Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PSIKOLOGI

Gangguan Konsep Diri

Dosen Pembimbing : Endang Caturini S., S.Kep.,Ns.,M.Kep.

Disusun Oleh

KELOMPOK 5

Alma Nurfitria Faizah P27220019050

Arynes Wastu Anggita P27220019054

De Ajeng Jelita Anitasari P27220019067

Dimas Priambudi Nugroho P27220019065

Marlita Kunti Nurmalasari P27220019077

Ninda Heriyanti P27220019080

Putri Ayu Setianingrum P27220019086

D-III KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


SURAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan YME yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik.

Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan YME atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Psikologi dengan judul “Gangguan Konsep Diri”.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang


membantu pembuatan makalah ini, khususnya kepada Dosen Psikologi Ibu
Endang Caturini S., S.Kep.,Ns.,M.Kep.yang telah membimbing dalam menulis
makalah ini.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Surakarta, 29 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ...... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ...... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ ...... 1

A. Latar Belakang .................................................................................... ...... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ ......
C. Tujuan ................................................................................................. ......
D. Manfaat ............................................................................................... ......

BAB II KONSEP TEORI ................................................................................ ......

A. Pengertian Gangguan Konsep Diri ...................................................... ......


B. Proses Terjadinya Gangguan Konsep Diri .......................................... ......
C. Faktor Yang Memengaruhi Konsep Diri.............................................. ......
D. Cara Mengatasi Gangguan Konsep Diri .............................................. ......
E. Cara Mencegah Gangguan Konsep Diri .............................................. ......

BAB III ANALISA JURNAL.......................................................................... ......

A. Analisa Jurnal ....................................................................................... ......


B. Analisa Kedua Jurnal ........................................................................... ......

BAB IV HASIL DISKUSI ............................................................................... ......

BAB V PENUTUP ........................................................................................... ......

A. Kesimpulan ......................................................................................... ......


B. Saran ..................................................................................................... ......

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... ......


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsep diri adalah citra subjektif dari diri dan percampuran yang kompleks
dari perasaan, sikap dan persepsi bawa sadar maupun sadar. Konsep diri
memberikan kita kerangka acuan yang mempengaruhi manajemen kita terhadap
situasi dan hubungan kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain.
Kita mulai membentuk konsep diri saat usia muda. Masa remaja adalah waktu
yang kritis ketika banyak hal secara kontinu mempengaruhi konsep diri. Jika
seseorang anak mempunyai masa kanak-kanak yang aman dan stabil, maka
konsep diri masa remaja anak tersebut secara mengejutkan akan sangat stabil.
Ketidaksesuaian antara aspek tertentu dari kepribadian dan konsep diri dapat
menjadi sumber stress atau konflik.

Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan


aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagi organisme yang memiliki dorongan
untuk berkembang yang pada akhirnya menyebabkan ia sadar akan keberadaan
dirinya. Perkembangan yang berlangsung tersebut kemudian membantu
pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan. Perasaan individu bahwa ia
tidak memiliki kemampuan yang ia miliki. Padahal segala keberhasilan banyak
bergantung kepada cara individu memandang kualitas kemampuan yang dimiliki.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Gangguan Konsep Diri ?


2. Bagaimana Proses Terjadinya Gangguan Konsep Diri ?
3. Apa Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Konsep Diri ?
4. Bagaimana Cara Mengatasi Gangguan Konsep Diri ?
5. Bagaimana Cara Mencegah Gangguan Konsep Diri ?
C. Tujuan

1. Agar mahasiswa dapat mengerti pengertian Gangguan Konsep Diri.


2. Agar mahasiswa dapat mengerti Proses Terjadinya Gangguan Konsep
Diri.
3. Agar mahasiswa dapat mengerti Faktor yang Mempengaruhi Gangguan
Konsep Diri.
4. Agar mahasiswa dapat mengerti Cara Mengatasi Gangguan Konsep Diri.
5. Agar mahasiswa dapat mengerti Cara Mencegah Gangguan Konsep Diri.

D. Manfaat

1. Mahasiswa:

Kita sebagai mahasiswa harus mengetahui asuhan keperawatan pasien dengan


gangguan konsep diri dalam mengembangkan ilmu yang sudah kita dapat.

2. Pembaca:

Agar pembaca mengetahui asuhan keperawatan pasien dengan gangguan konsep


diri ilmu dengan benar.

