ALOPESIA AREATA
Pembimbing :
dr. Ayu Nur Ain H., Sp.KK
Disusun Oleh :
Annisa Ayunita Ramadhani (1813020040)
Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya yang begitu
besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan referat yang berjudul
“Alopesia Areata” pada kepaniteraan bidang Kulit dan Kelamin di Rumah Sakit
Umum Daerah Dokter Soeselo.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini,
terutama kepada dr. Ayu Nur Ain H., Sp.KK selaku pembimbing yang telah
memberikan waktu dan bimbingannya sehingga referat ini dapat terselesaikan.
Penulis berharap refrat ini dapat menambah pengetahuan dan memahami
lebih lanjut mengenai “Alopesia Areata” serta salah satunya untuk memenuhi
tugas yang diberikan pada kepaniteraan bidang Kulit dan Kelamin di Rumah Sakit
Umum Daerah Dokter Soeselo.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan referat ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu, segala kritik dan saran dari semua pihak yang
membangun guna menyempurnakan makalah ini sangat penulis harapkan.
Demikian yang penulis dapat sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi berbagai pihak.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Perubahan Kulit selama Kehamilan..............................................................2
B. Perubahan Vaskular selama Kehamilan........................................................3
C. Perubahan Jaringan Ikat Selama Kehamilan.................................................5
D. Perubahan Pertumbuhan Rambut Selama Kehamilan..................................7
E. Perubahan Kuku Selama Kehamilan.............................................................8
F. Aktivitas Kelenjar Selama Kehamilan..........................................................8
G. Penyakit Kulit Selama Kehamilan................................................................9
BAB III KESIMPULAN........................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................20
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
menurunkan kepercayaan diri, mengganggu psikologis, dan kehidupan sosial
pasiennya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Gambar 2. 1. Melasma, hiperpigmentasi makular yang menyeluruh.
4
Gambar 2. 2. Telangiektasis
3. Eritema palmar, bisa terjadi pada banyak wanita hamil, tetapi juga
bisa dihubungkan dengan penyakit liver, karena estrogen dan penyakit
vaskular kolagen. Perubahan ini bisa berkurang tanpa terapi dan hilang
setelah persalinan.
5
Gambar 2. 4. Eritema palmar
6
1. Striae distensae
Stretch mark atau striae distensae atau striae gravidarum adalah
lesi kulit yang umum hampir 90% pada wanita hamil trimester ke tiga,
yang ditandai dengan garis-garis atrofi warna merah muda. Predileksi di
perut, bokong, payudara, atau paha. Lebih lebih sering terjadi pada wanita
yang lebih muda, wanita dengan bayi yang lebih besar, dan wanita dengan
indeks massa tubuh yang lebih. Penyebab stretch mark multifaktorial dan
termasuk faktor fisik (misalnya, peregangan kulit) dan faktor hormonal
(misalnya, efek steroid adrenokortikal, estrogen, dan relaxin pada serat
elastis kulit).
2. Linea nigra
Linea nigra adalah garis hiperpigmentasi yang ditemukan di perut
pada wanita hamil dan biasanya terlihat pada trimester kedua. Garis ini
biasanya vertical, berwarna hitam berpigmen kecoklatan di sepanjang garis
tengah kulit dan dapat berkembang. Hal ini terjadi sebagai bentuk
ketegangan pada peningkatan dinding perut dengan adanya kemajuan usia
kehamilan. Jika semakin terlihat dan terutama pada wanita multipara,
hanya lapisan kulit, fasia, dan peritoneum yang dapat menutupi dinding
rahim anterior, serta bagian janin dapat diraba melalui celah otot ini
7
Gambar 2. 7. Striae dan linea nigra
8
Kondisi yang dikaitkan dengan fluktuasi hormonal karena pertumbuhan
rambut, biasanya akan normal kembali setelah melahirkan.
9
G. Penyakit Kulit Selama Kehamilan
1. Prurigo gestasional
Prurigo gestasional terjadi dengan rasio 1: 300-450 kehamilan. Hal
ini terjadi pada semua trimester, tetapi biasanya terlihat pada trimester
ketiga. Secara klinis terlihat diskret, eritematosa, atau pada kulit terlihat
koloret papul dan nodul, yang sangat gatal, sehingga terkadang terlihat lesi
yang ekskoriasi. Hal ini terlihat terutama pada permukaaan ekstensor dari
lengan dan kaki, pada dorsal kaki, dan kadang-kadang pada perut. Dalam
beberapa kasus ada pada dada dan punggung. Nodul pada prurigo
gestasional lebih kecil dibandingkan nodularis prurigo.6
Pada pemeriksaan laboratorium menunjukkan tidak ada kelainan.
