Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh
jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang
terkandung di dalam ASI. Namun, banyak ibu yang mengganti ASI dengan
susu formula. Padahal hal itu sangatlah tidak baik untuk seorang bayi. Bayi
umumnya diberikan ASI hingga berusia enam bulan, setelah itu ASI hanya
berfungsi sebagai sumber protein, vitamin, dan mineral yang utama bagi bayi.
Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi sampai usia 6 bulan.
World Health Organization (WHO) mengeluarkan rekomendasi tentang
pemberian ASI eksklusif (bayi hanya diberikan ASI tanpa cairan atau
makanan lain, kecuali suplemen vitamin, mineral, dan atau obat-obatan untuk
keperluan medis) sampai bayi berusia 6 bulan, dan dilanjutkan pemberian ASI
sampai dua tahun pertama kehidupannya.
Hasil rapid assesment Kementerian Kesehatan Tahun 2011, menemukan
banyak rumah sakit pemerintah dan swasta yang menerima sponsor dan
hadiah dari perusahaan susu formula, hal ini tentunya melemahkan upaya
peningkatan cakupan keberhasilan ASI eksklusif di Indonesia. Keberhasilan
pemberian ASI eksklusif secara nasional hanya 33,6%, dan 35% menurut
WHO Global Data Bank 2012, sehingga peran aktif dari seluruh lapisan
masyarakat mutlak diperlukan untuk meningkatkan keberhasilan promosi ASI
eksklusif di Indonesia.
Di Asia Tenggara capaian ASI eksklusif menunjukan angka yang tidak
banyak perbedaan. Sebagai perbandingan, cakupan ASI Eksklusif di India
sudah mencapai 46%, di Philippines 34%, di Vietnam 27% dan di Myanmar
24% Secara nasional cakupan pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif 0–
bulan di Indonesia berfluktuasi dalam empat tahun terakhir, menurut data
Susenas cakupan ASI Eksklusif sebesar 34,3% pada tahun 2009 , tahun2010
menunjukkan bahwa baru 33,6% bayi kita mendapatkan ASI, tahun 2011
angka itu naik menjadi 42%. Dari data Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia Tahun 2012 (SDKI 2012) menunjukkan bahwa sebanyak 27 % bayi
di Indonesia mendapatkan ASI eksklusif sampai dengan umur 4-5 bulan.
Sedangkan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013 (Riskesdas 2013)
mendapatkan 30,2% bayi 0-6 bulan mendapatkan ASI saja pada 24 jam
terakhir
Setelah diteliti lebih mendalam ternyata faktor penyebab utama
terjadinya kematian pada bayi baru lahir dan balita adalah penurunan angka
pemberian inisiasi menyusui dini dan ASI eksklusif . Di Jakarta, durasi rata-
rata pemberian ASI eksklusif hanya berlangsung selama 18 hari. Di Jakarta
utara hanya sekitar 17,9 % bayi baru lahir yang diberi IMD dalam 1 jam
pertama persalinan dan hanya sekitar 28% bayi dibawah 6 bulan yang diberi
ASI eksklusif (Wahana, 2007).
BAB II
PEMBAHASAN

A. ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi,
yang bersifat alamiah. ASI Eksklusif menurut WHO adalah pemberian ASI
saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk ataupun
makanan tambahan lain yang diberikan saat bayi baru lahir sampai berumur 6
bulan.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan
cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta
tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur
nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin dan mineral dan obat. Selain itu, pemberian
ASI eksklusif juga berhubungan dengan tindakan memberikan ASI kepada
bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain, kecuali sirup
obat. Setelah usia bayi 6 bulan, barulah bayi mulai diberikan makanan
pendamping ASI, sedangkan ASI dapat diberikan sampai 2 tahun atau lebih.
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan
bayi baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi,
hormon, unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi
dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan.
ASI adalah sebuah cairan ciptaan Allah yang memenuhi kebutuhan gizi
bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit.
Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan
air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda.
Pada saat yang sama ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang
mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf.
B. Pengelompokan ASI Eksklusif
ASI dikelompokan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
1. ASI stadium I adalah kolostrum. Kolostrum adalah cairan yang pertama
disekresi oleh kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai hari ke-4. Kolostrum
sangat baik untuk mengeluarkan “meconium” yaitu air ketuban dan cairan
lain yang tertelan masuk perut bayi saat proses persalinan. Jumlah
(volume) kolostrum berkisar 150-300 cc per hari.
2. ASI Stadium II adalah ASI peralihan yang keluar setelah kolostrum sampai
sebelum menjadi ASI yang matang. ASI ini diproduksi pada hari ke-4
sampai hari ke-10.
3. ASI stadium III adalah ASI matur. ASI yang disekresi dari hari ke-10
sampai seterusnya.
C. Manfaat ASI Eksklusif
Menyusui bayi dapat mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga,
masyarakat, dan negara. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI
mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan.
Beberapa manfaat ASI sebagai berikut:
1. Untuk Bayi
Ketika bayi berusia 0-6 bulan, ASI bertindak sebagai makanan utama
bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi, ASI memang
terbaik untuk bayi manusia sebagaimana susu sapi yang terbaik untuk bayi
sapi, ASI merupakan komposisi makanan ideal untuk bayi, pemberian ASI
dapat mengurangi resiko infeksi lambung dan usus, sembelit serta alergi,
bayi yang diberi ASI lebih kebal terhadap penyakit dari pada bayi yang
tidak mendapatkan ASI, bayi yang diberi ASI lebih mampu menghadapi
efek penyakit kuning, pemberian ASI dapat semakin mendekatkan
hubungan ibu dengan bayinya.
Hal ini akan berpengaruh terhadap kemapanan emosinya di masa
depan, apabila bayi sakit, ASI merupakan makanan yang tepat bagi bayi
karena mudah dicerna dan dapat mempercepat penyembuhan, pada bayi
prematur, ASI dapat menaikkan berat badan secara cepat dan
mempercepat pertumbuhan sel otak, tingkat kecerdasan bayi yang diberi
ASI lebih tinggi 7-9 poin dibandingkan bayi yang tidak diberi ASI.
2. Untuk Ibu
Isapan bayi dapat membuat rahim menciut, mempercepat kondisi ibu
untuk kembali ke masa prakehamilan, serta mengurangi resiko perdarahan,
lemak yang ditimbun di sekitar panggul dan paha pada masa kehamilan
akan berpindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali,
resiko terkena kanker rahim dan kanker payudara pada ibu yang menyusui
bayi lebih rendah dari pada ibu yang tidak menyusui, menyusui bayi lebih
menghemat waktu, karena ibu tidak perlu menyiapkan botol dan
mensterilkannya.
ASI lebih praktis lantaran ibu bisa berjalan-jalan tanpa membawa
perlengkapan lain, ASI lebih murah dari pada susu formula, ASI selalu steril
dan bebas kuman sehingga aman untuk ibu dan bayinya, ibu dapat
memperoleh manfaat fisik dan emotional.
3. Untuk Keluarga
Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu formula,
botol susu, serta peralatan lainnya, jika bayi sehat, berarti keluarga
mengeluarkan lebih sedikit biaya guna perawatan kesehatan, penjarangan
kelahiran lantaran efek kontrasepsi dari ASI eksklusif, jika bayi sehat berarti
menghemat waktu keluarga, menghemat tenaga keluarga karena ASI
selalu tersedia setiap saat, keluarga tidak perlu repot membawa berbagai
