Anda di halaman 1dari 3

Koleksi spesimen merupakan asset ilmiah yang penting sebagai bahan penelitian

keanekaragaman fauna baik taraf nasional ataupun internasional.Kegiatan pengelolaan yang


dapat dilakukan adalah proses pengawetan,perawatan,perekaman data,pengawasan dalam
penggunaan specimen ilmiah.Pembuatan awetan specimen diperlukan untuk tujuan pengamatan
specimen-spesimen yang sulit ditemukan dialam.Spesimen adalah contoh binatang atau
tumbuhan atau mikroba utuh(missal serangga dan ikan),bagian dari tubuh binatang atau
tumbuhan atau organ atau darah yang dikumpulkan dan disimpan untuk jangka waktu
tertentu(Suhardjono,1999).

Menurut Yayuk et al.(2010),pengawetan hewan dapat dilakukan dengan cara – cara


seperti berikut:

1. Pengawetan tulang(rangka)
Pembuatan preparat awetan tulang dilakukan dengan terlebih dahulu membedah dan
menguliti specimen hingga bersih dari kulitnya.kemudian dilakukan perebusan selama 30
menit,selajutnya memisahkan otot atau daging yang masih menempel pada rangka lalu
dibersihkan dan direndam dalam pemutih agar tulang nya putih bersih.Terakhir ditata
rapi,diberi label dan diidentifikasi.
2. Pengawetan insekta(insektarium)
Pembuatan perawatan awetan insekta dilakukan dengan terleih dahulu mematikan
serangga dengan cara serangga dimasukkan kedalam botol yang didalamnya telah
diletakkan busa berkloroform,sebelumnya diletakkan pembatas dari kertas yang agak
tebal yang dibolongi agar serangga tersebut mati tanpa terkena basahan
kloroform.Setelah mati,bagian luar tubuh serangga diolesi alcohol 70% lalu ditusuk
dengan office pin atau jarum pentul,ditancapkan pada steroform. Menurut Afifah et
al.(2014 ),insectarium adalah awetan serangga dengan bahan pengawet alcohol 96% dan
formalin 5 % yang dikemas dalam bentuk penelitian terlebih dahulu telah divalidasi oleh
pakar media,sehingga diketahui layak atau tidak digunakan dalam penelitian.

3. Pengawetan kering(taksidermi)
Taksidermi adalah salah satu teknik pengawetan untuk mumifikasi selama berabad-
abad.Pemmbuatan preparat taksidermi dilakukan dengan terlebih dahulu membius
specimen dengan kloroform atua eter.Spesimen yang biasa dibuat taksidermi adalah
mamalia da naves.Setelah hewan mati,dibuat torehan dari perut depan alat kelamin
sampai data,kemudian dibubuhi tepung jagung.Setelahnya hewan dikuliiti,dihilangkan
lemaknya setelah bersih lalu ditaburi boraks dan gulungan kapas dibuat sebagai
pengganti dagingnya.Kemudian dibentuk seperti perawakannya saat masih hidup.

4. Pengawetan basah
Spesimen yang biasa dibuat awaetan basah biasanya bangsa crustacean atau avertebrata
lainnya.Pembuatannya terbilang cukup sederhana prosesnya.Hewan dimatikan dengan
kloroform atau eter,dibersihkan,lalu dimasukkan ke dalam toples transparan berisi
alcohol 70 % yang sesuai ukuran atau lebih besar ukurannya dari hewan
tersebut.Biasanya dilengkapi dengan kaca transparan untuk alas hewan agar tetap
kedudukannya,kemudian diberi keterangan menggunakan kertas kedap air.

Alur pelabelan dapat dimulai dari data lapangan yang berisikan semua data identitas
specimen dari lapangan yang dicatat dalam buku lapangan dan merupakan catatan
kerja.Catatan tersebut sangat membantu dalam melengkapi label.Teknik pelabelan tidak
semua data dituliskan dalam label,hanya berisikan informasi tertentu saja misalnya:Nama
jenis,nama suku,nama kolekor(Pratiwi,2006)

Herbarium merupakan istilah yang pertama kali digunakan oleh turnefor (1700) untuk
tumbuhan obat yang dikeringkan sebagai koleksi.Pada awalnya banyak specimen
herbarium yang disimpan didalam buku sebagai koleksi pribadi(Ramadhanil,2003).

Herbarium merupakan suatu bukti autentik perjalanan dunia tumbuhan sekain berfungsi
sebagai acuan identifikasi untuk mengenal suatu jenis pohon.Istilah herbarium adalah
pengawetan specimen tumbuhan dengan berbagai cara untuk kepentingan koleksi dan
ilmu pengetahuan.Koleksi specimen herbarium biasanya disimpan pada suatu tempat
yang diberi perlakuan khusus pula yang dikenal dengan laboratorium herbarium(Balai
diklat Kehutanan,2011).

Herbarium dibuat dari specimen yang telah dewasa,tidak terserang hama,penyalit atau
kerusakan fisik lain.Tumbuhan berhabitus pohon dan semak disertakan ujung
batang,daun,Bungan dan buah.Sedangkan herbarium basah digunakan untuk specimen
yang berair dan lembek(Setyawan dkk,2004).

Untuk koleksi objek perlu diperhatikan kelengkapannya organ tubuhnya,pengawetan dan


penyimpannya.Koleksi objek hars memperhatikan pula kelestarian objek tersebut,salah
satunya dengan pembuatan awetan,Daun,batang dan akar umumnya dengan awetan
kering berupa herbarium(Suyitno,2014).

Bioplastik

Bioplastik merupakan pengawetan specimen hewan atau tumbuhan dalam blok resin
untuk digunakan sebagai media / alat,baik itu untuk kepentinga pendidikan atau
komersial tertentu.Teknik pengawetan hewan/tumbuhan dengan bioplastik ini memiliki
beberapa keunggulan antara lain:Kuat dan tahan lama,murah,menarik dan praktis dalam
penyimpanan.Tapi teknik ini juga memiliki kelemahan yaitu objek asli tidak bisa
disentuh/diraba.Dalam metode pengawetan bioplastik,specimen yang diawetkan dapat
dilihat dan diamati secara tiga dimensi tanpa merubah struktur dan warna asli
specimen.Ukurannya yang asli,bentuknya yang cenderung tidak berubah dan daya
tahannya yang relative sangat lama(lebih dari 25 thn) adlah kelebihan dari metode
pengawetan bioplastik

Sebelum dicetak,resin berupa cairan yang kental.Resin merupakan senyawa organic hasil
metabolisme

Anda mungkin juga menyukai