cf47f 04 Mekanika Tanah Rawa PDF
cf47f 04 Mekanika Tanah Rawa PDF
PERENCANAAN TEKNIS
RAWA
MEKANIKA
TANAH
Tujuan Pembelajaran
Kompetensi Dasar :
Setelah mengikuti pembelajaran ini, para peserta diharapkan
mampu memahami prinsip-prinsip dasar mekanika tanah untuk
menunjang perencanaan teknis irigasi rawa lebak
Indikator Keberhasilan :
Setelah peserta mengikuti mata diklat ini, diharapkan mampu:
o Menjelaskan klasifikasi tanah
o Menjelaskan sifat-sifat material tanah,
o Menjelaskan jenis survey yang diperlukan mencakup pemboran
tanah, hand penetromter test, test pits dan permeabilitas
lapisan,
o Menjelaskan proses perhitungan daya dukung tanah,
perhitungan penurunan tanah dan remebesan
IDEA
Setelah mengikuti pembelajaran mata diklat
ini, peserta diklat diharapkan mampu:
1 Pendahuluan
Klasifikasi Tanah 2
3 Sifat Material Tanah
Tanah Di Daerah Rawa 4
Bab I Pendahuluan.
Bab II Klasifikasi Tanah.
Bab III Sifat Material Tanah.
Bab IV Tanah di Daerah Rawa.
Bab V Survey Mekanika Tanah
Hampir setiap bangunan teknik sipil terdiri dari bagian bangunan diatas
tanah (superstructure) dan bagian bangunan dibawah permukaan tanah
(substructure). Bagian bangunan dibawah permukaan tanah akan
meneruskan seluruh beban bangunan ke tanah pondasi. Untuk menyiapkan
desain dan melaksanakan konstruksi bangunan, perencana perlu
mengetahui sifat material bangunan yang digunakan dan sifat massa
fondasinya yang dapat berupa tanah atau batuan. Pengetahuan tersebut
sangat penting khususnya bagi ahli mekanika teknik dan juga bagi
perencana (engineer) untuk memahami perilaku fondasi. Pengetahuan
I. Pendahuluan tersebut juga sangat dibutuhkan ketika membangun bangunan yang
seluruh materialnya bangunannya menggunakan material alami seperti
tanggul atau bendungan.
Informasi mengenai sifat material fondasi dan material bangunan dapat
diperoleh dari hasil penyelidikan mekanika tanah terhadap fondasi dan
material bangunan yang mencakup timbunan.
struktur.
.
Untuk memenuhi kedua kriteria di atas, selain
perhitungan gaya-gaya yang bekerja pada pondasi, hal
yang perlu diperhatikan adalah sifat laku (behaviour)
dari tanah. Untuk dapat memahami dan menguasai
perilaku tanah, maka perlu memahami dengan benar
prinsip-prinsip dasar dalam mekanika tanah.
1. Kerikil (gravel)
2. Pasir (sand)
3. Lanau (silt)
4. Lempung (clay)
Definisi: penentuan variasi ukuran partikel-partikel
yang terdapat pada tanah, yang dinyatakan dalam
prosentase dari berat kering total.
1. Analisa Saringan; untuk ukuran partikel > 0.075 mm
2. Analisa Hidrometer; untuk ukuran partikel < 0.075 mm
II. KLASIFIKASI TANAH
Komposisi dan Klasifikasi
(D 30 ) 2
• Cc diantara 1 dan 3
D10 x D 60
Grafik Pembagian Ukuran Butir Berbagai Jenis Tanah
Simbol-simbol lain yang digunakan untuk klasifikasi USCS
adalah :
• W : well graded (tanah dengan gradasi baik)
•P : poorly graded (tanah dengan gradasi buruk)
• L : low plasticity (plastisitas rendah) (LL < 50)
• H : high plasticity (plastisitas tinggi) (LL > 50)
Klasifikasi tanah berbutir halus dengan simbol ML, CL, OL, ME,
CH, dan OH diperoleh dengan cara menggambar batas cair dan
indeks plastisitas tanah yang bersangkutan pada bagan
plastisitas (Casagrande, 1948).
• Sistem klasifikasi tanah mengikuti Unified Soil Classification
System (USCS) dibuat berdasarkan sifat-sifat teknis material,
yaitu: ukuran butiran, gradasi, plastisitas dan kompresibilitas.
• Sifat tanah berbutir kasar sangat dipengaruhi oleh ukuran
butiran dan gradasinya sedang sifat tanah berbutir halus oleh
plastisitasnya oleh karenanya klasifikasi dibuat berdasar
ukuran butiran, gradasi dan plastisitas.
• Tanah berbutir kasar, dibedakan menjadi pasir atau kerikil
berdasar ayakan no. 4 atau Ø 4,76 mm. Bila material tertahan
diatas saringan ≥ 50 % atau lebih, digolongkan sebagai kerikil,.
Sebaliknya bila yang lolos > 50 % digolongkan sebagai pasir.
• Tanah berbutir halus, dibagi menjadi dua yaitu:
- lanau diberi simbol “M” dan
- lempung diberi simbol “C”.
Tanah berbutir halus
i) Lempung dan Lanau
• Plastisitas adalah sifat teknis yang paling penting dari tanah berbutir halus.
Plastisitas tanah berbutir halus ditentukan dari banyaknya butiran tanah yang lolos
saringan no 40. Material tanah yang terletak diatas garis "A" dapat dikelompokkan
ke dalam tanah berbutir halus berlempung. Bila terletak dibawah garis A tanah
tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tanah berbutir halus berlanau.
• Didalam sistem klasifikasi, "lempung' atau "berlempung" dikelompokkan sebagai
tanah yang terletak diatas garis A. "Lanau" atau "berlanau" adalah material yang
terletak di bawah garis "A".
ii) Batas Cair yang tinggi dan yang rendah
• Karakteristik penting kedua dalam kiasifikasi tanah berbutir halus adalah batas cair.
• Tanah yang mempunyai batas cair diatas 50% adalah tanah lempungan atau lanauan
dengan batas cair yang tinggi. Tanah yang mempunyai batas cair dibawah 50%
adalah tanah lempungan atau lanauan yang mempunyai batas cair rendah.
Ada empat kelompok tanah berbutir halus, yaitu tanah berlempung dengan
berbatas cair rendah (CL), tanah berlempung dengan berbatas cair tinggi (CH),
tanah berlanau dengan berbatas cair rendah (ML) dan tanah berlanau dengan
batas cair tinggi (MH)
Material Organik
• Tanah yg. mengandung sejumlah besar bahan organik
dapat dikenali dari warna dan baunya.
• Jenis tanah ini tidak dapat digunakan untuk kontruksi dan
memerlukan pengarahan khusus dari tenaga ahli, bila
digunakan dalam konstruksi.
• Beberapa jenis dari tanah ini dapat dikelompokkan
sebagai tanah organik dengan batas cair tinggi dan tanah
organik dengan batas cair rendah, bila diuji di
laboratorium.
• Tanah organik mengandung serat yang tidak dapat diuji di
laboratorium dikenal sebagai gambut (peat).
• Ada tiga jenis tanah organik, yaitu tanah organik dengan
batas cair tinggi (OH), tanah organik dengan batas cair
rendah (OL) dan gambut (Pt).
Grafik Plastisitas
Contoh deskripsi tanah :
• PASIR LANAUAN, coklat keabuan, berukuran pasir halus hingga kasar
sedikit kerikilan (mencapai 5%), membundar tanggung hingga
menyudut tanggung, bergradasi baik, tersusun atas fragmen batuan
vulkanik (75%), mineral felsik dan mineral felspar (5%), kadang -
kadang dijumpai sisa - sisa akar tumbuhan, agak basah, padat,
permeabilitas sedang hingga tinggi.
• TANAH PASIR LEMPUNGAN, merupakan batuan terlapukkan tinggi
(higly weathered), dicirikan berwarna abu-abu sampai abu-abu
kemerahan, lanau-kerikil, lepaslepas sampai agak padat, porositas
tinggi, lembab, kemas terbuka, mengandung kerikil, kekerasan
rendah (dapat diremas oleh tangan), dan tidak kompak, dijumpai
pada kedalaman 1,5 -5,75 m.
