Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Teori Kebijakan Publik


W.N.Dunn mengungkapkan bahwa kebijakan publik adalah sebuah list pilihan suatu
tindakan yang saling terhubung yang disusun oleh sebuah instansi atau pejabat pemerintah
antara lain dalam sebuah bidang pertahanan, kesehatan, pendidikan, kesejahteraan,
pengendalian kriminalitas, dan sebuah pembangunan perkotaan.

Woll mengungkapkan bahwa Kebijakan publik adalah sejumlah sebuah kegiatan


pemerintah dalam memecahkan suatu masalah dalam masyarakat, baik secara langsung
ataupun melalui berbagai suatu lembaga yang dipengaruhi sebuah kehidupan masyarakat.

Robert Eyestone mengungkapkan bahwa kebijakan publik yakni sebagai suatu hubungan
unit pemerintah dengan sebuah lingkungannya. Dalam pernyataan ini bisa diklasifikasikan
sebagai democratic governance, yang mana didalamnya terdapat suatu interaksi negara
dengan rakyatnya dalam rangka untuk mengatasi dalam persoalan publik.

Jadi, Berdasarka pengertian para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Kebijakan Publik
adalah suatu tindakan yang dibuat oleh pemerintah secara terstruktur dan berdasarkan
realita dilapangan guna memecahkan suatu permasalahan ditengah masyarakat.

1.2. Teori Kepemimpinan


Menurut Young Kepemimpinan yaitu suatu bentuk dominasi atas dasar kemampuan
individu yang mampu mengajak dan mendorong orang lain untuk melakukan sesuatu
berdasar penerimaan dari kelompok, dan mempunyai suatu keahlian khusus yang tepat
dalam situasi tertentu.

Menurut Tead, Terry, Hoyt Kepemimpinan yaitu seni mempengaruhi orang lain supaya
mau bekerjasama berdasar atas kemampuan orang tersebut dalam memberikan bimbingan
dan arahan guna mencapai tujuan yang diinginkan oleh kelompok.

Menurut Moejiono kepemimpinan yaitu merupakan akibat dari satu arah yang mungkin
dikarenakan sang pemimpin memiliki kualitas tertentu yang membuatnya unggul di antara
pengikutnya.

Jadi, berdasarkan pengertian para ahli di atas, bisa disimpulkan bahwa Kepemimpinan
adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan
sesuatu sesuai tujuan bersama.

1.3. Rumusan Maslah


1. Apakah alasan yang mendasari sehingga perlunya membuat Kebijakan Publik
2. Apasaja tahapan pembuatan Kebijakan Publik
3. Bagaimana Korelasi Teori Kebijakan Publik dengan Teori Kepemimpinan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Urgensi Kebijakan Publik

Untuk melakukan studi kebijakan publik merupakan studi yang bermaksud untuk
menggambarkan, menganalisis, dan menjelaskan secara cermat berbagai sebab dan
akibat dari tindakan-tindakan pemerintah. Studi kebijakan publik menurut Thomas R.
Dye, sebagaimana dikutip Sholichin Abdul Wahab ( Suharno: 2010: 14) sebagai
berikut:
“Studi kebijakan publik mencakup menggambarkan upaya kebijakan publik, penilaian
mengenai dampak dari kekuatankekuatan yang berasal dari lingkungan terhadap isi
kebijakan publik, analisis mengenai akibat berbagai pernyataan kelembagaan dan
proses-proses politik terhadap kebijakan publik; penelitian mendalam mengenai akibat-
akibat dari berbagai kebijakan politik pada masyarakat, baik berupa dampak kebijakan
publik pada masyarakat, baik berupa dampak yang diharapkan (direncanakan) maupun
dampak yang tidak diharapkan. ”Sholichin Abdul Wahab sebagaimana dikutip Suharno
(2010: 16-19) dengan mengikuti pendapat dari Anderson (1978) dan Dye (1978)
menyebutkan beberapa alasan mengapa kebijakan publik penting atau urgen untuk
dipelajari, yaitu:

a. Alasan Ilmiah
Kebijakan publik dipelajari dengan maksud untuk memperoleh pengetahuan yang
luas tentang asal-muasalnya, proses perkembangannya, dan konsekuensi-
konsekuensinya bagi masyarakat. Dalam hal ini kebijakan dapat dipandang sebagai
variabel terikat (dependent variable) maupun sebagai variabel independen
(independent variable). Kebijakan dipandang sebagai variabel terikat, maka
perhatian akan tertuju pada faktor-faktor 19 politik dan lingkungan yang membantu
menentukan substansi kebijakan atau diduga mempengaruhi isi kebijakan piblik.
Kebijakan dipandang sebagai variabel independen jika focus perhatian tertuju pada
dampak kebijakan tertuju pada sistem politik dan lingkungan yang berpengaruh
terhadapo kebijakan publik.

b. Alasan professional
Studi kebijakan publik dimaksudkan sebagai upaya untuk menetapkan pengetahuan
ilmiah dibidang kebijakan publik guna memecahkan masalah-masalah sosial sehari-
hari.

c. Alasan Politik
Mempelajari kebijakan publik pada dasarnya dimaksudkan agar pemerintah dapat
menempuh kebijakan yang tepat guna mencapai tujuan yang tepat pula.
. 2.2. Tahap-Tahap Kebijakan Publik

Proses pembuatan kebijakan publik merupakan proses yang kompleks karena melibatkan
banyak proses maupun variabel yang harus dikaji. Oleh karena itu beberapa ahli politik
yang menaruh minat untuk mengkaji kebijakan publik membagi proses-proses penyusunan
kebijakan publik kedalam beberapa tahap. Tujuan pembagian seperti ini adalah untuk
memudahkan kita dalam mengkaji kebijakan publik. Namun demikian, beberapa ahli
mungkin membagi tahap-tahap ini dengan urutan yang berbeda. Tahap-tahap kebijakan
publik menurut William Dunn sebagaimana dikutip Budi Winarno (2007: 32-34 adalah
sebagai berikut :

a. Tahap penyusunan agenda


Para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan masalah pada agenda publik.
Sebelumnya masalah ini berkompetisi terlebih dahulu untuk dapat masuk dalam agenda
kebijakan. Pada akhirnya, beberapa masalah masuk ke agenda kebijakan para perumus
kabijakan. Pada tahap ini mungkin suatu masalah tidak disentuh sama sekali, sementara
masalah yang lain ditetapkan menjadi fokus pembahasan, atau ada pula masalah karena
alasanalasan tertentu ditunda untuk waktu yang lama.

b. Tahap formulasi kebijakan


Maslaah yang telah masuk ke agenda kebijakan kemudian dibahas oleh para pembuat
kebijakan. Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk kemudian dicari pemecahan
masalah terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai alternatif atau
pilihan kebijakan (policy alternatives/policy options) yang ada. Dalam perumusan
kebijakan masing-masing alternatif bersaing untuk dapat dipilih sebagai kebijakan yang
diambil untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini masing-masing actor akan
bersaing dan berusaha untuk mengusulkan pemecahan masalah terbaik.

c. Tahap adopsi kebijakan


Dari sekian banyak alternatif kebijakan yang ditawarkan oleh para perumus kebijakan,
pada akhirnya salah satu dari alternatif kebijakan tersebut diadopsi dengan dukungan
dari mayoritas legislatif, konsensus antara direktur lembaga atau putusan peradilan.

d. Tahap implementasi kebijakan


Suatu program kebijakan hanya akan menjadi catatan-catatan elit jika program tersebut
tidak diimplementasikan, yakni dilaksanakan oleh badan-badan administrasi maupun
agen-agen pemerintah di tingkat bawah. Kebijakan yang telah diambil dilaksanakan
oleh unit-unit administrasikan yang memobilisasikan sumber daya finansial dan
manusia. Pada tahap implementasi ini berbagai kepentingan akan saling bersaing.
Beberapa implementasi kebijakan mendapat dukungan para pelaksana (implementors),
namun beberapa yang lain munkin akan ditentang oleh para pelaksana.

e. Tahap evaluasi kebijakan


Dalam tahap ini kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai atau dievaluasi, unuk
melihat sejauh mana kebijakan yang dibuat untuk meraih dampak yang diinginkan,
yaitu memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat. Oleh karena itu ditentukan
ukuran-ukuran atau kriteria-kriteria yamh menjadi dasar untuk menilai apakah
kebijakan publik yang telah dilaksanakan sudah mencapai dampak atau tujuan yang
diinginkan atau belum.
2..3. Korelasi Kebijakan Publik dengan Kepemimpinan

