1. Definisi Penyakit
Tumor buli adalah tumor yang berbentuk papiler, noduler (infiltratif), atau
campuran infiltratif dengan papiler yang ditemukan pada vesika urinaria
atau buli- buli (Yuda,2010).
2. Etiologi
a. Pekerjaan
b. Perokok
3. Manifestasi Klinis
Secara umum, manifestasi klinis tumor buli – buli adalah sebagai berikut :
- Usia
- ISK
- Kopi,
pemanis
buatan
Tumor Buli - Buli
Karena
penyakit
Infeksi
sekunder :
Merasa panas
dan tubuh
lemas Sirkulasi
darah
Hematuria
Retensio urine: sulit kencing Hidronefrosis :
menurun
perifer
Nyeri
AKut Ginjal membesar
resiko
Nyer
perubahan
i
Akut Penatalaksanaan
struktur
Kulit
akibat
penekanan
Daerah
menonjol
Penatalaksanaan
Lesi kulit
dan
Resiko Kelebihan
Ketidakseimba Volume
ngan Volume Cairan
Cairan
Tumor buli-buli dapat berbentuk papiler, tumor non invasif (insitu), noduler
(infiltratif) atau campuran antara bentuk papiler dan infiltratif.
a. Adenokarsinoma
No Kode Keterangan
1 Tis Carcinoma insitu (pre invasive Ca)
2 Tx Cara pemeriksaan untuk menetapkan penyebaran
tumor, tak dapat dilakukan
3 To Tanda-tanda tumor primer tidak ada
4 T1 Pada pemeriksaan bimanual didapatkan masa yang
bergerak
5 T2 Pada pemeriksaan bimanual ada indurasi daripada
dinding buli-buli.
6 T3 Pada pemeriksaan bimanual indurasi atau masa
nodular yang bergerak bebeas dapat diraba di buli-
buli.
7 T3a Invasi otot yang lebih dalam
8 T3b Perluasan lewat dinding buli-buli
9 T4 Tumor sudah melewati struktur sebelahnya
10 T4a Tumor mengadakan invasi ke dalam prostate, uterus
vagina
11 T4b Tumor sudah melekat pada dinding pelvis atau
infiltrasi ke dalam abdomen
2. N = Pembesaran secara klinis untuk pemebesaran kelenjar
limfe pemeriksaan kinis, lympgraphy, urography, operative
No Kod Keterangan
e
1 Nx Minimal yang ditetapkan kel. Lymfe regional tidak
dapat ditemukan
2 No Tanpa tanda-tanda pemebsaran kelenjar lymfe
regional
3 N1 Pembesaran tunggal kelenjar lymfe regional yang
homolateral
4 N2 Pembesaran kontralateral atau bilateral atau
kelenjar lymfe regional yang multiple
5 N3 Masa yang melekat pada dinding pelvis dengan
rongga yang bebeas antaranya dan tumor
6 N4 Pemebesaran kelenjar lymfe juxta regional
3. M = metastase jauh termasuk pemebesaran kelenjar limfe
yang jauh. Pemeriksaan klinis, thorax foto, dan test biokimia
No KOD KET
E
1 Mx Kebutuhan cara pemeriksaan minimal untuk
menetapkan adanya metastase jauh, tak dapat
dilaksanakan
2 M1 Adanya metastase jauh
3 M1a Adanya metastase yang tersembunyi pada test-test
biokimia
4 M1b Metastase tunggal dalam satu organ yang tunggal
5 M1c Metastase multiple dalam satu terdapat organ yang
multiple
6 M1d Metastase dalam organ yang multiple
7. Komplikasi
8. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Hb
Hb menurun oleh karena kehilangan darah, infeksi, uremia, gros
atau micros hematuria
b. Pemeriksaan Leukosit
- Leukositosis bila terjadi infeksi sekunder dan terdapat pus dan
bakteri dalam urine
- Acid phospatase meningkat; kanker prostat metastase,
- Alkaline phosphatase meningkat; kanker tulang atau metastase ke
tulang, kanker hati, lymphoma, leukemia.
- Calsium meningkat; metastase tulang, kanker mamae, leukemia,
lymphoma, multiple myeloma, kanker; paru, ginjal, bladder, hati,
paratiroid.
- LDH meningkat; kanker hati, metastase ke hati, lymphoma,
leukemia akut
- SGPT (AST), SGOT (ALT) meningkat; kanker metastase ke hati.
- Testosteron meningkat; kanker adrenal, ovarium
9. Pemeriksaan Penunjang
a. Radiologi
- excretory urogram biasanya normal, tapi mungkin dapat
menunjukkan tumornya.