peralatan susu ketika bepergian.
4. Untuk Masyarakat dan Negara
Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula
dan peralatan lainnya, bayi sehat membuat negara lebih sehat,
penghematan pada sektor kesehatan, karena jumlah bayi yang sakit hanya
sedikit, memperbaiki kelangsungan hidup anak karena dapat menurunkan
angka kematian, ASI merupakan sumber daya yang terus-menerus di
produksi.
D. Fisiologi Pengeluaran Asi Eksklusif
Setelah persalinan, plasenta terlepas. Dengan terlepasnya plasenta, maka
produksi hormon esterogen dan progesteron ber-kurang. Pada hari kedua
atau ketiga setelah persalinan, kadar esterogen dan progesteron turun drastis
sedangkan kadar prolaktin tetap tinggi sehingga mulai terjadi sekresi ASI.
Saat bayi mulai menyusu, rangsangan isapan bayi pada puting susu
menyebabkan prolaktin dikeluarkan dari hipofise sehingga sekresi ASI
semakin lancar. Pada masa laktasi terdapat refleks pada ibu dan refleks pada
bayi. Refleks yang terjadi pada ibu adalah:
1. Refleks prolaktin
Rangsangan dan isapan bayi melalui serabut syaraf memicu kelenjar
hipofise bagian depan untuk mengeluarkan hormon proaktin ke dalam
peredaran darah yang menye-babkan sel kelenjar mengeluarkan ASI.
Semakin sering bayi menghisap semakin banyak hormon prolaktin
dikeluarkan oleh kelenjar hipofise. Akibatnya makin banyak ASI dipro-duksi
oleh sel kelenjar. Sebaliknya berkurangnya isapan bayi menyebabkan
produksi ASI berkurang, mekanisme ini disebut supply and demand.
2. Refleks oksitosin (let down reflex)
Rangsangan isapan bayi melalui serabut saraf, memacu hipofise
bagian belakang untuk mensekresi hormon oksitosin ke dalam darah.
Oksitosin ini menyebabkan sel – sel myopytel yang mengelilingi alveoli dan
duktuli berkon-traksi, sehingga ASI mengalir dari alveoli ke duktuli menuju
sinus dan puting. Dengan demikian sering menyusu baik dan penting untuk
pengosongan payudara agar tidak terjadi engorgement (pembengkakan
payudara), tetapi sebaliknya memperlancar pengeluaran ASI.
Oksitosin juga merangsang otot rahim berkontraksi sehingga
mempercepat terlepasnya plasenta dari dinding rahim dan mengurangi
perdarahan setelah persalinan. Let down reflex dipengaruhi oleh emosi ibu,
rasa khawatir, rasa sakit dan kurang percaya diri.
Sedangkan untuk refleks pada bayi adalah:
a. Refleks mencari puting (rooting reflex)
Bila pipi atau bibir bayi disentuh, maka bayi akan menoleh ke arah
sentuhan, membuka mulutnya dan beru-saha untuk mencari puting
untuk menyusu. Lidah keluar dan melengkung mengangkap puting dan
areola.
b. Refleks menghisap (sucking reflex)
Refleks terjadi karena rangsangan puting susu pada palatum
durum bayi bila areola masuk ke dalam mulut bayi. Gusi bayi menekan
areola, lidah dan langit – langit sehingga menekan sinus laktiferus yang
berada di bawah areola. Kemudian terjadi gerakan peristaltik yang
mengeluarkan ASI dari payudara masuk ke dalam mulut bayi.
c. Refleks menelan (swallowing reflex)
ASI dalam mulut bayi menyebabkan gerakan otot menelan.
E. Komposisi Asi Eksklusif
Susu menjadi salah satu sumber nutrisi bagi manusia, komponen ASI
sangat rumit dan berisi lebih dari 100.000 biologi komponen unik, berikut
komposisi ASI :
1. Kolostrum – Cairan susu kental berwarna kuning, Kolostrum mengandung
karoten dan vitamin A yang tinggi yang berfungsi menjaga kekebalan tubuh
bagi bayi.
2. Protein – Protein dalan ASI berupa casein (protein yang sulit di cerna) dan
whey (protein yang mudah di cerna). ASI lebih banyak mengandum whey
di bandingkan dengan casein.
3. Lemak – Lemak ASI adalah penghasil kalori (energy) utama dan
merupakan komponen yang gizi yang sangat berfariasi.penelitian OSBORN
membuktikan, bayi yang tidak mendapatkan ASI lebih banyak menderita
penyakit koroner usia muda.
4. Laktosa – Merupakan karbihidrat terutama pada ASI,fungsinya sebagai
sumber energi meninggkatkan absorbs kalsium dan merang sang
pertumbuhan lactobacillus bifidus.
5. Zat Besi – Meskipun ASI mengandum sedikit zat besi, namun bayi yang
menyusui jarang kekurangan zat besi.
6. Taurin – Berupa asam amino dan berfungsi sebagai neuororansmitter,
berperan penting dalam maturasi otak bayi.
7. Laktobacilus – Berfungsi menghambat pertumbuhan microorganisme
seperti becteri ecoli yang sering menyebabkan diare pada bayi.
8. Laktoferin – Sebuah besi batas yang mengikat protein ketersediaan besi
untuk bakteri dalam intestines, serta memungkinkan bakteri sehat tertentu
untuk berkembang.
9. Lizozim – Dapat memecah dinding bakteri sekaligus mengurangi insidens,
caries,dentis,dan maloklusi atau kebiasaan lidah yang mendorong kedepan
akibat menyusu dengan botol dan dot.
F. Keunggulan ASI daripada Susu Formula

PERBEDAAN ASI SUSU FORMULA

Komposisi ASI mengandung zat-zat Tidak seluruh zat gizi yang


gizi, antara lain:faktor terkandung di dalamnya dapat
pembentuk sel-sel otak, diserap oleh tubuh bayi.
terutama DHA, dalam Misalnya, protein susu sapi
kadar tinggi. ASI juga tidak mudah diserap karena
mengandung whey mengandung lebih banyak
(protein utama dari susu casein. Perbandingan whey:
yang berbentuk cair) lebih casein susu sapi adalah 20:80
banyak daripada kasein
(protein utama dari susu
yang berbentuk gumpalan)
dengan perbandingan
65:35.

Nutrisi Mengandung Protein yang dikandung oleh


imunoglobulin dan kaya susu formula berguna bagi
akan DHA (asam lemak bayi lembu tapi kegunaan bagi
tidak polar yang berikat manusia sangat terbatas
banyak) yang dapat lagipula immunoglobulin dan
membantu bayi menahan gizi yang ditambah di susu
infeksi serta membantu formula yang telah disterilkan
perkembangan otak dan bisa berkurang ataupun
selaput mata. hilang.

Pencernaan Protein ASI adalah sejenis Tidak mudah dicerna:


protein yang lebih mudah serangkaian proses produksi
dicerna selain itu ada di pabrik mengakibatkan
sejenis unsur lemak ASI enzim-enzim pencernaan
yang mudah diserap dan tidak berfungsi. Akibatnya
digunakan oleh bayi. lebih banyak sisa pencernaan
Unsur elektronik dan zat yang dihasilkan dari proses
besi yang dikandung ASI metabolisme yang membuat
lebih rendah dari susu ginjal bayi harus bekerja
formula tetapi daya serap keras. Susu formula tidak
dan guna lebih tinggi yang mengandung posporlipid
dapat memperkecil beban ditambah mengandung protein
ginjal bayi. Selain itu ASI yang tidak mudah dicerna
mudah dicerna bayi yang bisa membentuk
karena mengandung sepotong susu yang
enzim-enzim yang dapat membeku sehingga berhenti
membantu proses di perut lebih lama oleh
pencernaan antara lain karena itu taji bayi lebih kental
lipase (untuk menguraikan dan keras yang dapat
lemak), amilase (untuk menyebabkan susah BAB dan
menguraikan karbohidrat) membuat bayi tidak nyaman.
dan protease (untuk
menguraikan protein).

Kebutuhan Dapat memajukan Kekurangan menghisap


pendirian hubungan ibu payudara: mudah menolak
dan anak. ASI adalah ASI yang menyebabkan
makanan bayi, dapat kesusahan bayi
memenuhi kebutuhan menyesuaikan diri atau makan
bayi, memberikan rasa terlalu banyak, tidak sesuai
aman kepada bayi yang dengan prinsip kebutuhan.
dapat mendorong
kemampuan adaptasi
bayi.
Ekonomi Lebih murah: menghemat Biaya lebih mahal: karena
biaya alat-alat, makanan, menggunakan alat,makanan,
dll yang berhubungan pelayanan kesehatan, dll.
dengan pemeliharaan, Untuk memelihara sapi. Biaya
mengurangi beban ini sangat subjektif yang
perekonomian keluarga menjadi beban keluarga

Kebersihan ASI boleh langsung Polusi dan infeksi:


diminum jadi bias pertumbuhan bakteri di dalam
menghindari penyucian makanan buatan sangat cepat
botol susu yang tidak apalagi di dalam botol susu
benar ataupun hal yang hangat biarpun makanan
kebersihan lain yang yang dimakan bayi adalah
disebabkan oleh makanan bersih akan tetapi
penyucian tangan yang karena tidak mengandung anti
tidak bersih oleh ibu. infeksi, bayi akan mudah
Dapat menghindari mencret atau kena penularan
bahaya karena pembuatan lainnya.
dan penyimpanan susu
yang tidak benar

