PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh
jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang
terkandung di dalam ASI. Namun, banyak ibu yang mengganti ASI dengan
susu formula. Padahal hal itu sangatlah tidak baik untuk seorang bayi. Bayi
umumnya diberikan ASI hingga berusia enam bulan, setelah itu ASI hanya
berfungsi sebagai sumber protein, vitamin, dan mineral yang utama bagi bayi.
Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi sampai usia 6 bulan.
World Health Organization (WHO) mengeluarkan rekomendasi tentang
pemberian ASI eksklusif (bayi hanya diberikan ASI tanpa cairan atau
makanan lain, kecuali suplemen vitamin, mineral, dan atau obat-obatan untuk
keperluan medis) sampai bayi berusia 6 bulan, dan dilanjutkan pemberian ASI
sampai dua tahun pertama kehidupannya.
Hasil rapid assesment Kementerian Kesehatan Tahun 2011, menemukan
banyak rumah sakit pemerintah dan swasta yang menerima sponsor dan
hadiah dari perusahaan susu formula, hal ini tentunya melemahkan upaya
peningkatan cakupan keberhasilan ASI eksklusif di Indonesia. Keberhasilan
pemberian ASI eksklusif secara nasional hanya 33,6%, dan 35% menurut
WHO Global Data Bank 2012, sehingga peran aktif dari seluruh lapisan
masyarakat mutlak diperlukan untuk meningkatkan keberhasilan promosi ASI
eksklusif di Indonesia.
Di Asia Tenggara capaian ASI eksklusif menunjukan angka yang tidak
banyak perbedaan. Sebagai perbandingan, cakupan ASI Eksklusif di India
sudah mencapai 46%, di Philippines 34%, di Vietnam 27% dan di Myanmar
24% Secara nasional cakupan pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif 0–
bulan di Indonesia berfluktuasi dalam empat tahun terakhir, menurut data
Susenas cakupan ASI Eksklusif sebesar 34,3% pada tahun 2009 , tahun2010
menunjukkan bahwa baru 33,6% bayi kita mendapatkan ASI, tahun 2011
angka itu naik menjadi 42%. Dari data Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia Tahun 2012 (SDKI 2012) menunjukkan bahwa sebanyak 27 % bayi
di Indonesia mendapatkan ASI eksklusif sampai dengan umur 4-5 bulan.
Sedangkan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013 (Riskesdas 2013)
mendapatkan 30,2% bayi 0-6 bulan mendapatkan ASI saja pada 24 jam
terakhir
Setelah diteliti lebih mendalam ternyata faktor penyebab utama
terjadinya kematian pada bayi baru lahir dan balita adalah penurunan angka
pemberian inisiasi menyusui dini dan ASI eksklusif . Di Jakarta, durasi rata-
rata pemberian ASI eksklusif hanya berlangsung selama 18 hari. Di Jakarta
utara hanya sekitar 17,9 % bayi baru lahir yang diberi IMD dalam 1 jam
pertama persalinan dan hanya sekitar 28% bayi dibawah 6 bulan yang diberi
ASI eksklusif (Wahana, 2007).
BAB II
PEMBAHASAN
A. ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi,
yang bersifat alamiah. ASI Eksklusif menurut WHO adalah pemberian ASI
saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk ataupun
makanan tambahan lain yang diberikan saat bayi baru lahir sampai berumur 6
bulan.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan
cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta
tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur
nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin dan mineral dan obat. Selain itu, pemberian
ASI eksklusif juga berhubungan dengan tindakan memberikan ASI kepada
bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain, kecuali sirup
obat. Setelah usia bayi 6 bulan, barulah bayi mulai diberikan makanan
pendamping ASI, sedangkan ASI dapat diberikan sampai 2 tahun atau lebih.
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan
bayi baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi,
hormon, unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi
dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan.
ASI adalah sebuah cairan ciptaan Allah yang memenuhi kebutuhan gizi
bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit.
Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan
air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda.
Pada saat yang sama ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang
mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf.
B. Pengelompokan ASI Eksklusif
ASI dikelompokan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
1. ASI stadium I adalah kolostrum. Kolostrum adalah cairan yang pertama
disekresi oleh kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai hari ke-4. Kolostrum
sangat baik untuk mengeluarkan “meconium” yaitu air ketuban dan cairan
lain yang tertelan masuk perut bayi saat proses persalinan. Jumlah
(volume) kolostrum berkisar 150-300 cc per hari.
2. ASI Stadium II adalah ASI peralihan yang keluar setelah kolostrum sampai
sebelum menjadi ASI yang matang. ASI ini diproduksi pada hari ke-4
sampai hari ke-10.
3. ASI stadium III adalah ASI matur. ASI yang disekresi dari hari ke-10
sampai seterusnya.
C. Manfaat ASI Eksklusif
Menyusui bayi dapat mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga,
masyarakat, dan negara. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI
mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan.
Beberapa manfaat ASI sebagai berikut:
1. Untuk Bayi
Ketika bayi berusia 0-6 bulan, ASI bertindak sebagai makanan utama
bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi, ASI memang
terbaik untuk bayi manusia sebagaimana susu sapi yang terbaik untuk bayi
sapi, ASI merupakan komposisi makanan ideal untuk bayi, pemberian ASI
dapat mengurangi resiko infeksi lambung dan usus, sembelit serta alergi,
bayi yang diberi ASI lebih kebal terhadap penyakit dari pada bayi yang
tidak mendapatkan ASI, bayi yang diberi ASI lebih mampu menghadapi
efek penyakit kuning, pemberian ASI dapat semakin mendekatkan
hubungan ibu dengan bayinya.
Hal ini akan berpengaruh terhadap kemapanan emosinya di masa
depan, apabila bayi sakit, ASI merupakan makanan yang tepat bagi bayi
karena mudah dicerna dan dapat mempercepat penyembuhan, pada bayi
prematur, ASI dapat menaikkan berat badan secara cepat dan
mempercepat pertumbuhan sel otak, tingkat kecerdasan bayi yang diberi
ASI lebih tinggi 7-9 poin dibandingkan bayi yang tidak diberi ASI.
2. Untuk Ibu
Isapan bayi dapat membuat rahim menciut, mempercepat kondisi ibu
untuk kembali ke masa prakehamilan, serta mengurangi resiko perdarahan,
lemak yang ditimbun di sekitar panggul dan paha pada masa kehamilan
akan berpindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali,
resiko terkena kanker rahim dan kanker payudara pada ibu yang menyusui
bayi lebih rendah dari pada ibu yang tidak menyusui, menyusui bayi lebih
menghemat waktu, karena ibu tidak perlu menyiapkan botol dan
mensterilkannya.
ASI lebih praktis lantaran ibu bisa berjalan-jalan tanpa membawa
perlengkapan lain, ASI lebih murah dari pada susu formula, ASI selalu steril
dan bebas kuman sehingga aman untuk ibu dan bayinya, ibu dapat
memperoleh manfaat fisik dan emotional.
3. Untuk Keluarga
Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu formula,
botol susu, serta peralatan lainnya, jika bayi sehat, berarti keluarga
mengeluarkan lebih sedikit biaya guna perawatan kesehatan, penjarangan
kelahiran lantaran efek kontrasepsi dari ASI eksklusif, jika bayi sehat berarti
menghemat waktu keluarga, menghemat tenaga keluarga karena ASI
selalu tersedia setiap saat, keluarga tidak perlu repot membawa berbagai
peralatan susu ketika bepergian.
4. Untuk Masyarakat dan Negara
Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula
dan peralatan lainnya, bayi sehat membuat negara lebih sehat,
penghematan pada sektor kesehatan, karena jumlah bayi yang sakit hanya
sedikit, memperbaiki kelangsungan hidup anak karena dapat menurunkan
angka kematian, ASI merupakan sumber daya yang terus-menerus di
produksi.
D. Fisiologi Pengeluaran Asi Eksklusif
Setelah persalinan, plasenta terlepas. Dengan terlepasnya plasenta, maka
produksi hormon esterogen dan progesteron ber-kurang. Pada hari kedua
atau ketiga setelah persalinan, kadar esterogen dan progesteron turun drastis
sedangkan kadar prolaktin tetap tinggi sehingga mulai terjadi sekresi ASI.
Saat bayi mulai menyusu, rangsangan isapan bayi pada puting susu
menyebabkan prolaktin dikeluarkan dari hipofise sehingga sekresi ASI
semakin lancar. Pada masa laktasi terdapat refleks pada ibu dan refleks pada
bayi. Refleks yang terjadi pada ibu adalah:
1. Refleks prolaktin
Rangsangan dan isapan bayi melalui serabut syaraf memicu kelenjar
hipofise bagian depan untuk mengeluarkan hormon proaktin ke dalam
peredaran darah yang menye-babkan sel kelenjar mengeluarkan ASI.
Semakin sering bayi menghisap semakin banyak hormon prolaktin
dikeluarkan oleh kelenjar hipofise. Akibatnya makin banyak ASI dipro-duksi
oleh sel kelenjar. Sebaliknya berkurangnya isapan bayi menyebabkan
produksi ASI berkurang, mekanisme ini disebut supply and demand.
2. Refleks oksitosin (let down reflex)
Rangsangan isapan bayi melalui serabut saraf, memacu hipofise
bagian belakang untuk mensekresi hormon oksitosin ke dalam darah.
Oksitosin ini menyebabkan sel – sel myopytel yang mengelilingi alveoli dan
duktuli berkon-traksi, sehingga ASI mengalir dari alveoli ke duktuli menuju
sinus dan puting. Dengan demikian sering menyusu baik dan penting untuk
pengosongan payudara agar tidak terjadi engorgement (pembengkakan
payudara), tetapi sebaliknya memperlancar pengeluaran ASI.
Oksitosin juga merangsang otot rahim berkontraksi sehingga
mempercepat terlepasnya plasenta dari dinding rahim dan mengurangi
perdarahan setelah persalinan. Let down reflex dipengaruhi oleh emosi ibu,
rasa khawatir, rasa sakit dan kurang percaya diri.
Sedangkan untuk refleks pada bayi adalah:
a. Refleks mencari puting (rooting reflex)
Bila pipi atau bibir bayi disentuh, maka bayi akan menoleh ke arah
sentuhan, membuka mulutnya dan beru-saha untuk mencari puting
untuk menyusu. Lidah keluar dan melengkung mengangkap puting dan
areola.
b. Refleks menghisap (sucking reflex)
Refleks terjadi karena rangsangan puting susu pada palatum
durum bayi bila areola masuk ke dalam mulut bayi. Gusi bayi menekan
areola, lidah dan langit – langit sehingga menekan sinus laktiferus yang
berada di bawah areola. Kemudian terjadi gerakan peristaltik yang
mengeluarkan ASI dari payudara masuk ke dalam mulut bayi.
c. Refleks menelan (swallowing reflex)
ASI dalam mulut bayi menyebabkan gerakan otot menelan.
E. Komposisi Asi Eksklusif
Susu menjadi salah satu sumber nutrisi bagi manusia, komponen ASI
sangat rumit dan berisi lebih dari 100.000 biologi komponen unik, berikut
komposisi ASI :
1. Kolostrum – Cairan susu kental berwarna kuning, Kolostrum mengandung
karoten dan vitamin A yang tinggi yang berfungsi menjaga kekebalan tubuh
bagi bayi.
2. Protein – Protein dalan ASI berupa casein (protein yang sulit di cerna) dan
whey (protein yang mudah di cerna). ASI lebih banyak mengandum whey
di bandingkan dengan casein.
3. Lemak – Lemak ASI adalah penghasil kalori (energy) utama dan
merupakan komponen yang gizi yang sangat berfariasi.penelitian OSBORN
membuktikan, bayi yang tidak mendapatkan ASI lebih banyak menderita
penyakit koroner usia muda.
4. Laktosa – Merupakan karbihidrat terutama pada ASI,fungsinya sebagai
sumber energi meninggkatkan absorbs kalsium dan merang sang
pertumbuhan lactobacillus bifidus.
5. Zat Besi – Meskipun ASI mengandum sedikit zat besi, namun bayi yang
menyusui jarang kekurangan zat besi.
6. Taurin – Berupa asam amino dan berfungsi sebagai neuororansmitter,
berperan penting dalam maturasi otak bayi.
7. Laktobacilus – Berfungsi menghambat pertumbuhan microorganisme
seperti becteri ecoli yang sering menyebabkan diare pada bayi.
8. Laktoferin – Sebuah besi batas yang mengikat protein ketersediaan besi
untuk bakteri dalam intestines, serta memungkinkan bakteri sehat tertentu
untuk berkembang.
9. Lizozim – Dapat memecah dinding bakteri sekaligus mengurangi insidens,
caries,dentis,dan maloklusi atau kebiasaan lidah yang mendorong kedepan
akibat menyusu dengan botol dan dot.
F. Keunggulan ASI daripada Susu Formula
A. Kesimpulan
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan
bayi baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. ASI Eksklusif merupakan
makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah. ASI
Eksklusif menurut WHO adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan
lain baik susu formula, air putih, air jeruk ataupun makanan tambahan lain
yang diberikan saat bayi baru lahir sampai berumur 6 bulan.
B. Saran
1. Sebaiknya para ibu memberikan ASI semaksimal mungkin untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi selama 6 bulan.
2. Seharusnya para ibu tidak mengganti ASI dengan susu formula, karena
ASI memiliki semua kandungan zat penting yang dibutuhkan oleh sang
bayi.