Reproduksi Pria
Reproduksi Pria
PEMBAHASAN
Jika dilihat dari tahapannya, proses spermatogenesis dibagi menjadi tiga tahapan :
1. Tahapan Spermatocytogenesis
Yaitu tahapan spermatogonium yang bermiosis menjadi spermatid primer, proses ini
dipengaruhi oleh sel sertoli, dengan sel sertoli yang memberi nutrisi-nutrisi kepada
spermatogonium, sehingga dapat berkembang menjadi spermatotid.
2. Tahapan Meiosis
Merupakan tahapan spermatosit primer bermitosis I membentuk spermatosit sekunder dan
langsung terjadi meiosis II yaitu pembentukan spermatid, dari spermatosit sekunder.
3. Tahapan Spermiogenesis
Merupakan tahapan terakhir pembentukan spermatozoa, dimana terjadi transformasi dari
spermatid menjadi spermatozoa.
Setelah terbentuk spermatozoa, Sperma ini terdiri dari tiga bagian yaitu kepala sperma,
leher sperma dan ekor sperma. Berikut penjelasannya :
a. Kepala Sperma, pada kepala sperma terdapat akrosom yang berfungsi untuk
melindungi kepala sperma.
b. Leher Sperma, pada bagian ini banyak mengandung mitokondria, sehingga tempat
ini merupakan tempat oksidasi sel untuk membentuk energi, sehingga sperma
dapat bergerak aktif.
c. Ekor Sperma, bagian ini merupakan alat gerak sperma menuju ovum. (Rompas,
2014)
Secara ringkas, struktur diatas bertanggung jawab atas tiga jenis ereksi:
Ereksi psikogenik diawali secara sentral sebagai respon terhadap rangsang
audiovisual atau imajinasi. Impuls dari otak memodulasi pusat ereksi di tulang
belakang(T10-L2 dan S2-S4) untuk mengaktifkan proses ereksi.
Ereksi reflexogenik terjadi akibat pacuan pada reseptor sensoris pada penis, yang
dengan interaksi spinal, menyebabkan aksi saraf somatis dan parasimpatis.
Ereksi nokturnal sebagian besar terjadi selama rapid-eye-gerakan tidur (REM).
Mekanisme ini belum diketahui (EI-Sakka and Lue, 2004).
2. Proses Ejakulasi
Ejakulasi adalah proses keluarnya sperma dari penisdan biasanya disertai dengan
orgasme. Waktu ketegangan seksual memuncak, orificiumurethra eksternum dibasahi oleh sekresi
gl.Bulbourethralis.(Christyanni, 2010)
Proses ejakulasi terdiri dari fase emission(pemancaran) dan expulsion (pengeluaran)
dua refleks persarafan sequential yang jelas berbeda namun dikoordinasi dan distimulasi oleh
input saraf sensoris. Serabut saraf sensorik n. pudendus di glans penis mengirim informasi
menuju sacral cord dan bagian otak korteks serebral sensoris. Refleks ejakulasi dimodulasi
oleh otak dan medula spinalis; seseorang dapat berejakulasi dengan stimulasi getaran
penis. Neurotransmiter 5-hidroksitriptamin (5-HT, serotonin) terlibat pada pengendalian
ejakulasi. Efek “perlambatan” (retarding effect) 5-HT pada ejakulasi dikarenakan aktivasi
sentral (yaitu: spinal dan supraspinal) reseptor 5-HT1B dan 5-HT2C, sedangkan rangsangan
reseptor 5-HT1A menimbulkan ejakulasi. (Anurogo, D. 2012)
Sperma bergerak dari tubulus seminiferus menuju epididimis, dan tinggal di sini
sekitar tiga minggu sampai sperma matang. Selanjutnya, sperma memasuki saluran vas
deferens hingga ujung saluran dan bercampur dengan tiga macam sekret hasil sekresi kelenjar
vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar Cowper. Ketiga sekret tersebut bersifat basa
yang berguna agar sperma tetap hidup dan bergerak lincah dalam uretra dan saluran genitalia
wanita yang bersifat asam. Sperma yang telah bercampur dengan sekret tersebut dinamakan
semen. Selanjutnya, semen keluar dari ujung vas deferens, menuju saluran ejakulatorius dan
uretra yang juga merupakan saluran kencing.