3. Institut:

Untuk menambah refrensi tentang asuhan keperawatan pasien dengan gangguan

konsep diri.
BAB II

KONSEP TEORI

A. Pengertian Gangguan Konsep Diri

Gangguan konsep diri adalah suatu kondisi dimana individu mengalami


kondisi pembahasan perasaan, pikiran atau pandangan dirinya sendiri yang
negative. Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang
diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam
berhubungan dengan orang lain (Stuart dan Sudeen, 1998). Hal ini temasuk
persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan
lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta
keinginannya. Sedangkan menurut Beck, Willian dan Rawlin (1986) menyatakan
bahwa konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh, baik
fisikal, emosional intelektual , sosial dan spiritual. Potter & Perry (1993), konsep
diri adalah merefleksikan pengalaman interaksi sosial, sensasinya juga didasarkan
bagaimana orang lain memandangnya. Beck William Rowles (1993),
mendefinisikan konsep diri sebagai cara memandang individu terhadap diri secara
utuh baik fisik, emosi, intelektual, sosial & spiritual. Secara umum, konsep diri
dapat didefinisikan sebagai cara kita memandang diri kita secara utuh, meliputi:
fisik, intelektual, kepercayaan, sosial, perilaku, emosi, spiritual, dan pendirian

Gangguan Konsep Diri dalam sistem neurobehaviour ini merupakan salah


satu masalah sangat sering terjadi yang terjadi karena kurangnya penguasaan dan
mengenali dirinya sendiri. Konsep diri adalah ide, pikiran, kepercayaan diri dan
pendirian yang diketahui mengenai dirinya dan mempengaruhi individu dalam
berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain.

Konsep diri termasuk persepsi akan sikap dan kemampuan berinteraksi


seseorang dengan masyarakat dan lingkungannya, sangan dipengaruhi dengan
nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman, objek dan tujuan yang
diinginkannya. Konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh
baik fisikal, emosional, intelektual, sosial dan spiritual Menurut Beck William dan
Rawlin dalam defenisinya mengenai konsep diri.

Gangguan konsep diri adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami


kondisi pembahasan perasaan, pikiran atau pandangan dirinya sendiri yang buruk
atau buruk.

B. Proses Terjadinya Gangguan Konsep Diri


Gangguan konsep diri ditandai dengan masalah sosial dan
ketidakmampuan untuk melakukan dengan penyesuaian diri (maladjustment).
Gangguan konsep diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri (Stuart and Sundeen,
1991). Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan gangguan konsep diri
yang rendah atau gangguan konsep diri yang tinggi. Jika seseorang sering gagal ,
maka cenderung gangguan konsep diri rendah. Gangguan konsep diri diperoleh
dari diri sendiri dan orang lain. Gangguan konsep diri bergantung pada kasih
sayang dan penerimaan. Biasanya gangguan konsep diri sangat rentan terganggu
pada saat remaja dan usia lanjut. Dari hasil riset ditemukan bahwa masalah
kesehatan fisik mengakibatkan gangguan konsep diri rendah.

C. Faktor Yang Memengaruhi Konsep Diri

1. Orang Sekitar Anda

Faktanya, tidak semua individu memberikan pengaruh apalagi pengaruh


yang besar yang sama terhadap diri kita. Anda bisa bayangkan bagaimana anda
bisa berubah jika setiap bertemu individu baru anda akan terpengaruh. Semua
pasti ada batasannya.

Adapun yang biasanya bisa memberikan pengaruh yaitu orang-orang yang


paling dekat dengan kita ataupun mereka yang ada disekitar anda. Dalam dunia
psikologi disebut sebagai significant others. Siapa saja mereka ? orang tua,
saudara dan orang yang tinggal satu rumah dengan kita, dan biasanya tetangga
yang sering ada di lingkungan rumah kita.
2. Keberhasilan
Konsep diri bisa didapatkan ketika seseorang mendapatkan keberhasilan
atas apa yang telah dialaminya. Keberhasilan seringkali mempengaruhi konsep
diri dan adaptasi pribadi seseorang. Selain itu, kehidupan sosialnya juga, dan ini
berarti mempunyai pengaruh yang nyata terhadap konsep dirinya. Seringkali
keberhasilan merupakan produk utama untuk mendapatkan kebanggaan. Biasanya
ada perasaan bangga dan juga puas.

3. Kegagalan
Selain keberhasilan kegagalan juga bisa menjadi hal utama yang paling
dibutuhkan oleh seseorang atau yang sudah pasti hadir dalam konsep diri
seseorang. Mengingat bahwa kegagalan seringkali membawa hikmah atau
introspeksi dan pelajaran untuk banyak orang.

