Anda di halaman 1dari 5

LEMBAR TUGAS MANDIRI 3

KEPERAWATAN GERONTIK
Perubahan Sistem Fisiologis Sistem Kardiovaskuler pada Lansia

Oleh : Indah Mulyani (1806269985)


Mahasiswa Program Studi S1 Ekstensi Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
*Email: ndamuly279@gmail.com
19 Februari 2020

Pendahuluan

Berikan pengantar sebelum masuk ke inti isi LTM. Tambahkan juga tujuan penulisan
LTM, contoh; pada LTM ini akan dibahas berbagai perrubahan fisiologis sistem
kardiovaskular pada lansia.

Isi

Jantung dan pembuluh darah memberikan oksigen dan nutrient setiap sel hidup yang
diperlukan untuk bertahan hidup. Penurunan fungsi sistem kardiovaskuler telah memiliki
dampak pada sistem yang lainnya. Namun, pada kondisi tanpa penyakit yang berat, jantung Commented [D1]: Kalimatnya aneh…

lansia mampu untuk menyediakan suplai darah yang mengandung oksigen secara adekuat
untuk memenuhi kebutuhan tubuh, (Stanley & Beare, 2012). Menurut Nugroho (2000)
dalam (Kholifah, 2016) Perubahan Fisik pada lansia adalah Katup jantung menebal dan
menjadi kaku karena kemampuan jantung menurun 1% setiap tahun sesudah kita berumur
20 tahun, sehingga pembuluh darah kehilangan sensitivitas dan elastisitas pembuluh darah.
Berkurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, misalnya perubahan
posisi dari tidur ke duduk atau duduk ke berdiri bisa menyebabkan tekanan darah menurun
menjadi 65 mmHg dan tekanan darah meninggi, karena meningkatnya resistensi dari
pembuluh darah perifer. Pada lembar tugas mandiri ini, akan dipaparkan mengenai
perubahan fisiologis system kardiovaskuler pada lansia. Commented [D2]: Jelaskan perubahan ygterjadi pada seluruh
bagian jantung: artikel. Ventrikel, aorta, katub jantung.
Dari sini berbagai konsekuensi spt CTR, suara jantung sampai EKG
1. Perubahan fisiologis system kardiovaskuler pada lansia apa yg berubah pdlansia tp sebenarnya dia fisiologis krn adanya
perubahan pd jantungnya.
Dengan meningkatnya usia, jantung dan pembuluh darah mengalami perubahan baik
struktural maupun fungsional ditandai dengan penurunan tingkat aktivitas yang
mengakibatkan penurunan kebutuhan darah yang teroksigenasi.

Perubahan Normal yang Berhubungan Implikasi Klinis


dengan Penuaan Commented [D3]: Bedakan mana yg terjadi pd jantungdan
mana yg terjadi pd pembuluh darah.
Ventrikel kiri menebal Penurunan kekuatan kontraktil
Katup jantung menebal dan membentuk Gangguan aliran darah melalui katup
penonjolan
Jumlah sel pacemaker menurun Umum terjadi disritmia Commented [D4]: Coba perhatikan saat menghitung denyut
nadi lansia…terkadang ada fase dia melambat bahkan sampai
Arteri menjadi kaku dan tidak lurus pada Penumpulan respons baroreseptor, menghilang, tp kemudian muncul dan cepat.
kondisi dilatasi penumpulan respons terhadap panas dan
dingin
Vena mengalami dilatasi, katup-katup Edema pada ekstremitas bawah dengan
menjadi tidak kompeten penumpukan darah Commented [D5]: Tidak sampai ada edema, kalau sampai ada
edema ini sudah perubahan patologis.
Tabel 1: Gambaran perubahan normal pada sistem kardiovaskular akibat penuaan dan
implikasi klinis yang terlihat. (Stanley & Beare, 2012).

1.1 Perubahan Struktur Commented [D6]: Referensi?

a. Penebalan dinding ventrikel kiri karena adanya peningkatan densitas kolagen dan
hilangnya fungsi serat-serat elastis. Implikasi dari hal ini adalah jantung menjadi
kurang mampu untuk distensi dengan kekuatan kontraktil yang kurang efektif.

b. Penebalan katup jantung (katup aorta dan katup mitral) mengalami penebalan dan
terbentuknya penonjolan sepanjang garis katup. Implikasi dari hal ini adalah terjadi
kekakuan pada bagian dasar pangkal aorta yang dapat menghalangi pembukaan
katup secara lengkap dan menyebabkan obstruksi parsial terhadap aliran darah
selama denyut systole. Commented [D7]: Perubahan bunyi jantung

c. Jumlah total sel-sel pacemaker mengalami penurunan. Berkas His kehilangan serat
konduksi yang membawa impuls ke ventrikel. Implikasi dari hal ini adalah
terjadinya disritmia. Commented [D8]: EKG ada perubahan

d. Sistem aorta dan arteri perifer menjadi kaku dan tidak lurus yang diakibatkan karena
adanya peningkatan serat kolagen dan hilangnya serat elastis dalam lapisan medial
arteri. Implikasi dari hal ini adalah penumpulan respon baroreseptor dan
penumpulan respon terhadap panas dan dingin.

e. Vena menjadi meregang dan mengalami dilatasi. Implikasi dari hal ini adalah vena
menjadi tidak kompeten atau gagal dalam menutup secara sempurna sehingga
mengakibatkan terjadinya edema pada ekstremitas bawah dan penumpukan darah.