Keluarnya semen dari dalam tubuh disebut ejakulasi. Saat ejakulasi, tempat keluar
urine tertutup otot disekitarnya sehingga semen dan urine tidak tercampur. Volume semen
yang dikeluarkan dalam sekali ejakulasi pada umumnya sekitar 2-5 ml yang mengandung
sekitar 50 juta sperma. Jika jumlah sperma yang dikeluarkan kurang dari 20 juta, kecil
kemungkinan terjadi pembuahan.
2.6 Kelainan anatomis dan fisiologis organ – organ dalam system reproduksi
Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi
hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas,
impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi
hormon.
Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen
ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon
human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga,
dilakukan pembedahan.
Uretritis
Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air
kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia
trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.
Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan prostat yang sering disertai dengan peradangan pada uretra.
Gejalanya berupa pembengkakan yang dapat menghambat uretra sehingga timbul rasa nyeri
bila buang air kecil. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun
bukan bakteri.
Epididimitis
Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme
penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.\
Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada
pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.
Anorkidisme
Anorkidisme adalah penyakit dimana testis hanya bejumlah satu atau tidak ada sama sekali.
Hyperthropic prostat
Hyperthropic prostat adalah pembesaran kelenjar prostat yang biasanya terjadi pada usia-usia
lebih dari 50 tahun. Penyebabnya belum jelas diketahui.
Hernia inguinalis
Hernia merupakan protusi/penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari
dinding rongga yang bersangkutan.
Kanker prostat
Gejala kanker prostat mirip dengan hyperthropic prostat. Menimbulkan banyak kematian
pada pria usia lanjut.
Kanker testis
Kanker testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah zakar), yang bisa
menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan di
dalam skrotum (kantung zakar).
Impotensi
Impotensi yaitu ketidakmampuan ereksi ataupun mempertahankan ereksi penis pada pada
hubungan kelamin yang normal.
Infertilitas (kemandulan)
Yaitu ketidakmampuan menghasilkan ketururan. Infertilitas dapat disebabkan faktor di pihak
pria maupun pihak wanita. Pada pria infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan
mengfertilisasi ovum. Hal ini dapat disebabkan oleh:
Gangguan spermatogenesis, misalnya karena testis terkena sinar radio aktif, terkena
racun, infeksi, atau gangguan hormon
Tersumbatnya saluran sperma
Jumlah sperma yang disalurkan terlalu sedikit
Kanker Prostat
1. Kasus
Jumlah orang yang didiagnosa menderita kanker prostat di Queensland naik tiga kali
lipat dalam 30 tahun terakhir. Meski demikian, jumlah penderita yang bertahan hidup lebih
lama juga meningkat. Angka tersebut merupakan hasil dari populasi yang menua dan
meningkat, tapi sekaligus deteksi yang lebih baik dan faktor-faktor resiko yang berubah,
seperti obesitas karena penderita tidak banyak bergerak. Pencegahan kanker prostat dapat
dilakukan dengan mengubah pola makan, gaya hidup sehat, berolahraga cukup, pastikan
memiliki berat badan yang pas.
Data yang dirilis oleh pusat penelitian Dewan Kanker, menunjukkan, kanker prostat
adalah kanker yang paling sering terdiagnosa pada tahun 2012, mengambil porsi 16% dari
semua kasus kanker. Namun 92% dari semua pria yang terdiagnosa kanker tersebut mampu
bertahan hidup selama lebih dari lima tahun. Data tersebut juga menunjukkan, sebanyak
85.140 warga Queensland yang didiagnosa menderita kanker pada lima tahun sebelum 2012,
ternyata mampu bertahan hidup hingga tahun 2012. Makin banyak penderita kanker yang
mampu bertahan hidup tetapi hal itu justru menciptakan tantangan baru dalam membantu
kehidupan mereka agar kembali normal, dan dalam memenuhi kebutuhan fisik serta
emosional mereka.
2. Analisis
Pengertian
Karsinoma prostat merupakan keganasan yang terbanyak diantara keganasan sistem
urogenitalia pria. Tumor ini menyerang pasien yang berusia di atas 50 tahun, diantaranya
30% menyerang pria berusia 70-80 tahun dan 75% pada usia lebih dari 80 tahun. Kanker ini
jarang menyerang pria berusia sebelum usia 45 tahun. (Yudha, 2014)
Penyebab
Sementara kita belajar lebih banyak tentang faktor risiko prostat kanker, masih ada
banyak kita tidak yakin tentang hal tersebut, misalnya cara untuk mengurangi risiko kanker
prostat. Faktor risiko yang penting, terlepas dari usia, sejarah keluarga Anda.
