulang dan
dibentuk menjadi benda lain melalui proses pemanasan. Sedangkan plastik jenis
thermosetting merupakan jenis plastik yang tidak dapat dibentuk ulang. Jadi apabila plastik
jenis ini sudah dibentuk menjadi suatu benda maka sudah tidak dapat didaur ulang dan
dibentuk kembali menjadi benda lain melalui proses pemanasan (Das & Pandey, 2007;
Surono, 2013).

a. Plastik ​Thermoplastic
Thermoplastic ​merupakan jenis plastik yang tidak begitu tahan terhadap panas.
Plastik jenis ini terbagi lagi menjadi 7 jenis yang masing-masing memiliki
karakteristik, ketahanan temperatur, dan sifat yang berbeda-beda.

Tabel1. 7 Jenis Plastik ​Thermoplastic

(​Sumber: kompasiana.com​)
b. Plastik ​Thermosetting

Thermosetting ​merupakan jenis plastik yang tahan terhadap temperatur tinggi.


Plastik jenis ini memiliki struktur ikatan yang permanen yang terjadi pada
pembentukan pertama kali. Jadi plastik jenis ini tidak dapat dibentuk kembali setelah
proses pelelehan kedua.

2.3 Sifat-sifat Plastik

Sifat-sifat plastik sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) ditunjukan pada tabel
dibawah ini.

Tabel 2. Sifat Mekanik Plastik Sesuai SNI

Karakteristik Nilai

Kuat tarik (MPa) 24,7-302

Persen elongasi (%) 21-220

Hidrofobisitas (%) 99

(Sumber: Darni dan Herti,2010)

Plastik memiliki temperatur leleh masing-masing. Hal ini terkait kemampuan jenis
plastik bertahan pada suhu tertentu. Temperatur leleh plastik ​thermoplastic ditunjukkan pada
tabel dibawah ini.

Tabel 3. Temperatur Leleh Pada Polimer Thermoplastik

Processing Temperature Rate

Material Temperature (°C)

HDPE 200-280

PET 250-260

PS 180-260
​ achmawati, Q., 2015​)
(Sumber: R

2.4 Teknik-teknik Pengelolaan Sampah Plastik


Sampai saat ini berbagai upaya dalam mengatasi permasalahan sampah plastik di
Indonesia telah dilakukan, diantaranya yakni sanitary landfill. Sanitary landfill merupakan
sistem pengelolaan sampah plastik dengan cara menimbun tumpukan sampah plastik dengan
tanah, kemudian memadatkannya. Sistem seperti ini telah diterapkan di berbagai TPS di
Indonesia dan telah diakui secara internasional. Kelemahan dari sistem pengelolaan dengan
cara ini yaitu apabila lahan yang digunakan sudah melebihi ambang batas maka pengeloaan
sampah plastik dengan sistem ini sudah tidak dapat diterapkan kembali.
Selain itu, sistem pengelolaan sampah yang lain yakni controlled landfill. Sistem ini
merupakan bentuk pengelolaan sampah plastik yang hampir sama dengan sanitary landfill.
Perbedaan sistem ini yaitu adanya saluran drainase untuk mengendalikan aliran air hujan, pos
pengendalian operasional, dan fasilitas pengendalian gas metan. Kelemahannya juga hampir
sama dengan sistem sanitary landfill.
Sistem lainnya dalam pengelelolaan sampah plastik yakni dengan menerapkan prinsip
3R (​Reduce, Reuse, and Recycle​). ​Reduce berarti mengurangi penggunaan bahan yang tidak
ramah terhadap lingkungan. ​Reus​e berarti menggunakan kembali sampah-sampah yang masih
dapat digunakan dan ​Recycle berarti mengolah kembali atau mendaur ulang sampah menjadi
produk baru yang memiliki nilai guna. Sampai saat ini berbagai produk hasil daur ulang
sampah plastik semakin banyak dan bervariasi, mulai dari kerajinan tangan, paving block,
bahkan ada yang mengolahnya dengan cara pirolisis menjadi bahan bakar.
Berbagai inovasi dalam mendaur ulang sampah juga semakin bervariasi. Hal tersebut
dilakukan untuk memperbanyak kemungkinan sampah plastik untuk bisa digunakan kembali
atau digunakan menjadi bahan baku (material) benda-benda yang memiliki daya guna.
Dengan begitu kuantitas sampah yang masih mencemari lingkungan akan semakin berkurang.