• TANAH LANAU LEMPUNGAN, merupakan batuan terlapukan tinggi
(higly weathered), dicirikan berwarna coklat – hitam, lanau –
lempung, dijumpai dalam keadaan kering, lembab hingga basah,
plastisitas rendah – sedang, konsistensi teguh (firm), kemas terbuka,
kekerasan rendah (lunak) hingga sedang, dijumpai pada kedalaman
3,50 – 8,00 m. Jumlah N-SPt berkisar antara 1,5 – 4.
Klasifikasi tanah berdasarkan USCS
Klasifikasi Tanah Menurut USCS
Klasifikasi Tanah (2).
• Dalam keadaan alami, massa tanah terdiri dari pori-pori diisi oleh cairan atau
gas (udara) atau keduanya dan butiran tanah (solid). Pengisian oleh gas
tersebut biasanya adalah udara.
(W )
Berat isi:
V
Ws
Berat isi kering: d
V
Ws Ww
Berat isi jenuh air : sat
V
Berat spesifik butiran atau berat jenis padat:
Berat spesifik butiran (Spesific Gravity) atau berat jenis padat:
Hubungan antara Berat Isi dan Parameter Tanah
Lainnya
Vv
• Angka pori / void ratio e, e =
Vs
Vv
• Porositas / porosity n, n = V x100%
Vw
• Sr = Vv x 100 %
Derajat Kejenuhan Pasir
Condition of Degree of
Sand Saturation %
Dry 0
Humid 1 – 25
Damp 25 – 50
Moist 50 – 75
Wet 75 – 99
Saturated 100
Berat jenis mineral
15 – 35 Lepas 4 – 10
65 – 85 Padat 30 – 50
• S’ = c’ + ( – u) tan ’
• dengan:
• c’ : kohesi efektif (t/m2);
• ’ : sudut geser dalam efektif (derajat);
• u : tekanan air pori pada bidang runtuh selama pembebanan, pada saat runtuh (t/m2);
• : tegangan normal total pada bidang runtuh selama pembebanan pada saat runtuh (t/m2);
• S’ : kuat geser efektif (t/m2);
Keruntuhan Geser
Tanah pada umumnya runtuh karena pengaruh geser
Urugan
Fondasi
Menerus
Index Properties :
• a. Water Content () = ASTM D.2216 - 71
• b. Volume Unit Weight () = ASTM D.2837 - 71
• c. Specific Gravirty (Gs) = ASTM D.854 - 72
• d. Atterberg Limits (LL, PL) = ASTM D.424 - 74
• e. Sieve dan Hydrometer Analysis = ASTM C.136 - 46
• f. Permeability Test (k) = ASTM D.2434-74
Engineering Properties :
• a. Consolidation Test (Cc, Cv) = ASTM D.2435 - 70
• b . Trixial-UU Test (c, ) = ASTM D. 2850 atau
• c. Direct Shear Test (c, ) = ASTM D.3080 – 79
Pengujian Disturbed Samples
Index Properties :
• a. Specific Gravity = ASTM D.854 - 72
• b. Sieve & Hydrometer Analysis = ASTM C.136 - 46
• c. Atterberg Limits = ASTM D.424 - 74
• d. Permeability Test (k) = ASTM D.2434-74
Engineering Properties :
• a. Compaction Test = ASSHTO T.180 – 74
• b . Trixial-UU Test (c, ) = ASTM D. 2850
• c. Direct Shear Test (c, ) = ASTM D.3080 - 79
Hubungan antara berat volume jenuh dan kadar air
material tanah dan batuan setempat (FHWA NHI-01-031)
Hubungan antara angka kadar air dengan
berbagai sifat tanah
Identifikasi terhadap konsistensi tanah
berbutir halus
Contoh grafik gradasi butiran
Sifat Teknik Tanah
1. Kepadatan
2. Kuat geser
IDEA
1. Kepadatan
2. Kuat Geser
3. Permeabilitas
Skema uji kelulusan air
(a) uji tinggi tekan tetap,
(b) uji tinggi tekan jatuh
4. Konsolidasi
IDEA
Pemboran Tangan
Penetration Test
Test Pits
Hydraulik Conductivity Test
IDEA
Analisis Hasil Survey
IDEA
Humus, lunak, coklat tua, 0-0.5m. Lempung organik, lunak - 8.5 m & -0.7 m
sedang, abu-abu, 0.5-3m. Lempung Lanauan, sedang, abu- UDS.1: 3.0-3.5 m
2 SP-2 abu tua, 3-8.5m. Di kedalaman 7-7.2 m ada lensa pasir agak
padat, abu-abu tua.
