Anda di halaman 1dari 3

Nama : Siska Rohanda Caroline NIM : 18312241052 Kelas : P.

IPA C 2018

TUGAS 3 – SOSIOLOGI ANTROPOLOGI PENDIDIKAN

NAMA : SISKA ROHANDA CAROLINE


NIM : 18312241052
KELAS : PENDIDIKAN IPA C

1. Rangkuman tentang perspektif teori dalam sosiologi


Tidak dapat dipungkiri bahwa beberapa grand theory yang terukir dalam sejarah menjadi
sebuah paradigma yang mempengaruhi dunia pendidikan. Paradigma besar dalam sosiologi
kemudian berkembang menjadi tiga, yaitu: Pertama, struktural, fungsional dan
interaksionisme. Para pendidik –sadar atau tidak– menganut salah satu paradigma sosiologi.
Berikut adalah pembahasan tentang perspektif teori dalam sosiologi :

a. Teoritisi struktural fungsional


Teoritisi struktural fungsional cenderung melihat fakta sosial memiliki kerapian
antar hubungan dan keteraturan yang sama dengan yang dipertahankan oleh konsensus
umum. Sedangkan teoritisi konflik cenderung menekankan kekacauan antar fakta sosial,
serta gagasan mengenai keteraturan dipertahankan melalui kekuasaan yang memaksa
dalam masyarakat. Dalam pendidikan, suasana kondusif selalu harus dijaga dan
menghindari konflik dengan stake holders.

b. Konflik
Konflik dapat merupakan proses yang bersifat instrumental dalam pembentukan,
penyatuan dan pemeliharaan struktur sosial. Konflik dengan kelompok lain dapat
memperkuat kembali identitas kelompok dan melindunginya agar tidak lebur ke dalam
dunia sosial sekelilingnya. Perbedaan merupakan peristiwa normal yang sebenarnya
dapat memperkuat struktur sosial. Sehingga ketiadaan konflik bukanlah indikator dari
kekuatan dan kestabilan suatu hubungan. Pendidikan yang dilaksanakan baik pemerintah
maupun swasta adalah pendidikan yang tidak statis, akan tetapi penuh dengan dinamika
sosial. Konflik yang terjadi dalam pendidikan adalah bagaian dari proses konstruksi
pendidikan kearah yang lebih baik.
Nama : Siska Rohanda Caroline NIM : 18312241052 Kelas : P.IPA C 2018

c. Teori Interaksionime
Teori Interaksionime simboistik berasumsi bahwa kehidupan sosial hanya
bermakna pada tingkat individual yang realitas sosial itu tidak ada. Sebagai contoh buku
bagi seorang berpendidikan merupakan suatu hal yang penting, namun bagi orang yang
tidak mengenyam pendidikan tidak bermanfaat. Dari sini, dapat dibedakan teori
interaksionisme simbolis dengan teori-teori lainnya. Teori interaksionisme simbolis
memandang bahwa “arti” muncul dari proses interaksi sosial yang telah dilakukan. Arti
dari sebuah benda untuk seseorang tumbuh dari cara-cara di mana orang lain bersikap
terhadap orang tersebut. Sehingga interaksi simbolis memandang “arti” sebagai produk
sosial; Sebagai kreasi-kreasi yang terbentuk melalui aktifitas yang terdefinisi dari
individu saat mereka berinteraksi. Seorang pendidik tidak cukup hanya menjastifikasi
peserta didiknya dari hasil penilaian sesaat dan parsial, tetapi penilaian itu harus holistik
dan berkelanjutan yang didasarkan pada interaksi timbal balik.

2. Analisis kekerasan pelajar dengan perspektif teoritis dalam sosiologi


1. Elemen sekolah memiliki fungsi yang berbeda beda. Setiap elemen tersebut diharapkan
menuju kepada titik keseimbangan, sehingga seminimal mungkin jangan sampai terjadi
konflik. Jikalaupun konflik atau kekerasan terjadi diharapkan tidak mengganggu stabilitas
dan dikemudian tetap menuju keselarasan. Ketika terjadi kekerasan pelajar, maka dapat
dikatakan bahwa salah satu elemen tersebut sedang tidak berfungsi, hal ini dapat
berakibat buruk untuk setiap elemen lainnya yang juga sedang melakukan aktifitasnya
masing- masing.
2. Konflik lumrah terjadi di masyarakat, begitu juga di sekolah. Dikatakan bahwa Konflik
yang terjadi dalam pendidikan adalah bagaian dari proses konstruksi pendidikan kearah
yang lebih baik. Namun, kasus kekerasan pelajar ini merupakan konflik yang akan
berdampak buru jika tidak segera ditangani. Pendidikan yang dilaksanakan baik
pemerintah maupun swasta adalah pendidikan yang tidak statis, akan tetapi penuh dengan
dinamika sosial. Kekerasan pelajar ini merupakan contoh konflik yang akan merugikan
sekolah, bukannya mengkonstruksi kearah yang lebih baik.
3. Dikalangan pelajar, kekerasan itu merupakan hal tabu yang harus dihindari. Namun di
dunia lain, mungkin tanpa kekerasan aktivitas mereka tidak akan berjalan dengan lancar.
Nama : Siska Rohanda Caroline NIM : 18312241052 Kelas : P.IPA C 2018

Kekerasan dalam dunia pendidikan harus dihindarkan, namun pemberian sanksi harus
didasarkan pada bukti kuat penyebab awal terjadinya konflik/kasus dan tidak
menggunakan asumsi sendiri untuk memberikan hukuman. Kasus ini sebaiknya ditindak
lanjuti dengan benar sehingga terciptanya keadilan bagi seluruh pihak.

Sumber :
Muhammad Rusydi Rasyid. 2015.Pendidikan Dalam Perspektif Teori Sosiologi (Jurnal
pendidikan). Makasar : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.

Anda mungkin juga menyukai