2.5 ​Spark Plug Ignition Connector ​Pada Mesin Kendaraan Bermotor


Pada mesin kendaraan bermotor (motor bakar) diperlukan sistem pengapian yang
berfungsi memberikan arus listrik sebagai penyuplai percikan api bunga api ke dalam ruang
bakar dengan tujuan untuk proses pembakaran campuran bahan bakar dan udara yang ada
dalam ruang bakar mesin. Sistem pengapian yang dipakai pada motor bensin adalah suatu
perlengkapan untuk menghasilkan loncatan bunga api listrik dengan tegangan tinggi 25.000
volt ke elektroda busi, untuk menimbulkan percikan sehingga dapat membakar gas campuran
bahan bakar dan udara yang dikompresikan di dalam ruang bakar mesin. Koil pengapian
merupakan alat untuk mempertinggi tegangan listrik dari 12 volt pada baterai menjadi 15.000
sampai 25.000 volt pada koil pengapian, yang kemudian dialirkan ke elektroda-elektroda busi
untuk membakar campuran bahan bakar dan udara pada akhir langkah kompresi (Asroni, M.,
2008).
Pada bagian mesin kendaraan bermotor terdapat beberapa komponen yang terbuat dari
plastik. Salah satu diantaranya adalah ​spark plug ignition connector atau biasa dikenal
dengan sebutan cop busi. Cop busi biasanya terbuat dari plastik atau ​rubber (silikon) yang
mampu bertahan pada suhu pengoperasian mesin.
Cop busi merupakan sebuah komponen mesin yang berfungsi untuk mengalirkan arus
Ignition Coil (​ Koil) ke ​Spark Plug ​(Busi) pada mesin pembakaran dalam (​Internal
listrik dari ​
Combustion Engine)​ . Komponen ini merupakan komponen yang bersifat ​detachable, ​yakni
dapat dipasang atau dilepas (Bungo, E.M, et all., 1977).

2.6 Parameter Performa Mesin Kendaraan Bermotor


Menganalisa performa mesin berfungsi untuk mengetahui torsi, daya, dan konsumsi
bahan bakar dari mesin tersebut (Nurdianto, I. dan Ansori, A., 2015). Parameter tersebut
nantinya akan menjadi acuan penulis dalam penelitian ini.

Gambar5. Parameter Performa Mesin

(​Sumber: Dokumen Pribadi)​

1. Torsi

Secara teori dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

T=F.b (Toyota Astra Motor, 1995:1-8)

Keterangan:
T = Torsi (kgf.m)
F = Gaya yang diterima pada dynamometer (kgf)
b = Panjang lengan dynamometer (m)
1 kgf.m = 9,807 N.m = 7,233 lbf.ft.

2. Daya

Daya poros dapat dirumuskan sebagai berikut:


Dalam satuan PS:

Ne = x T x (PS) (Arismunandar, 2005:32)


Ne = (PS)

Keterangan:
Ne = Daya poros (PS)
T = Torsi (kg.m) n = Putaran mesin (rpm)
1 PS = 0,9863 hp
1 PS = 0,7355 kW

3. Konsumsi Bahan Bakar (fc)

Secara sistematik konsumsi bahan bakar dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:

fc = mf/t (Warju, 2005:70)

Keterangan:
fc : Konsumsi bahan bakar
mf : Massa bahan bakar (ml)
t : waktu yang digunakan (s)

Pengukuran ketiga parameter performa mesin diatas dapat dilakukan menggunakan


sebuah alat bernama dynamometer. Dynamometer merupakan sebuah alat ukur torsi dan daya
pada kendaraan bermotor.
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Observasi


Peneliti melakukan pengamatan peningkatan sampah plastik di TPA Piyungan yang
beralamat di Ngablak, Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Bantul, Yogyakarta. Pembuatan
produk dilakukan di Bengkel Pemesinan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta. Sementara untuk uji coba produk dilakukan di Bengkel
Mototec Yogyakarta.