4. Reaksi Orang Lain


Ketika anda menjalankan kehidupan sehari-hari orang akan memandang
individu sesuai dengan pola perilaku yang ditunjukkan mereka sendiri. Harry
Stack Sullivan (Jalaludin Rakhmat, 1996: 101) telah menjelaskan dengan jelas
bahwa jika anda ingin diterima, dihormati dan juga disenangi maka anda harus
ikut menghormati, menerima dan juga membuat orang lain merasa diterima oleh
kita. Sebaliknya, bila orang lain selalu meremehkan diri sendiri maka anda tidak
bisa menyalahkan diri sendiri saja. Itulah konsep diri yang tepat dan benar.

5. Keadaan Fisik
Seringkali orang lain melihat penampilan luar diri seseorang. Maka
keadaan fisik seseorang dapat mempengaruhi individu dalam menumbuhkan
konsep dirinya seperti apa dan juga bagaimana ia memandang orang lain atau
sebaliknya. Individu yang memiliki cacat tubuh sudah tentu akan memandang
dirinya rendah, mengingat orang lain juga memandang dia seperti itu.

Beberapa orang juga justru sengaja dan juga membiasakan diri dengan
kelemahan, seperti munculnya perasaan malu, minder, tidak berharga dan
perasaan ganjil karena melihat dirinya berbeda dengan orang lain. Padahal hal itu
memang benar-benar membuat diri mereka tidak dihargai.
6. Tuntutan Orang Tua
Apakah anda sudah menjadi orang tua ? seringkali cita-cita yang tidak
tercapai menjadi penyebab atau menjadi permasalahan utama anak-anak. Banyak
anak yang bermasalah karena mendapatkan tekanan dari orang tua yang selalu
menuntut anak untuk menjadi individu yang sangat diharapkan oleh mereka.
Membebaskan anak untuk menemukan passion nya meskipun tidak mudah, tetap
harus bisa.

Tuntutan yang seringkali dirasakan anak terkadang menerima hambatan


dan juga mendapatkan tuntutan yang menyebabkan anak tidak berkembang.
Selain itu, sikap orang tua yang berlebihan untuk melindungi anaknya juga akan
menyebabkan anak tidak dapat berkembang dan mengakibatkan anak menjadi
kurang tingkat percaya dirinya dan memiliki konsep diri yang rendah.

7. Ras, Kulit dan lainnya


Konsep diri selanjutnya bisa dipengaruhi oleh Perbedaan mulai dari ras,
kulit, lingkungan, keturunan dan lainnya. R Pudjijogyanti (1995: 29) dalam
penelitian menyatakan bahwa kelompok ras minoritas dan kelompok sosial
ekonomi rendah cenderung mempunyai konsep diri yang rendah. Tentu hal ini
berefek dari tekanan dan juga berbagai permasalahan ke arah mereka
dibandingkan dengan kelompok ras mayoritas dan kelompok sosial ekonomi
tinggi, selain itu untuk jenis kelamin terdapat perbedaan konsep diri antara
perempuan dan laki-laki sehingga menyebabkan konsep diri berbeda dengan yang
hidup dalam lingkungan yang baik.

8. Mycrosystems
Mycrosystems merupakan pengertian dari sebuah realita psikologis di
kehidupan realita atau sebenarnya yang seringkal dilakukan oleh masyarakat
setiap harinya. Mikrosistem terdiri dari lingkungan fisik tempat individu berada.
Dimana tentu anda ketahui bahwa banyak konsep diri yang terbentuk dari
lingkungan sosial di sekitar individu. Begitupun dengan interaksi antara kedua
lingkungan di mana individu ikut berpartisipasi.
9. Mesosystems
Ada lagi yang disebut dengan mesosystems, dimana hubungan antara
mikrosistem di mana individu yang sedang berkembang dan mengalami
kenyataan hidup. Dengan adanya kekuatan dan lengkap jaringan di antara setting
realita maka mesosistem akan semakin kuat dalam mempengaruhi perkembangan
individu. Untuk itu mesosystems cukup berperan dalam pembentukan diri atau
konsep diri mereka.

