Anda di halaman 1dari 132

KONSEP MANAJEMEN ASUHAN

KEPERAWATAN
INDAH MULYANI
NPM 1806269985
MANAJEMEN
• Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif
dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi yang mencakup
Planning, Organizing, Actuating dan Controlling terhadap staf, sarana
dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Grant dan Massey,
1999 dalam Nursalam, 2012).
• Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui
orang lain (Gillies,1989).
MANAJEMEN
• Menurut Siagian (1999), manajemen berfungsi untuk melakukan
semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
dalam batas – batas yang telah ditentukan pada tingkat administrasi.
• Swanburg (2000) mendefinisikan manajemen sebagai ilmu atau seni
tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien, efektif
dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
sebelumnya.
FUNGSI MANAJEMEN

Menurut George R.Terry : Menurut Henry Fayol (Huber, 2006)

• Perencanaan (Planning); • Perencanaan (Planning);


• Pengorganisasian (Organizing); • Mengorganisir (Organizing);
• Penggerakan (Actuating) • Memerintah (Commanding);
• Pengawasan (Controlling). • Mengkoordinir (Coordinating);
• Mengawasi (Controlling).
MANAJEMEN KEPERAWATAN
• Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan, pengobatan dan bantuan
terhadap para pasien (Gillies, 1989)
• Manajer keperawatan dituntut untuk merencanakan, mengorganisasi,
memimpin dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk
memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan efisien bagi individu,
keluarga dan masyarakat.
Tanggung Jawab Manajer Keperawatan
• Mencapai tujuan rumah sakit (institusi) dan/atau bagian keperawatan
• Mempertahankan kualitas asuhan keperawatan dengan segala
keterbatasan fasilitas
• Mendorong motivasi staf perawatan dan klien
• Meningkatkan kemampuan staf, peer dan bawahan untuk melakukan
perubahan dalam rangka mencapai kualitas
• Mengembangkan kekuatan/ spirit dan tanggung jawab moral dari tim
• Meningkatkan pengembangan profesional dari staf
TUJUAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

Mengarahkan seluruh kegiatan yang direncanakan

Mencegah/mengatasi permasalahan manajerial

Pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien dengan


melibatkan seluruh komponen yang ada

Meningkatkan metode kerja keperawatan


• Teori penting menurut Bounding (Swansburg, R.C., 1999) dalam
manajemen keperawatan, yakni:
• theory static structure or level of frameworks;
• a moving level of predetermined necessary motions or clockworks;
• a control mechanism level- the thermostat;
• the level of the open-system;
• the genetic-societal level;
• the animal level;
• the human level;
• the level of social organization;
• and transcedental systems.
Proses Manajemen Keperawatan
(Nursalam, 2012)
Pengkajian dan Pengumpulan Data

Perencanaan

Pelaksanaan

Evaluasi
Sistem Manajemen Keperawatan (Gillies, 1989)
• Manajemen keperawatan adalah proses koordinasi dan integrasi
sumber daya keperawatan melalui pelaksanaan proses manajemen
untuk memenuhi asuhan keperawatan dan tujuan pemberian asuhan
keperawatan. Proses manajemen yang bisa digunakan dalam
mencapai tujuan tersebut dapat ditempuh melalui 4 tahap yaitu:
• Planning (perencanaan)
• Organizing (pengorganisasian)
• Directing (pengarahan)
• Controling (pengawasan)
PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN KEPERAWATAN
(Mugianti, 2016)

(Planning)
(Effective utilization of time)
(Decision making)
(Manager/leader)
(Social goal)
(Organizing)
(Change)
LINGKUP MANAJEMEN KEPERAWATAN
(Mugianti, 2016)

Manajemen Layanan/Operasional

Manajemen Asuhan Keperawatan


Manajemen Keperawatan lebih ditekankan
pada bagaimana manajer keperawatan
(secara struktural) mengatur anggota staf
keperawatan dan sumber daya yang lain
untuk dapat menyelesaikan tugas, sedangkan
manajemen asuhan keperawatan digunakan
oleh perawat dalam menyelesaikan masalah
pasien. Atau bisa dikatakan bahwa perawat
adalah manajer asuhan keperawatan
Perbedaan Manajer dan Leader
Manajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen asuhan keperawatan merupakan pengaturan sumber daya
dalam menjalankan kegiatan keperawatan dengan menggunakan
metoda proses keperawatan untuk memenuhi kebutuhan klien atau
menyelesaikan masalah klien (Keliat, 2000). Tiga komponen penting
dalam manajemen asuhan keperawatan yaitu,
1. Manajemen sumber daya manusia (perawat)
2. Asuhan keperawatan
3. Proses keperawatan.
Proses Keperawatan
• Proses keperawatan adalah suatu pendekatan penyelesaian masalah
yang sistematis dalam pemberian asuhan keperawatan. Kebutuhan
dan masalah klien merupakan titik sentral dalam proses penyelesaian
masalah.
• Menurut Craven dan Hirnle (2000) proses keperawatan merupakan
suatu panduan untuk memberikan asuhan keperawatan professional,
baik untuk individu, kelompok, keluarga dan komunitas.
• Proses Keperawatan dijadikan sebagai dasar hukum praktik
keperawatan ( ANA, 1973), serta untuk Pengembangan Standar
Praktik Keperawatan
Teori yang mendasari Proses Keperawatan