- Fractionated cystogram adanya invasi tumor dalam dinding buli-buli
-Angography untuk mengetahui adanya metastase lewat pembuluh lymphe
b. Cystocopy dan biopsy
Cystoscopy hampir selalu menghasilkan tumor. Biopsi dari pada lesi
selalu dikerjakan secara rutin.
c. Cystologi
Pengecatan pada sedimen urine terdapat transionil cel daripada tumor
e. Ultrasonografi
Untuk mendeteksi metastasis di luar kandung kemih, membedakan
tumor dari kista.
f. Arteriografi Pelvik
Pemeriksaan untuk memastikan invasi tumor ke dalam dinding
kandung kemih
g. Urografi Ekskretori
Untuk mengenali tumor stadium dini yang besar atau tumor yang
sedang berinfiltrasi.
h. Sistografi Retrograd
Untuk mengetahui perubahan pada struktur kandung kemih dan
keutuhan dindingnya
i. Pencitraan
Magnetic resonance imaging (MRI) merupakan suatu pemeriksaan
imaging yang cukup akurat dan non-invasif dalam mendiagnosis tumor
buli, terutama dalam mengevaluasi perluasan tumor. MRI dapat
mendeteksi tumor dengan ukuran 1,5 cm. Walaupun dikatakan bahwa
MRI konvensional kurang akurat dalam mendeteksi suatu karsinoma
insitu dan membedakan antara invasi mukosa, submukosa clan
muskularis superfisial. Hal ini dapat diatasi dengan pemberian kontras
(gadolinium-enhanceddynamic MRI).
Saluran Konvensional
Ureterosigmoidostomi
b) Diversi Kutaneus (urin dialirkan lewat sebuah lubang yang dibuat pada
dinding abdomen serta kulit)
Ureterostomi Kutaneus
Vesikostomi
a) Identitas
b) Riwayat keperawatan
c) Pengkajian Fokus
2. Sirkulasi
3. Integritas Ego
4. Eliminasi
Tanda : mual
6. Nyeri/keamanan
7. Interaksi sosial
8. Keamanan
e) Pemeriksaan pembantu
Tes buli-buli : dengan cara buli-buli dikosongkan dengan kateter,
lalu dimasukkan 500 ml larutan garam faal yang sedikit melebihi
kapasitas buli-buli, kemudian kateter di klem sebentar, lalu
dibuka kembali, bila selisihnya cukup besar mungkin terdapat
rupture buli-buli.
12. Analisa Data
a. Analisa Data Pre Operatif dan Post Operatif
Symptom Etiologi Problem
PRE OPERATIF
DO : Hiperalbumin akibat Kelebihan
a. Berat badan
kerusakan filtrasi Volume Cairan
meningkat pada
waktu yang singkat glomerulus
b. Asupan berlebihan
dibanding output
c. Tekanan darah Tekanan koloid osmotik
berubah, tekanan
terganggu
arteri pulmonalis
berubah,
peningkatan CVP
d. Distensi vena
jugularis Gangguan shift cairan
e. Perubahan pada tubuh
pola nafas,
dyspnoe/sesak
nafas, orthopnoe,
suara nafas Perpindahan shift cairan
abnormal (Rales dari intravsakular ke
atau crakles), interstitial
kongestikemacetan
paru, pleural
effusion Akumulasi cairan
f. Hb dan hematokrit
menurun,
perubahan
elektrolit, Edema
khususnya
perubahan berat
jenis Kelebihan Volume Cairan
g. Suara jantung SIII
h. Reflek
hepatojugular
positif
i. Oliguria, azotemia
Perubahan status
mental, kegelisahan,
kecemasan
DO : Tumor Buli Nyeri Akut
1. Laporan secara
verbal atau non
verbal
Ulserasi Metastase
2. Fakta dari
Oklusi
observasi
3. Gerakan
melindungi
Infeksi sekunder :
4. Tingkah laku
Refluks
berhati-hati
- Panas saat
5. Muka topeng
- kencing
6. Gangguan tidur
Merasa panas
(mata sayu,
Hidronefrosis
tampak capek,
dan tubuh lemas
sulit atau gerakan
- Hematuria
kacau,
Nyeri
menyeringai).
