Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah yang maha kuasa atas segala limpahan rahmat,taufik, dan
hidayahnya saya selaku penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
khususnya yang berhubungan dengan Sistem Utilitas Bangunan.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Eng Putery Fitriati., ST ., MT, ibu Mariani,
ST ., MT dan ibu Sutrati Melissa Malik, ST ., MT selaku dosen mata kuliah Sistem Utilitas
yang sekaligus telah memberikan tugas ini. Serta terimah kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan dari semua pihak agar
dapaty dijadikan koreksi dalam pembuatan tugas-tugas kedepanya. Semoga malakah ini dapat
bermanfaat dan dapat digunakan sebaik mungkin.

Palu, September
2019

Penyusun
i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATAPENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................................1
B. Rumusan masalah................................................................................................................1
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan.............................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Persyaratan Utilitas Bangunan Untuk Lingkungan
Perumahan................................................................................................................................2
B. Sistem Penyediaan dan Pengelolahan Air Bersih di
Perkotaan..................................................................................................................................8
C. Sistem Pengelolahan Air Bersih Ramah
Lingkungan..............................................................................................................................20

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.........................................................................................................................25
B. Rekomendasi.......................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................26

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Utilitas Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk
menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudian
kominikasi dan mobilitas dalam bangunan. Peranangan bangunan harus selalu
memperhatikan dan menyertakan fasilitas utilitas yang dikoordinasikan dengan
perancangan yang lain, seperti perancangan arsitektur, perancangan struktur, perancangan
interior.

Denah Utilitas adalah denah yang menjelaskan bagaimana sistem saluran pipa (sistem
plaming), baik saluran pipa air bersih maupu saluran pipa pembuangan air kotor.
Sedangkan saluran pipa pembungan pada WC kita harus menyediakan septic tank agar
pipa pembuangannya langsung ke septic tank dan sumur resapan.

Perancangan Utilitas tersebut terdiri dari :


Perancangan Sistem Saluran Pipa (Plambing)
Sistem peratan plambing adalah suatu sistem penyedian atau pengeluaran air ke tempat-
tempat yang dikehendaki tanpa ada gangguan atau pencemaran terhadap daerah-daerah
yang dilaluinya dan dapat memenuhi kebutuhan penghuninya dalam masalah air.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di ats maka dapat diambil keismpulan atau rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa saja persyartan Utilitas Bangunan untuk lingkungan perumahan
2. Bagaimana Sistem Penyediaan dan Pengelolahan air bersih di perkotaan
3. Bagaimana Sistem Pengelolahan air bersih ramah lingkungan

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini agar pembaca dapat mengetahui apa saja yang menjadi
persyaratan utilitas bangunan dan mengetahui bagaimana sistem penyediaan dan
pengelolahan air bersih ramah lingkungan di daerah perkotaan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Persyaratan Utilitas Bangunan Untuk Lingkungan Perumahan

Utilitas Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk
menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudian
kominikasi.
Peranangan bangunan arus selalu memperhatikan dan menyertakan fasilitas utilitas yang
dikoordinasikan dengan perancangan yang lain, seperti perancangan arsitektur,
perancangan struktur, perancangan interior dan perancangan lainnya.

1. Perancangan Plambing dan Sanitasi

Perancangan Plambing dan Sanitasi Sedangkan sistem plambing adalah sistem


penyediaan air bersih dan sistem pembuangan air kotor yang saling berkaitan serta
merupakan paduan yang memenuhi syarat, yang berupa peraturan dan perundangan,
pedoman pelaksanaan, standar tentang peralatan dan instalasinya. Sistem plambing
yang baik bergantung pada sistem plambing pemipaan yang baik pula. Selain
pemipaan, terdapat hubungan yang erat juga antara masalah penyediaan air dan
sanitasi, dimana sanitasi berhubungan langsung dengan beberapa aspek berikut :

 Kesehatan.
 Penggunaan air.
 Pengolahan dan pembuangan limbah.

2. Perancangan Pencegahan Kebakaran

Untuk menghindari terjadinya kebakaran pada suatu bangunan, diperlukan suata


cara atau sistem pencegahan kebakaran karena bahaya kebakaran dapat menimbulkan
kerugian berupa korban manusia, harta benda, terganggunya proses produksi barang.

2
Bahaya kebakaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu :

 Bahaya kebakaran ringan


Merupakan bahaya terbakar pada tempat dimana terdapat bahan-bahan yang
mempunyai nilai kemudahan terbakar rendah dan apabila terjadi kebakaran
melepaskan panas rendah dan menjalarnya api lambat.

 Bahaya kebakaran sedang.


