Anda di halaman 1dari 13

PANDUAN

INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DAN ASI EKSKLUSIF

TAHUN 2018

RSUD Prof. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG


JL. MOH. HATTA 19 KUPANG TELP / FAX (0380)832892
1
PEMERINTAH PRO
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF. DR. W.Z. JOHANNES
KUPANG
Jl. Dr. Moch. Hatta No. 19 Tlp/Fax ( 0380 ) 832892
Website : www.rsudwzjohannes.nttprof.go.id email : rsudjohannes@gmail.com
KUPANG
Kode Pos 85111

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


Prof.. DR. W.Z. JOHANNES KUPANG
NOMOR: 463 TAHUN 2018

TENTANG
PANDUAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DAN ASI EKSKLUSIF

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF. DR.. W.Z. JOHANNES KUPANG

Menimbang : a. Bahwa
a untuk menyelenggarakan kegiatan Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) pada Rumah
Sakit Umum Daerah Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang, perlu
untuk melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI
Eksklusif
b. Bahwa agar pelaksanaan Inisias
Inisiasii Menyusu Dini (IMD) dan ASI
Eksklusif sebagaimana dimaksud pada huruf a, dapat berjalan
dan dipertanggungjawabkan maka perlu adanya panduan
tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif di
Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang
dengan
engan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Prof.
DR. W. Z. Johannes Kupang
c. Bahwa
ahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam butir a dan b tersebut diatas, maka perlu ditetapkan

2
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR.
W. Z. Johannes Kupang.
Mengingat : 1. Undang-Undang RI. Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek
kedokteran;
2. Undang-Undang RI. Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5072);
4. Undang-Undang RI. Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan
5. Peraturan Pemerintah RI No. 33 Tahun 2013 tentang
Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
147/Menkes/PER/I/2010 Tentang Perizinan Rumah Sakit;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1438/Menkes/PER/IX/2010 Tentang Standar Pelayanan
Nasional;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/Menkes/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 131/Menkes/SK/II/2004
Tentang Sistem Kesehatan Nasional
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008
Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
1051/MENKES/SK/XI/2008 tentang Pedoman Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 jam
di Rumah Sakit

3
MEMUTUSKAN

Menetapkan :

KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF. DR.


W. Z. JOHANNES KUPANG TENTANG PANDUAN INISIASI MENYUSU
DINI (IMD) DAN ASI EKSKLUSIF RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF.
DR.. W.Z. JOHANNES KUPANG
KEDUA : Penetapan Panduan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif di
lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang
sebagaimana dimaksud dalam diktum pertama tercantum dalam lampiran
peraturan ini.

KETIGA : Panduan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif Rumah Sakit
Umum Daerah Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang sebagaimana dimaksud
dalam Dictum Kedua menjadi acuan dalam melaksanakan upaya
menurunkan angka kematian ibu dan bayi

KEEMPAT: Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan Di : Kupang
Pada Tanggal : 07 September 2018

Plt. Direktur RSUD Prof, DR, W. Z. Johannes Kupang

drg. DOMINIKUS MINGGU, M.Kes


Pembina Utama Madya
NIP. 19600731 198812 1 001

4
DAFTAR ISI

BAB. I DEFINISI ……………………………………………………...


BAB. II RUANG LINGKUP ……………………………………………………...
BAB. III TATA LAKSANA ………………………………………………………
BAB IV DOKUMENTASI ………………………………………………………

5
BAB I
DEFINISI

A. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)


Inisiasi Menyusu Dini (IMD), adalah proses membiarkan bayi dengan
nalurinya sendiri dapat menyusui segera dalam satu jam pertama setelah lahir,
bersamaan dengan kontak kulit antara bayi dengan kulit ibu. Bayi dibiarkan
setidaknya selama satu jam di dada ibu, sampai dia menyusui sendiri. Karena
inisiatif untuk menyusui diserahkan pada bayi, maka istilah yang digunakan adalah
Inisiasi Menyusu Dini, bukan menyusui.
Istilah menyusui lebih tepat digunakan pada ibu yang melakukan kegiatan
memberi ASI. Inisiasi Menyusu Dini akan sangat membantu dalam
keberlangsungan pemberian ASI eksklusif (ASI saja) dan lama menyusui. Dengan
demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun, dan mencegah
anak kurang gizi.
Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan Unicef yang
merekomendasikan inisiasi menyusui dini sebagai tindakan "penyelamatan
kehidupan", karena inisiasi menyusui dini dapat menyelamatkan 22 persen dari bayi
yang meninggal sebelum usia satu bulan.
“Menyusui Satu jam pertama kehidupan yang diawali dengan kontak kulit
antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indikator global. Ini merupakan hal baru
bagi Indonesia, dan merupakan program pemerintah, sehingga diharapkan semua
tenaga kesehatan di semua tingkatan pelayanan kesehatan baik swasta, maupun
masyarakat dapat mensosialisasikan dan melaksanakan mendukung suksesnya
program tersebut, sehingga diharapkan akan tercapai sumber daya Indonesia yang
berkualitas,“ ujar Ibu Negara pada suatu kesempatan.

B. Air Susu Ibu (Asi) Eksklusif


Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah makanan tunggal dan terbaik yang
memenuhi semua kebutuhan tumbuh kembang bayi sampai berusia 6 bulan. ASI
yang pertama keluar adalah kolostrum atau yang sering disebut ‘cairan emas’

6
karena berwarna kekuningan, mengandung protein dan antibodi yang tidak dapat
diperoleh dari sumber lain termasuk susu formula. Hanya ASI satu-satunya
makanan dan minuman yang diperlukan oleh seorang bayi dalam enam bulan
pertama. Tidak ada makanan atau minuman lain, termasuk air putih, yang
diperlukan selama periode ini.
ASI adalah makanan terbaik untuk bayi Anda. Susu hewan, susu formula
(bahkan yang harganya paling mahal), susu bubuk, teh, minuman yang
mengandung gula, air putih, pisang dan padi-padian tidak memiliki kandungan
sebaik ASI.
ASI adalah makanan yang bergizi dan berkalori tinggi, yang mudah untuk
dicerna. ASI memiliki kandungan yang membantu penyerapan nutrisi, membantu
perkembangan dan pertumbuhanan, juga mengandung sel-sel darah putih, anti-
bodi, anti-peradangan dan zat-zat biologi aktif yang penting bagi tubuh bayi dan
melindungi bayi dari berbagai penyakit. Kandungan-kandungan tersebut TIDAK
terdapat dalam susu formula, selain itu asupan apapun selain ASI sulit dicerna oleh
bayi, sehingga justru akan membahayakan kesehatannya.
Pada bulan-bulan pertama, saat bayi berada pada kondisi yang sangat rentan,
pemberian maka-nan atau minuman lain selain ASI akan meningkatkan resiko
terjadinya diare, infeksi telinga, alergi, meningitis, leukemia, Sudden Infant Death
Syndrome/SIDS -sindrom kematian tiba-tiba pada bayi- penyakit infeksi dan
penyakit-penyakit lain yang biasa terjadi pada bayi.
ASI yang diproduksi ibu mempunyai komposisi yang sempurna untuk bayinya.
Tidak ada yang bisa membuat makanan yang sesempurna ini. Antibodi yang
terkandung dalam ASI dibuat khusus untuk virus dan bakteri yang dihadapi ibu dan
bayinya pada saat itu. Komposisi ASI berbeda-beda dari pagi sampai malam hari,
dari tegukan pertama sampai akhir setiap kali anak menyusui berubah untuk
memenuhi kebutuhan dan perkembangan bayi dengan rasa yang dipengaruhi oleh
makanan yang dikonsumsi ibu, sehinga setiap teguk ASI berbeda dan sempurna
untuk bayinya. Tidak ada produsen susu formula yang bisa membuat makanan
yang lebih sempurna untuk bayi dibandingkan sang ibu.

7
BAB II
RUANG LINGKUP

Pelayanan ASI Eksklusif dan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) di RSUD. Prof. Dr.
W.Z. Johannes Kupang mencakup seluruh bayi yang dilahirkan di RSUD. Prof. Dr. W.Z.
Johannes Kupang