Humus, lunak, coklat tua, 0-0.3m. Lempung organik , lunak, 7m& -1.0 m
coklat campur abu-abu, 0.3-3m. Lempung Lanauan, sedang, UDS.1: 3.0-3.5 m
5 SP-4 abu-abu, 3-7m.
IDEA
Humus, lunak, coklat tua, 0-1 m. Lempung organik , lunak, 8m& -1.0 m
abu-abu,1-3m. Lempung Lanauan, sedang, coklat campur UDS.1: 3.0-3.5 m
6 SP-4 abu-abu, 3-8m
Hand Penetration Test
Kedalaman
Tekanan Konus
Test
Titik Lokasi
Di Ujung rata-rata
(m)
qc, kg/cm2 qc, kg/cm2
1 SP-1 7 5.52 3.46
2 SP-2 6.8 5.52 2.42
3 SP-3 9.6 5.84 3.06
4 SP-3 5 5.30 2.67
5 SP-4 9.8 4.29 2.54
6 SP-4 6.6 5.52 2.72
IDEA
Test Pits
Humus, coklat, lunak, 0-0.5m. Lempung, abu- 1.2 m & MAT= - -1.5 m
2 SP-2 abu, lunak, 0.5-1.2 m. 0.2 m
IDEA
Hydraulic Conductivity Test
Kedalaman Koefisien
Titik Lokasi Test Permeabilitas
(m) k, (cm/detik)
1 Sukan SP-1 1 7.930E-07
2 Sukan SP-2 1 9.920E-07
3 Sukan SP-3 1 1.890E-06
4 Sukan SP-4 1 1.440E-06
Min = 7.930E-07
Max = 1.890E-06
Avg = 1.279E-06
IDEA
Undisturbed sample (Hasil Lab)
BT-1/UDS-1 BT-2/UDS-1 BT-3/UDS-1 BT-4/UDS-1 BT-5/UDS-1 BT-6/UDS-1 BT-7/UDS-1 BT-8/UDS-1
Standard Prosedur
Soil Characteristic Symbol 6-6.5 m 6-6.5 m 5-5.5 m 5-5.5 m 5.5-5 m 5.5-6 m 5.5-6 m 6-6.5 m
Test
Pintu 3 Daun Sal Induk Kolektor Sp 9 Sal Induk Kolektor
SP 9 Sal. Induk Kolektor
Sal SK
4 4 SP 5 Sal SK 4 SP 2 Sal SK 8 SP 1 Sal SK 12 SP 6
Index Properties :
Specific Grafity ASTM D.854 - 72 Gs 2.574 2.592 2.645 2.643 2.580 2.598 2.425 2.488
Water Content (%) ASTM D.2216 - 71 w 60.38 62.85 55.25 26.77 50.13 56.88 41.96 43.09
Volume Unit Weight (ton/m3) ASTM D.2837 - 71 1.584 1.608 1.635 1.849 1.679 1.633 1.682 1.711
Dry Density (ton/m3) Calculated d 0.987 0.987 1.053 1.458 1.118 1.041 1.185 1.196
Void Ratio Calculated e 1.61 1.62 1.51 0.81 1.31 1.50 1.05 1.08
Porosity Calculated n 0.62 0.62 0.60 0.45 0.57 0.60 0.51 0.52
Degree of Saturation (%) Calculated Sr 96.74 100.25 96.65 87.10 98.95 98.74 97.20 99.16
Saturated Density (ton/m3) Calculated sat 1.604 1.606 1.655 1.907 1.685 1.640 1.696 1.715
Submarged Density (ton/m3) Calculated sub 0.604 0.606 0.655 0.907 0.685 0.640 0.696 0.715
Atterberg Limits : ASTM D.424 - 74
Liquid Limit (%) LL 88.23 62.94 68.03 37.01 67.96 73.96 70.24 64.92
Plastic Limit (%) PL 50.81 54.33 46.79 27.73 49.74 45.11 36.46 48.57
Plasticity Index (%) PI 37.42 8.61 21.24 9.28 18.22 28.85 33.78 16.35
Grain Size Analysis : ASTM C.136 - 46
Finer # No. 4 (%) 99.9 99.6 99.9 100.0 99.7 100.0 94.7 99.4
Finer # No. 10 (%) 97.0 98.7 98.6 99.5 97.3 97.7 89.9 93.3
Finer # No. 40 (%) 91.2 96.9 97.0 97.7 94.1 94.3 80.5 87.9
Finer # No. 200 (%) 83.9 87.9 86.1 53.6 89.6 84.9 67.4 77.1
Permeability Test ASTM D.2434-74
Coeficient of Permeability (cm/detik) k 5.24E-05 1.18E-05 8.89E-06 9.04E-06 1.08E-05 6.54E-06 8.65E-06 6.48E-06
*) = Can't tested, non cohesife soil (loose). Very Soft, Soft, Soft, Soft, Soft, Soft, Soft, Soft,
NP = Non Plastic High Plastcity High Plastcity High Plastcity Low Plasticity High Plastcity High Plastcity High Plastcity High Plastcity
UDS = Undisturbed Sample ; DS = Disturbed Sample Abu-abu Abu-abu Abu-abu Abu-abu Abu-abu Abu-abu Abu-abu Abu-abu
IDEA
Disturbed Sample
IDEA
Daya Dukung Pondasi
A. Pondasi Dangkal
Daya dukung ultimate pondasi dangkal pada kedalaman z di bawah permukaan tanah dihitung dengan
mempergunakan rumus Terzaghi sebagai berikut di bawah ini.
Berdasarkan data test laboratorium :
qu = 1.3 c Nc + ’vo (Nq – 1) + 0.4 ’ B N untuk pondasi segiempat
qu = c Nc + ’vo (Nq – 1) + 0.5 ’ B N untuk pondasi menerus
qu = 1.3 c Nc + ’vo (Nq – 1) + 0.3 ’ B N untuk pondasi lingkaran dimana :
c = kohesi.
Proses konstruksi pondasi pada umumnya berlangsung cepat sehingga dapat dianggap sebagai kondisi
undrained sehingga c = u .
’vo = tegangan geostatis efektif pada dasar pondasi.
B = lebar pondasi
’ = berat jenis tanah efektif yang tergantung pada letak muka air tanah dimana :
’ = sat - w untuk Dw D Daya dukung di permukaan tanah setempat di berbagai lokasi untuk dasar
Dw D pondasi yang lebar. Untuk Df = 0 ; B = 5 m ; SF = 3
’ = sat - w ( 1 – B ) untuk D Dw D + B
’ = sat untuk Dw D + B No. Lokasi SF c, Nc Nq Nj q ult, q all, q all,
t/m3 kg/cm2 (o) kg/cm2 kg/cm2 ton/m2
1 Pintu 3 Daun 3 1.396 0.07 3.45 6.77 1.41 0.26 0.59 0.20 1.98
2 Sal Induk Kolektor 3 1.413 0.10 2.58 6.48 1.29 0.19 0.71 0.24 2.36
3 Sal Induk Kolektor SP-9 3 1.666 0.09 2.97 6.61 1.34 0.22 0.70 0.23 2.34
Ground surface 4 Sal Sek Kolektor SP-9 3 1.465 0.09 9.90 9.55 2.67 1.02 1.26 0.42 4.21
5 Sal Sek-4 SP-5 3 1.571 0.09 2.22 6.37 1.25 0.16 0.66 0.22 2.20
6 Sal Sek-4 SP-2 3 1.436 0.12 3.21 6.69 1.38 0.24 0.89 0.30 2.97
D
7 Sal Sk8-SP-1 3 1.389 0.10 6.96 8.13 1.99 0.62 1.02 0.34 3.39
8 Sal Sk12-SP-6 3 1.423 0.08 4.89 7.29 1.62 0.40 0.72 0.24 2.40
B Dw Max = 4.21
IDEA Min = 1.98
Avg = 2.73