Anda di halaman 1dari 11

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Danau
Danau didefinisikan sebagai wadah air dan ekosistemnya yang terbentuk secara
alamiah termasuk situ dan wadah air sejenis dengan sebutan istilah lokal (MenLH,
2009). Jika wadah air yang terbentuk adalah sebagai akibat dibangunnya bendungan
dan berbentuk pelebaran badan danau, maka danau buatan tersebut dinamakan waduk
atau bendungan (Jorgensen, 2013).

Pada dasarnya danau memiliki dua fungsi utama, yaitu fungsi ekologi dan sosial-
ekonomi-budaya. Fungsi ekologi danau adalah pengatur tata air, pengendali banjir,
unsur hara dan bahan pencemar. Fungsi sosial-ekonomi-budaya danau adalah
memenuhi keperluan hidup manusia, antara lain untuk air minum, kebutuhan sehari-
hari, tempat sumber protein, estetika, rekreasi, dan pariwisata. Selain itu, danau juga
berfungsi untuk mengatur sistem hidrologi yaitu dengan menyeimbangkan aliran air
antara hulu dan hilir sungai, serta memasok air ke kantung–kantung air lain seperti
akuifer (air tanah), sungai dan persawahan. Dengan demikian danau dapat
mengendalikan dan meredam banjir pada musim hujan, serta menyimpannya sebagai
cadangan pada musim kemarau (KLH, 2011).

Institut Sains dan Teknologi Nasional


5

2.2 Pencemaran Danau


Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 01 tahun 2010 tentang Tata
Laksana Pengendalian Pencemaran Air mendefinisikan pencemaran air sebagai
masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke
dalam air oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu air limbah yang
telah ditetapkan (MenLH, 2010). Bahan pencemar dari luar danau dapat masuk
melalui dua cara, yaitu berasal dari sumber tertentu (point source) dan dari sumber
tak tentu (nonpoint source pollutant). Sumber tertentu merujuk pada air limbah
industri dan domestik yang memiliki aliran tetap menuju danau, sedangkan sumber
tak tentu merupakan limbah yang berasal dari aktivitas pemukiman dan erosi tanah
yang umumnya tidak memiliki jalur langsung menuju danau (Le et al., 2010; Zhang
et al., 2010).

Pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan


pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin kualitas air agar sesuai
dengan baku mutu air. Pencemaran air terjadi jika memasuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan
manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air
tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Pengelolaan kualitas air adalah
upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai
peruntukannya agar kualitas air tetap dalam kondisi alamiahnya. Parameter biologi
yang untuk kualitas air sering menggunakan jumlah bakteri Coliform dan fecal
Coliform dalam satu liter air. Bakteri Coliform merupakan bakteri yang umumnya
ditemukan di saluran pencernaan manusia dan sisa pembuangannya (feses).

Institut Sains dan Teknologi Nasional


6

Keberadaan bakteri Coliform di dalam air menjadi indikasi adanya bakteri patogen
termasuk virus. Sebaliknya, tidak ditemukannya bakteri Coliform menunjukkan
kecilnya kemungkinan keberadaan bakteri patogen dalam air (US EPA, 2001). Tidak
semua bakteri Coliform berasal dari feses, ada beberapa bakteri yang berasal dari
tanah sehingga total Coliform digunakan sebagai indikator untuk air minum,
sedangkan Fecal Coliform merupakan indikator untuk air tawar (PerPem, 2001;
Tchobanoglous et al., 2003).

Total Coliform merupakan bakteri-bakteri Gram negatif berbentuk batang yang


dapat memfermentasi laktosa dengan menghasilkan gas (atau membentuk koloni
selama 24±2 sampai 48±3 jam pada suhu inkubasi di media yang sesuai) pada suhu

35±0,5oC. Total Coliform meliputi bakteri-bakteri dari genus Escherichia,


Citrobacter, Enterobacter dan Klebsiela. Bakteri-bakteri yang dapat memproduksi

gas atau koloni pada suhu inkubasi 44,5±0,2oC selama 24±2 jam masuk dalam
golongan Fecal Coliform (Tchobanoglous et al., 2003).

2.3 Bakteri Escherichia coli


2.3.1 Morfologi dan Klasifikasi
Bakteri Escherichia coli adalah bakteri anaerob fakultatif dari famili
Enterobacteriaceae yang umumnya ditemukan pada saluran cerna bagian bawah
hewan berdarah panas dan manusia. Bakteri ini berukuran 0,4-0,7µm x 1,4µm,
bersifat Gram negatif, serta memiliki morfologi berupa basil pendek (kokobasil).
(Kapoor, 2010; Mody et al., 2015).

Institut Sains dan Teknologi Nasional


7

Klasifikasi taksonomi Escherichia coli : (Todar, 2008)

Kingdom : Bacteria
Divisio : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Esherichia coli

Kelompok genus dari Escherichia dikelompokkan ke dalam famili


Enterobacteriaceae, Escherichia coli dan bakteri feses Coliform lain mayoritas
terdapat pada limbah dan air yang terkontaminasi oleh limbah, oleh karena itu
infeksi sering terjadi saat tertelan makanan dan minuman yang terkontaminasi
oleh air yang tidak diproses sebelumnya. Air yang ingin digunakan dimaksudkan
air yang telah diproses sebelumnya dengan cara dimasak atau dilakukan
penyaringan sehingga mikroba yang terkandung dalam air tersebut bisa
hilang/berkurang sesuai batas ambang bakteri. Kebersihan personal juga berperan
penting dalam penyebaran infeksi terkait Escherichia coli. Beberapa kasus
penyakit infeksi yang berhubungan dengan infeksi Escherichia coli yang telah
diketahui diantaranya; diare, septikemia, gastroenteritis dan infeksi saluran kemih
(Mishra, 2013).

Institut Sains dan Teknologi Nasional


8

2.3.2 Biakan dan Sifat Pertumbuhan

Gambar 2.1 Hasil inokulasi Escherichia coli pada media CCA


(Sumber: Udit B, 2018)

Semua spesies pada Escherichia coli dapat meragi glukosa dengan


membentuk asam dan gas (baik aerob maupun anaerob). Escherichia coli yang
patogen dapat hidup pada suhu rendah sekalipun yaitu 7oC maupun suhu yang
tinggi yaitu 44oC, namun dia akan lebih optimal tumbuh pada suhu antara 35oC-
37°C, serta dalam kisaran pH 4,4-8,5. Pada media selektif differensial
Chloromocult Coliform Agar (CCA) koloni bakteri Escherichia coli akan
menimbulkan warna biru violet, dan pada pewarnaan Gram bakteri ini akan
memberikan gambaran batang pendek berwarna merah (Kapoor. 2010, Mody et
al,. 2015)

Gambar 2.2 Hasil pewarnaan Gram Escherichia coli


(Sumber: Prescott, 2002)

Institut Sains dan Teknologi Nasional


9

2.4 Metode Pengujian Bakteri E.coli pada Air Danau


2.4.1 Pengujian Coliform dengan Uji Pendugaan

Media yang digunakan pada uji pendugaan adalah Lactose Broth (LB). LB
adalah media untuk penanaman bakteri koliform yang berasal dari air. LB merupakan
media pre-enrichment bagi Coliform, dimana umumnya bakteri tersebut jumlahnya
sedikit pada sampel sehingga sulit dideteksi. Uji ini digunakan untuk memperoleh
informasi secara kualitatif yang didasarkan pada prinsip bahwa hanya bakteri sasaran
(Coliform dan Escherichia coli) dan tidak ada substrat yang disediakan untuk bakteri
lainnya. Sebuah substrat digunakan sebagai sumber nutrisi penting untuk bakteri
sasaran. Pepton dan beef extract menyediakan nutrien penting untuk metabolisme
bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi oleh
bakteri Coliform. Coliform memfermentasi laktosa dan menghasilkan asam dan
gas (Acumedia Inc, 2006).

2.4.2Pengujian Escherichia coli dengan Menggunakan Medium Kromogenik


CCA adalah salah satu media kromogenik yang bisa digunakan untuk
analisa bakteri jenis Coliform. Media ini mengandung bahan kromogenik yang
akan bereaksi hanya dengan bakteri jenis coliform, sehingga dalam 24 jam yang
tumbuh hanya jenis bakteri tersebut. Prinsip kerja media CCA adalah penggunaan
media pertumbuhan yang cocok karena mengandung pepton, piruvat, sorbitol dan
buffer phospat untuk mendukung pertumbuhan koloni yang cepat, bahkan untuk
Coliform dalam kondisi yang lemah. Menghambat pertumbuhan bakteri Gram
positif serta beberapa bakteri Gram negatif dengan menggunakan Tergitol 7, yang
tidak memiliki efek negatif pada pertumbuhan bakteri Coliform. Penggunaan
Salmon GAL (6-Cloro-3-Indoxyl-ß-D-galactopyranoside) dan isopropyl-ß-
Dthiogalactopyranoside (IPTG) substrat, yang dapat terurai oleh ß-D-galactoside,
menghasilkan warna merah muda sampai merah pada koloni Coliform dan
substrat x-glucoronide (5-Bromo-4-chloro-3-indoxyl-ß-D-Glucoronide) untuk
mendeteksi adanya enzim ß-D-Glucoronidase Escherichia coli akan tumbuh
dengan warna koloni biru tua sampai dengan ungu (Lange, et al, 2013).

Institut Sains dan Teknologi Nasional


10

2.4.3 Pewarnaan Gram (Pewarnaan Bakteri)


Bakteri mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas. Bakteri
merupakan mikroorganisme yang berukuran mikroskopik. Selain mikroskopik,
bakteri juga hampir tidak berwarna atau transparan dan kontras dengan air.
Sehingga melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit.
Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel
bakteri. Ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-
penelitian mikrobiologi untuk mempermudah proses identifikasi bakteri
(Entjang, 2003).

Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk
membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, Gram positif dan
Gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisika dinding sel. Sebagian bakteri
tidak mempunyai zat warna karena bakteri memiliki sifat tembus cahaya.
Bakteri yang berwarna ungu digolongkan ke dalam Gram positif, sedangkan
bakteri yang berwarna merah digolongkan ke dalam Gram negatif Perbedaan
warna antara bakteri Gram negatif dan bakteri Gram positif disebabkan oleh
adanya perbedaan struktur pada dinding selnya. Dinding Gram positif
mengandung banyak peptidoglikan, sedangkan dinding bakteri Gram negatif
banyak mengandung lipopolisakarida (Suriawiria, 1999; Waluyo, L. 2007).

2.4.4 Resistensi Antibiotik


Resistensi antibiotik merupakan suatu kejadian dimana antibiotik dalam
dosis terapetik tidak bisa bekerja efektif terhadap bakteri yang berada di dalam
tubuh. Resistensi antibiotik banyak dipengaruhi oleh seringnya konsumsi
antibiotik oleh masyarakat dan banyaknya penggunaan antibiotik tidak secara
rasional. Secara keseluruhan, bakteri mengalami resistensi terhadap antibiotik
karena antibiotik tidak dapat mencapai tempat kerjanya di dalam sel, inaktivasi
antibiotik, dan bakteri mengubah tempat ikatan (FK UI, 2007; Chambers HF,
2001)

Institut Sains dan Teknologi Nasional


11

2.4.4.1 Amoksisilin
Amoksisilin yang pertama kali ditemukan pada tahun 1972 ini
merupakan termasuk salah satu jenis antibiotik penisilin yang termasuk
golongan betalaktam. Seperti golongan betalaktam lainnya, amoksisilin
bekerja dengan cara berikatan dengan protein pengikat penisilin pada
dinding bakteri lalu akan menghambat enzim transpeptidase yang berikatan
silang dengan ikatan-ikatan peptida yang menempel pada peptidoglikan,
yang mengakibatkan terhambatnya sintesis peptidoglikan dinding sel bakteri
yang menjadikan sel rusak (lisis sel) (Chambers ,2001; Katzung, 2004).
Diantara antibiotik golongan penisilin, amoksisilin termasuk sensitif
terhadap bakteri golongan Enterococcus dan juga termasuk salah satu
antibiotik yang diserap tinggi dalam saluran pencernaan setelah
administrasi oral. Amoksisilin saat ini menjadi salah satu antibiotik yang
paling sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Saat ini sudah
diketahui beberapa mekanisme resistensi terhadap golongan penisilin,
diantaranya adalah: (Sosa et al., 2010)

 Pembentukkan cincin beta-laktamase yang dilakukan karena perubahan


genetik (enzim yang menghidrolisis cincin beta-laktam pada antibiotik
golongan penisilin) banyak terjadi pada bakteri Gram negatif.

 Perubahan struktur protein pengikat penisilin sehingga antibiotik tidak


bisa bekerja.
 Antibiotik tidak dapat mencapai protein pengikat penisilin.

Institut Sains dan Teknologi Nasional


12

2.4.4.2 Tetrasiklin

Tetrasiklin merupakan salah satu antibiotik yang dapat


menghambat sintesis protein mikroba. Untuk kehidupannya, sel mikroba
perlu mensintesis berbagai protein. Sintesis protein berlangsung di ribosom,
dengan bantuan mRNA dan tRNA. Pada bakteri, ribosom terdiri atas atas
dua subunit, yang berdasarkan konstanta sedimentasi dinyatakan sebagai
ribosom 30S dan 50S. untuk berfungsi pada sintesis protein, kedua
komponen ini akan bersatu pada pangkal rantai mRNA menjadi ribosom
70S. Golongan tetrasiklin menghambat sintesis protein bakteri pada
ribosomnya. Paling sedikit terjadi dua proses dalam masuknya antibiotika
ke dalam ribosom bakteri Gram negatif. Pertama, difusi pasif melalui kanal
hidrofilik dan kedua ialah sistem transport aktif. Setelah antibiotika masuk
ke dalam bakteri maka antibiotika tersebut akan berikatan dengan ribosom
30S dan menghalangi masuknya komplek tRNA asam amino pada lokasi
asam amino. Bakteri yang sensitif terhadap tetrasiklin antara lain ; β-
hemolitik Streptolocci, non hemolytic Streptococcus, Clostridium, Brucella
dan Haemophylus. Sedangkan untuk Escherichia coli, Pasteurella,
Salmonella dan Corynebacterium bersifat agak atau cukup sensitif terhadap
tetrasiklin (Mycek, 2001).