8
BAB III
TATA LAKSANA

A. Tata Laksana Inisiasi Menyusu Dini Secara Umum


1. Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan.
2. Seluruh badan dan kepala bayi dikeringkan secepatnya, kecuali kedua
tangannya. Lemak putih (vernix) yang menyamankan kulit bayi sebaiknya
dibiarkan.
3. Bayi ditengkurapkan di dada atau perut ibu. Biarkan kulit bayi melekat dengan
kulit ibu. Posisi kontak kulit dengan kulit ini dipertahankan minimun satu jam atau
setelah menyusui awal selesai. Kedunya diselimuti, jika perlu gunakan topi bayi.
4. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu. Ibu dapat merangsang bayi dengan
sentuhan lembut tetapi tidak memaksakan bayi ke puting susu.
5. Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku
bayi sebelum menyusui. Hal ini dapat berlangsung selama beberapa menit atau
satu jam, bahkan lebih. Dukungan ayah akan meningkatkan rasa percaya diri
ibu. Biarkan bayi dalam posisi kulit bersentuhan dengan kulit ibunya setidaknya
selama satu jam, walaupun ia telah berhasil menyusui pertama sebelum satu
jam. Jika belum menemukan puting payudara ibunya dalam waktu satu jam,
biarkan kulit bayi tetap bersentuhan dengan kulit ibunya sampai berhasil
menyusui pertama.
6. Dianjurkan untuk memberikan kesempatan kontak kulit dengan kulit pada ibu
yang melahirkan dengan tindakan, misalnya operasi caesar.
7. Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, di ukur, di cap setelah satu jam atau
menyusui awal selesai. Prosedur yang invasife, misalnya suntikan vitamin K dan
tetesan mata bayi dapat ditunda.
8. Rawat gabung – ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar. Selama 24 jam ibu –
bayi tetap tidak dipisahkan dan bayi selalu dalam jangkauan ibu. Pemberian
minuman pre-laktal (cairan yang diberikan sebelum ASI keluar) dihindarkan.
(Roesli Utami, 2008:20-22)

9
B. Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini Pada Ibu Post Operasi Caesar
1. Tenaga dan pelayanan kesehatan yang suportif
2. Jika mungkin, diusahakan suhu ruangan 20°-25°C. Disediakan selimut untuk
menutupi punggung bayi dan badan ibu. Disiapkan juga topi bayi untuk
mengurangi hilangnya panas dari kepala bayi.
3. Anjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat melahirkan yang tepat,
sensitif dan mendukung ibu
4. Sarankan untuk mempergunakan cara yang tidak mempergunakan obat kimiawi
dalam menolong ibu saat melahirkan (pijat, aroma therapi dsb)
5. Biarkan ibu menentukan cara dan posisi melahirkan
6. Keringkan bayi secepatnya tanpa menghilangkan vernix yang menyamankan
kulit bayi
7. Tengkurapkan bayi di dada atau perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit
ibu. Selimuti keduanya, kalau perlu menggunakan topi bayi
8. Biarkan bayi mencari puting susu ibunya sendiri. Ibu dapat merangsang bayi
dengan sentuhan lembut. Bila perlu ibu boleh mendekatkan bayi pada puting
tapi jangan memaksakan bayi ke puting susu
9. Biarkan bayi dalam posisi kulit bersentuhan dengan kulit ibu sampai proses
menyusui pertama selesai
10. Ibu melahirkan dengan proses operasi berikan kesempatan skin to skin contact
11. Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur, dicap, setelah menyusui dini
selesai
12. Hindarkan pemberian minuman pre-laktal
13. Jika inisiasi dini belum terjadi di kamar bersalin, kamar operasi atau bayi harus
dipindah sebelum satu jam maka bayi tetap diletakkan di dada ibu ketika
dipindahkan ke kamar perawatan atau pemulihan.

10
BAB IV
DOKUMENTASI

Pencatatan merupakan bukti dari kualitas pelayanan / asuhan yang diberikan


kepada ibu dan bayi. Hal-hal yang perlu ditulis/direkam pada pencatatan Inisiasi
Menyusui Dini (IMD) dan ASI Eksklusif dibuat dalam bentuk sensus bulanan, dan data
akan dikumpulkan setiap tanggal 10 bulan berikutnya. Blangko sensus bulanan yang
digunakan dalam pendokumentasian IMD dan ASI Eksklusif dibuat oleh Tim PONEK
dan dibagi ke ruangan VK, Flamboyan dan Sasando.
Pendokumentasian tentang ASI eksklusif berupa edukasi tentang pemberian asi
eksklusif sesuai dengan lembar formulir edukasi (RM 5.4) dalam status pasien.

11
LAMPIRAN

DATA BAYI YANG DILAKUKAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD)

Ruangan :
Bulan :

NAMA BIDAN
HARI / NAMA YANG
NO NO. MR KET
TANGGAL BAYI MELAKUKAN
IMD

12
DATA EDUKASI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSLUSIF

Ruangan :
Bulan :

HARI / NAMA TANDA TANGAN


NO NO. MR KET
TANGGAL PASIEN BIDAN PASIEN/KEL

13

Anda mungkin juga menyukai