10. Kondisi Keluarga


Apa yang anda bayangkan jika kondisi keluarga tidak baik ? maka akan
berdampak dan menyebabkan lingkungan tidak baik. Anak yang baik dapat
ditandai dengan adanya intregitas dan tenggang rasa yang tinggi serta sikap positif
dari anggota keluarga. Karena mereka terbiasa dengan kebiasaan baik dan juga
benar. Adanya kondisi semacam itu menyebabkan anak memandang orang tua
sebagai figur yang berhasil dan menganggap orang tua dapat dipercaya sebagai
tokoh yang dapat mendukung dirinya dalam memecahkan seluruh persoalan
hidupnya. Sehingga konsep diri lebih matang dan lebih baik.

Adapun beberapa faktor lain dari sebuah konsep diri yaitu :

a. Pendidikan (latar belakang pendidikan seseorang)


b. Pengalaman hidup seseorang
c. Permasalahan atau tingkat permasalahan seseorang yang berbeda-beda.

D. CARA MENGATASI GANGGUAN KONSEP DIRI

1. Tentukan jenis gangguan konsep diri buruk yang Anda miliki

Pertimbangkan ulang jenis gangguan konsep diri buruk yang paling umum untuk
membantu Sobat menentukan apa kategori gangguan konsep diri tersebut. Kenali
jenis jenis gangguan konsep diri yang Sobat miliki dan tuliskan label tersebut di
dalam catatan gangguan konsep diri.

2. Ubah gangguan konsep diri buruk saat muncul


Untuk mulai menggunakan self talk baik, hindari biarkan gangguan
konsep diri buruk terjadi tanpa mengubahnya menjadi sesuatu yang baik. Proses
itu mungkin terasa canggung pada awalnya, tetapi seiring waktu akan menjadi
lebih mudah, dan Sobat akan mulai mengembangkan gangguan konsep diri yang
lebih baik. Kali berikutnya gangguan konsep diri buruk muncul, ubahlah menjadi
baik.

3. Akui bahwa gangguan konsep diri buruk itu tidak nyata

Sobat dapat mengatasi gangguan konsep diri buruk dengan mengakui


bahwa gangguan konsep diri tersebut tidak mencerminkan pribadi Sobat dan
bahwa gangguan konsep diri tersebut hanyalah gangguan konsep diri. Saat
gangguan konsep diri buruk muncul, ulangi kepada pribadi sendiri dengan
lantang. Saat menyuarakan gangguan konsep diri tersebut, pastikan Sobat
melabelinya sebagai sebuah gangguan konsep diri.

4. Alihkan perhatian pribadi dengan kegiatan baik

Tetap sibuk memberi Sobat lebih sedikit waktu untuk merenungkan


gangguan konsep diri dan juga dapat mengingatkan pribadi pada hal hal yang
Sobat nikmati. Carilah kegiatan yang Sobat nikmati atau cobalah sesuatu yang
baru.

5. Gunakan peneguhan baik harian yang menyemangati pribadi

Peneguhan harian yang baik dapat membantu mengatasi emosi buruk yang
sering kali menyertai gangguan konsep diri buruk. Ambillah waktu beberapa saat
setiap hari untuk menatap pribadi di cermin dan mengatakan sesuatu yang
menyemangati pribadi. Sobat dapat mengatakan sesuatu yang Sobat percayai
tentang pribadi sendiri atau sesuatu yang ingin Sobat percayai tentang pribadi
sendiri

6. Maafkan pribadi sendiri saat Anda melakukan kesalahan


Memaafkan pribadi sendiri, seperti halnya memaafkan teman, merupakan
bagian penting dalam pelajaran mengenai cara mengatasi gangguan konsep diri
buruk. Jika memiliki gangguan konsep diri buruk yang berasal dari kesalahan
yang Sobat buat, pelajari cara memaafkan pribadi sendiri. Salah satu cara yang
dapat Sobat mulai untuk membungkam kritik pribadi adalah dengan mempelajari
cara memaafkan pribadi sendiri saat melakukan kesalahan, sama seperti Sobat
memaafkan seorang teman dekat.

7. Ucapkan selamat kepada pribadi sendiri atas kemenangan kemenangan


kecil

Cara lain untuk melawan gangguan konsep diri buruk adalah dengan
mengucapkan selamat kepada pribadi sendiri saat berhasil melakukan sesuatu
yang baik, dan ingatkan pribadi akan hal hal yang telah berhasil Sobat lakukan
dengan baik di masa lalu. Sesekali mengakui keberhasilan pribadi akan
membantu Sobat tetap fokus pada aspek aspek baik dari pribadi Sobat, serta
menghentikan gangguan konsep diri dan perasaan buruk.