7. Terfokus pada diri
sendiri .
suprapubik
8. Fokus menyempit
(penurunan
dan
persepsi waktu,
kerusakan proses
nyeri
berpikir,
13. Diagnosa Keperawatan Prioritas
Pre - Operatif
Post - Operatif
2. Kerusakan integritas kulit Tujuan Jangka 1. Tissue Integrity : Skin and 1. Kaji kondisi luka (lokasi, kedalaman,
Panjang : Mucous Membranes karakteristik, warna, cairan,
b.d destruksi mekanis
Kerusakan integritas Management granulasi, jaringan nekrotik, tanda –
jaringan sekunder terhadap kulit tidak terjadi tanda infeksi lokal)
2. Monitor kulit akan adanya kemerahan
tekanan, gesekan dan
Jangka Pendek: 3. Monitor status nutrisi pasien
fraksi akibat immobilisasi Setelah dilakukan 4. Lakukan teknik perawatan luka
asuhan keperawatan 2. Wound Healing : Primer dengan steril
ditandai dengan :
3 x 24 jam and Secunder 5. Ajarkan pada keluarga tentang
DO : kerusakan integritas 3. Pressure Management perawatan luka
kulit dapat diatasi 6. Jaga kebersihan kulit agar tetap
a. Gangguan pada bagian
dengan kriteria bersih dan kering
tubuh hasil : 7. Berikan perawatan kulit untuk
1. Integritas kulit mencegah kerusakan kulit.
b. Perubahan pigmentasi
yang baik bisa 8. Anjurkan pasien untuk menggunakan
kulit dipertahankan pakaian yang longgar
(sensasi, 9. Hindari kerutan pada tempat tidur
c. Kerusakan lapisan kulit
elastisitas, 10. Mobilisasi pasien (ubah posisi
(dermis) temperatur, pasien) setiap dua jam sekali
hidrasi, 11. Oleskan lotion atau minyak/baby oil
d. Gangguan permukaan
pigmentasi) pada derah yang tertekan
kulit (epidermis) 2. Tidak ada
luka/lesi pada
kulit
3. Perfusi jaringan
baik.
4. Menunjukkan
pemahaman
dalam proses
perbaikan kulit
dan mencegah
terjadinya sedera
berulang.
5. Mampu
melindungi kulit
dan
mempertahankan
kelembaban kulit
dan perawatan
alami
6. Menunjukkan
proses
penyembuhan
luka
3. Ketidakseimbangan nutrisi, Jangka Panjang: 1. Nutritional Status : food 1. Kaji adanya alergi makanan
Ketidakseimbangan and Fluid Intake 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
kurang dari kebutuhan
nutrisi teratasi 2. Nutrition Management menentukan jumlah kalori dan nutrisi
tubuh b.d hipermetabolik yang dibutuhkan pasien.
Jangka Pendek : 3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan
yang berhubungan dengan
Setelah dilakukan intake Fe
tumor, efek kemoterapi, tindakan 4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan
keperawatan 3x24 protein dan vitamin C
radiasi, pembedahan
jam pola nutrisi 5. Berikan substansi gula
(anoreksia, iritasi lambung, kembali normal 6. Yakinkan diet yang dimakan
dengan kriteria hasil mengandung tinggi serat untuk
kurangnya rasa
: mencegah konstipasi
pengecapan, nausea), 1. Adanya 7. Berikan makanan yang terpilih
peningkatan ( sudah dikonsultasikan dengan ahli
emotional distress, fatigue,
berat badan gizi)
ketidakmampuan sesuai dengan 8. Ajarkan pasien bagaimana membuat
tujuan catatan makanan harian.
mengontrol nyeri ditandai
2. Berat badan ideal 9. Monitor jumlah nutrisi dan
dengan: sesuai dengan kandungan kalori
tinggi badan 10. Berikan informasi tentang
3. Mampu kebutuhan nutrisi
DO : mengidentifikasi 11. Kaji kemampuan pasien untuk
kebutuhan nutrisi mendapatkan nutrisi yang
- Berat badan 20 % atau 4. Tidak ada tanda dibutuhkan
lebih di bawah ideal tanda malnutrisi
- Dilaporkan adanya 5. Tidak terjadi
intake makanan yang penurunan berat Nutrition Monitoring
kurang dari RDA badan yang 1. BB pasien dalam batas normal
(Recomended Daily berarti 2. Monitor adanya penurunan berat
Allowance) badan
- Membran mukosa dan 3. Monitor tipe dan jumlah aktivitas
konjungtiva pucat yang biasa dilakukan
- Kelemahan otot yang 4. Monitor interaksi anak atau orangtua
digunakan untuk selama makan
menelan/mengunyah 5. Monitor lingkungan selama makan
- Luka, inflamasi pada 6. Jadwalkan pengobatan dan tindakan
rongga mulut tidak selama jam makan
- Mudah merasa kenyang, 7. Monitor kulit kering dan perubahan
sesaat setelah pigmentasi
mengunyah makanan 8. Monitor turgor kulit
- Dilaporkan atau fakta 9. Monitor kekeringan, rambut kusam,
adanya kekurangan dan mudah patah
makanan 10.Monitor mual dan muntah
- Dilaporkan adanya 11.Monitor kadar albumin, total protein,
perubahan sensasi rasa Hb, dan kadar Ht
- Perasaan 12.Monitor makanan kesukaan
ketidakmampuan untuk 13.Monitor pertumbuhan dan
mengunyah makanan perkembangan
- Miskonsepsi 14.Monitor pucat, kemerahan, dan
- Kehilangan BB dengan kekeringan jaringan konjungtiva
makanan cukup 15.Monitor kalori dan intake nuntrisi
- Keengganan untuk 16.Catat adanya edema, hiperemik,
makan hipertonik papila lidah dan cavitas
- Kram pada abdomen oral.