Teori Sistem
• didasarkan pada input, proses dan keluaran/output

Teori kebutuhan manusia


• berdasarkan tahapan pemenuhan kebutuhan dasar, biasanya
digunakan teori Maslow
Teori pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah
PERAWAT SEBAGAI LEADER
KEPEMIMPINAN
• Menurut Arwani (2006) kepemimpinan adalah suatu seni dan proses untuk
mempengaruhi dan mengarahkan orang lain agar mereka memiliki motivasi untuk
mencapai tujuan dalam situasi tertentu
• Menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995), kepemimpinan adalah suatu
proses dalam mengarahkan dan memengaruhi para anggota dalam hal berbagai
aktivitas yang harus dilakukan.
• Gardner (1986) dalam Swanburg (2000) mendefinisikan kepemimpinan sebagai
suatu proses persuasi dan memberikan contoh sehingga individu (atau pimpinan
kelompok) membujuk kelompoknya untuk mengambil tindakan yang sesuai
dengan usulan pimpinan atau usulan bersama.
• Menurut Sulvian dan Decker (2005), bahwa kepemimpinan merupakan
penggunaan keterampilan seseorang dalam mempengaruhi orang lain, untuk
melaksanakan sesuatu dengan sebaik- baiknya sesuai dengan kemampuannya.
SYARAT PEMIMPIN
FUNGSI KEPEMIMPINAN
• Memandu, menuntun, membimbing, memotivasi
• Menjalin komunikasi yang baik
• Mengorganisasi, mengawasi dan membawa organisasinya pada
tujuan yang telah ditetapkan
TEORI KEPEMIMPINAN DALAM
KEPERAWATAN
• Teori Bakat (Trait Theory)
• Teori Perilaku
• Teori Kontingensi dam Situasional
• Teori Behavioristik
• Teori Humanistic
• Teori Kontemporer (Kepemimpinan dan Manajemen)
• Teori Motivasi
• Teori Z (Ouchi 1981)
• Teori Interaktif (Schein 1970)
PERAN DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DALAM
KEPERAWATAN
• Peran Kegiatan kepemimpinan dalam keperawatan mencakup banyak
hal, yaitu cara mengarahkan, menunjukkan jalan, mensupervisi,
mengawasi tindakan staf, mengkoordinasikan kegiatan yang sedang
atau akan dilakukan, dan mempersatukan usaha dari berbagai
individu yang memiliki karakteristik yang berbeda (Gillies dalam
Whitebead. K et all, 2010).
• Menurut Brosten, Hayman dan Naylor (1979) menyebutkan bahwa
kegiatan kepemimpinan paling sedikit mencakup 4 hal yang terkait
dengan kegiatan manajerial, yaitu perencanaan, pengorganisasian,
motivasi, dan pengendalian. Dengan demikian kegiatan
kepemimpinan selalu bersinggungan dengan kegiatan dalam
manajemen
• Secara operasional dapat dibedakan 5 fungsi pokok kepemimpinan,
yaitu:
1. Fungsi Instruktif
2. Fungsi Konsultatif
3. Fungsi Partisipatif
4. Fungsi Delegasi
5. Fungsi Pengendalian
DAFTAR PUSTAKA
1. Huber, Diane L. (2006). Leadership and Nursing Care Management.
3th. Ed. Hal; Pennsylvania: Elsevier.
2. Marquis, B. L., & Huston, C. J. (2017). Leadership roles &
management functions in nursing: Theory & Application (9th ed., p.
642). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
3. Mugiarti, S. (2016).Manajemen dan Kepemimpinan dalam Praktek
Keperawatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
4. Nursalam. (2012). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
PENERAPAN KEPEMIMPINAN DAN
MANAJEMEN PADA SETTING
PELAYANAN KEPERAWATAN DI
RUANG RAWAT rs
HERI PUTRA CAHYONO
1806269953
Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen

Kepemimpinan adalah kemampuan Manajemen adalah koordinasi sumber


untuk membimbing atau daya (waktu, orang, persediaan) untuk
mempengaruhi orang lain dan mencapai hasil dan telah menetapkan
mampu memotivasi dan tanggung jawab untuk mencapai
menginspirasi orang lain tujuan organisasi

Jadi, perbedaannya:
“Pemimpin berfokus pada orang, sedangkan manajer
berorientasi pada tugas.”

Cherry & Jacob (2016)


Kepemimpinan dalam Keperawatan

Memperbaiki status kesehatan individu atau


keluarga

TUJUAN
Meningkatkan keefektifan dan tingkat kepuasan
di antara tenaga professional

Memperbaiki sikap masyarakat dan dewan


legislatif terhadap profesi keperawatan serta
harapan mereka terhadap profesi keperawatan
(Kozier, 2010)
Manajemen Keperawatan

Mengarahkan seluruh kegiatan yang direncanakan

Mencegah/mengatasi permasalahan manajerial

Pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan


TUJUAN efisien dengan melibatkan seluruh komponen
yang ada

Meningkatkan metode kerja keperawatan


sehingga staf perawatan bekerja lebih efektif dan
efisien, mengurangi waktu kerja yang sia-sia,
mengurangi duplikasi tenaga dan upaya
Mugianti, 2016
Penerapan Manajemen dan Kepemimpinan pada setting
pelayanan keperawatan di ruang rawat

Planning

Controlling Organizing

Directing Staffing

Cherry & Jacob (2016)


Perencanaan (planning)

Perencanaan adalah fungsi manajemen pertama dan melibatkan


beberapa langkah:
1. Mengidentifikasi tujuan dan tujuan yang ingin dicapai;
2. Mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan (mis., Orang,
persediaan, peralatan);
3. Menentukan langkah-langkah tindakan;
4. Menetapkan waktu untuk langkah tindakan dan pencapaian tujuan.
Perencanaan yang efektif mengharuskan perawat untuk memahami:

1) Mission and philosophy


2) Strategis perencanaan strategis adalah perencanaan jangka panjang (memperpanjang
2 hingga 5 tahun ke depan) dan hasil dari analisis mendalam tentang:
bisnis, komunitas, peraturan, dan lingkungan politik di luar organisasi
kebutuhan pelanggan dan pasien
perubahan teknologi
kekuatan, masalah, dan kelemahan internal organisasi.
Tujuan perencanaan strategis adalah untuk:
• Identifikasi strategi untuk menanggapi perubahan dalam kebutuhan pelanggan,
teknologi, undang-undang layanan kesehatan, lingkungan bisnis, dan komunitas.
• Mendedikasikan sumber daya untuk layanan penting dan program baru.
• Menghilangkan duplikasi, pemborosan, dan layanan yang kurang dimanfaatkan.
• Tetapkan timeline untuk pencapaian tujuan.
3) Tujuan dan sasaran
Tujuan dan sasaran menyatakan tindakan yang diperlukan untuk mencapai
rencana strategis dan merupakan hal sentral bagi seluruh proses manajemen.
Perawat manajer harus dapat mengartikulasikan tujuan organisasi secara jelas
dan tujuan unit keperawatan.
4) Perencanaan operasional
Perawat manajer kemungkinan besar akan bertanggung jawab atas perencanaan
operasional atau jangka pendek perencanaan yang meliputi kegiatan sehari-hari
organisasi. Manajer perawat yang terlibat dalam perencanaan operasional harus
peduli dengan:
• Jumlah, ketajaman, jenis, dan lokasi pasien yang dirawat
• Kualifikasi dan kompetensi perawat dan staf layanan kesehatan lainnya
• Jenis dan jumlah persediaan dan sumber daya fisik lainnya yang tersedia
• Alokasi sumber daya (mis., Staf, persediaan, waktu) untuk memenuhi tujuan
anggaran
• Perawat manajer juga harus merencanakan berbagai kegiatan lain, seperti
pengembangan staf, kepatuhan peraturan, dan peningkatan kualitas dan
proyek keselamatan pasien.
Jenis-jenis Perencanaan dalam Manajemen Keperawatan:

1) Perencanaan dalam manajemen keperawatan berdasarkan jangka


waktunya dibagi menjadi 3 jenis, yaitu perencanaan jangka pendek,
jangka menengah dan jangka panjang.
2) Menurut waktu pembuatan perencanaan dapat diklasifikasikan dalam:
Perencanaan reaktif yaitu perencanaan yang disusun ketika adanya
masalah aktual yang dihadapi saat ini dan perencanaan proaktif yaitu
perencanaan yang disusun sebelum masalah timbul, antisipasi terhadap
perubahan kebutuhan dan meningkatkan kemampuan organisasi.
3) Menurut proses penyusunan perencanaan diklasifikasikan menjadi:
Pendekatan Perkembangan yang menguntungkan (Profitabel Growth
Approach) dan pendekatan analisis SWOT (Strength, Weakness,
Opportunity and Treat).
Mugianti, 2016
Pendekatan Perkembangan yang menguntungkan (Profitabel Growth Approach):

• Perencanaan yang dilakukan dengan menganalisa sarana produksi yang dimiliki dan dihubungkan
dengan kebutuhan yang muncul dari lingkungan. Mengusahakan terjadinya keseimbangan antara
sarana yang dimiliki dengan kebutuhan lingkungan. SALING BANGUN : SA (Sarana Produksi) LING
(Lingkungan masyarakat), BANGUN ( Perkembangan yang menguntungkan)

Mugianti, 2016
Pendekatan SWOT ( Strenght, Wakness, OpportunitydanThreat):

• Rencana disusun dengan proses perencanaan, dimulai dengan


menganalisa faktor internal yang berhubungan dengan kekuatan
(Strenght) dan kelemahan (Weaknes), selanjutnya melakukan analisa
faktor eksternal yang berhubungan dengan peluang (opportunity) dan
tekanan/ancaman (Threat). Setelah diketahui kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman selanjutnya disusun rencana strategis untuk
mencapai tujuan organisasi. Rencana strategis harus diterjemahkan
ke dalam rencana operasional yang mencantumkan target yang harus
dicapai.
Mugianti, 2016
Tujuan Perencanaan SDM Keperawatan adalah:

• Menentukan kualitas dan kuantitas tenaga keperawatan contoh


perencanaan kebutuhan perawat berdasarkan tingkat pendidikan (D
III, Ners, NersSpesialist)
• Peminatan SDM keperawatansesuai minat, spesialisasi, dan kualifikasi
pendidikan yang tepat
• Menjamin tersedianya tenaga keperawatan masa sekarang maupun
masa mendatang
• Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas
• Mempermudah koordinasi, integrasi dan sinkronisasi
“Bagaimana menghitung kebutuhan SDM perawat (Mugianti, 2016)?”
• Berdasarkan tabel di atas maka bisa dihitung kebutuhan perawat dengan formula (Rumus).
Jumlah tersebut perlu ditambah dengan faktor koreksi berupa loss day ( hari libur, cuti dan hari
besar dengan rumus sebagai berikut.

• Karena tugas perawat tidak hanya mengerjakan tugas keperawatan, tapi juga non keperawatan
(tugas administrasi), maka diberikan toleransi 25% dari jam pelayanan keperawatan dengan
rumus.