Kita tahu bahwa persentase penderita kanker prostat berbeda di seluruh dunia. Misalnya, pria
Afrika-Amerika memiliki tingkat yang jauh lebih tinggi dari kanker prostat daripada pria
Jepang. Beberapa penelitian menyarankan bahwa makan banyak lemak, khususnya
lemak hewan, dapat meningkatkan kesempatan Anda untuk kanker prostat. Selain riwayat
keluarga dan makanan, obesitas juga berperan serta dalam memicu munculnya kanker
prostat. (Cancer Council Australia, 2010)
Epidemiologi
Kanker prostat merupakan tumor yang paling sering terjadi pada pria di Amerika
Serikat. Sekitar 200.000 kasus baru didiagnosis setiap tahunnya. Kanker prostat menunjukkan
morbiditas dan mortalitas yang sangat tinggi pada populasi pria di Amerika. Secara khusus
kanker prostat ternyata lebih banyak diderita oleh bangsa Afro-Amerika yang berkulit hitam
daripada bangsa kulit putih. Hal tersebut ditunjukkan dengan perbandingan bahwa 1 dari 9
pada kulit hitam di Amerika Utara akan menderita kanker prostate, sedangkan pada kulit
putih di Amerika Utara hanya 1 dari 11 orang akan mengidap kanker prostate. Sedangkan di
Asia sendiri masih terhitung rendah. Di Indonesia data di bagian Sub bagian Urologi, Bagian
bedah FKUI, selama periode 1995-1998 ditemukan data-data 17 kasus per tahun. Data dari
13 Fakultas Kedokteran Negeri di Indonesia kanker prostat termasuk dalam 10 penyakit
keganasan tersering pada pria dan menduduki peringkat ke 2 setelah kanker buli-buli.
(Yudha, 2014)
Diagnosis dan Pengobatan
Sejak diperkenalkan pada akhir tahun 80-an, prostate spesifik antigen (PSA)
merupakan salah satu alat bantu untuk diagnosis kanker prostat, dikombinasikan dengan
pemeriksaan colok dubur dan biopsy prostat dengan bimbingan Transrectal
Ultrasonography (TRUS). Biopsi prostat dilakukan apabila ditemukan kecurigaan kanker
prostat pada pemeriksaan colok dubur yaitu adanya konsistensi prostat yang keras, adanya
nodul, atau pembesaran
prostat yang tidak simetris. Biopsi juga akan dikerjakan bila ditemukan lesi hypoechoic atau
hiperechoic pada pemeriksaan TRUS. Selain itu juga dikerjakan bila nilai PSA >10 ng/ml
atau PSA density (PSAD) >0,15 pada penderita dengan nilai PSA antara 4 – 10 ng/ml
walaupun tidak ada kecurigaan pada pemeriksaan colok dubur maupun pemeriksaan TRUS.
Pilihan perawatan medis untuk mengobati kanker prostat tidak sama untuk semua
kanker prostat. Pemilihan pengobatan tergantung pada usia, kondisi medis umum, harapan
hidup, seberapa cepat tumbuh dan berapa banyak kanker telah menyebar, dan manfaat serta
kemungkinan efek samping pengobatan. Sebuah rencana perawatan harus individual pada
setiap pasien dan tergantung pada dokter untuk menentukan terapi serta kemungkinan efek
samping terapi. (Yudha, 2014)
Pencegahan
Di sisi lain, nutrisi dalam makanan seperti selenium (rendah dalam beberapa tanah
Australia) dan lycopene (ditemukan di dimasak tomat) telah terbukti mengurangi risiko
prostat kanker dalam beberapa studi. Vitamin D telah terbukti untuk melindungi terhadap
pertumbuhan prostat sel di laboratorium, namun populasi studi, terutama di Amerika dan
Scandinavia, telah menunjukkan hasil yang beragam pada Asosiasi antara Vitamin D dan
kanker prostat pada manusia. Gaya diet Mediterania, dengan kandungan tinggi matang tomat,
dianggap menjadi pelindung. Makan diet rendah lemak hewan dan tinggi dalam buah,
sayuran dan kacang-kacangan (kacang) dapat menawarkan beberapa perlindungan terhadap
kanker prostat. Untuk saat ini, tidak ada rekomendasi yang pasti tentang apa yang harus dan
tidak boleh makan. Namun, memiliki asupan tinggi pabrik makanan, termasuk kacang-
kacangan, tinggi serat dan rendah lemak dan rendah hewan lemak akan membuatpengaruh.
(Cancer Council Australia, 2010)