Anda di halaman 1dari 6

Kompenen kerangka teoritis

Kerangka teoretis yang baik mengidentikasikan dan menentukan variabel–variabel


penting dalam situasi tersebut yang relevan dengan definisi permasalahan dan selanjutnya
mendeskripsikan serta menjelaskan hubungan antara variabel–variabel tersebut. Hubungan
antara variabel bebas, variabel terikat dan jika berkaitan variabel moderator dan variabel
perantara diuraikan. Jika terdapat variabel moderator, penting untuk menjelaskan bagaiman
dan hubungan spesifik apa yang moderasi ( dihubungkan ) penjelasan tentang mengapa
variabel tersebut berperan sebagai moderator juga sebaiknya diberikan. Jika terdapat
perantara diperlukan pembahasan tentang bagaimana atau mengapa mereka diperlakukan
sebagai variabel perantara. Hubungan saling bergantungan antara variabel bebas atau variabel
terikat ( pada kasus terdapat dua atau lebih variabel terikat ) jika ada,hal tersebut seharusnya
diungkapakan dengan tepat dan dijelaskan secara memadai ,perhatikan bahwa kerangka
teoritis yang baik bukan kerangka yang kompleks.

Terdapat tiga ciri dasar yang harus dimasukan kedalam kerangka teoritis

1. Variabel yang dianggap relevan dengan studi harus ditentukan dengan jelas
2. Model konseptual yang menjelaskan hubungan diantara variabel – variabel dalam
model tersebut harus diberikan
3. Harus ada penjelasan yang jelas mengapa kita memperkirakan bahwa hubungan
tersebut ada.

Tidaklah selalu mudah untuk menyatakan definisi variabel yang relevan secara umum
diterima, sering kali, terdapat banyak definisi ( misalnya terdapat banyak definisi untuk “ citra
merk-brand image”.”kepuasan pelanggan – customer satification”.dan “kualitas layanan –
service quality” yang tersedia dalam literatur pemasaran. Tetap saja ,definisi konsep yang dapat
memberikan panduan dan dipilih dengan baik diperlukan ,karena definisi tersebut akan
membantu Anda untuk memberikan penjelasan hubungan antar variabel dalam model
Anda.selain itu definisi tersebut juga akan berfungsi sebagai dase untuk operasionalisasi atau
pengukuran konsep Anda dalam tahap pengumpulan data dari proses penelitian sehingga Anda
harus memlilih definisi yang berguna dari literatur tersebut( jangan mengunakan definisi kamus
data karena biasanya terlalu umum). Penting bagi Anda untuk menjelaskan mengapa Anda
memilih definisi tertentu sebagai panduan.

Model konseptual membantu Anda membuat struktur diskusi literature Anda.Model


konseptual menjelaska ide Anda terkait bagaimana konsep-konsep (variabel-variabel) dalam
model Anda terkait satu sama lain. Diagram skematik ( schematic diagram)dari model
konseptual membantu pembaca untuk memvisulakan hubungan yang diteorikan di antara
variabel-variabel dalam model Anda, sehingga mendapatkan ide yang cepat terkait bagaimana
Anda berfikir bahwa masalah managemen dapat diselsaikan . oleh karena itu model konseptual
seing ditujukan dalam bentuk ini akan tetapi hubungan antar variabel dapat diitujukkan dengan
kata-kata baik diagram skematik dari model konseptual dan deskripsi hubungan antar variabel
melalui kata-kata harus diberikan sehingga pembaca dapat melihat dan dengan mudah
memahami hubungan yang diteorikan . hal tersebut mempermudah dan mendorong
pembahasan terkait hubungan di antara varibel-variabel dalam model Anda sehingga menjadi
hal penting bahwa model Anda didasarkan pada teori yang baik.

Kerangka teoritis untuk contoh pelanggaran keselamtan penerbangan

Variabel terikat adalah pelanggaran keamanan yang meruapkan variabel kertertaikan


utama. kita berusaha menjelaskan varians dalam variabel terikat ini dengan empat variabel
bebas yaitu (1) komunikasi antar anggota kru (2) komunikasi antar petugas control bandara dan
kru kokpit(3) pelatihan yang diterima oleh kru kokpit dan (4) desentralisasi. Komunikasi adalah
proses penyampaian informasi pengiriman informasi (sender) kepada penerima informasi
(receiver)dengan penggunan media dimana informasi yang dikomunikasikan dipahami dengan
cara yang sama oleh pengirim informasi dan penerima informasi. Pelatihan merujuk pada
mendapatkan pengetahuan,kemampuan,dan kompetensi sebagai hasil dari pembelajaran
kemapuan praktis atau kejuruan dan pengetahuan yang terkait dengan dengan kompetensi kru
kokpit tertentu yang berguna . Desentralisasi adalah penyebaran pemimpin pembuat
keputusan yang lebih dekat dengan karyawan.
Semakin sedikit komunikasi antar anggota kru sendiri , semakin besar kemungkinan terjadi
pelanggaran keselamatan penerbangan karena sangat sedikit informasi yang diberikan diantara
mereka.Misalnya kapan pun keselamatan terancam komunkasi yang tepat waktu antara
navigator dan pilot sangatlah tidak mungkin masing-masing pihak akan sibuk dengan tugasnya
dan kehilangan pandangan mengenai gambar yang lebih besar . Jika kru bandara gagal
memberikan informasi yang tepat pada saat yang tepat , kecelakaan bisa terjadi ,misalnya
pesawat jatuh atau menabrak . Koordinasi antara groun staff dan kru kokpit merupakan hal
utama dalam keselamatan penerbangan dengan demikian semakin kurang koordinasi antara
petugas ground control dan kru kokpit, semakin besar kemungkinan terjadinya pelanggaran
keselamatan penerbangan. Kedua factor diatas diperburuk denga filososfi manajemen dari
maskapai penerbangan yang sering kali menekankan desentralisasi. Filosofi tersebut mungkin
berhasil sebelum deregulasi maskapai penerbangan ketika jumlah penerbangan masih dapat
dikendalikan. Namun dengan deregulasi dan peningkatan penerbangan udara yang
tersentralisasi sangatlah penting. Dengan demikian semakin besar derajat desentralisasi
,semakin besar kemungkinan tingkat komunikasi yang rendah antara kru pesawat dan antara
ground staff dan kru kokpit ,serta semakin besar kemungkinan pelanggaran keselamatan
penerbangan. Demikian pula jika anggota kru kokpit tidak dilatih secara memadai mereka
mungkin tidak memiliki pengetahuanyang cukup mengenai standar keamanan atau mungkin
tidak mampu untuk menangani situasi darurat dan menghindari tabrakan sehingga pelatuhan
yang buruk juga menambah kemungkinan meningkatnya pelnggaran keamanan. Hubungan ini
ditampilkan dalam figure 5.8

Kerangka teoritis

Setelah mempelajari jenis variabel yang berbeda yang dapat berpengaruh dalam sebuah
situasi dan bagaimana hubungan antara variabel tersebut dapat dibangun sekarang kita dapat
melihat bagaimana cara mebuat kerangka teoretis untuk penelitian kita .
Kerangka teoretis merupakan fondasi dimana seluruh proyek penelitian didasarkan.
Kerangka teoretis adalah jaringan asosiasi yang disusun,dijelaskan,dan dielaborasi secara logis
antar variabel yang dianggep relevan dengan sistuasi masalah dan diidentifikasi melalui proses
seperti wawancara ,pengamatan dan tinjauan literature .pengalaman dan intuisi juga berperan
dalam menyusun kerangka teoritis.

Menjadi jelas tahap ini untuk sampai pada solusi masalah yang baik ,pertama –tama
seseorang harus mengidentifikasi masalah dengan benar dan kemudian variabel yang
menyebabkannya. Kini menjadi jelas pentingnya mengadakan wawancara yang memiliki tujuan
dan melakukan tinjauan literature secara menyeluruh. Setelah identifikasi variabel yang tepat
langkah selanjutnya mengelaborasi jaringan asosiasi antar variabel sehingga hipotess relevan
dapat disusun dan diuji. Berdasarkan pengujian hopotesis (yang menunjukan hipotesis diterima
atau tidak)tingkat dimana masalah dapat dipecahkan pun akan terlihat. Dengan demikian
kerangka teoretis merupakan langkah yang penting dalam proses penelitian

Hubungan antara tinjaun literatur dan kerangka teoretis adalah bahwa tinjauan literatur
menyediakan fondasi yang kuat unrtuk menyusun kerangka teoretis. Survei literatur
mengidentifikasi variabel yang mungkin penting seperti yang ditentukan oleh temuan peneliti
sebelumnya. Hal tersebut sebagai tambahan untuk hubungan logis lain yang dapat dikonsepkan
membentuk dasar untuk model teoretis. Kerangka teoretis menunjukan dan mengelabirasi
hubungan antara variabel menjelaskan teori yang mendasari hubungan.

Dari kemampuan pemecahan masalah multi- aspek dari tenaga kerja beragam ,kecuali manager
mampu memanfaatkan sinergi tersbeut dengan cara kreatif mengkoordinasikan keterampilan
yang berbeda. Jika manager kurang terampil dalam melakukan peran tersebut ,maka tidak
peduli seberapa besar kemampuan pemecahan masalah masalah dari tenaga kerja yang
beragam,sinergi tidak muncul. Alih – alih berfungsi secara efektif organisasi mungkin tetap
statis atau bahkan memburuk.

Sekarang menjadi mudah untuk melihat apakah perbedaan antara variabel bebas,varibel
perantara dan variabel moderator (independent variable ) membantu menjelaskan varian
dalam variabel terikat variabel prantara (mediating variable) munculnya ketika 𝑡2 sebagai
fungsi variabel bebas yang juga membantu kita untuk mengkonsepkan hungungan antara
variabel bebas dan varaiabel terikat variabel moderator (moderatoring variable) memiliki
pengaruh ketergantungan pada hubungan antara dua variable. Untuk membedakannya ,ketika
variabel bebas menjelaskan varians dalam variabel terikat ,variabel perantara tidak
menmabhakan varians yang telah dijelaskan variabel bebas, sedangkan variabel moderator
memiliki pengaruh interaksi dengan variabel bebas dalam menjelaskan varians. Maka hubungan
yang diteorikan antara dua variabel lain yang dipertimbangkan tidak akan terbukti kecuali
terdapat variabel moderator.

Apakah sebuah variabel adalah variabel bebas, variabel terikat, variabel perantara atau
variabel moderator, Anda sebaiknya menentukan dengan membaca secara teliti dinamika yang
terjadi dalam situasi tertentu sebagai contoh variabel seperti motivasi untuk bekerja dpaat
menjadi dapat menjadi variael terikat, variabel bebas,variabel perantara,atau variabel
moderator tergantung pada teoritis yang digunakan.

Variabel perantara (mediating variable/intervening variable) adalah variabel yang muncul


anatara saat variabel bebas mulai memengaruhi variabel terikat dan saat pengaruh variabel
bebas terasa pada variabel terikat. Dengan demikian terdapat kualitas temporal atau dimensi
waktu pada variabel perantara.Variabel perantara muncul sebagai fungsi variabel bebas yang
berpengaruh dalam situasi apapun , serta membantu untuk mengkonsepkan dan menjelaskan
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.contoh berikut menjelaskan pola tersebut

Akan menarik untuk melihat bagaimana penyertaan variabel moderator ,”keahlian


manajerial” dalam contoh sebelumnya ,akan mengubah model atau memengaruhi hubungan.
Hubungan baru yang akan muncul karena kehadiran moderator ditunjukkan pada figure 5.7
seperti dapat dilihat ,keahlian manejerial mengurangi hubungan antara keragaman tenaga kerja
dan sinergi kreatif. Dengan kata lain,sinergi kreatif tidak akan berasal.

Teori atau penjelasan yang jelas untuk hubungan dalam model Anda merupakan komponen
terakhir dari kerangka teoritis. Teori berusaha untuk menjelaskan hubungan antar variabel
dalam model Anda penjelasan harus diebrikan untuk semua hubungan penting yang diteorikan
akan muncul diantara variabel-variabel tersebut. Jika sifat dan arah dari hubungan tersebut
dapat diteorikan dengan dasar temuan penelitian sebelumnya dan/atau ide Anda sendiri pada
subjjek tersebut,maka seharusnya terdapat indikasi apakah hubungan tersebut positif atau
negatif dan linear atau nonlinear. Dari kerangka teroritis ,kemudian,hipotesis yang dapat diuji
bisa dibuat untuk menguji apakah teori yang dirumuskan tersebut valid atau tidak.

Perhatikan bahwa Anda tidak perlu “menemukan” teori baru setiap kali Anda sedang
melakukan proyek penelitian. Dalam penelitian terapan, Anda mengaplikasikan teori yang
sudah ada untuk konteks tertentu. Hal ini berati bahwa alasan/argumen dapat dibuat dari
penelitian sebelumnya. Akan tetapi dalam konteks penelitian dasar, Anda akan membuat
kontribusi untuk teori dan model yang sudah ada. Dalam kasus seperti itu, tidaklah selalu
memungkinkan untuk menggunakan teori atau penjelasan yang sudah ada untuk hubungan di
antara variabel-variabel. Oleh karena itu, Anda mengandalkan wawasan dari ide Anda sendiri.

Anda mungkin juga menyukai