Kebaikan bagi Dapat membantu Tidak dapat membantu


ibu kontraksi rahim ibu, lebih kontraksi rahim yang dapat
lambat datang bulan membantu pengembalian
sehabis melahirkan tubuh ibu jadi rahim perlu
sehingga dapat ber-KB dielus sendiri oleh ibu. Tidak
alami. Selain itu dapat dapat memperlambat waktu
menghabiskan kalori yang datang bulan yang dapat
berguna untuk menghasilkan cara KB alami.
pengembalian postur Berdasarkan biodata statistik,
tubuh ibu. Berdasarkan ibu yang menyusui susu
biodata statistik, ibu yang formula lebih tinggi
menyusui ASI lebih kemungkinan menderita
rendah kemungkinan
menderita kanker kanker payudara.
payudara, kanker rahim
dan keropos tulang

G. Cara Pemberian ASI yang Benar


1. Cuci tangan yang bersih dengan sabun.
2. Perah sedikit ASI dan oleskan disekitar putting
3. Duduk dan berbaring dengan santai.
4. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh
bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus,
hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan
puting susu.
5. Dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke puting susunya
dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.
6. Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah
bayi terletak di bawah puting susu.
H. Cara Menyimpan ASI yang Benar
1. Masukan ASI dalam kantung plastik polietilen (misal plastik gula); atau
wadah plastik untuk makanan atau yang bisa dimasukkan dalam
microwave, wadah melamin, gelas, cangkir keramik.
2. Jangan masukkan dalam gelas plastik minuman kemasan maupun plastik
styrofoam.
3. Beri tanggal dan jam pada masing-masing wadah.
4. Dinginkan dalam refrigerator (kulkas). Simpan sampai batas waktu yang
diijinkan ( + 2 minggu).
5. Jika hendak dibekukan, masukkan dulu dalam refrigerator selama
semalam, baru masukkan ke freezer (bagian kulkas untuk membekukan
makanan).
6. Gunakan sebelum batas maksimal yang diijinkan. (+ 3-6 bulan)
I. Faktor Yang Pengaruhi Ketidakberhasilan Asi Eksklusif
1. Faktor Internal
a. Ketersediaan ASI
Hal-hal yang dapat mengurangi produksi ASI adalah tidak
melakukan inisiasi menyusui dini, menjadwal pemberian ASI,
memberikan minuman prelaktal (bayi diberi minum sebelum ASI keluar),
apalagi memberikannya dengan botol/dot, kesalahan pada posisi dan
perlekatan bayi pada saat menyusui.
Inisiasi menyusui dini adalah meletakkan bayi diatas dada atau
perut ibu segera setelah dilahirkan dan membiarkan bayi mencari puting
ibu kemudian menghisapnya setidaknya satu jam setelah melahirkan.
Cara bayi melakukan inisiasi menyusui dini disebut baby crawl. Karena
sentuhan atau emutan dan jilatan pada puting ibu akan merangsang
pengeluaran ASI dari payudara. Dan apabila tidak melakukan inisiasi
menyusui dini akan dapat mempengaruhi produksi ASI.
Ibu sebaiknya tidak menjadwalkan pemberian ASI. Menyusui
paling baik dilakukan sesuai permintaan bayi (on demand ) termasuk
pada malam hari, minimal 8 kali sehari. Produksi ASI sangat dipengaruhi
oleh seringnya bayi menyusui. Makin jarang bayi disusui biasanya
produksi ASI akan berkurang. Produksi ASI juga dapat berkurang bila
menyusui terlalu sebentar. Pada minggu pertama kelahiran sering kali
bayi mudah tertidur saat menyusui. Ibu sebaiknya merangsang bayi
supaya tetap menyusui dengan cara menyentuh telinga/telapak kaki
bayi agar bayi tetap menghisap.
b. Pekerjaan atau aktivitas
Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk
mendapatkan penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Wanita
yang bekerja seharusnya diperlakukan berbeda dengan pria dalam hal
pelayanan kesehatan terutuma karena wanita hamil, melahirkan, dan
menyusui. Padahal untuk meningkatkan sumber daya manusia harus
sudah sejak janin dalam kandungan sampai dewasa. Karena itulah
wanita yang bekerja mendapat perhatian agar tetap memberikan ASI
eksklusif sampai 6 bulan dan diteruskan sampai 2 tahun.
Beberapa alasan ibu memberikan makanan tambahan yang
berkaitan dengan pekerjaan adalah tempat kerja yang terlalu jauh, tidak
ada penitipan anak, dan harus kembali kerja dengan cepat karena cuti
melahirkan singkat (Mardiati, 2006). Cuti melahirkan di Indonesia rata-
rata tiga bulan. Setelah itu, banyak ibu khawatir terpaksa memberi
bayinya susu formula karena ASI perah tidak cukup. Bekerja bukan
alasan untuk tidak memberikan ASI eksklusif, karena waktu ibu bekerja
bayi dapat diberi ASI perah yang diperah minimum 2 kali selama 15
menit. Yang dianjurkan adalah mulailah menabung ASI perah sebelum
masuk kerja. Semakin banyak tabungan ASI perah, seamakin besar
peluang menyelesaikan program ASI eklusif.
c. Pengetahuan
Menurut Notoadmojo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari
tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap
suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat
penting dalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan akan
memberikan pengalaman kepada ibu tentang cara pemberian ASI
eksklusif yang baik dan benar yang juga terkait dengan masa lalunya.
Dalam hal ini perlu ditumbuhkan motivasi dalam dirinya secara sukarela
ddan penuh rasa percaya diri untuk mampu menyusui bayinya.
Pengalaman ini akan memberikan pengetahuan, pandangan dan nilai
yang akan menberi sikap positif terhadap masalah menyusui.
Akibat kurang pengetahuan atau informasi, banyak ibu
menganggap susu formula sama baiknya , bahkan lebih baik dari ASI .
Hal ini menyebabkan ibu lebih cepat memberikan susu formula jika
merasa ASI kurang atau terbentur kendala menyusui. Masih banyak
pula petugas kesehatan tidak memberikan informasi pada ibu saat
pemeriksaan kehamilan atau sesudah bersalin.
Untuk dapat melaksanakan program ASI eksklusif, ibu dan
keluarganya perlu menguasai informasi tentang fisiologis laktasi,
keuntungan pemberian ASI, kerugian pemberian susu formula,
pentingnya rawat gabung,cara menyusui yang baik dan benar, dan
siapa harus dihubungi jika terdapat keluhan atau masalah seputar
menyusui.
d. Kelainan pada payudara
Tiga hari pasca persalinan payudara sering terasa penuh, tegang,
dan nyeri. Kondisi ini terjadi akibat adanya bendungan pada pembuluh
darah di payudara sebagai tanda ASI mulai banyak diproduksi. Tetapi,
apabila payudara merasa sakit pada saat menyusui ibu pasti akan
berhenti memberikan ASI padahal itu menyebabkan payudara mengkilat
dan bertambah parah bahkan ibu bisa menjadi demam.
Jika terdapat lecet pada puting itu terjadi karena beberapa faktor
yang dominan adalah kesalahan posisi menyusui saat bayi hanya
menghisap pada puting. Padahal seharusnya sebagian besar areola
masuk kedalam mulut bayi. Puting lecet juga dapat terjadi pada akhir
menyusui, karena bayi tidak pernah melepaskan isapan. Disamping itu,
pada saat ibu membersihkan puting menggunakan alkohol dan sabun
dapat menyebabkan puting lecet sehingga ibu merasa tersiksa saat
menyusui karena sakit.
e. Kondisi kesehatan ibu
Kondisi kesehatan ibu juga dapat mempengaruhi pemberian ASI
secara eksklusif. Pada keadaan tertentu, bayi tidak mendapat ASI sama
sekali, misalnya dokter melarang ibu untuk menyusui karena sedang
menderita penyakit yang dapat membahayakan ibu atau bayinya, seperti
penyakit Hepatitis B, HIV/AIDS, sakit jantung berat, ibu sedang
menderita infeksi virus berat, ibu sedang dirawat di Rumah Sakit atau
ibu meninggal dunia.
Faktor kesehatan ibu yang menyebabkan ibu memberikan
makanan tambahan pada bayi 0-6 bulan adalah kegagalan menyusui
dan penyakit pada ibu. Kegagalan ibu menyusui dapat disebakan
karena produksi ASI berkurang dan juga dapat disebabkan oleh
ketidakpuasan menyusui setelah lahir karena bayi langsung diberi
makanan tambahan.
2. Faktor Eksternal
a. Faktor petugas kesehatan
Program laktasi adalah suatu program multidepartemental yang
melibatkan bagian yang terkait, agar dihasilkan suatu pelayanan yang
komrehensif dan terpadu bagi ibu yang menyusui sehingga promosi ASI