3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan


Bahan dan alat yang digunakan dalam proses penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel3. Bahan dan Alat yang Digunakan

Bahan

Nama Bahan Jumlah Justifikasi

Aluminium Block ukuran 2 Bahan Pembuat ​Molding


70x70x20 mm

Aluminium Block ukuran 2 Bahan Pembuat ​Molding


50x70x5 mm

Sampah Plastik Jenis Bahan Utama


HDPE, LDPE, dan PTE

Baut dan Mur M5 12 Pengunci Molding

Kuningan Batangan ukuran 1 Bagian Inti Cop Busi


ᴓ 10 x 150 mm

Aluminium Batangan 1 Bahan Pembuat ​Molding


ukuran ᴓ 10 x 150 mm
Paper Klip 1 Spring pengunci bagian inti
cop busi

Kertas Roti 1 Tatakan Saat Proses


Pelelehan

Skrup 1 Bagian Inti Cop Busi

Alat

Nama Alat Jumlah Justifikasi

Mesin Frais 1 Proses Machining


Pembuatan ​Molding

Mesin Bor 1 Proses Machining


Pembuatan ​Molding d​ an
Bagian Inti Cop Busi

Mesin bubut 1 Proses Machining


Pembuatan Bagian Inti Cop
Busi

Kunci L 1 Pengunci Molding

Oven/ Tungku Pemanas/ 1 Proses Pelelehan Sampah


microwave Plastik

Sarung Tangan Tahan 1 Pelindung Tangan Saat


Panas/ Sarung Tangan Las Proses Pencetakan Lelehan
Plastik

Gunting 1 Memotong Sampah Plastik


Blender 1 Mencacah Plastik Menjadi
Bagian yang Lebih Kecil

(​Sumber: Dokumen Penulis)​

3.3 Cara Pembuatan


Tahap pembuatan produk dalam penelitian ini akan digambarkan kedalam sebuah
diagram alir (​flow chart)​ .

Gambar8. Diagram Alir Proses Pembuatan

(​Sumber: Dokumen Penulis)​


Penjelasan dari diagram alir diatas adalah sebagai berikut:
1. Studi Literatur: Sebagai proses mencari referensi penunjang untuk membuat produk
ini.
2. Desain ​PsychoPlast Plastic Waste Spark Plug Ignition Connector​: untuk
mempermudah dalam mempresentasikan produk yang akan dibuat, maka desain 3
dimensi dari produk sangat diperlukan dalam hal ini. Produk didesain sedemikian
rupa agar dapat presisi sesuai dengan ukuran busi kendaraan bermotor.

Gambar8. Desain Cop Busi Gambar9. Desain Bagian Dalam Cop Busi

Sumber: Dokumen Penulis)​


(​ (​Sumber: Dokumen Penulis)​

Gambar10. Dimensi Cop Busi

Sumber: Dokumen Penulis)​


(​
3. Perancangan ​Molding ​atau Rangka Cetak: tahap ini merupakan tahap implementasi
dari desain yang sudah dibuat. Dimulai dari pemilihan bahan molding, pemilihan alat
yang akan digunakan, dan proses pembuatan molding.

Gambar13. Desain ​Molding a​ tau Rangka Cetak

Sumber: Dokumen Penulis)​


(​

4. Penyortiran Sampah Plastik: dilakukan untuk membedakan jenis-jenis plastik


berdasarkan kode daur ulangnya, terutama yang akan digunakan dalam pembuatan
produk.
5. Pembersihan Sampah Plastik: proses dimana sampah plastik dicuci bersih hingga
tidak ada kotoran yang menempel.
6. Pencacahan Sampah Plastik: proses dimana sampah plastik yang telah dicuci bersih
kemudian dicacah. Pencacahan seharusnya dilakukan menggunakan mesin ​shredder,​
namun karena keterbatasan alat, maka digunakanlah blender dan gunting sebagai alat
pengganti.
7. Proses Pelelehan Sampah Plastik: proses ini menggunakan oven gas dengan suhu
250-300 ˚C. Sampah plastik akan dilelelehkan hingga lelehannya mudah untuk
dibentuk.
8. Proses Pencetakan: dengan menggunakan molding yang telah dibuat sampah plastik
yang telah dilelehkan sesegera mungkin dilakukan pencetakan. Setelah itu melalui
proses perakitan yakni memasang bagian inti cop busi.
9. Uji Produk: hasil diuji dengan menggunakan produk secara langsung sesuai tujuan
dan fungsinya untuk mengetahui apakah layak untuk digunakan atau tidak, pengujian
juga dilakukan dengan mengukur besar hambatan dan kemampuan dalam menahan
kebocoran arus listrik dari Koil.
3.4 Rincian Biaya Pembuatan

Tabel3. Rincian Biaya Pembuatan Produk

Bahan yang Diperlukan Jumlah Harga Nilai (Rp)


Satuan (Rp)