Pengobatan dengan simptomatik, kortikosteroid topikal dengan potensi
sedang sampai tinggi, dan antihistamin oral seperti klorfeniramin. Obat
topikal antipruritus seperti krim dengan menthol 1-2% membantu
mengurangi pruritus. Perawatan dengan narrowband UVB 20-30 telah
terbukti efektif. Tidak berpengaruh pada kehamilan atau bayi yang baru
lahir sejauh ini. Keadaan janin tidak berpengaruh dalam keadaan prurigo
gestasional dan berat lahir tetap normal. Penyakit ini tidak dikaitkan
dengan resiko maternal, jika pengobatan farmakologis diberikan dengan
cara yang aman dan bisa kambuh kembali pada kehamilan berikutnya.6
2. Pruritus gravidarum
Pruritus gravidarum dapat didefinisikan sebagai gatal yang
menyeluruh selama kehamilan tanpa adanya ruam (walaupun bisa ada
10
ekskoriasi). Lebih dari 14% wanita hamil mengeluh gatal, tetapi pruritus
sering dihubungkan dengan kolestatis yang terjadi hanya pada ± 15 %
wanita hamil dengan kejadian tersering pada trimester III. Derajat gatal
bervariasi, tetapi biasanya lebih berat pada ekstremitas. Gatal sering
terbatas pada dinding abdomen bagian depan dan biasanya berhubungan
dengan regangan kulit dan timbulnya striae. Gatal karena kolestatis
berhubungan dengan kadar serum asam bilirubin. Ini mengidentifikasikan
bahwa ruam-ruam pada wanita hamil dapat dilakukan tes fungsi hepar
terutama yang pernah mengalami gatal-gatal tanpa ruam. Pruritus biasanya
menghilangkan segera setelah melahirkan, tetapi berulang sekitar 50%
pada kehamilan berikutnya. Dilaporkan adanya peningkatan persalinan
prematur dan kematian perinatal terjadi hanya pada mereka yang secara
klinik benar-benar timbul ikterus.
3. Pruritus urtikaria papul dan plak pada kehamilan (PUPP)
a. Definisi
Pruritic Urticarial Papules and Plaques of Pregnancy atau
yang biasa disebut Polymorphous Eruption of Pregnancy ( PEP )
merupakan erupsi kulit yang gatal pada kehamilan dan biasanya
dimulai pada semester ketiga terakhir kehamilan,sering ditemukan
pada primigravida (76%) , kadang pada kehamilan kembar dan
multigravida.
b. Etiologi
Penyebab pada Polymorphous Eruption of Pregnancy sampai
saat ini masih tidak diketahui,banyak teori yang dikemumakan tetapi
belum dapat dibuktikan secara medis seperti :
Peningkatan berat badan ibu selama kehamilan
Bayi besar ( berat badan > 2500kg
Hormon sex
Jenis kelamin pada bayi
c. Patofisiologi
Munculnya penyakit ini pada tubuh sampai sekarang tidak
diketahui mekanismenya
d. Manifestasi Klinis
11
Polymorphous Eruption of Pregnancy terjadi pada usia
kehamilan trimester ketiga yaitu pada +/- 36 minggu tetapi beberapa
kasus kadang terjadi pada awal kehamilan. Lesi yang polimorfik
dengan urtikaria, vesikula, purpura, polisklik dan eczematosa menjadi
ciri pada penyakit ini. Untuk ukuran lesi sekitar 1 – 2 mm papul eritem
dan terdapat pada bagian abdomen dekat striae gravidarum menyebar
sampai paha dan payudara. Jarang menyebar sampai ke daerah
periumbilical. Rasa gatal terbatas pada kulit yang terkena yaitu
sepanjang erupsi saja, hilang timbul dan kadang dapat menggangu saat
tidur atau istirahat.3
e. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak menunjukan kelainan yang
berarti. Gambaran histopatologik terdapat parakeratosis, spongiosos
dan kadang exositosis eosinophil ( eosinofil spongiosos ).7 Pada dermis
bisa terdapat edema dan mengandung infiltrat perivaskular limfosit
dengan sedikit eosinofil dan neutrofil. Hasil pemeriksaan DIF tidak
ada imonureaktan spesifik.