 Bahaya kebakaran berat.
Merupakan bahaya terbakar pada tempat dimana terdapat bahan-bahan yang
mempunyai nilai kemudahan terbakar tinggi dan apabila terjadi kebakaran
melepaskan panas sangat tinggi dan menjalarnya api sangat cepat. Perancangan
sistem ini erat kaitannya dengan sistem plumbing karena agar meminimalisir
bahaya bencana kebakaran maka dikembangkan sistem-istem yang melingkupi
pengaliran air, sebagai media pemadaman guna mencegah bahaya kebakaran
skala besar, sistem pencegahan tersebut diantaranya adalah :

 Sistem hidran
 Sistem sprinkle

3
3. Perancangan Pengudaraan/penghawaan

Untuk mencapai kenyamanan, kesehatan, dan kesegaran hidup dalam rumah


tinggal atau bangunan bertingkat, khususnya kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada
daerah yang beriklim tropis dengan udaranya yang panas dan kelembaban udaranya
yang tinggi, maka diperlukan usaha untuk mendapatkan udara segar dari aliran udara
alam maupun aliran udara buatan . Perencangan pengudaraan atau penghawaan adalah
perencanaan untuk mendapatkan aliran udara yang tepat untuk ruangan serta
pengontrolannya.

Contoh Gambar Penyejuk Udara Buatan ( AC )

4. Perancangan Penerangan/pencahayaan

Pada perencanaan penerangan dan pencahayaan gedung dimaksudkan agar


bangunan tersebut mendapat pencahayaan dan penerangan yang baik pada siang hari
maupun pada malam hari . Dewasa ini pemanfaatan pencahayaan digunakan sumber
alami.
Selain itu dalam perencanaan penerangan atau pencahayaan juga
mempertimbangkan tentang standar pencahayaan buatan yang diatur pada SNI 03-
6575-2001 tentang “Tata cara perancangan sistem pencahayaan buatan pada bangunan
gedung”. 5. Perancangan Telepon Perancangan telepon pada gedung harus
mempertimbangkan kepada perencanaan sistem komunikasi antara ruangan
(intercom).
Perancangan ini juga harus memperhatikan sistem pengaturan pemasangan kabel
dalam bangunan sedemikian rupa sehingga tidak menggangu estetika pada bangunan
serta untuk memudahkan dalam perawatan. Perencanaan arus lemah telepon, sistem
telepon harus menggunakan sistem hubungan seperti saluran untuk daya pembangkit
komputer, yaitu aliran di dalam lantai (floor duct).
5. Perancangan Telepon 4

Perancangan telepon pada gedung harus mempertimbangkan kepada perencanaan


sistem komunikasi antara ruangan (intercom) dan perencanaan sistem komunikasi
luar. Perancangan ini juga harus memperhatikan sistem pengaturan pemasangan kabel
dalam bangunan sedemikian rupa sehingga tidak menggangu estetika pada bangunan
serta untuk memudahkan dalam perawatan. Perencanaan arus lemah telepon, sistem
telepon harus menggunakan sistem hubungan seperti saluran untuk daya pembangkit
komputer, yaitu aliran di dalam lantai (floor duct).

Contoh Gambar Telepon.

6. Perancangan CCTV dan Sekuriti Sistem

CCTV (Closed Circuit Television) adalah suatu alat yang berfungsi untuk
memonitor suatu ruangan melalui layar televisi atau monitor, yang menampilkan
gambar dari rekaman kamera yang dipasang di setiap sudut ruangan (biasanya
tersembunyi) yang diinginkan oleh bagian keamanan. Sistem kameran dan televisi ini
terbatas pada gedung tersebut (closed). Semua kegiatan di dalamnya dapat dimonitor
di suatu ruangan security.

Contoh Gambar Sistem Keamanan CCTV.


5
7. Perancangan Penangkal Petir

Pengamanan bangunan bertingkat dari bahaya sambaran petir perlu dilakukan


dengan memasang suatu alat penangkal petir pada puncak bangunan tersebut.
Penangkal petir ini harus dipasang pada bangunan-bangunan yang tinggi, minimal
bangunan 2 lantai, terutama yang paling tinggi di antara sekitarnya.

Contoh Gambar Komponen Instalasi Penangkal Petir.

8. Perancangan Tata Suara

Sistem tata suara perlu direncanakan untuk memberikan fasilitas


kelengkapan pada bangunan. Tata suara ini dapat berupa background music dan
announcing system (public address) yang berfungsi sebagai penghias keheningan
ruangan atau kalau ada pengumuman-pengumuman tertentu. Selain itu juga ada
sistem untuk car call, bagi bangunan-bangunan umum. Peralatan dari sistem tata suara
tersebut dapat berupa, microphone, cassette deck, mix amplifier, speaker, speaker
selector switch, volume control, dan horn speaker (untuk car call).
9. Perancangan Transportasi dalam bangunan
6
Sebuah bangunan yang besar atau tinggi memerlukan suatu alat angkut transportasi
untuk memberikan suatu kenyamanan dalam berlalu-lalang di bangunan tersebut. Alat
transportasi
tersebut mempunyai sifat berdasarkan arah geraknya sebagai alat angkut dalam bentuk
arah vertikal berupa elevator, arah horizontal berupa konveyor, arah diagonal berupa
eskalator.

Contoh Gambar Elevator.