Aluminium Block ukuran 2 buah Rp 150.000 Rp 300.000


70x70x20 mm

Aluminium Block ukuran 2 buah Rp 50.000 Rp 100.000


50x70x5 mm

Baut dan Mur M5 12 buah Rp 1.500 Rp 18.000

Kuningan Batangan ukuran 1 buah Rp 20.000 Rp 20.000


ᴓ 10 x 150 mm

Aluminium Batangan 1 buah Rp 10.000 Rp 10.000


ukuran ᴓ 10 x 150 mm

Paper Klip 1 buah Rp 500 Rp 500

Kertas Roti 1 lembar Rp 10.000 Rp 10.000

Skrup 1 buah Rp 500 Rp 500

SUB TOTAL Rp 459.000

Alat yang Diperlukan Jumlah Harga Nilai (Rp)


Satuan (Rp)

Sarung tangan las 1 pasang Rp 100.000 Rp 100.000

SUB TOTAL Rp 100.000


TOTAL Rp 559.000
KESELURUHAN

(​Sumber: Dokumen Penulis)​

3.5 Analisis Data


3.5.1 Rancangan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen. Menurut ​ Hamdi A.S dan Bahruddin E. (2014)​, penelitian
eksperimental merupakan penelitian laboratorium, walaupun juga bisa
dilakukan di luar laboratorium, tetapi pelaksanaannya menerapkan
prinsip-prinsip penelitian laboratorium, terutama pengontrolan terhadap hal-hal
yang mempengaruhi jalannya eksperimen.

3.5.2 Objek Penelitian


Objek utama penelitian ini yakni mengetahui torsi, daya, dan konsumsi
bahan bakar motor bakar 4 tak dengan pengaplikasian cop busi standar dan
PsychoPlast Plastic Waste Spark Plug Ignition Connector ​pada motor Honda
Beat FI tahun 2015, antara lain:
a. Torsi
Tujuan dari pengamatan Torsi yaitu apakah ada kenaikan atau
penurunan torsi dengan penggantian cop busi dengan ​PsychoPlast Plastic
Waste Spark Plug Ignition Connector.​
b. Daya
Tujuan dari pengamatan Daya yaitu apakah ada kenaikan atau
penurunan daya dengan penggantian cop busi dengan ​PsychoPlast Plastic
Waste Spark Plug Ignition Connector.​
c. Konsumsi Bahan Bakar
Tujuan dari pengamatan Konsumsi Bahan Bakar yaitu apakah ada
kenaikan atau penurunan konsumsi bahan bakar dengan penggantian cop busi
PsychoPlast Plastic Waste Spark Plug Ignition Connector​.

3.5.3 Variabel Penelitian


Variabel merupakan objek penelitian. Dalam penelitian ini terdapat 3
variabel, yakni:
1. Cop busi standar dan ​PsychoPlast Plastic Waste Spark Plug Ignition
Connector.​
2. Torsi (Y1= variabel terikat)
3. Daya (Y2= variabel terikat)
4. Konsumsi bahan bakar (Y3= variabel terikat)
3.5.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dari penelitian ini adalah menggunakan
teknik:
a. Observasi
Pengamatan menggunakan panca indera (penglihatan, pendengaran,
penciuman, pembau, perasa). Pada penelitian ini, peneliti melakukan
perekaman dengan bantuan alat rekam elektronik.
b. Dokumentasi
Dokumentasi dapat berupa tulisan ataupun gambar. Peneliti mencatat
hal-hal penting dalam setiap tahap penelitian dan mendokumentasikannya
dalam bentuk gambar.
c. Uji Laboratorium
Uji laboratorium dilakukan dengan bantuan alat dynamometer
(​dynotest​). Dari data yang diperoleh kemudian dianalisis dan ditampilkan ke
dalam bentuk grafik atau tabel.
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengujian Kualitas Produk


Dari tahapan penelitian yang dilakukan terhadap ​PsychoPlast Plastic Waste
Spark Plug Ignition Connector ​didapatkan hasil berupa grafik berikut:
1. Torsi
2. Daya
3. Konsumsi Bahan Bakar
Selain itu dari pengujian yang dilakukan diketahui bahwa produk ​PsychoPlast
Plastic Waste Spark Plug Ignition Connector d​ apat bertahan pada suhu kerja mesin dan
mampu mengalirkan arus dengan baik dan dengan tingkat kebocoran arus yang minim.