1.2 Perubahan Fungsi Commented [D9]: Kenapa ini di bedakan…seharusnya digabung


dengan perubahan pd organnya

a. Penurunan kemampuan untuk meningkatkan keluaran sebagai respons terhadap


peningkatan kebutuhan tubuh.
b. Curah jantung pada saat istirahat dapat tetap stabil atau sedikit menurun dan denyut
jantung istirahat juga menurun, karena miokardium mengalami penebalan dan
kurang dapat diregangkan, dengan katup-katup yang lebih kaku, peningkatan waktu
pengisian diastolik dan peningkatan tekanan pengisian diastolik diperlukan untuk
mempertahankan preload yang adekuat.
c. Tidak adekuatnya curah jantung disebabkan oleh pemendekan waku pengisian
ventrikel dan fibrilasi atrial yang disebabkan oleh hilangnya kontraksi atrial.
d. Respons terhadap mediator kimia mengalami penumpulan melalui hilangnya
respons denyut jantung terhadap latigan atau stress.
e. Disritmia atrial dan ventrikuler yang disebabkan oleh hilangnya sel pacemaker dan
infiltriasi lemak ke dalam jaringan konduktif.
f. Pembuluh darah secara progresif meningkatkan tekanan sistolik (batas nilai sistolik
160 mmHg berdasarkan rekomendasi AHA) sedangkan tidak adanya perubahan
dalam tekanan diastolik adalah normal. Hal ini diakibatkan oleh kekakuan
pembuluh darah atau karena selama bertahun-tahun menerima aliran darah
bertekanan tinggi, baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus karotis
menjadi tumpul atau kurang sensitif. Sehingga dapat menyebabkan masalah yang
berhubungan dengan hipotensi ortostatik karena hal tersebut membuat pembuluh
darah tidak mampu melakukan vasokontriksi sebagai respons terhadap perubahan
posisi yang cepat.

2. Konsekuensi fungsional system kardiovaskuler pada lansia


Lansia yang memiliki faktor risiko penyakit kardiovaskular cenderung mengalami
konsekuensi fungsional negatif yang terkait dengan proses patologis, (Miller, 2012).
a. Efek pada Fungsi Jantung
Penurunan curah jantung umum terjadi pada lansia, ini dikaitkan terutama dengan
keadaan patologis, daripada terkait usia.
b. Efek pada Denyut Jantung dan Tekanan Darah
Lansia cenderung memiliki denyut nadi yang lebih rendah dibanding orang dewasa
pada umumnya dan cenderung memiliki aritmia ventrikel dan supraventrikular yang
tidak berbahaya terkait usia yang mempengaruhi mekanisme konduksi jantung.
c. Efek pada Respon terhadap Latihan
Konsekuensi fungsional negatif yang memengaruhi kinerja kardiovaskular pada
orang lansia sehat adalah respon adaptif tumpul untuk latihan fisik. Stres fisiologis,
terkait dengan olahraga, meningkatkan kebutuhan pada system kardiovaskular
dengan empat hingga lima kali tingkat basal.
d. Efek pada Sirkulasi
Konsekuensi fungsional juga dapat mempengaruhi sirkulasi ke otak dan ekstremitas
bawah. Misalnya terkait usia, perubahan mekanisme kardiovaskular dan baroreflex
dapat berkurang aliran darah otak sampai batas tertentu pada lansia sehat dan lebih
parah pada lansia dengan diabetes, hipertensi, gangguan lipid, dan penyakit jantung.
Selain itu, meningkatnya pelebaran pembuluh darah dan penurunan efisiensi katup,
menyebabkan gangguan vena kembali dari ekstremitas bawah.

Penutup

Proses penuaan yang terjadi pada lansia akan diikuti dengan berbagai perubahan yang
terjadi pada sistem tubuhnya. Salah satunya yaitu perubahan pada sistem kardiovaskular.
Penurunan fungsi sistem kardiovaskular dapat terjadi secara struktural dan fungsional yang
dapat terjadi pada jantung dan pembuluh darah arteri maupun vena.

Bibliography
Kholifah, S. N. (2016). Keperawatan Gerontik: Modul bahan ajar cetak keperawatan.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Miller, C. A. (2012). Nursing for Wellness in Older Adult: Theory and Practice (6th Ed.).
Philadelphia: Lippincott William & Wilkin.
Stanley, M., & Beare, P. G. (2012). Gerontolgical Nursing: A health promotior/ protection
approach. Alih bahasa indonesia oleh Nety Juniarti. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai