‘’ Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang
beriman.’’(QS. An-nisa: 103)
‘’Dirikanlah salat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula salat) subuh.
Sesungguhnya salat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).’’(QS. Al-Isra :78)
Suci dari dua hadats besar dan kecil, baik dengan wudlu atau mandi merupakan syarat sahnya shalat.
Firman Allah:
‘’ Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan
tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata
kaki, dan jika kamu junub maka mandilah.”(QS. Al-Maidah:6)
Suci dari najis mempunyai pengertian sucinya badan, pakaian, dan tempat pelaksanaan prosesi shalat.
Sebagaimana firman Allah:
ك فةطةههتر
ةوثإةيِاَبة ة
4. Menutup aurat
‘’Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid.’’ (QS. Al-A’raf:31)
Ayat tersebut memakai kata zinah yang berarti perhiasan. Ibnu Abbas memberikan penafsiran bahwa
yang dimaksud perhiasan diatas adalah pakaian. Kemudian maksud masjid disini adalah shalat. Maka,
arti bebas dari ayat tersebut adalah tutuplah aurat ketika hendak menunaikan shalat.
1. Aurat laki-laki: mulai dari pusar sampai dengan baawah lutut. Lutut seorang laki-laki termasuk
aurat.
2. Aurat perempuan: semua bagian tubuh kecuali wajah dan kedua telapak tangan dan kedua telapak
kaki. Tapi, pendapat yang shahih kedua telapak kaki termasuk aurat.
Terbukanya seperempat aurat menurut madzhab Hanafi akan membatalkan shalat, karena seperempat
bagian sama halnya membuka seluruh bagian. Jadi, jika aurat terbuka kurang dari seperempat tidak
membatalkan sholat.
1. Aurat laki-laki: dua alat vital (qubul dan dubur) saja. Paha laki-laki tidak termasuk aurat. Hal ini
berdasarkan sebuah riwayat hadits:
‘’ ketika perang khaibar, sarung Rasulullah tersingkap, sehingga saya bisa melihat paha putihnya dengan
jelas.’’ (HR. Bukhari).
2. Aurat perempuan: semua anggota tubuh kecuali dada, kepala, kedua telapak tangan dan telapak
kaki serta punggung.
1. Aurat laki-laki: aurat laki-laki ketika shalat dan thawaf serta keadaan laki-laki di depan perempuan
adalah antara pusar dan lutut. Namun menurut Imam Hanbali lutut dan pusar merupakan batasan, jadi
tidak termasuk aurat yang wajib ditutup.
2. Aurat perempuan: seluruh wajah dan kedua telapak tangan baik bagian dalam atau luarnya, mulai
dari pergelangan sampai ujung jari-jarinya.
5. Menghadap kiblat.
Para fuqaha sepakat untuk mengatakan menghadap kiblat adalah salah satu syarat sahnya shalat.[[6]]
Ini berdasarkan firman Allah:
ك ةوةماَ ن
ام بإةغاَفإدل ةعنماَ تةتعةمملوُةن ق إمتن ةربه ة ك ةش ت
َطةر اتلةمتسإجإد اتلةحةراإم ةوإإننهم لةتلةح ي ت فةةوُهل ةوتجهة ة ةوإمتن ةحتيِ م
ث ةخةرتج ة
‘’Dan dari mana saja kamu ke luar, maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam; sesungguhnya
ketentuan itu benar-benar sesuatu yang hak dari Tuhanmu. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa
yang kamu kerjakan. (QS albaqoroh : 144)
“Jika engkau hendak shalat, maka berwudhulah dengan sempurna. Kemudian menghadaplah (ke)
kiblat.” [[7]]