8. Cari seorang psikolog

Jika sobat merasa diselimuti berbagai pengalaman buruk, mungkin sobat


akan memperoleh banyak manfaat dengan berbicara kepada seorang psikolog,
selain melatih berpikir baik. Carilah seorang konselor yang terlatih dalam hal
Terapi gangguan konsep diri. konselor tersebut bisa membantu melatih sobat
untuk berpikir baik.
E. CARA MENCEGAH GANGGUAN KONSEP DIRI

1. Ubah yang buruk menjadi baik

Hanya ada sedikit situasi yang benar benar bagus atau benar benar buruk.
Mencari hal baik dalam situasi yang membingungkan akan membantu membuat
pengalaman buruk terkesan tidak terlalu parah. Jika akan mendapati diri sendiri
mulai memikirkan pikiran buruk, segera hentikan dan pertimbangkan suatu aspek
baik.

2. Mulailah hari Anda dengan memikirkan 5 hal baik

Tidak perlu hal hal yang melambung tinggi atau ambisius. Bisa jadi itu berupa
hal sederhana seperti aroma secangkir kopi atau alunan lagu favorit Anda.
Memikirkan berbagai hal tersebut dan mengucapkannya keras keras berarti sobat
memulai setiap hari dengan fokus pada hal baik. Ini akan menjadi hal yang
menyemangati sisa hari sobat sehingga hal buruk akan sukar berkembang

3. Nikmati hari Anda

Kendati mungkin Anda sibuk, hal hal kecil bisa membuat Anda tetap
bersemangat tinggi dan memberi sedikit alasan bagi pikiran Anda untuk terseret
pada kebiasaan kebiasaan buruk. Hindari memikirkan segala sesuatu terlalu
serius. Bersikaplah rileks, tertawa, dan tersenyum. Manfaatkan kesempatan untuk
bersosialisasi dan kelilingi diri sobat dengan orang orang yang memberi
dukungan baik.

4. Kendalikan lingkungan Anda

sobat bukannya tidak berdaya terhadap pikiran pikiran Anda. Jika sobat tidak
bahagia dengan sesuatu, ubahlah. Bermain musik, memakai baju berlapis
sedemikian rupa sehingga sobat tidak terlalu hangat atau terlalu dingin, dan
menyesuaikan lampu adalah beberapa cara Anda bisa memberdayakan diri untuk
mengatasi rasa tak berdaya yang diasosiasikan dengan stress.
5. Longgarkan kepenatan dan bersantailah di petang hari

Cari tempat yang tenang dan nyaman, lalu sisihkan waktu untuk bersantai.
Secara mental tinjau hari Anda dan identifikasi lima hal yang sobat alami.
Ucapkan satu hal baik keras keras atau tulis dalam sebuah catatan.
BAB III

ANALISIS JURNAL

A. Hasil Kedua Jurnal

1. Hubungan Konsep Diri dengan Prestasi Akademik pada Mahasiswa


Keperawatan
a. Tujuan Penulisan

Hasil dari rancangan kegiatan untuk memberikan rekomendasi kepada


lembaga pendidikan sebagai upaya untuk memberikan kontribusi bagi mahasiswa
untuk memperhatikan konsep diri dalam pembelajaran. Berdasarkan latar
belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti mengenai analisis lebih jauh
tentang hubungan antara konsep diri mahasiswa dengan prestasi akademik pada
mahasiswa. Perkembangan konsep diri dipengaruhi oleh berbagai faktor dimana
faktor – faktor tersebut akan memunculkan stressor bagi individu yang
memungkinkan memacu permasalahan gangguan konsep diri.

b. Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian kuantitatif non-


eksperimental deskriptif korelatif. Pengambilan sempel menggunakan teknik total
sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester VI Program
Studi Ilmu Kesperawatan (PSIK) FK UNDIP.

c. Alat Ukur

Alat penelitian ini berupa kuesioner yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu
pendahuluan, karekteristik responden, konsep diri mahasiswa. Analisis data
dilakukan dengan menggunakan rumus chi square.

d. Jumlah Responden

Tahun 2010 126 mahasiswa FK UAJ angkatan 2007 berusia 18 – 24 tahun


62,7% mengalami kecenderungan low self esteem. Tahun 2011 di Malaysia 106
mahasiswa UPM 85,5% (91 mahasiswa) memiliki low indentitiy reflection dan
haya 14,2% (15 mahasiswa) memiliki hight identity reflection. Hasil dari segi
tingkat konsep diri mahasiswa menunjukkan pula hasil yang tidak jauh berbeda
84,9% (90 mahasiswa) memiliki konsep diri negatif dan hanya 15,1% (16
mahasiswa) memiliki konsep diri positif. Data laporan pada 2010 dengan sempel
100 pelajar pre-university di Qaemshahr 50 laki – laki dan 50 wanita didapatkan
hasil bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara harga diri dengan
prestasi akademik.