- Tonus otot jelek 17.Catat jika lidah berwarna magenta,
- Nyeri abdominal dengan scarlet
atau tanpa patologi
- Kurang berminat
terhadap makanan
- Pembuluh darah kapiler
mulai rapuh
- Diare dan atau
steatorrhea
- Kehilangan rambut yang
cukup banyak (rontok)
- Suara usus hiperaktif
- Kurangnya informasi,
misinformasi
4. Resiko tinggi infeksi Jangka Panjang : 1. Knowledge : Infection 1. Kaji kondisi luka secara
Control komprehensif (lokasi, derajat,
berhubungan dengan tidak
Infeksi tidak terjadi 2. Infection Protection kedalaman, karakteristik luka,
adekuatnya pertahanan 3. Risk Control penyebaran)
Jangka Pendek : 2. Inspeksi kulit dan membran
tubuh sekunder dan sistem
mukosa terhadap kemerahan,
imun (efek kemoterapi Setelah dilakukan panas, drainase
tindakan 3. Kaji tanda dan gejala infeksi
atau radiasi), malnutrisi,
keperawatan 3 x 24 sistemik dan lokal
prosedur invasif, jam, resiko infeksi 4. Berikan perawatan kulit pada
dapat teratasi area yang luka dengan teknik
ketidakcukupan
dengan kriteria hasil steril
pengetahuan untuk : 5. Bersihkan lingkungan setelah
dipakai pasien lain
menghindari paparan
1. Klien bebas dari 6. Monitor hitung granulosit, WBC
patogen, perawatan luka tanda dan gejala 7. Monitor kerentanan terhadap
infeksi infeksi
pasca pembedahan yang
2. Mendeskripsikan 8. Batasi pengunjung bila perlu
kurang tepat ditandai proses penularan 9. Instruksikan pada pengunjung
penyakit, factor untuk mencuci tangan saat
dengan :
yang berkunjung dan setelah
mempengaruhi berkunjung meninggalkan pasien
DO : penularan serta 10. Cuci tangan sebelum dan setelah
- Prosedur Infasif penatalaksanaann kontak dan melakukan tindakan
ya, 11. Ajarkan pasien dan keluarga
- Ketidakcukupan 3. Menunjukkan tanda dan gejala infeksi
pengetahuan untuk kemampuan 12. Ajarkan klien cara menghindari
untuk mencegah infeksi dengan cuci tangan
menghindari paparan timbulnya infeksi dengan teknik yang tepat.
patogen 4. Jumlah leukosit 13. Pertahankan lingkungan aseptik
dalam batas selama pemasangan alat
- Trauma normal 14. Tingkatkan intake nutrisi
- Kerusakan jaringan dan 5. Menunjukkan 15. Dorong intake nutrisi dan cairan
perilaku hidup yang adekuat
peningkatan paparan sehat 16. Dorong istirahat yang adekuat
lingkungan 6. Status imun, 17. Kolaborasi pemberian antibiotik
gastriintestinal, dan antiinflamasi
- Ruptur membran
genitourinasria
amnion dalam batas
normal.
- Agen farmasi
(imunosupresan)
- Malnutrisi
- Peningkatan paparan
lingkungan patogen
- Imonusupresi
- Ketidakadekuatan imum
buatan
- Tidak adekuat
pertahanan sekunder
(penurunan Hb,
Leukopenia, penekanan
respon inflamasi)
- Tidak adekuat
pertahanan tubuh
primer (kulit tidak utuh,
trauma jaringan,
penurunan kerja silia,
cairan tubuh statis,
perubahan sekresi pH,
perubahan peristaltik)
- Penyakit kronik
Anonim.2012. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Tumor Vesika Urianaria. Diakses Pada 14 Februari 2013.
www.ilmubedah.com.
Brunner & Suddarth.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta : EGC
Bulechet, Gloria et. Al. 2004. Nursing Interventions Clasification (NIC) Fouth Edition. Mosby, Inc
Johnseon, Marion et al. 2000. Nursing Outcome Classification (NOC) second edition. Mosby, Inc
Rizki. 2003. Mengenal Penyakit Tumor Buli – Buli. Diakses Pada 14 Februari 2013. http://www.nursingbegin.com
Yuda. 2010. Penyakit Tumor Kandung Kemih . Diakses Pada 14 Februari 2013. http://dokterdabedah.com.