12
f. Diagnosa diferensial
13
Gambar 2. 11. Atopic eruption on pregnancy
g. Tatalaksana
Pemberian obat antigatal topikal, antihistamin dan
kortikosteroid topikal untuk menghilangkan rasa gatal yang
menggangu. Pemberian kortikosteroid oral jarang dibutuhkan tetapi
sangat membantu untuk gatal yang tidak bisa disembuhkan dengan
pemberian topikal. Menghilang pada saat melahirkan dan jarang
kambuh setelah melahirkan
h. Prognosis
Baik pada kulit karena akan menghilang setelah melahirkan
(jarang terjadi kambuh setelah melahirkan).8 Sedangkan pada
kehamilan juga baik karena tidak mengganggu janin didalam
kandungan dan pada persalinan juga baik karena tidak mengganggu
proses persalinan sehingga dapat melahirkan secara spontan
4. Eczematous Eruption of Pregnancy
Diagnosa dermatitis pada kehamilan berdasarkan riwayat dan
gejala klinis pasien. Pasien yang didiagnosa menderita dermatitis saat
hamil terdapat riwayat atopi seperti asma dan menderita konjungtivitis
pada kehamilan pertama. Tidak ada pemeriksaan penunjang yang
disgnifikan terhadap penyakit ini. Serum IgE tidak memiliki nilai
14
diagnostik yang penting. Biopsi pada kulit menunjukkan stratum
kornenum yang normal, ditandai dengan edema intraselular, infiltrat
limfosit dengan atau tanpa eosinophil. Biopsi kulit jarang digunakan
sebagai dasar diagnostik.9 Dermatitis kronik ditandai dengan ortokeratosis,
akantosis pada epidermis, lapisan vertikal kolagen yang bergabung pada
dermis papilaris.
Gambar 2. 12. Kronik eksim, dengan likenifikasi pada regio elbow. Terdapat ekskoriasi dan
krusta
15
berikutnya yang terjadi pada umur kehamilan yang lebih awal dan dapat
lebih berat dari sebelumnya.
Gambaran histologik, terdapat edema subepidermal dengan
infiltrasi limfosit, histiosit, dan eosinofil. Teknik imunofluoresen langsung
pada biopsi kulit didapatkan komplemen C3 dan kadang-kadang deposit
IgG sepanjang zona membrana basalis
16
11,0 mmol/l pada kehamilan tua.10 ALP dapat berada pada kadar normal
atau meningkat pada pasien ICP namun tidak dipakai untuk diagnosis.
Diagnosis bandingnya adalah Acute fatty liver of pregnancy, HELLP
syndrome, Hiperemesis gravidarum.
7. Impetigo Herpetiformis
Impetigo herpetiformis merupakan kondisi yang mirip psoriasis
pustular yang tampak pada pasien hamil yang sebelumnya tidak menderita
psoriasis. Namun, beberapa penulis masih tidak setuju akan penyebab
pasti dari impertigo herpetiformis apakah disebabkan oleh adanya
kehamilan atau suatu bentuk psoriasis pustular yang sederhana yang dipicu
oleh kehamilan. Penyebab pasti kehamilan ini belum diketahui.
Didapatkan adanya hipoparatiroidisme dan hipokalsemia pada penderita,
tetapi kontribusinya masih belum jelas. Namun, hipokalsemia dapat
memperberat penyakit psoriasis pustular.
Tanda khas lesi dari impetigo herpetiformis adalah pustul yang
terbentuk mengelilingi pinggir suatu daerah yang eritema. Karakteristik
lesi eritematosa dimulai pada daerah lipatan dan selanjutnya meluas ke
parifer. Biasanya meliputi membran mukosa. Pemeriksaan histologik
menunjukkan adanya lesi mikroabses, dimana terkumpul neutrofil dalam
jumlah yang besar sebagai pustul yang menyerupai spons dan diberi nama
spongioform pustule of kogoj.
Secara klinik penyakit ini ditandai dengan ratusan pustul yang
translusen yang muncul pada suatu dasar eritematosa yang tidak beraturan
atau plak, dengan rasa gatal yang tidak berat. Daerah yang sering
menderita adalah axila, daerah lipatan di bawah payudara, umbilikus,
paha, lipatan bokong, tangan dan juga mengenai kuku (onikolisis). Gejala
ini sering disertai dengan demam, menggigil, mual, muntah, dan diare
disertai dehidrasi berat.11 Delirium dan kejang merupakan komplikasi yang
jarang timbul, biasanya berhubungan dengan hipokalsemia. Kematian
dapat terjadi bila komplikasi septikemia.
17
Gambar 2. 14. Impetigo herpetiformis
18
19
BAB III
KESIMPULAN
20
DAFTAR PUSTAKA
21
12. AHFS Drug Information. American Society of Health-System Pharmacy.
ASHP Inc. USA 2010.
13. Bozzo, Pina. Chua-Gocheco, Angela. Einarson, Adrienne. Safety of skin
care products during pregnancy. Canadian Family Physician • Le Médecin de
famille canadien 2011; Volume 57.
14. Shah, Aparna. Shah, Sushil Jung. Mani Jha, Sagar et al. Physiologic Skin
Changes During Pregnancy 2012.
15. Moore, Jeanne and Kelsberg, Gary. Do any topical agents help prevent or
reduce stretch marks. The journal of family practice. Evidence-based answers
from the Family Physicians Inquiries Network 2012; Volume 61;No 12.
22