e. Hasil

Karakteristik banyak ditemukan pada perempuan berusia 21 tahun dengan


asal kelas dominan kelas regular dibanding kelas RIC. Responden dengan konsep
diri baik mayoritas memiliki prestasi akademik sangat memuskan yaitu sebesar
73,3% (11 responden). Responden dengan konsep diri cukup mayoritas memiliki
prestasi akademik memuaskan yaitu sebesar 100% (11 responden). Oleh karena
itu, pada penelitian ini hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternative (Ha)
diterima sehingga dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
konsep diri dengan pencapaian IPK mahasiswa.

Konsep diri sangat erat kaitannya dengan kehidupan individu. Konsep diri
mempengaruhi kinerja dan keberhasilan manusia, karena konsep diri dapat
dikatakan sebagai pengatur mental seseorang. Individu dengan konsep diri yang
baik akan diimbangi dengan level prestasi hidupnya. Hal ini yang mendasari
bahwa pada mahasiswa dengan konsep diri baik tentunya akan diimbangi dengan
prestasi akademik yang baik. Semakin matang usia, individu akan semakin
memandang prestasi akademis lebih serius. Individu beranggapan bahwa
kehidupannya saat ini bukan main-main lagi sehingga akan berlomba-lomba
mencapai prestasi akademik setinggi-tingginya.

Sikap mahasiswa yang fokus dalam meraih presatasi akademik yang tinggi
dan berbagai tuntutan yang dibebankan kepada mereka baik secara langsung
maupun tidak langsung, menyebabkan mahasiswa terkadang lupa atau tidak
mampu membagi fokus tujuan yang lain yaitu membentuk konsep diri yang baik.
Hal ini lah yang menyebabkan masih adanya mahasiswa pada usia dewasa muda
yang memiliki konsep diri kurang. Konsep diri yang kurang tentunya
menyebabkan pencapaian prestasi akademik juga kurang. Berbeda dengan
seseorang dengan konsep diri yang baik, tentunya prestasi akademik yang diraih
akan semakin baik pula.

f. Diskusi

Dari uraian diatas disimpulkan bahwa identifikasi konsep diri sangat


penting. Institusi pendidikan berperan penting dalam pembentukan konsep diri
diantaranya dengan mengadakan kegiatan bimbingan atau konseling,memberikan
motivasi, memberikan respon – respon positif berupa pujian, dan menghindari
tindakan memvonis mahasiswa kurang pintar dan tidak berkompeten baik secara
verbal maupun non-verbal yang dapat dilakukan oleh staf pengajar/ dosen ketika
proses belajar mengajar dapat pula dilakukan guna memupuk rasa percaya diri
mahasiswa.

2. Bahaya Label Negatif Terhadap Pembentukan Konsep Diri Anak dengan


Gangguan Belajar

a. Tujuan Penulisan

Hasil dari rancangan kegiatan untuk memberikan rekomendasi kepada


guru, orang tua, teman sebaya, dan lingkungan sebagai upaya untuk memberikan
kontribusi bagi siswa. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk
meneliti mengenai analisis lebih jauh tentang bahaya label negatif terhadap
pembentukan konsep diri khususnya pada anak yang mengalami gangguan
belajar. Pengaruh label negatif berdampak pada pembentukan konsep diri
berdampak memiliki pandangan negatif tentang diri sendiri, sikap putus asa,
depresi,perasaan tekanan dan keinginan mengakhiri kehidupan.

b. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan


Research and Development (R&D). Penelitian ini berorientasi pada
pengembangan suatu produk yang proses pengembangannya dideskripsikan
secara teliti dan produk yang diperoleh, dievaluasi. Rangkaian penelitian dan
pengembangan dilakukan dimulai dengan eksplorasi dan studi konseptual,dilanjut
dengan ujicoba dan evaluasi serta implementasi.

c. Alat Ukur

Alat penelitian ini berupa kuesioner yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu
pendahuluan, karekteristik responden, konsep diri mahasiswa. Analisis data
dilakukan dengan menggunakan rumus chi square.