2.4.4.3 Kloramfenikol

Kloramfenikol adalah antibiotik yang mula-mula dihasilkan oleh


biakan Streptomyces venezuelae sekarang telah dapat dihasilkan secara
sintetik. Kristal kloramfenikol merupakan senyawa stabil yang dengan
cepat diserap oleh dinding saluran pencernaan dan disebarkan ke
jaringan serta cairan tubuh, termasuk susunan saraf pusat dan cairan
cerebropsional.

Institut Sains dan Teknologi Nasional


13

Antibiotik ini dapat menembus ke dalam sel dengan baik, sebagian besar
antibiotik ini dinonaktifkan di dalam hati dengan cara konjugasi dengan
asam glukuronat atau direduksi menjadi arilamin yang tidak aktif
(Jawetz et al., 2007).

Kloramfenikol merupakan penghambat sintesis protein yang kuat


pada mikroorganisme. Antibiotik ini menghalangi pelekatan asam amino
pada rantai peptide yang baru timbul pada unit 50S pada ribosom,
dengan mengganggu daya kerja peptidil transferase. Kloramfenikol pada
dasarnya bersifat bakteriostatik, memiliki spektrum kerja serta dosis
serta kadarnya dalam darah mirip dengan tetrasiklin. Resistensi
kloramfenikol merupakan akibat dari perusakan antibiotik oleh suatu
enzim yang dikendalikan oleh plasmid (Jawetz et al., 2007).

2.4.4.4 Siprofloksasin
Siprofloksasin merupakan suatu antibiotik dari golongan
fluoroquinolon yang memiliki atom fluor pada sisi 6 dalam struktur
molekulnya. Daya antibiotik golongan fluoroquinolon jauh lebih kuat dan
diabsorbsi lebih banyak saluran cerna dibandingkan golongan kuinolon
yang lama. Siprofloksasin memiliki mekanisme kerja menghambat enzim
DNA girase dan topoisomerase IV yang menyebabkan tidak ada hambatan
pada putaran berlebihan pada rantai ganda DNA sehingga
replikasi,transkripsi, dan rekombinasi DNA bakteri tidak terjadi
siprofloksasin saat ini masih menjadi antibiotik yang sangat ampuh pada
bakteri Gram negatif seperti Escherichia coli, Proteus sp, Klebsiella. (FK
UI, 2007; Chambers HF, 2001; Katzung, 2004).

Institut Sains dan Teknologi Nasional


14

Berikut disajikan tabel nilai sensitivitas, intermediet, resisten


antibiotik yang diperoleh dari sumber clinical and laboratory standard
institute (CLSI):

Tabel 2.1 Nilai sensitivitas, intermediet, resisten antibiotik


(Sumber: CLSI, 2012)
Nilai Amoksisilin Kloramfenikol Tetrasiklin Siprofloksasin
Sensivitas ≥17 mm ≥18 mm ≥ 15 mm ≥21 mm
Intermediet 15-16 mm 13-17 mm 12-14 mm 16-20 mm
Resisten ≤14 mm ≤12 mm ≤11 mm ≤15 mm

2.5 Uji Antibiotic Susceptibility Test (AST)


Antibiotic Susceptibility Test adalah salah satu uji yang sering digunakan dalam
mikrobiologi klinik. Uji AST memiliki fungsi untuk mengetahui sensitivitas suatu
antimikroba terhadap isolat-isolat bakteri tertentu. Tujuan dari uji ini adalah untuk
mendeteksi kemungkinan resistensi antibiotik pada bakteri-bakteri patogen dan untuk
memastikan efektivitas antibiotik terhadap infeksi tertentu. Penelitian ini, penguji
memakai metode difusi kertas cakram, yaitu antibiotik pada kertas cakram tersebut
diletakkan diatas media padat yang sudah diolesi bakteri tertentu. Kemudian
diinkubasi pada suhu 370C selama 18-24 jam. Lalu diamati zona hambatnya dengan
mengukur besarnya diameter daya hambat yang terbentuk di sekitar kertas cakram
antibiotik tersebut. Semakin besar diameter hambat yang terbentuk, semakin besar
pula sensitivitas antibiotiknya (Jorgensen, 2009; Setiabudy R, 2012).

Institut Sains dan Teknologi Nasional

Anda mungkin juga menyukai