• Sehingga tenaga keperawatan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut Jumlah tenaga
keperawatan = tenaga yang tersedia + faktor koreksi = 13+3,5 +4,1 = 20,6 orang (dibulatkan keatas
karena berkaitan dengan orang menjadi 21 perawat)
Organizing
Pengorganisasian diperlukan untuk membangun struktur formal yang
mendefinisikan garis wewenang, komunikasi, dan keputusan membuat
dalam suatu organisasi.
Pengorganisasian melibatkan:
• Menggunakan sumber daya (mis., Staf, persediaan, waktu) dengan
bijak
• Menugaskan tugas dan tanggung jawab dengan tepat
• Mengkoordinasikan kegiatan dengan departemen lain
• Berkomunikasi secara efektif dengan bawahan dan atasan untuk
memastikan alur kerja yang lancar.
Beberapa kegiatan pengorganisasian dalam manajemen keperawatan
yang biasa dilakukan oleh manajer keperawatan adalah seperti berikut
ini:
1) Mengelompokkan dan membangi kegiatan yang harus dilakukan
oleh staf dibagi habis sesuai kompetensi dan tanggung jawabnya
2) Menentukan jalinan hubungan kerja antar tenaga kesehatan, agar
komunikasi baik dan mendukung kegiatan srhari hari
3) Menentukan penugasan yang kondusif, semua tugas dikerjakan
secara sukarela dan optimal tanpa ada rasa curiga antar perawat
Pengeorganisasian pelayanan di bangsal perawatan mengacu pada
metode asuhan keperawatan yang digunakan, diantaranya:

 Model Asuhan Keperawatan Fungsional


Model Asuhan Keperawatan Tim
Model Asuhan Keperawatan Alokasi Klien
Model Asuhan Keperawatan Primer
Model Asuhan Keperawatan Moduler (Gabungan model asuhan
keperawatan primar dan Tim)
Pengelolaan staf (staffing)
Marquis dan Huston (2014) telah menjelaskan langkah-langkah dalam fungsi
kepegawaian sebagai berikut:
1) Tentukan jumlah dan jenis staf yang dibutuhkan berdasarkan tujuan dan
persyaratan anggaran.
2) Merekrut, mewawancarai, memilih, dan menetapkan personil berdasarkan
uraian tugas dan kinerja standar.
3) Dapatkan karyawan baru untuk memulai yang baik dengan menawarkan
orientasi, pelatihan, dan sosialisasi yang sangat baik program.
4) Menerapkan program pengembangan staf yang berkelanjutan untuk
memastikan bahwa karyawan di semua tingkatan memiliki peluang untuk
berkembang secara pribadi dan profesional dan untuk meningkatkan tingkat
pengetahuan dan keterampilan.
5) Menerapkan penjadwalan yang kreatif dan fleksibel berdasarkan kebutuhan
perawatan pasien, kebutuhan karyawan, dan persyaratan produktivitas.
Pengarahan (directing)
Mengarahkan melibatkan menerbitkan tugas dan instruksi yang
memungkinkan pekerja memahami dengan jelas apa yang diharapkan,
selain membimbing dan melatih pekerja untuk mencapai tujuan yang
direncanakan. Mengarahkan membutuhkan manajer perawat untuk:
• Mengkomunikasikan harapan kinerja dengan jelas.
• Ciptakan iklim yang memotivasi dan semangat tim.
• Model perilaku yang diharapkan.
• Fasilitasi umpan balik.
Mengkomunikasikan harapan kinerja dengan jelas.:
Langkah-langkahnya:
1) Memastikan bahwa staf memahami dengan jelas harapan kerja.
Contohnya dengan memberikan pertanyaan, misalnya: Apakah perawat
jelas memahami harapan untuk mendokumentasikan perawatan klinis?
Apakah perawat tahu bagaimana dan kapan harus melapor ke dokter dan
/ atau melibatkan anggota lain dari tim interprofesional?.
2) Mengkomunikasikan harapan dalam proses dua arah penuh hormat di
mana manajer berusaha terlebih dahulu untuk memahami perspektif
anggota staf, perasaan, dan pengetahuan tentang masalah tersebut dan
kemudian untuk mengklarifikasi harapan dalam tidak menghakimi, cara
yang tidak mengancam.
3) Menentukan masalah yang mungkin mencegah karyawan dari memenuhi
harapan kinerja dan bekerja dengan karyawan itu untuk
mengembangkan rencana yang disepakati bersama sehingga ia dapat
mencapai harapan.
Ciptakan iklim yang memotivasi dan semangat tim:

• Motivasi adalah dorongan batin yang memaksa seseorang untuk bertindak


dengan cara tertentu.
• Motivasi itu kompleks dan melibatkan kombinasi imbalan ekstrinsik, atau
eksternal, seperti: uang, tunjangan, dan kondisi kerja, selain kebutuhan intrinsik,
atau internal, untuk pengakuan, harga diri, dan aktualisasi diri.
• Dorongan dan dukungan positif dari manajer perawat sangat penting untuk
menciptakan motivasi iklim kerja. Metode yang efektif untuk menunjukkan
dorongan dan dukungan adalah teknik dikenal sebagai "manajemen dengan
berjalan" di mana manajer perawat benar-benar unit berjalan dengan tujuan
utama berinteraksi secara positif dengan staf.
• Penguatan positif dalam bentuk ucapan “terima kasih, kamu telah melakukan
pekerjaan dengan baik” adalah salah satu yang paling sumber daya motivasi yang
kuat namun paling sering kurang dimanfaatkan tersedia untuk manajer.
Controlling
Tujuan pengendalian adalah untuk memastikan bahwa karyawan
menyelesaikannya tujuan sambil mempertahankan kualitas kinerja
yang tinggi. Pengendalian mengharuskan manajer perawat untuk:
• Menetapkan standar kinerja atau hasil.
• Menentukan rencana tindakan untuk meningkatkan kinerja.
• Mengevaluasi kinerja karyawan melalui penilaian kinerja dan umpan
balik.
Menetapkan standar kinerja:

Standar kinerja menggambarkan model keunggulan untuk kegiatan kerja dan


berfungsi sebagai dasar perbandingan antara kinerja kerja aktual dan yang
diinginkan. erawat bisa memanfaatkannya
beberapa sumber daya untuk menetapkan standar kinerja, seperti:
• Kebijakan dan prosedur organisasi tertulis
• Standar untuk praktik keperawatan profesional yang dikembangkan oleh
American Nurses Association (ANA) dan diterbitkan dalam Keperawatan: Ruang
Lingkup dan Standar Praktek (ANA, 2010)
• Standar untuk praktik khusus keperawatan profesional, seperti Perawatan
Kesehatan Rumah: Ruang Lingkup dan Standar Praktek (ANA, 2014) dan
Keperawatan Gerontologis: Lingkup dan Standar Praktek (ANA,2010)
• Pedoman praktik berbasis bukti perawat harus terus mencari cara untuk
meningkatkan individu, tim, dan organisasi kinerja untuk mencapai standar
perawatan yang ditetapkan.
Mengevaluasi kinerja karyawan:

• Mengevaluasi kinerja karyawan terjadi melalui proses evaluasi tahunan


formal dan melalui umpan balik dan pelatihan yang sering diberikan
kepada karyawan.
• Seorang manajer seharusnya tidak pernah menunggu sampai tinjauan
kinerja tahunan untuk membahas masalah atau kekurangan dengan
anggota staf.
• Umpan balik sehari-hari yang konsisten dan pelatihan tentang kinerja
pekerjaan menjelaskan harapan, meningkatkan kualitas kerja, dan
memungkinkan manajer untuk memperbaiki masalah sebelum menjadi
serius
• Umpan balik dan pembinaan dapat terjadi dalam interaksi singkat, spontan
atau dalam sesi yang direncanakan dengan karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Cherry, Barbara and Jacob.S.R, (2016). Contemporary Nursing:
Issues, Trends and Management 7th ed. St Louis: Elseveir.
2. Kozier. (2010). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Edisi 5. Jakarta:
EGC
3. Mugiarti, S. (2016).Manajemen dan Kepemimpinan dalam Praktek
Keperawatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Metoda Penugasan
dalam Managemen
Asuhan
Keperawatan di
Ruang Rawat
Ika Sri Wariyastuti
Penugasan (Care delivery methode)

Metode penugasan merupakan metode pengorganisasian kegiatan yang dilakukan


untuk memudahkan pembagian tugas perawat yang sesuai dengan ketrampilan
dan pendiidkan yang dimiliki yang digunakan dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien (Mugianti, 2016).
Tujuan: mewujudkan mewujudkan pelayanan leperawatan yang efektif, efisien
dan aman.
Penting untuk manajer karena pelayanan keperawatan dianggap suatu biaya/cost sehingga
diperlukan pemilihan metode yang merefleksikan falsafah organisasi, staffing dan populasi
pasien yang disesuaikan budget, jumlah, dan kualifikasi perawat serta tujuan organisasi
Primary fungsional
nursing

KLASIFIKASI Metode penugasan


Total care
patient Tim

Manajeman
Modular Alokasi klien
kasus
• Pada pergantian abad ke-19 total
patient care adalah model yang
dominan
• Perawatan pasien di rumah
• perawat memikul tanggung jawab Total patient care/
penuh selama bertugas memenuhi
semua kebutuhan pasien yang metode kasus
ditugaskan (memasak,
membersihkan rumah dll).
• Tahun 1930 menggunakan RS
sebagai tempat perwatan pasien
• Perawat mempunyai otonomi untuk
memodifikasi rejimen keperawatan.
• untuk mempertahankan perawatan
berkualitas, metode ini membutuhkan
personel yang sangat terampil dan
karenanya mungkin lebih mahal Total patient care/
daripada bentuk perawatan lainnya
• Memerlukan ketrampilan perawat yang metode kasus
baik untuk mempertahankan kualitas
pelayanan.
• Dapat dilakukan oleh seseorang dengan
pelatihan
Total patient care/ metode kasus
Keuntungan:
• Sederhana dan langsung dapat memberikan asuhan
keperawatan kepada pasein yang memerlukan.
• Pasien mendapat pelayanan yang holistik dan tidak
terpisah-pisah.
• Garis pertanggungjawaban dan tanggung gugat jelas.
• Memudahkan perencanaan tugas.

Kerugian :
• Membingungkan pasien
• Biaya mahal
• Perawat tidak cukup siap dan cukup pengalaman dalam
memberikan total care.
• Perawat profesional mengerjakan pekerjaan non
profesional.
(Marquis & Hudson, 2017)
Mempertimbangkan biaya agar
mencapai efisiensi biaya

Peran Perawat
Manajer Mengkaji latar belakang
pendidikan, ketrampilan
memberikan perawatan total ,
komunikasi, koordinasi dan
supervisi
METODE FUNGSIONAL

Pengorganisasian tugas keperawatan yang didasarkan pada pembagian


tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan (Mugianti, 2016).
Berkembang saat PD II
Tenaga profesional kurang sehingga merekrut pembantu perawat untuk
melakukan hal sederhana dan rutin seperti tensi, memandikan, rawat luka------
----masih bertahan sampai sekarang di Indonesia
STRUKTUR •
Keuntungan:
Perawat terampil pada tugas tertentu
• Mudah mendapatkan kepuasan kerja setelah
melakukan tugas
• Efektif dan tugas dapat dilaksanakan dengan cepat.
• memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staff
atau peserta didik yang praktek untuk ketrampilan
tertentu

Kerugian:
• Pelayanan keperawatan bersifat fragmented
• apabila pekerjaan sudah selasai, perawat akan
meninggalkan klien dan melaksanakan pekerjaaan non
keperawatan
• kepuasan kerja secara keseluruhan sulit diidentifikasi
• perawat hanya melihat asuhan keperawatan sebagai
ketrampilan
• Membosankan
• Komunikasi kurang
Mencegah kebosanan staff
Peran Perawat
Manajer
Bertanggung jawab
terhadap tujuan pelayanan
keperawatan yang bermutu
METODE TIM
■ Metode ini dikembangkan pada tahun 1950an untuk
mengurangi perawatan yang terpisah-pisah.
■ Pengorganisasian pelayanan keperawatan yang dipimpin
oleh perawat teregistrasi dan berpengalaman serta
memiliki pengetahuan dalam bidangnya
■ Ketua tim harus seorang perawat yang memiliki
ketrampilan organisasi, komunikasi, organisasi,
manajemen dan kepemimpinan yang baik
■ Anggota tim tidak lebih dari 5 orang.
(Marquis & Huston, 2017; Mugianti, 2016).
METODE TIM
Tugas KaTim:
• Pembagian tugas kelompok
• Mengarahkan anggota sebelum tugas dan
menerima laporan kemajuan askep
• Membantu anggota yang mengalami kesulitan.
• Memerikan pelayanan langsung kepada pasien.
• Melaporkan asuhan kepada kepala ruang.
Struktur Model
Peran Perawat Menejer

• Mendeterminasi keterampilan
dan minta perawat sebagai
perawat penanggung jawab
atau ketua tim ( lulusan S I ) „
• Mengoptimalkan fungsi tim,
staf mix orientasi anggota tim,
pendidikan berkelanjutan
Mugianti, 2016
Keuntungan Kelemahan

Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang Rapat tim memerlukan waktu sehingga


komprehensif pada situasi sibuk rapat ditiadakan atau
terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan
komunikai dan koordianasi antar anggota
tim terganggu

Keuntungan Memungkinkan pencapaian proses keperawatan Perawat yang belum terampil dan belum
berpengalaman cenderung tergantung atau

dan berlindung pada anggota tim yang mampu


atau ketua tim.

Kerugian Konflik atau perbedaan pendapat antar staf dapat Akuntabilitas dalam tim kabur
ditekan melalui rapat tim. Cara ini efektif untuk
belajar.

Memungkinkan menyatukan kemampuan


anggota tim yang berbeda-beda dengan aman
dan efektif.
- Kombinasi metode tim dan fungsional (Marquis
& Hudson, 2017). Menurut Mugianti (2016)
kombinasi tim dan PN
- Pengorganisasian asuhan keperawatan yang
dilakukan oleh perawat profesional dan non
METODE profesional (perawat terampil) untuk
sekelompok klien dari mulai masuk RS sampai
pulang disebut tanggung jawab total. Idealnya 2-
MODULAR 3 perawat untuk 8-12 klien (Mugianti, 2016).
- sebuah tim kecil membutuhkan lebih sedikit
komunikasi, memungkinkan anggota
menggunakan waktu mereka dengan lebih baik
untuk kegiatan perawatan pasien langsung
(Marquis & Huston, 2017).
Primary Nursing (PN)

 Suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana perawat profesional


bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap asuhan keperawatan
pasien selama 24 jam
 Dikembangkan 1970
 Tujuan: tercapainya kontiunitas pelayanan.
 1 Perawat Primer mempunyai 4 –6 pasien dan bertanggung jawab
selama 24 jam
 Selama jam kerja, PN memberikan total care kepada pasien.
namun ketika PN tdk dinas, maka perawat assosiate
menindaklanjuti rencana asuhan yang dibuat PN
(Marquis & Huston, 2017; Mugianti, 2016).
Primary Nursing (PN)

 PN terbukti meningkatkan kompetensi


perawat dan kepuasan pasien. Data
menunjukkan bahwa jumlah pasien ranap
dengan infeksi kateter urin (5,5% vs 4,3%)
dan infeksi kateter vena (perifer:2,2% vs 1%;
pusat: 5,6% vs 1%) menurun signfikan (Dal
Molin et al., 2018).
Primary Nursing (PN)

KEUNTUNGAN KERUGIAN

Otonomi perawat meningkat karena motivasi, Ruangan tidak memerlukan bahwa semua perawat
tanggung jawab dan tanggung gugat meningkat. pelaksana harus perawat profesional.

Menjamin kontiunitas askep Biaya yang diperlukan mahal.

Meningkatkan hubungan antara perawat dan


pasien

Membebaskan perawat dari tugas monoton

Mendukung pelayanan profesional

Terciptanya kolaborasi yangbaik.


 adalah kolaborasi proses pengkajian, perencanaan, memfasilitasi dan
advokasi melalui pelayanan untuk memenuhi kesehatan individu
melalui komunikasi dan sumber-sumber yang tersedia untuk
meningkatkan outcome/hasil yang hemat biaya dan berkualitas (Case
Management Society of America [CMSA], 2011 dalam Marquis &
Huston, 2017 ).

Manajemen  Dalam manajemen kasus perawat menangani setiap pasein secara


individual, mengidentifikasi pemberian, perawatan dan pelayanan
Kasus yang hemat biaya

 Case manager: membantu pasien mengakses sumber daya


masyarakat, membantu pasien belajar tentang rejimen pengobatan
dan rencana perawatan dan memastikan pasien telah
direkomendasikan tindakan/prosedur yang tepat
 Manajer kasus mengelola kasus dengan
menggunakan critical pathway/clinical pathway
dan rencana tindakan/ multidisipliltidiciplinary
action plans (MAPs).
 MAP menunjukkan kapan intervensi keperawatan
harus dilakukan. Semua pemberi layanan kesehatan
Manajemen mengikuti alur perawatan MAP untuk memfasilitasi
Kasus hasil yang diharapkan.
 Jika kondisi pasien menyimpang dari rencana yang
ditetapkan maka ditulis dalam varian.

(Marquis & Huston, 2017).


Alokasi Klien.

• Pengorganisasian
pelayanan/askep untuk satu atau
beberapa klien oleh SATU
perawat pada saat tugas/jaga
selama periode waktu tertentu
sampai pasien PULANG. Kepala
ruangan bertanggung jawab
membagi tugas dan menerima
laporan tentang pelayanan
keperawatan rutin (Mugianti,
2016)
Keuntungan Kelemahan
Fokus keperawatan sesuai dengan Beban kerja tinggi terutama jika pasien
kebutuhan klien banyak
Memberikan kesempatan untuk Sulit mendapatkan ketrampilan khusus
melakukan keperawatan yang yang tidak dilakukan pada klien yang
komprehensif. menjadi kelolaannya
Alokasi Memotivasi perawat selalu bersama Pendelegasian tugas tertentu
klien selama bertugas, tugas non

Klien. keperawan dapat dilakukan oleh orang


lain

Kepuasan kerja keseluruhan dapat Kelanjutan keperawatan klien hanya


dicapai. sebagian selama perawat

Mendukung penerapan proses penanggungjawab klien bertugas.

keperawatan
Metode Penugasan dipilih dan disesuaikan
berdasarkan:
• jumlah dan kondisi pasien
• jumlah, pendidikan dan ketrampilan staff.
• Keberadaan perawat yang teregister (RN)
• Sumber daya ekonomi organisasi
• Karakteristik pasien
• Kompleksitas tugas yang harus diselesaikan
DAFTAR REFERENSI

Dal Molin, A., Gatta, C., Boggio Gilot, C., Ferrua, R., Cena, T., Manthey, M., &
Croso, A. (2018). The impact of primary nursing care pattern: Results
from a before–after study. Journal of Clinical Nursing, 27(5-6), 1094-
1102. doi:10.1111/jocn.14135
Marquis, B.L., & Huston, C.L. (2017). Leadership roles and management
functions in nursing theory and application ninth edition. China: Wolters
Kluwer.
Mugianti, S. (2016). Manajemen dan kepemimpinan dalam praktek
keperawatan. Jakarta: PPSDMK Kemenkes RI.
Peran dan Tugas
Perawat dalam
Manajemen
Asuhan
Keperawatan
Iif Afifatunnisa
1806269966
Peran dan Tugas
Menurut Henry Mintzberg (1960) manajer
Perawat dalam melakukan 3 peran utama, yaitu:

Manajemen 1. Peran Interpersonal


2. Peran Informasi (Informational)
Asuhan 3. Peran Keputusan (Decisional)
Keperawatan

Robbin, et al (2017)
1. Tokoh (Figurehead)
Melakukan tugas yang bersifat seremonial dan
simbolis
Peran 2. Pemimpin

Interpersonal Bertanggung jawab dalam melatih, memotivasi


dan memberikan arahan terhadap karyawan
3. Penghubung
Membangun dan menjaga komunikasi dengan
pihak internal maupun eksternal.

Robbin, et al (2017)
1. Pemantau/Monitor
Mencari dan mengumpulkan beragam informasi
internal dan eksternal, misal dengan mencari media
berita dari berbagai sumer (termasuk Internet),
berbicara dengan orang lain untuk mengetahui
Peran perubahan selera publik, apa yang mungkin
direncanakan oleh pesaing.

Informational 2. Penyebar
Menyebarkan informasi yang diterima dari luar atau
dari karyawan lain kepada anggota organisasi
3. Juru Bicara
Menyampaikan informasi terhadap pihak eksternal
mengenai perusahaannya tentang tujuan, rencana,
kebijakan dalam organisasi yang dipimpinnya.

Robbin, et al (2017)
1. Wirausaha/ Entrepeneur
Menciptakan dan mengontrol perubahan dalam tim
untuk meningkatkan kinerja organisasi
2. Pengendali gangguan/ Disturbance Handler
Bertanggung jawab atas tindakan korektif ketika
Peran organisasi sebagai tanggapan terhadap masalah yang
tidak terjadi.

Decisional 3. Pengalokasi sumber daya


Manajer bertanggung jawab untuk mengalokasikan
sumber daya manusia, fisik, dan moneter.
4. Negosiator
Melakukan negosiasi atau tawar menawar dengan unit
lain untuk menghindari kerugian bagi timnya.

Robbin, et al (2017)
Proses Timbang Terima
per-shift dan Ronde
Keperawatan di Ruang
Rawat
Iif Afifatunnisa
1806269966
• Timbang terima merupakan suatu proses pertukaran
Timbang Terima/ informasi yang berkaitan dengan klien yang mendapatkan
Handoff perawatan (Riesenberg, Leitzsch, & Cunningham (2010)
dalam Berman, et al (2016)).
• Tujuan dari laporan timbang terima adalah untuk
menginformasikan status klien atau perubahan terbaru
dalam kondisi klien, tes/pemeriksaan dan prosedur
tindakan yang telah direncanakan, kondisi klien yang
membutuhkan perawatan khusus (Wilkinson, et al (2016))
Tiga fitur penting dalam laporan timbang terima:
Timbang Terima/
1. Komunikasi dua arah, tatap muka
2. Alat pendukung tertulis
Handoff
3. Konten dalam serah terima berfokus pada kebutuhan
klien

Berman, et al (2016)
Berbagai alat komunikasi handoff telah dikembangkan untuk
Alat komunikasi memfasilitasi konsistensi dalam komunikasi. Contohnya:
Handoff 1. I-PASS the BATON: Introduction, Patient, Assessment,
Situation, Safety Concerns, Background, Actions,
Timing, Ownership, Next
2. I-SBAR: Introduction, Situation, Background,
Assessment, Recommendation
3. PACE: Patient/Problem, Assessment/Actions,
Continuing (treatments)/Changes, Evaluation
4. Five-P’s: Patient, Plan, Purpose, Problem, Precautions,
Physician (assigned to coordinate)

Berman, et al (2016)
Ronde keperawatan merupakan prosedur dimana dua atau lebih
perawat mengunjungi klien ke ruang rawat yang bertujuan untuk:
Mendapatkan informasi yang akan membantu merencanakan
asuhan keperawatan.
Memberikan klien kesempatan untuk mendiskusikan perawatan
mereka.
Mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah diterima klien.