d. Jumlah Responden

709 siswa dengan rincian 318 siswa SD N 1 Klaten, 256 siswa SMP N 1
Karang Dowo, 135 SMP N 1 Karang Nongko.

e. Hasil

Seseorang yang diberi label negatif menjadikan orang tersebut tidak


mampu berkembang dengan baik, munculnya ketegangan dan dianggap lemah
karena merasa malu terhadap apa yang orang persefsikan pada dirinya. Bagi anak
yang diberi label negatif tentu hal tersebut menjadi pemahaman baru, bahwa
dirinya dianggap lemah dan tidak bisa melakukan apa –apa, seperti yang kita
ketahui bahwa anak merupakan individu yang berkembang bagaimana
pembelajaran yang didapat berpengaruh signifikan pada dirinya. Bagi anak yang
masih membutuhkan pengetahuan dan motivasi dari orang tua menjadi modal dia
untuk terus berkembang. Sebaliknya anak yang diberi label negatif menjadikan
dirinya persesif diri akan konsep diri yang lemah. Labelling negatif sangat
berbahaya karenan tekanan setres yang terjadi bagi anak-anak akan berpengaruh
sampai masa akhir remaja atau secara tidak langsung berdampak pada
pembentukan konsep diri.

Pembentukan konsep diri anak dengan gangguan belajar terlepas dari


permasalahan neurologis yang ia miliki tetapi juga dipengaruhi oleh beberapa
factor pendukung lain, yaitu orang tua sebagai panutan bagi anak. Ketika anak
diberi reinforcement positif maka ia menggambarkan dirinya positif bagaimana ia
melihat bahwa orang tuanya menganggap bahwa dirinya mampu menghadapi
situasi apapun dan sebaliknya reinforcement negatif atau labeling negatif
membuat ia mempersepsikan dirinya lemah dan tidak berdaya. Hal ini sama saja
dengan hukuman dalam pendidikan. Kalaupun seperti itu hendaknya pendidikan
memberikan batasan dalam memberikan hukuman/reinforcement negatif,seperti
berikut:

1. Untuk memperbaiki individu yang bersangkutan agar secara sadar


menyadari kekeliruannya dan tidak akan mengulanginya lagi atau membuat
kesalahan lagi.

2. Melindungi pelakunya supaya tidak melanjutkan tingakah laku yang


menyimpang,buruk atau tercela.

Emosi anak juga berpengaruh pada pengalaman hidup anak,faktor kedekatan dan
traumatis juga berpengaruh pada pembentukan konsep diri anak dengan gangguan
belajar. Ketika ia mengalami intimidasi atau pengalaman yang tidak
menyenangkan dari orang lain akan kekurangan yang ia miliki secara tidak
langsung berpengaruh pada pada dirinya bahkan berpengaruh pada tekanan stress
sampai pada masa remaja akhir. Pelabelan negatif yang berulang menyebabkan
persefsi baru pada anak yang mengalami gangguan belajar ketika ia selalu
dibilang sebagai anak yang bodoh dan berulang maka akan membentuk konsep
diri baru atau anak akan percaya bahwa ia memang anak bodoh atau anak yang
pemalas.

f. Diskusi

Gangguan perkembangan motorik dapat menyebabkan kesulitan belajar,


meskipun demikian tidak semua anak berkesulitan belajar memperlihatkan adanya
gangguan perkembangan motorik. Jika seorang guru mengetahui secara pasti
adanya gangguan perkembangan motorik, hendaknya tidak hanya memberikan
latihan motorik tetapi juga latihan dalam bidang akademik secara bersamaan.
Dengan memahami bahwa anak dengan gangguan belajar memiliki permasalahan
dan kebutuhan yang berbeda pada umumnya kita dapat mengetahui bagaimana
menghadapi mereka dan tentunya tidak memberikan label negatif bahwa ia si
bodoh, tolol atau pemalas.

Dampak labelling juga sangat mempengaruhi pembentukan konsep diri anak,


renforcment positif membentuk semangat positif bagi anak reinforcment positif
bukan hanya dari orang tua tapi juga guru teman sebaya atau lingkungan berada,
berusaha untuk tidak memberi label pada anak bertujuan untuk membuat
pengalaman menyenangkan agar langkah traumatis dapat dihindari, apalagi untuk
label yang berulang, karena hal tersebut malah meyakinkan anak bahwa ia
memang bodoh dan malas. Dengan memahami bahaya labelling dan bagaimana
menghadapi anak dengan gangguan belajar maka langkah kedepan sebaiknya
dapat dilakukan dalam menghadapi anak dengan gangguan belajar (Learning
disability).