B. Sistem Penyediaan dan Pengelolahan Air Bersih di Perkotaan
Penyediaan air bersih 7
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/ menkes /sk/
xi/ 2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran. dan industri
terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan
sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak,
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005
Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, didapat beberapa pengertian
1. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku adalah air
yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan air hujan yang
memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum.
2. Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa
proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
3. Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga termasuk tinja manusia
dari lingkungan permukiman.
4. Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif.
5. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disebut SPAM merupakan satu
kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum.
6. Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun, memperluas
dan/atau meningkatkan sistemfisik (teknik) dan non fisik (kelembagaan,
manajemen,keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam kesatuan yang utuh untuk
melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih baik.
7. Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan
konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau, dan/atau mengevaluasi
sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air minum. Penyelenggara pengembangan
SPAM yang selanjutnya disebut penyelenggara adalah badan usaha milik negara/badan
usaha milik daerah, koperasi, badan usaha swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang
melakukan penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum.
1. Sumber Air Bersih
8
Berdasarkan petunjuk Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu perihal Pedoman
Perencanaan dan Desain Teknis Sektor Air Bersih, disebutkan bahwa sumber air baku
yang perlu diolah terlebih dahulu adalah
1. Mata air, Yaitu sumber air yang berada di atas permukaan tanah. Debitnya sulit
untuk
diduga, kecuali jika dilakukan penelitian dalam jangka beberapa lama.
2. Sumur dangkal (shallow wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun
pengeboran
yang kedalamannya kurang dari 40 meter.
3. Sumur dalam (deep wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran
yang
kedalamannya lebih dari 40 meter.
4. Sungai, Yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di daerah
pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Secara umum air baku yang didapat
dari
sungai harus diolah terlebih dahulu, karena kemungkinan untuk tercemar polutan sangat
besar.
5. Danau dan Penampung Air (lake and reservoir), Yaitu unit penampung air dalam
jumlah
tertentu yang airnya berasal dari aliran sungai maupun tampungan dari air hujan.
Sumber-sumber air yang ada dapat dimanfaatkan untuk keperluan air minum adalah :
1. Air hujan. Biasanya sebelum jatuh ke permukaan bumi akan mengalami pencemaran
sehingga tidak memenuhi syarat apabila langsung diminum.
2. Air permukaan tanah (surface water). Yaitu rawa, sungai, danau yang tidak dapat
diminum sebelum melalui pengolahan karena mudah tercemar.
3. Air dalam tanah (ground water). Yang terdiri dari air sumur dangkal dan air sumur
dalam. Air sumur dangkal dianggap belum memenuhi syarat untuk diminum karena
tercemar. Sumber air tanah ini dapat dengan mudah dijumpai seperti yang terdapat pada
sumur gali penduduk, sebagai hasil budidaya manusia. Keterdapatan sumber air tanah
ini
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti topografi, batuan, dan curah hujan
yang
jatuh di permukaan tanah.

9
Di lain pihak sumur dalam yang sudah mengalami perjalanan panjang adalah air
yang jauh lebih murni, dan pada umumnya dapat langsung diminum, namun
memerlukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan kualitasnya. Keburukan dari
pemakaian sumur dalam ini adalah apabila diambil terlalu banyak akan menimbulkan
intrusi air asin dan air laut yang membuat sumber air jadi asin, biasanya daerah-daerah
sekitar pantai.
Mata air (spring water). Sumber air untuk penyediaan air minum berdasarkan
kualitasnya dapat dibedakan atas:
1. Sumber yang bebas dari pengotoran (pollution).
2. Sumber yang mengalami pemurniaan alamiah (natural purification).
3. Sumber yang mendapatkan proteksi dengan pengolahan buatan (artificial
treatment).

2. Standar Kualitas Air Baku


Air bersifat universal dalam pengertian bahwa air mampu melarutkan zat-zat yang alamiah
dan buatan manusia. Untuk menggarap air alam, meningkatkan mutunya sesuai tujuan,
pertama kali harus diketahui dahulu kotoran dan kontaminan yang terlarut di dalamnya.
Pada umumnya kadar kotoran tersebut tidak begitu besar. Dengan berlakunya baku mutu
air untuk badan air, air limbah dan air bersih, maka dapat dilakukan penilaian kualitas air
untuk berbagai kebutuhan. Di Indonesia ketentuan mengenai standar kualitas air bersih
mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 416
tahun 1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih. Berdasarkan SK
Menteri Kesehatan 1990
Kriteria penentuan standar baku mutu air dibagi dalam tiga bagian yaitu:
1. Persyaratan kualitas air untuk air minum.
2. Persyaratan kualitas air untuk air bersih.
3. Persyaratan kualitas air untuk limbah cair bagi kegiatan yang telah beroperasi.
Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka kualitas
10
air tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu:
00
A. Syarat fisik, antara lain:
- Air harus bersih dan tidak keruh.
- Tidak berwarna
- Tidak berasa
- Tidak berbau
- Suhu antara 10 o- 25o C (sejuk)
B. Syarat kimiawi, antara lain:
-Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun.
- Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan.
- Cukup yodium.
- pH air antara 6,5 – 9,2.
C. Syarat bakteriologi, antara lain:
- Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri
Pada umumnya kualitas air baku akan menentukan besar kecilnya investasi instalasi
penjernihan air dan biaya operasi serta pemeliharaannya. Sehingga semakin jelek
kualitas air semakin berat beban masyarakat untuk membayar harga jual air bersih.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan kualitas,
yaitu:
- Aman dan higienis.
- Baik dan layak minum.
- Tersedia dalam jumlah yang cukup.
- Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat.
Mengenai parameter kualitas air baku, Depkes RI telah menerbitkan standar
kualitas air bersih tahun 1977 (Ryadi Slamet, 1984:122).
Dalam peraturan tersebut standar air bersih dapat dibedakan menjadi tiga
11
kategori (Menkes No. 173/per/VII tanggal 3 Agustus 1977):
- Kelas A. Air yang dipergunakan sebagai air baku untuk keperluan air minum.
- Kelas B. Air yang dipergunakan untuk mandi umum, dan pertanian
- Kelas C. Air yang dipergunakan untuk perikanan darat.
3. Sistem Penyediaan Air Bersih
Air bersih dalam kehidupan manusia merupakan salah satu kebutuhan paling esensial,
sehingga kita perlu memenuhinya dalam jumlah dan kualitas yang memadai. Selain untuk
dikonsumsi air bersih juga dapat dijadikan sebagai salah satu sarana dalam meningkatkan
kesejahteraan hidup melalui upaya peningkatan derajat kesehatan
Tujuan utama sistem penyediaan air adalah untuk menyediakan air yang cukup berlebihan,
yaitu untuk menyediakan air bersih ke tempat-tempat yang dikehendaki dengan tekanan
yang cukup. Tetapi pada masa kini ada pembatasan dalam jumlah air yang dapat diperoleh
karena pertimbangan penghematan energy dan adanya keterbatasan sumber air. Dalam
tinjauan aspek teknis, penyediaan air bersih dapat dibedakan dua sistem, yaitu:
1. Sistem penyediaan air bersih individual (Individual Water Supply System).
Sistem penyediaan air bersih individual adalah sistem penyediaan air bersih untuk
penggunaan individual atau pelayanan terbatas. Sumber air yang digunakan dalam
sistem ini umumnya berasal dari air tanah. Hal ini disebabkan air tanah memiliki
kualitas yang relatif baik dibanding sumber lainnya. Sistem penyediaan ini biasanya
tidak memiliki komponen transmisi 30 dan distribusi. Kecuali pada penyediaan air
bersih yang dibangun oleh pengembang untuk melayani suatu lingkungan perumahan
yang dibangunnya.
2. Sistem penyediaan air bersih komunitas (Community/Municipality Water Supply
System).
Sistem penyediaan air bersih komunitas atau perkotaan adalah suatu sistem
penyediaan air bersih untuk masyarakat umum atau skala kota, dan untuk pelayanan
yang menyeluruh, termasuk untuk keperluan rumah tangga (domestik)

Pada umumnya sistem ini merupakan sistem yang lengkap dan menyeluruh
12
bahkan kompleks, baik dilihat dari teknis maupun sifat pelayanannya. Sistem
penyediaan air meliputi beberapa peralatan seperti tangki air bawah tanah, tangki air
diatas atap, pompa-pompa, perpipaan, dan sebagainya. Dalam peralatan-peralatan ini,
air minum harus dapat dialirkan ke tempat-tempat yang dituju tanpa mengalami
pencemaran.
Pada waktu ini sistem penyediaan air bersih yang banyak digunakan
dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Sistem sambungan langsung
2. Sistem tangki atap
3. Sistem tangki tekan
4. Sistem tanpa tangki (booster system

Tangki-tangki yang digunakan untuk menyimpan air minum haruslah dibersihkan secara
teratur, agar kualitas air dapat dijaga.

3. Penyediaan air bersih di perkotaan


Peningkatan kebutuhan terhadap air bersih sebagai akibat dari perkembangan dan
pertumbuhan kota menuntut pemerintah maupun swasta dan masyarakat untuk
menyediakan kebutuhan air bersih ini dengan sebaik-baiknya. Kebutuhan ini cenderung
meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk perkotaan.
Kebutuhan air bersih di perkotaan saat ini dapat dipenuhi melalui dua sistem yaitu sistem
perpipaan dan sistem non perpipaan. Sistem perpipaan adalah sistem dimana penyediaan
air bersih dilakukan melalui pengelolaan air dari sumbernya sampai ke wilayah pelayanan
(pelanggan) yang biasanya dilakukan oleh PDAM. Sedangkan sistem non perpipaan
adalah sistem penyediaan air yang dapat diperoleh secara alamiah baik langsung maupun
tidak langsung seperti air sumur, air danau, air sungai, air hujan ataupun sumber-sumber
air permukaan lainnya atau bahkan membeli dari pedagang air keliling. Menurut
Kemmemer dalam Raharjo, 2002:20, pemanfaatan sumber daya air untuk pemenuhan
kebutuhan air bersih di perkotaan dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu :

1. Mengalirkan air dari sumber ke tempat pengguna atau pelayanan umum.


Pemanfaatan ini digunakan bagi kebutuhan
13 air perkotaan yang meliputi kebutuhan
untuk kegiatan domestik dan kegiatan umum, yang dikenal dengan pelayanan umum.
Pelayanan ini dilakukan oleh pemerintah setempat yang pelaksanaannya dilakukan
oleh PDAM dengan pemanfaatan sumber air baku yang ada, melalui pengolahan dan
pendistribusian ke daerah pelayanan atau pelanggan. Pelayanan ini dikenakan tarif
menurut sistem meteran.
2. Mengusahakan sendiri dengan menggali sumur.
Penggalian sumur banyak dilakukan penduduk untuk mencukupi kebutuhan domestik,
niaga maupun industri.
Aspek-Aspek Penyediaan Air Bersih di Perkotaan Dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
menyatakan bahwa, Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) merupakan satu kesatuan
sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum. Pengembangan
SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun, memperluas dan/atau meningkatkan
sistem fisik (teknik) dan non fisik (kelembagaan, manajemen, keuangan, peran masyarakat
dan hukum) dalam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada
masyarakat menuju keadaan yang lebih baik.
A. Aspek Teknik Operasional
sumber air baku, kualitas kuantitas dan kontinuitas, konstruksi dan design teknik, sarana
prasarana dan operasi pemeliharaan. SPAM dapat dilakukan melalui sistem jaringan
perpipaan dan/atau bukan jaringan pepipaan. SPAM dengan jaringan perpipaan dapat
meliputi: unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan dan unit pengelolaan.
Sedangkan SPAM bukan jaringan perpipaan meliputi: sumur dangkal, sumur pompa
tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi kemasan, atau
bangunan perlindungan mata air. Air baku wajib memenuhi baku mutu yang ditetapkan
untuk penyediaan air minum sesuai dengan peraturan perundangan-undangan. Penggunaan
air baku khususnya dari air tanah dan mata air wajib memperhatikan keperluan konservasi
dan pencegahan kerusakan lingkungan sesuai dengan peraturan perundangundangan. Air
minum yang dihasilkan dari SPAM yang digunakan oleh masyarakat pengguna/pelanggan
harus memenuhi syarat kualitas berdasarkan peraturan menteriyang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang kesehatan.

14
Perencanaan teknis pengembangan SPAM paling sedikit memuat :
- Rancangan teknis sistem pengembangan yang meliputi rancangan detail
kegiatan serta tahapan dan jadwal pelaksanaan.
- perhitungan dan gambar teknis.
- Spesifikasi teknis.
- Dokumen pelaksanaan kegiatan, pelaksanaan konstruksi SPAM meliputi
kegiatan pembangunan fisik dan uji coba. Pengelolaan teknis terdiri dari kegiatan
operasional, pemeliharaan dan pemantauan dari unit air baku, unit produksi dan unit
distribusi.
B. Aspek Kelembagaan
Aspek Kelembagaan berikut membahas mengenai ada/tidaknya organisasi, peran/fungsi
organisasi, struktur organisasi, sumber daya manusia dan sistem pelayanan.
Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan,
konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau, dan mengevaluasi sistem
fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air minum. Penyelenggara pengembangan SPAM
yang selanjutnya disebut Penyelenggara adalah badan usaha milik negara/badan usaha
milik daerah, koperasi, badan usaha swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang
melakukan penyelenggaraan pengembangan sistem dan penyediaan air minum.
Pengaturan pengembangan SPAM bertujuan untuk :
- Terwujudnya pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas dengan
harga yang terjangkau.
- Tercapainya kepentingan yang seimbang antara konsumen dan penyedia jasa
pelayanan.
- Tercapainya peningkatan efisiensi dan cakupan pelayanan air minum. Untuk
mencapai tujuan pengaturan pengembangan SPAM dibentuk Badan Pendukung
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum yang disebut BPP SPAM.

15
Keanggotaan BPP SPAM terdiri atas Pemerintah, penyelenggara dan
masyarakat. Kegiatan pengelolaan SPAM meliputi: pengoperasian dan pemanfaatan,
administrasi dan kelembagaan. Pengelolaan SPAM dilaksanakan dengan
mengutamakan asas keadilan dan kelestarian lingkungan hidup untuk menjamin
keberlanjutan fungsi pelayanan air minum serta peningkatan derajat kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat.
C. Aspek Pembiayaan
Aspek Pembiayaan membahas mengenai sumber biaya, cara mendapatkan biaya, besaran
biaya serta keperluan biaya. Pembiayaan pengembangan SPAM meliputi pembiayaan
untuk membangun, memperluas serta meningkatkan sistem fisik (teknik) dan sistem non
fisik.
Sumber dana untuk pembiayaan dapat berasal dari :
- Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.
- BUMN atau BUMD.
- Koperasi.
- Badan Usaha Swasta.
- Dana Masyarakat.
- Sumber dana lain yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pembiayaan pengembangan SPAM menjadi kewajiban pemerintah. Dalam hal Pemerintah
Daerah tidak mampu melaksanakan pengembangan SPAM, Pemerintah dapat memberikan
bantuan pendanaan sampai dengan pemenuhan standar pelayanan minimal yang
dibutuhkan secara bertahap. Pemerintah dapat mengatur sistem pembiayaan dan pola
investasi untuk terwujudnya iklim nvestasi yang kondusif. Sebagai timbal balik atas jasa
pelayanan penyediaan air minum dan sanitasi, pelanggan dikenakan biaya atas tarif atau
retribusi. Penetapan tarif atau retribusi yang mencerminkan tarif konsumen sebagai harga
dari jasa pelayanan yang efisien dilakukan oleh penyelenggara atas persetujuan berbagai
pihak yang telah diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