secara aktif dapat dilakukan tenaga kesehatan. Dalam hal ini sikap dan
pengetahuan petugas kesehatan adalah faktor penentu kesiapan
petugas dalam mengelola ibu menyusui. Selain itu sistem pelayanan
kesehatan dan tenaga kesehatan juga mempengaruhi kegiatan
menyusui.
Perilaku tenaga kesehatan biasanya ditiru oleh masyarakat dalam
hal perilaku sehat. Promosi ASI eksklusif yang optimal dalam setiap
tumbuh kembangnya sangatlah penting untuk mendukung keberhasilan
ibu dalam menyusui bayinya (Elza, 2008). Selain itu adanya sikap ibu
dari petugas kesehatan baik yang berada di klinis maupun di
masyarakat dalam hal menganjurkan masyarakat agar menyusui bayi
secara eksklusif pada usia 0-6 bulan dan dilanjutkan sampai 2 tahun
dan juga meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dalam hal
memberikan penyuluhan kepada masyarakat yang luas.
b. Kondisi kesehatan bayi
Kondisi kesehatan bayi juga dapat mempengaruhi pemberian ASI
secara eksklusif. Bayi diare tiap kali mendapat ASI, misalnya jika ia
menderita penyakit bawaan tidak dapat menerima laktosa, gula yang
terdapat dalam jumlah besar pada ASI.
Faktor kesehatan bayi adalah salah satu faktor yang dapat
menyebabkan ibu memberikan makanan tambahan pada bayinya antara
lain kelainan anatomik berupa sumbing pada bibir atau palatum yang
menyebakan bayi menciptakan tekanan negatif pada rongga mulut,
masalah organik, yaitu prematuritas, dan faktor psikologis dimana bayi
menjadi rewel atau sering menangis baik sebelum maupun sesudah
menyusui akibatnya produksi ASI ibu menjadi berkurang karena bayi
menjadi jarang disusui.
c. Pengganti ASI (PASI) atau susu formula
Meskipun mendapat predikat The Gold Standard, makanan paling
baik, aman, dan satu dari sedikit bahan pangan yang memenuhi kriteria
pangan berkelanjutan (terjangkau, tersedia lokal dan sepanjang masa,
investasi rendah). Sejarah menunjukkan bahwa menyusui merupakan
hal tersulit yang selalu mendapat tantangan, terutama dari kompetitor
utama produk susu formula yang mendisain susu formula menjadi
pengganti ASI.
Seperti di Indonesia sekitar 86% yang tidak berhasil memberikan
ASI eksklusif karena para ibu lebih memilih memberikan susu formula
kepada bayinya. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya penggunaan
susu formula lebih dari 3x lipat selama 5 tahun dari 10,8% pada tahun
1997 menjadi 32,5% tahun 2002.
d. Keyakinan
Kebiasaan memberi air putih dan cairan lain seperti teh, air manis,
dan jus kepada bayi menyusui dalam bulan-bulan pertama umum
dilakukan. Kebiasaan ini seringkali dimulai saat bayi berusia sebulan.
Riset yang dilakukan di pinggiran kota Lima, Peru menunjukkan bahwa
83% bayi menerima air putih dan teh dalam bulan pertama. Penelitian di
masyarakat Gambia, Filipina, Mesir, dan Guatemala melaporkan bahwa
lebih dari 60% bayi baru lahir diberi air manis dan/atau teh. Nilai budaya
dan keyakinan agama juga ikut mempengaruhi pemberian cairan
sebagai minuman tambahan untuk bayi. Dari generasi ke generasi
diturunkan keyakinan bahwa bayi sebaiknya diberi cairan. Air dipandang
sebagai sumber kehidupan, suatu kebutuhan batin maupun fisik
sekaligus.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan
bayi baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. ASI Eksklusif merupakan
makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah. ASI
Eksklusif menurut WHO adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan
lain baik susu formula, air putih, air jeruk ataupun makanan tambahan lain
yang diberikan saat bayi baru lahir sampai berumur 6 bulan.
B. Saran
1. Sebaiknya para ibu memberikan ASI semaksimal mungkin untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi selama 6 bulan.
2. Seharusnya para ibu tidak mengganti ASI dengan susu formula, karena
ASI memiliki semua kandungan zat penting yang dibutuhkan oleh sang
bayi.

Anda mungkin juga menyukai