B. ANALISA JURNAL

1. Analisa Kedua Jurnal

Kesimpulan dari kedua jurnal adalah identifikasi konsep diri sangat


penting. Institusi pendidikan berperan penting dalam pembentukan konsep diri
diantaranya dengan mengadakan kegiatan bimbingan atau konseling,memberikan
motivasi, memberikan respon – respon positif berupa pujian, dan menghindari
tindakan memvonis mahasiswa kurang pintar dan tidak berkompeten baik secara
verbal maupun non-verbal yang dapat dilakukan oleh staf pengajar/ dosen ketika
proses belajar mengajar dapat pula dilakukan guna memupuk rasa percaya diri
mahasiswa.

Dampak labelling juga sangat mempengaruhi pembentukan konsep diri


anak, renforcment positif membentuk semangat positif bagi anak reinforcment
positif bukan hanya dari orang tua tapi juga guru teman sebaya atau lingkungan
berada, berusaha untuk tidak memberi label pada anak bertujuan untuk membuat
pengalaman menyenangkan agar langkah traumatis dapat dihindari, apalagi untuk
label yang berulang, karena hal tersebut malah meyakinkan anak bahwa ia
memang bodoh dan malas. Dengan memahami bahaya labelling dan bagaimana
menghadapi anak dengan gangguan belajar maka langkah kedepan sebaiknya
dapat dilakukan dalam menghadapi anak dengan gangguan belajar (Learning
disability).

2. Aplikasi Hasil Penelitian bagi Perkembangan Dunia Keperawatan

1) Mengetahui faktor pembentukan konsep diri


2) Mengetahui faktor gangguan konsep diri
3) Mengetahui dampak labeling
4) Mengetahui cara mengatasi gangguan konsep diri
5) Cara mencegah terjadinya gangguan konsep diri
BAB IV

HASIL DISKUSI

1. Menurut kalian apa itu kensep diri ? dan “akui bahwa gangguan konsep diri
buruk itu tidak nyata” menurut saya itu harusnya di akui bahwa gangguan
konsep siri yang buruk itu nyata, bagaimana menurut kalian ? (Pertannyaan
Calista )
Jawab : - Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian
yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu
dalam berhubungan dengan orang lain.
- Akui bahwa gangguan konsep diri buruk itu tidak nyata maksudnya
sebagai contoh, seperti jika kita tidak percaya diri. Kita seharunya
membuat diri kita percaya bahwa sebenarnya kita percaya diri,
dikarenakan jika semakin kita melabeli diri kita untuk terus tidak
percaya diri maka akan selamanya kita terus tidak percaya diri.

2. Jelaskan secara singkat perkembangan konsep diri menurut kalian ?


(Pertanyaan Deva)
Jawab : konsep diri yang dimiliki manusia tidak terbentuk secara instan,
melainkan dengan proses belajar sepanjang hidup manusia. Berasal
dari perkembangan sejalan dengan pertumbuhan, terutama akibat
hubungan dengan individu lain

3. Bagaimana kita dapat memaafkan diri kita sendiri ? (Pertanyaan Alindia)


Jawab : Petama cari tahu alasan yang membuat anda harus memaafkan diri
sendiri, kedua terima bahwa kegagalan tak membuat anda menjadi
orang yang jahat,ketiga jangan takut untuk memulai kembali, ke
empat beradaptasilah dengan pola pikir yang baru dengan belajar dari
kesalahan dari masalalu.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat ditarik kesimpulan bahwa gangguan konsep diri adalah suatu


kondisi dimana individu mengalami kondisi pembahasan perasaan, pikiran
atau pandangan dirinya sendiri yang negative. Gangguan konsep diri
memiliki banyak cara agar kita dapat mengatasinya.

B. Saran

Gangguan konsep diri sangat mempengaruhi kehidupan sehari hari.


Jika kita mengalami gangguan konsep diri kita harus sering membuat diri
kita nyaman. Dan membuat diri kita percaya bahwa diri kita tidak seperti
apa yang kita pikirkan agar diri kita bisa bangkit dari keterpurukan.
DAFTAR PUSTAKA

https://dosenpsikologi.com/gangguan-konsep-diri

https://www.academia.edu/32510342/GANGGUAN_KONSEP_DIRI

https://www.kompasiana.com/atonimeto/pentingnya-konsep-
diri_54f5f32fa33311d87c8b4701

Anda mungkin juga menyukai