16
D. Aspek Hukum dan Peraturan
Aspek Hukum dan Peraturan membahas mengenai ada/tidaknya perda, kedalaman materi
perda, pelaksanaan perda, sanksi hukum dan pengendalian pengawasan. Wewenang dan
tanggung jawab pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan pengembangan
SPAM meliputi :
- Menyusun kebijakan dan strategi di daerahnya berdasarkan kebijakan dan
strategi nasional serta kebijakan dan strategi provinsi.
- dapat membentuk BUMD penyelenggara pengembangan SPAM.
- Memenuhi kebutuhan air minum masyarakat di wilayahnya sesuai dengan
standar pelayanan minimum yang ditetapkan.
- Memenuhi kebutuhan pelayanan sanitasi untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat di wilayahnya sesuai dengan standar pelayanan minimum yang
ditetapkan.
- Menjamin terselenggaranya keberlanjutan pengembangan SPAM di wilayahnya.
- Melaksanakan pengadaan jasa konstruksi dan/atau pengusahaan
penyelenggaraan pengembangan SPAM di wilayah yang belum terjangkau
pelayanan BUMD.
- Memberi bantuan teknis kepada Kecamatan, Pemerintahan Desa, serta
kelompok masyarakat di wilayahnya dalam penyelenggaraan pengembangan
SPAM.
- Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan
pengembangan SPAM yang utuh berada di wilayahnya.
- Menyampaikan laporan hasil pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan
kepada pemerintah provinsi, pemerintah dan badan pendukung pengembangan
SPAM.
- Melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pengembangan SPAM yang
berada di wilayahnya.
- Memberikan izin penyelenggaraan pengembangan SPAM di wilayahnya.
- Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan air baku untuk kebutuhan pengembangan
SPAM sesuai dengan kewenangannya.

17
E. Aspek Peran Serta Masyarakat
Aspek Peran Serta Masyarakat membahas peran dalam perencanaan, peran dalam
konstruksi, peran dalam operasi pemeliharaan dan peran dalam pengawasan.
Penyelenggaraan pengembangan SPAM melibatkan berbagai unsur yaitu BUMN, BUMD,
koperasi, badan usaha, dan masyarakat. Agar diperoleh suatu hasil penanganan sistem
yang memberikan pelayanan optimal, diperlukan penyelenggaraan secara terpadu dan
bersinergi antar sektor, antar daerah serta masyarakat termasuk dunia usaha. Peran serta
masyarakat dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM perlu didorong dalam rangka
perubahan perilaku masyarakat menuju budaya hidupyang lebih sehat serta mendukung
keberlanjutan pelayanan air minum dan sanitasi yang lebih handal.
5. Pengelolaan Sumber Daya Air Perkotaan
Definisi dalam Undang-Undang Sumber Daya Air (Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 2004) menyatakan bahwa air adalah semua air yang terdapat pada, diatas
maupun dibawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air
tanah, air hujan dan air laut yang berada di darat. Sedangkan definisi air bawah tanah
menurut Perda Propinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2002 adalah semua air yang
terdapat di dalam lapisan pengandung air di bawah permukaan tanah, termasuk mata air
yang muncul secara alamiah di atas permukaan tanah. Berbagai kegiatan manusia,
meliputi kegiatan budidaya pertanian, pengadaan air baku untuk keperluan air minum
maupun industri, aktivitas perkotaan, pembangkit tenaga listrik tenaga air, perikanan,
pariwisata, dan lain-lain, memerlukan sumber daya air yang cukup untuk tumbuh dan
berkembangnya kegiatan tersebut. Apabila air tersedia terlalu banyak akan menimbulkan
banjir, dan sebaliknya apabila terlalu sedikit akan menimbulkan kekeringan, terlebih lagi
jika air yang jumlahnya sudah sedikit itu tercemar sehingga dapat menimbulkan berbagai
gangguan kesehatan dan lingkungan. Kondisi ini akan menghambat proses tumbuh dan
berkembangnya kegiatan kehidupan manusia bahkan mahluk hidup lainnya, dan
memberikan indikasi bahwa sistem lingkungan telah mengalami kerusakan (berkurangnya
luasan hutan, tingkat sedimentasi dan pembuangan limbah yang tak terkendali).