Seorang pemimpin dituntut memiliki karakteristik yang kharismatik yang


sebagaimana dijelaskan oleh Burn (1978) dan Bass (1985) antara lain berkarakter:
Percaya diri, memiliki suatu misi ideal masa depan, memiliki kemampuan mengungkap
visi sejelas mungkin, memiliki keyakinan kuat mengenai visi, berperilaku di luar aturan
konvensional, mampu menjadi agen perubahan dan memiliki kepekaan terhadap
lingkungan. Pemimpin yang kharismatik akan mampu melakukan tugas kepemimpinan
secara maksimal dan menjadi pemimpin yang mampu membawa perubahan bukan
melalui janji-janji dan imbalan, tetapi melalui kekuatan emosional, intelektual, dan
pengakuan terhadap kapasitas bawahan.
Sedemokratis apapun formulasi kebijakan publik, pada akhirnya yang
memutuskan adalah pemimpin. Manajer- manajer berperan sebagai pelaksana atau
lebih banyak menjadi bagian implementasi kebijakan dan tidak pada keseluruhannya.
Peran pemimpin dalam kebijakan publik teramat vital krena hanya pemimpinlah yang
mempunyai tugas pokok memastikan rumusan kebijakan di buat sesuai dengan
seharusnya das sein mendekati das sollen. Untuk itulah pemimpin di pilih; untuk itulah
seorang pemimpin harus mempunyai berbagai karakter tidak asal manusia tidak asal
populer.
Agenda bagi pemimpin- pemimpin khususnya presiden, menteri,
gubernur,bupati hari ini dan di masa depan. Pertama memahami makna kebijakan
publik dan bagaimana variasinya dalam formulasi, implementasi, dan evaluasi. Kedua,
mengambil pakar- pakar kebijakan sebagai mitra- mitra kerja fungsional/ asistensial
sebagai upaya meningkatkan kepastian keutamaan dalam kebijakan publik.
Ketiga, keep-up-date dengan perkembangan terbaru dalam konteks tantangan zaman
dan tantangan kepemimpinan yang dihadapai.
BAB III
PENUTUP

3.1.Penutup

Peran Kepemimpinan dalam kebijakan publik dalah pemimpin, dimanapun


tempatnya, yang berkriteria legal, professional, dan procedural, sepertinya sudah tidak
perlu di perdebatakan, karena it is a must.Yang perlu di kedepankan sebagai prasyarat
justru prasyarat kemanusiaan: sejauh mana sang pemimpin bisa memberikan harapan
pada organisasi yang di pimpinnya. Pemimpin adalah pelita yang berjalan di depan ,
dan berkorban untuk menjadi yang di depan. Karena kepemimpinan pada akhirnya
bukan masalah karisma, kekuasaan, atau kekayaan. Kepemimpinan adalah peran.
DAFTAR PUSTAKA

http://hanlytyzonangginaloy.blogspot.com/2015/05/bab-i-pendahuluan-pemerintahan-
yang.html
http://edysuandi.staff.uii.ac.id/2012/02/24/kepemimpinan-dan-implementasinya-dalam-
pembangunan-di-daerah/
https://www.google.com/search?safe=strict&rlz=1C1CHFX_enID741ID741&ei=8OY7Xevk
D-
rVz7sPvNqD2AI&q=kebijakan+kepemimpinan&oq=korelasi+kebijakan+publik+dengan+teo
ri+kepemimpinan&gs_l=psy-ab.1.0.0i71l8.0.0..10894...0.0..0.0.0.......0......gws-
wiz.jjcBVIC_Z2U
https://www.google.com/search?safe=strict&rlz=1C1CHFX_enID741ID741&ei=Aec7XZDYKpiy9QOs_
qXgCw&q=google+scholar&oq=&gs_l=psy-ab.1.3.35i39l10.88804.90575..96162...1.0..4.2443.9577.9-
4......0....1..gws-wiz.....10..0i71.yRKlNpiMFwA
COVER
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Pengertian Kebijakan Publik
1.2.Pengertian Teori Kepemimpinan
1.3.Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Urgensi Kebijakan Publik
2.2.Tahapan Pembuatan Kebijakan Publik
2.3.Korelasi Kebijakan Publik dengan teori Kepemimpinan
BAB III PENUTUP
3.1.Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai