Anda di halaman 1dari 3

KASUS POSISI INTERNAL MOOT COURT PIALA DEKAN IV

Tepat pada 1 oktober tahun 2002 lahir seorang anak perempuan bernama
Aurelia Rachel dari pasangan Kevin Marihot dan Kezia Beauty di salah satu
rumah sakit bersalin kota Medan, karena keterbatasan biaya yang dimiliki
kevin dan istrinya saat itu tidak mampu membayar biaya persalinan yang telah
mereka jalani. Kevin pun memutuskan untuk menghubungi salah satu kerabat
baiknya yaitu Yoshua Alexander untuk membantu biaya persalinan putrinya.
Pada saat itu Yoshua Alexander dan istrinya yang bernama Theresia Eka sudah
lama menikah dan ingin memiliki seorang anak perempuan namun tidak
terwujud setelah sekian lama. Lalu keluarga yoshua alexander dan istrinya
Therseia Eka melakukan perjanjian kepada pasangan keluarga Kevin Marihot
bawahsanya mereka akan membayar biaya persalinan putrinya dengan syarat
putrinya akan tinggal bersama dan dibesarkan oleh keluarga Yoshua Alexander
dan Theresia Eka hingga dewasa nanti setelah itu mereka akan mengembalikan
Aurelia Rachel kepada keluarga nya kembali yaitu pasangan Kevin Marihot dan
Kezia Beauty. Pada saat itu persalinan harus dilakukan segera tanpa berpikir
panjang keluarga Kevin Marihot dan Kezia Beauty menyetujui hal tersebut.
Keluarga kevin Marihot dan istrinya melakukan penerbangan ke Medan untuk
membayar biaya persalinan serta mengurus dokumen dokumen kelahiran
Aurelia Rachel serta membawa Aurelia rachel ke rumahnya di denpasar , Bali.

Pada akhirnya rachel di besarkan oleh Yoshua alexander,istrinya beserta anak


kandung mereka yaitu Daniel Saputra yang lahir di tahun 1996 awal pernikahan
mereka yang sekarang telah berumur 6 tahun. Waktu berjalan 5 tahun semua
keluarga baik baik saja dan Rachel telah memasuki masa taman kanak kanak
dan Daniel sudah berumur 11 tahun. Mereka didampingi oleh satu baby sister
dan satu orang supir serta pengasuh lainnya untuk mengantar dan mengurus
kedua anak Alexander tersebut karena dirinya dan Theresia tengah sibuk
dengan dunia pekerjaanya. Alexander adalah seorang pegawai negeri sipil dan
istrinya Theresia eka adalah seorang pegawai di salah satu bank internasional
di Bali.
Di tahun ke 5 ini bank tempat Theresia bekerja mengalami kebangkrutan
karena inflasi mata uang saat itu, Theresia tidak bekerja lagi dan hanya
menganggur di dalam rumah saja dia sangat stress dan dia sering
melampiaskan kemarahannya dengan meminum alkohol yang begitu banyak
dan selalu cenderung ke arah Rachel. Beberapa kali ia juga memaki Rachel
dengan kata kata kasar dan juga fisik. Perlakuan tersebut terus berlanjut tanpa
sepengetahuan Alexander suaminya. pada tahun 2010 Rachel telah berumur 8
tahun dan Daniel berumur 14 tahun. Sampai saat ini Thersia Eka juga belum
memiliki pekerjaan dia hanya di dalam rumah saja.Keluarga Alexander
merancang pembagian harta miliknya kepada istri dan anak anak nya termasuk
Rachel karena Alexander harus di mutasi ke Jakarta dengan agenda tugas
kenaikan golongan pekerjaan. Mendengar pembagian harta tersebut bahwa
Rachel mendapat harta warisan, Theresia eka tidak terima dengan hal ini dan
dia meminta kepada suaminya Alexander untuk tidak memberi harta warisan
tersebut kepada Rachel sampai dia mengatakan bahwa Rachel tidak anak
kandung mereka tetapi Alexander tetap juga tidak merubah keputusan.
Theresia pun meras tidak terima dengan ini, dia melampiaskan kekecewaannya
terhadap rachel baik fisik maupun verbal, ia juga menyuruh pengasuhnya
untuk mengurangi jatah makanan untuk Rachel kadang juga mengganti
makanannya dengan makanan sisa dan membiarkannya mengurus dirinya
sendiri. Pada awalnya pengasuh mereka menolak perintah Theresia namun
semua berakhir dengan Rachel tetap menjalani tekanan itu dengan mandiri,
melakukan aktifitasnya dengan sendiri.

Pada suatu hari, tepat pada 2 september 2010 pagi hari, dimana Rachel
sedang menyapu halaman rumah merasa terganggu dengan kehadiran Daniel
karena menganggu aktivitasnya saat itu, mereka pun berkelahi sehingga
pengasuh keluar dari rumah keluarga Alexander, tidak lama setelah itu Rachel
berteriak dengan keras dan memicu tetangga sekitar untuk kejadian tersebut
karena merasa kesakitan , dan tetangga pun tidak mendengar teriakan dari
Rachel tersebut. Ibu daniel Theresia eka datang ke tempat kejadian tersebut
dan hanya membela anaknya Daniel. Tepat pada siang hari Theresia yang
sedang berada dikamarnya berniat untuk masuk ke dalam kamar Rachel untuk
menyuruhnya membeli rokok seperti biasa, betapa terkejutnya Theresia
mendapati Rachel telah terbujur kaku di tempat tidurnya dengan meringkuk,
bibir pucat serta lidah yang menyolok masuk ke dalam. Theresia pun berteriak
keras sehingga seluruh orang yang berada di dalam rumah datang ke arah
Theresia, Daniel yang mengetahui hal tersbut menelpon ayahnya untuk
kembali pulang. Setelah mengetahui kematian Rachel anaknya maka
Alexander pun segera membawa jenazah Rachel di bawa ke RSCM terdekat di
daerah Denpasar untuk di otopsi karena ia merasa janggal dengan kematian
Rachel.

Beberapa hari setelah kematian Rachel tersebut, tepat di kediaman keluarga


Alexander pihak KOMNAS HAM dan kepolisian segera melakukan penyelidikan
karena mendapat laporan atas kematian Aurelia Rachel yang tidak wajar, di
indikasikan adanya kekerasan anak yang di duga terkait kematian Rachel. Pihak
KOMNAS dan kepolisian pun segera mengamankan beberapa pihak untuk
diminta keterangan.

Anda mungkin juga menyukai