18
Berbagai sebab terganggunya kelestarian sumber daya air antara lain
-Berkurangnya lahan sebagai daerah resapan air akibat dari berkembangnya daerah
permukiman dan industri.
- Menurunnya kualitas air sungai sebagai akibat pembuangan berbagai limbah ke
sungai atau sumber air.
- Menurunnya daya dukung lingkungan terhadap kelestarian fungsi dan manfaat
sumber daya air akibat perilaku pemanfaatan lahan di daerah hulu yang kurang
terkendali.
- Terganggunya kelestarian sumber-sumber air dan terancamnya kelestarian fungsi
bangunan bangunan perairan sebagai akibat kurang terkendalinya pengambilan bahan
galian untuk bangunan.
Masalah air bersih yang menjadi tantangan di masa depan adalah :
- Penyelamatan air dari eksploitasi secara berlebihan dan pencemaran yang meningkat,
baik air sungai, danau, rawa maupun laut.
- Permintaan air semakin meningkat didorong oleh pertumbuhan penduduk dan
keperluan pembangunan seperti air minum, irigasi, perikanan, industri, pariwisata.
- Kualitas air yang cenderung menurun sebagai akibat dari meningkatnya pencemaran
air, kondisi ini disebabkan karena membuang air limbah ke sungai, tanah dan laut.
6. Pengelolaan Prasarana Air Bersih Perkotaan
Konsep pengelolaan air bersih dan sumber air bersih pada dasarnya mencakup upaya serta
kegiatan pengembangan pemanfaatan dan pelestarian sumber daya air berupa menyalurkan
air yang tersedia dalam konteks ruang, waktu, jumlah dan mutu pada suatu wilayah untuk
memenuhi kebutuhan pokok kehidupan masyarakat. Kegiatan pengelolaan air bersih
semakin diperlukan, karena semakin tingginya tuntutan akan pemenuhan kebutuhan air
bersih yang berkualitas baik. Hal ini memunculkan potensi konflik kepentingan antara
masyarakat sebagai pengguna, sehingga perlu diantisipasi dengan kegiatan pengelolaan,
agar penyediaan air bersih lebih adil dan berkelanjutan. Pengelolaan air dan sumber air
sangat tergantung oleh keterbatasan ketersediaan dari sumberdaya dan dituntut untuk
dapat lebih efisien, terpadu dan
berkelanjutan dalam melayani aneka ragam kebutuhan akan air yang semakin melonjak
sejalan dengan laju pembangunan.

C. Sistem Pengelolahan Air Bersih Ramah Lingkungan


19

Secara umum, pengolahan air bersih terdiri dari 3, yaitu pengolahan secara fisika, kimia,
dan biologi. Pada pengolahan secara fisika, biasanya dilakukan secara mekanis, tanpa
adanya penambahan bahan kimia.

Contohnya adalah pengendapan, filtari, adsorpsi, dan lain-lain. pada pengolahan secara
kimiawi, terdapat penambahan bahan kimia, seperti klor, tawas, dan lain-lain, biasanya
digunakan untuk menyisihkan logam- logam berat yang terkandung dalam air. Pada
pengolahan secara biologis, biasanya memanfaatkan mikroorganisme sebagai media
pengolahnya.

1. Tekhnik Pengolahan Air Bersih PDAM

PDAM, biasanya melakukan pengolahan secara fisika dan kimiawi dalam proses
penyediaan air bersih. Secara umum, skema pengolahan air bersih di daerah-daerah di
Indonesia terlihat seperti pada gambar di bawah. Terdapat 3 bagian penting dalam sistem
pengolahannya.

Skema pengolahan air bersih

a. Bangunan Intake

Bangunan intake ini berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air dari sumber
air. Pada umumnya, sumber air untuk pengolahan air bersih, diambil dari sungai. Pada
bangunan intake ini biasanya terdapat bar screen yang berfungsi untuk menyaring benda-
benda yang ikut tergenang dalam air. Selanjutnya, air akan masuk ke dalam sebuah bak
yang nantinya akan dipompa ke bangunan selanjutnya, yaitu WTP – Water Treatment
Plant.

b. Water Treatment Plant

Water Treatment Plant atau lebih populer dengan akronim WTP adalah bangunan utama
pengolahan air bersih. Biasanya bagunan ini terdiri dari 4 bagian, yaitu : bak koagulasi,
bak flokulasi, bak sedimentasi, dan bak filtrasi.

Koagulasi 20

Dari bangunan intake, air akan dipompa ke bak koagulasi ini. pada proses koagulasi ini
dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau air-air
kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikelkoloid yang terkandung di
dalamnya. Destabilisasi partikel koloid ini bisa dengan penambahan bahan kimia berupa
tawas, ataupun dilakukan secara fisik dengan rapid mixing (pengadukan cepat), hidrolis
(terjunan atau hydrolic jump), maupun secara mekanis (menggunakan batang pengaduk).
Biasanya pada WTP dilakukan dengan cara hidrolis berupa hydrolic jump. Lamanya
proses adalah 30 – 90 detik. Proses Koagulasi Secara Mekanis dengan mesin pemutar

Flokulasi

Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit flokulasi. Unit ini
ditujukan untuk membentuk dan memperbesar flok. Teknisnya adalah dengan dilakukan
pengadukan lambat (slow mixing).

Proses Flokulasi Partikel Koloid

Sedimentasi

Setelah melewati proses destabilisasi partikel koloid melalui unit koagulasi dan unit
flokulasi, selanjutnya perjalanan air akan masuk ke dalam unit sedimentasi. Unit ini
berfungsi untuk
mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah didestabilisasi oleh unit sebelumnya.
Unit ini menggunakan prinsip berat jenis. Berat jenis partikel koloid (biasanya berupa
lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air. Dalam bak sedimentasi, akan terpisah
antara air dan lumpur.

Proses Sedimentasi

Gabungan unit koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi disebut unit aselator Unit Aselator
pada Water Treatment Plant

Filtrasi 21

Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit filtrasi ini, sesuai
dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan media berbutir. Media berbutir ini
biasanya

terdiri dari antrasit, pasir silica, dan kerikil silica denga ketebalan berbeda. Dilakukan
secara grafitasi.

Unit Filtrasi

Selesailah sudah proses pengolahan air bersih. Biasanya untuk proses tambahan, dilakukan
disinfeksi berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain sebelum
masuk ke bangunan selanjutnya, yaitu reservoir.

c. Reservoir

Setelah dari WTP dan berupa clear water, sebelum didistribusikan, air masuk ke dalam
reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih
sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa secara grafitasi. Karena kebanyakan distribusi
di kita menggunakan grafitasi, maka reservoir ini biasanya diletakkan di tempat dengan
eleveasi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi. Biasanya
terletak diatas bukit, atau gunung.
Reservoir air bersih

Gabungan dari unit-unit pengolahan air ini disebut IPA – Instalasi Pengolahan Air. Untuk
menghemat biaya pembangunan, biasanya Intake, WTP, dan Reservoir dibangun dalam
satu kawasan dengan ketinggian yang cukup tinggi, sehingga tidak diperlukan pumping
station dengan kapasitas pompa dorong yang besar untuk menyalurkan air dari WTP ke
reservoir. Barulah, setelah dari reservoir, air bersih siap untuk didistribusikan melalui
pipa-pipa dengan berbagai ukuran ke tiap daerah distribusi.

2. Teknologi Sederhana Pengolahan Air Bersih


22
Ada berbagai macam cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan air
bersih, dan cara yang paling mudah dan paling umum digunakan adalah dengan membuat
saringan air, dan bagi kita mungkin yang paling tepat adalah membuat penjernih air atau
saringan air sederhana. Perlu diperhatikan, bahwa air bersih yang dihasilkan dari proses
penyaringan air secara sederhana tersebut tidak dapat menghilangkan sepenuhnya garam
yang terlarut di dalam air. Gunakandestilasi sederhana untuk menghasilkan air yang tidak
mengandung garam.Sebelum membeli alat / mesin penjernih air yang harganya ratusan
ribu sampai jutaan rupiah, kita bisa mencoba terlebih dahulu beberapa alternatif cara
sederhana dan mudah guna mendapatkan air bersih dengan cara mempergunakan filter air
/ penyaringan air.
24
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan

Utilitas Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk
menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudian
kominikasi. Peranangan bangunan arus selalu memperhatikan dan menyertakan fasilitas
utilitas yang dikoordinasikan dengan perancangan yang lain, seperti perancangan
arsitektur, perancangan struktur, perancangan interior dan perancangan lainnya.
Peningkatan kebutuhan terhadap air bersih sebagai akibat dari perkembangan dan
pertumbuhan kota menuntut pemerintah maupun swasta dan masyarakat untuk
menyediakan kebutuhan air bersih ini dengan sebaik-baiknya. Kebutuhan ini cenderung
meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk perkotaan.
Kebutuhan air bersih di perkotaan saat ini dapat dipenuhi melalui dua sistem yaitu sistem
perpipaan dan sistem non perpipaan. Sistem perpipaan adalah sistem dimana penyediaan
air bersih dilakukan melalui pengelolaan air dari sumbernya sampai ke wilayah pelayanan
(pelanggan) yang biasanya dilakukan oleh PDAM. Sedangkan sistem non perpipaan
adalah sistem penyediaan air yang dapat diperoleh secara alamiah baik langsung maupun
tidak langsung seperti air sumur, air danau, air sungai, air hujan ataupun sumber-sumber
air permukaan lainnya atau bahkan membeli dari pedagang air keliling. Secara umum
pengolahan air bersih terdiri dari 3, yaitu pengolahan secara fisika, kimia, dan biologi.
Pada pengolahan secara fisika, biasanya dilakukan secara mekanis, tanpa adanya
penambahan bahan kimia.

b. Rekomendasi

Dengan memperhatikan persyaratan Utilitas Bangunan diharapkan mampu menciptakan


suatu perancangan Sistem Utilitas Bangunan yang dapat menunjang unsur-unsur
kenyamanan, kesehatan dan keselamatan.

25
Daftar Pustaka

https://dokumen.tips/documents/pengolahan-air-bersih.html

https://berandaarsitek.com/2016/04/utilitas-bangunan.html

https://id.scribd.com/document/363794261/Sistem-Utilitas-Bangunan

https://www.pdfdrive.com/peralatan-proses-dan-utilitas-e47712421.html

https://www.pdfdrive.com/penyediaan-air-bersih-e197628754.html

https://www.pdfdrive.com/laporan-penelitian-pengaturan-jaringan-utilitas-terpadu-e56
26

Anda mungkin juga menyukai