Anda di halaman 1dari 6

Pada kesempatan ini tidak akan dijelaskan pengertian masing-masing istilah tersebut, tetapi akan

diberikan contoh sintak beberapa model pembelajaran yang disarankan dalam pembelajaran IPA
pada permendikbud nomor 103 tahun 2014, yaitu: Model discovery learning, Project Based
Learning, Problem dan Problem Based Learning.

Disccovery Learning
Menurut Syah (2004) dalam mengaplikasikan metode discovery learning di kelas,ada beberapa
prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum sebagai berikut:

a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)

Pertama pelajar dihadapkan pada fenomena yang mengandung permasalahan, sesuatu yang
menimbulkan kebingungannya dan timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Guru dapat
memulai kegiatanpembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan
aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap
ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan
membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.

b. Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)

Setelah dilakukan stimulation guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih
dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah).

c.Data collection (pengumpulan data)

Pada saat peserta didik melakukan eksperimen atau eksplorasi, guru memberi kesempatan kepada
para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyakbanyaknyayang relevan untuk membuktikan
benar atau tidaknya hipotesis.Data dapat diperoleh melalui membaca literatur, mengamati objek,
wawancara dengan narasumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.

d. Data processing (pengolahan data ) Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan
kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara,
observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan.

e. Verification (pembuktian)

Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis yang telah ditetapkan,dihubungkan dengan hasil data processing. Berdasarkan
hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah
dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakahterbukti atau tidak.

f. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)


Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat
dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semuakejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi.Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang
mendasari generalisasi.

Problem Based Learning (PBL)


a. Mengorientasikan Siswa pada Masalah

Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas aktivitas yang akan
dilakukan. Dalam penggunaan PBL, tahapan ini sangat penting dimana guru harus menjelaskan
dengan rinci apa yang harus dilakukan oleh siswa. serta dijelaskan bagaimana guru akan
mengevaluasi proses pembelajaran. Ada empat hal yang perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu
sebagai berikut.

1) Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar informasi baru, tetapi lebih
kepada belajar bagaimana menyelidiki masalah-masalah penting dan bagaimana menjadi siswa
yang mandiri.

2) Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban mutlak “benar“,
sebuah masalah yang rumit atau kompleks mempunyai banyak penyelesaian dan seringkali
bertentangan.

3) Selama tahap penyelidikan, siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan dan mencari
informasi.

4) Selama tahap analisis dan penjelasan, siswa akan didorong untuk menyatakan ide-idenya secara
terbuka dan penuh kebebasan.

b. Mengorganisasikan Siswa untuk Belajar

Disamping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, pembelajaran PBL juga


mendorong siswa belajar berkolaborasi. Pemecahan suatu masalah sangat membutuhkan
kerjasama dan sharing antar anggota. Oleh sebab itu, guru dapat memulai kegiatan pembelajaran
dengan membentuk kelompok-kelompok siswa dimana masing-masing kelompok akan memilih
dan memecahkan masalah yang berbeda.

c. Membantu Penyelidikan Mandiri dan Kelompok

Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan memerlukan teknik
penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya tentu melibatkan karakter yang identik, yakni
pengumpulan data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan pemecahan.
Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang sangat penting. Pada tahap ini, guru
harus mendorong siswa untuk mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen (mental
maupun aktual) sampai mereka betul-betul memahami dimensi situasi permasalahan. Tujuannya
adalah agar peserta didikmengumpulkan cukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide
mereka sendiri.

d. Mengembangkan dan Menyajikan Artefak (Hasil Karya) dan Mempamerkannya

Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artefak (hasil karya) dan pameran. Artefak lebih
dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu video tape (menunjukkan situasi masalah dan
pemecahan yang diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari situasi masalah dan
pemecahannya), program komputer, dan sajian multimedia. Tentunya kecanggihan artefak sangat
dipengaruhi tingkat berpikir siswa. Langkah selanjutnya adalah mempamerkan hasil karyanya dan
guru berperan sebagai organisator pameran. Akan lebih baik jika dalam pemeran ini melibatkan
siswa lainnya, guru-guru, orang tua, dan lainnya yang dapat menjadi “penilai” atau memberikan
umpan balik.

e. Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah

Fase ini dimaksudkan untuk membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses mereka
sendiri dan keterampilan penyelidikan dan intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini guru
meminta siswa untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses
kegiatan belajarnya.

Pembelajaran berbasis Proyek (PjBL)


Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai berikut.

a. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapatmemberi


penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan
realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigas mendalamdan topik yang diangkat
relevan untuk para peserta didik.

b. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan demikian
peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang
aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial,
dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan
yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

c. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)

Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan
proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek,
(2) membuat deadline penyelesaian proyek, (3)membawa peserta didik agar merencanakan cara
yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan
dengan proyek,dan (5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang
pemilihan suatu cara.

d. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the
Project)

Pengajar bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama
menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap
proses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar
mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas
yang penting.

e. Menguji Hasil (Assess the Outcome)

Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian standar, berperan
dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik,memberi umpan balik tentang
tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun
strategi pembelajaran berikutnya.

f. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)

Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas
dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun
kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan
pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik mengembangkan diskusi
dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnyy
ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada
tahap pertama pembelajaran
Sintak Umum Model Cooperative Learning
Menurut Agus Suprijono (2010 : 65) sintaks model pembelajaran cooperative learning terdiri
dari 6 (enam) fase seperti di pada tabel di bawah ini.

Fase-fase
Perilaku guru
Fase 1: present goal and set
Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik
Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik siap belajar
Fase 2: present information
Menyajikan informasi

Mempresentasikan informasi kepada peserta didik secara verbal


Fase 3: organize student into learning team
Mengorganisasi peserta didik ke dalam tim-tim belajar
Memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang tata cara pembentukan tim belajar dan
membantu kelompok melakukan transisi yang efisien
Fase 4: assist team work and study
Membantu kerja tim dan belajar
Membantu tim-tim belajar selama peserta didik mengerjakan tugasnya
Fase 5: test on materials
Mengevaluasi
Menguji pengetahuan peserta didk mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompok-
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6: provide recognition
Memberikan pengakuan dan penghargaan
Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu maupun kelompok.

Fase pertama, guru mengklarifikasi maksud pembelajaran kooperatif. Hal ini penting untuk
dilakukan karena peserta didik harus memahami dengan jelas prosedur dan aturan dalam
pembelajaran. Fase ke dua, guru menyampaikan informasi, sebab informasi ini merupakan isi
akademik. Fase ke tiga, kekacauan bisa terjadi pada fase ini, oleh sebab itu transisi pembelajaran
dari dan ke kelompok-kelompok belajar harus diorkestrasi secara cermat. Sejumlah elemen perlu
dipertimbangkan dalam menstrukturisasikan tugasnya. Guru harus menjelaskan bahwa peserta
didik harus saling bekerja sama di dalam kelompok.

Penyelesaian tugas kelompok harus merupakan tujuan kelompok. Tiap anggota kelompok
memiliki akuntabilitas individual untuk mendudkung tercapainya tujuan kelompok. Pada fase ke
tiga ini terpenting jangan sampai ada free rider atau anggota yang hanya menggantungkan tugas
kelompok pada individu lainnya. Fase ke empat, guru perlu mendampingi tim-tim belajar,
mengingatkan tugas yang dikerjakan peserta didik dan waktu yang dialokasikan.
Pada fase ini bantuan yang diberikan guru dapat berupa petunjuk, pengarahan, atau meminta
beberapa peserta didk mengulangi hal yang sudah ditunjukkannya. Fase ke lima guru melakukan
evaluasi dengan menggunakan strategi evaluasi yang konsisten dengan tujuan pembelajaran. Fase
ke enam guru mempersiapkan struktur reward yang akan diberikan kepada peserta didik. Variasi
struktur reward bersifat individualistis, kompetitif, dan kooperatif. Struktru reward individualistis
terjadi apabila sebuah reward dapat dicapai tanpa tergantung pada apa yang dicapai orang lain.
Struktur reward kompetitif adalah jika peserta didik peserta didik diakui usaha individualnya
berdasarkan pada perbandingan dengan orang lain. Struktur reward kooperatif diberikan kepada
tim meskipun anggota tim- timnya saling bersaing.
Sintaks Pembelajaran PBI (Problem Based Instruction)

Berikut adalah sintaks PBI (Problem Based Instruction) menurut Sugiyanto (2009), dilengkapi
dengan pendapat Widodo (2009):

No Tahap Tahap Tingkah Laku Guru


Tahap 1 Memberikan orientasi tentang permasalah kepada siswa Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran, Menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi
atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan
masalah yang dipilihnya
Tahap 2 Mengorganisasikan siswa untuk meneliti Guru membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
Tahap 3 Membantu investigasi mandiri dan kelompok Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan
dan pemecahan masalah
Tahap 4 Mengembangkan dan mempresentasikan hasil Guru membantu siswa dalam
merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model dan
membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya
Tahap 5 Menganalisa dan mengevaluasi proses mengatasi masalah Guru membantu siswa untuk
melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka
gunakan

Anda mungkin juga menyukai