4.2 Analisis Manfaat Produk


Dari penelitian yang dilakukan terhadap ​PsychoPlast Plastic Waste Spark
Plug Ignition Connector dapat diketahui bahwa penggantian cop busi standar dengan
PsychoPlast Plastic Waste Spark Plug Ignition Connector dapat sedikit menambah torsi
dan daya mesin kendaraan bermotor. Selain itu dengan adanya produk ini diharapkan
bahwa permasalahan sampah plastik baik di Indonesia maupun di dunia dapat
diperingan, karena turut memperbanyak kemungkinan sampah plastik untuk dapat
dimanfaatkan atau didaur ulang menjadi produk baru yang memiliki nilai guna lebih dan
manfaat bagi kehidupan.
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan latar belakang dan penyelesaian masalah yang telah dibahas sebelumnya,
maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari karya tulis ilmiah ini dapat terwujud dengan baik.
Dengan menjadikan sampah plastik menjadi cop busi maka secara tidak langsung
memperbanyak kemungkinan sampah plastik untuk bisa dimanfaatkan menjadi suatu benda
yang bermanfaat. Berdasarkan hasil daur sampah plastik menjadi cop busi dapat disimpulkan
sebagai berikut:

1. Cop busi hasil daur ulang sampah plastik...


2. Cop busi ini...

5.2 Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan yakni tentang proses daur ulang sampah plastik
menjadi cop busi,
DAFTAR PUSTAKA

Sofuroh, F.U. 2019. ​Pemerintah Targetkan Sampah Plastik di Laut Berkurang 70% pada
2025​. URL:
https://news.detik.com/berita/d-4757936/pemerintah-targetkan-sampah-plastik-di-laut-b
erkurang-70-pada-2025​. Diakses tanggal 11 Januari 2020.

SDG’s 2030 Indonesia. 2017. ​Tujuan Sustainable Development Goals 2030.​ URL:
https://www.sdg2030indonesia.org/page/1-tujuan-sdg​. Diakses pada tanggal 11 Januari
2020.

Wahyudi, J., Prayitno, H.T., dan Astuti, A.D. 2018. Pemanfaatan Limbah Plastik sebagai
Bahan Baku Pembuatan Bahan Bakar Alternatif. ​Jurnal Litbang: Media Informasi
Penelitian, Pengembangan dan IPTEK.​ 14 (1).

Muchammad, M. 2018. Analisis Pemanfaatan Llimbah Sampah Plastik Jenis


Polypropylene Menjadi Bahan Bakar Alternatif. ​Jurnal Ilmiah Momentum​. 14 (1).

Stevens, M.P. 2007. Kimia Polimer. Pradya Paramita. Jakarta.

Das, S. dan Pandey, S. 2007. Pyrolysis and Catalytic Cracking of Municipal Plastic Waste
for Recovery of Gasoline Range Hydrocarbons. T​heses National Institute of
Technology Rourkela.​

Surono, U.B dan Ismanto. 2016. Pengolahan Sampah Plastik Jenis PP, PET dan PE
Menjadi Bahan Bakar Minyak dan Karakteristiknya. ​Jurna Mekanika dan Sistem
Termal Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Janabadra.​ 1 (1).

Bungo, E.M, et all. 1977. Spark Plug Connector Assembly. ​United State Patent​.

Nurdianto, I. dan Ansori, A. 2015. Pengaruh Variasi Tingkat Panas Busi Terhadap
Performa Mesin Dan Emisi Gas Buang Sepeda Motor 4 Tak. ​Jurnal Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya.​ 3 (3).

Toyota Astra Motor. 1995. Training Manual New Step 2. Jakarta: PT Toyota Astra Motor

Warju. 2009. Pengujian Performa Mesin Kendaraan Bermotor. Surabaya: Unesa


University Press.

Arismunandar, Wiranto. 2005. Penggerak Mula: Motor Bakar Torak. Edisi Kelima.
Bandung: Penerbit ITB.
Asroni, M. 2008. Pengaruh Kuat Arus Pengapian Pada Motor Terhadap Konsumsi Bahan
Bakar. ​Jurnal Flywheel Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut
Teknologi Nasional Malang.​ 1 (1).

Hamdi A.S dan Bahruddin E. 2014. ​Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam
Pendidikan.​ Yogyakarta: Penerbit Deepublish.

Kwartiana, R. 2012. ​Macam-macam Jenis Plastik dan Bahaya yang Terkandungnya.​ URL:
https://www.kompasiana.com/rinakwartiana/5519e208a33311cb1cb6592c/macam-mac
am-jenis-plastik-dan-bahaya-yang-terkandungnya?page=2​. Diakses pada tanggal 15
Januari 2020.

Zulkifli, A. 2014. ​Dasar-dasar Ilmu Lingkungan​. Jakarta: Salemba Teknika.

Anda mungkin juga menyukai