RONDE KEPERAWATAN

Berman, et al (2016)
REFERENSI
Berman, A., Synder, S., Frandsen, G. (2016). Kozier & Erb’s
Fundamental of Nursing: Concept, Process, and Practice. (10th
Edition). USA: Pearson Educational, Inc.
Wilkinson, J.M., Treas, L. S., Barnett, K. L., Smith, M. H. (2016).
Fundamental of Nursing: Theory, Concept, and Aplications.
(3rd Edition). USA: F.A Davis Company.
Robbins, S.P., Judge, T.A. (2017). Organizational Behavior (17th
Edition). England: Pearson Educational Limited.
Dokumentasi dalam
asuhan keperawatan di
ruang rawat

Euis Trisnawati Handayani


1806269934
Definisi

• Dokumentasi keperawatan adalah segala


sesuatu yang tertulis atau dicetak yang
memuat informasi tentang catatan pasien
dan menggambarkan secara terperinci
tentang tingkat kualitas perawatan yang
dilakukan kepada pasien (Potter, & Perry,
2016).
Tujuan (Perry & Potter, 2016)

Dokumentasi Tagihan
Komunikasi
Legal Keuangan

Audit
Pendidikan Penelitian
monitor
Komunikasi

• Memvalidasi asuhan keperawatan


• Sarana komunikasi antar tim kesehatan (PPA)

Dokumentasi Legal

• Pelayanan yang tidak terdokumentasi adalah pelayanan yang tidak diberikan


• Dokumentasi harus diisi dengan lengkap (identitas klien, pemeriksaan,
intervensi,respons klien, instruksi dan rujukan)
• Kesalahan yang sering terjadi:
• Tidak mencatat informasi obat atau kesehatan yg berkaitan
• Tidak mencatat tindakan keperawatan
• Tidak mencatat reaksi obat atau perubahan kondisi klien
• Menulis dengan tidak lengkap atau tidak dapat dipahami
• Tidak mendokumentasikan penghentian pengobatan
Tagihan Keuangan
• Dokumentasi yang rinci akan membantu proses penggantian pembiayaan
oleh pihak yang berwenang (mis. Asuransi)

Pendidikan
• Salah satu cara untuk mempelajari penyakit dan respons klien adalah
dengan membaca rekam medis klien.

Penelitian
• Informasi dalam rekam medis menjadi sumber data yang berharga untuk
penelitian.
• Contoh : seorang perawat manajer menyelidiki kejadian infeksi pada klien
dengan pemasangan akses intravena.
• Audit- Monitor
Program peningkatan kualitas
pelayanan
Audit dilakukan untuk
menentukan derajat
peningkatan kualitas
Faktual

Akurat
Karakteristik
dokumentasi Lengkap
yang baik
Baru

Terorganisasi
Pedoman Dokumentasi
dan Pelaporan
• Dilarang menghapus atau merobek tulisan
yang salah
• Dilarang menulis komentar/kritikan tentang
klien atau pelayanan PPA lain
• Perbaiki semua kesalahan dengan segera
• Dokumentasikan semua fakta (akurat,faktual
dan objektif)
• Jangan ada ruang kosong pada catatan
• Tuliskan data dengan jelas menggunakan tinta
hitam
Lanjutan….

• Jika suatu informasi dipertanyakan, lakukan


dokumentasi bahwa klarifikasi telah diperoleh
• Lakukan pendokumentasian hanya untuk diri
sendiri
• Hindari fase kosong seperti “status tetap” atau
“kondisi klien baik”. Gunakan deskripsi lengkap
• Awali tiap masukan data dengan tanggal dan jam,
lalu akhiri dengan tanda tangan dan nama dan
gelar
• Pendokumentasian dengan computerize, harus
menjaga kerahasiaan password
Evaluasi Pengkajian

Dokumentasi
Keperawatan Implementasi
Diagnosa
Keperawatan

Intervensi
Dokumentasi Pengkajian

Data Data Initial Ongoing


Objektif Subjektif Assessment Assessment

Reassessment
Komunikasi Efektif
Metode
Perolahan
Data
Observasi

Pemeriksaan Fisik
Formulir pengkajian di rawat inap

• Pengkajian Rawat Inap (Maternitas, Medikal Bedah, Anak)


• Pengkajian Nyeri
• Pengkajian Risiko Jatuh
• Skrining Gizi
• Formulir persiapan operasi
• Formulir Discharge Planning
Discharge
Planning
Dokumentasi Diagnosa
Keperawatan
Tujuan Dokumentasi Diagnosa Keperawatan
1. Menyampaikan masalah klien dalam istilah yang dapat dimengerti semua perawat
2. Mengenali masalah-masalah utama klien pada pengkajian
3. Mengetahui perkembangan keperawatan
4. Masalah dimana adanya respons klien terhadap status kesehatan atau penyakit
5. Faktor-faktor yang menunjang atau menyebabkan suatu masalah (etiologi)
6. Kemampuan klien untuk mencegah atau menyelesaikan masalah
Dokumentasi Diagnosa
Keperawatan
Metode Dokumentasi Diagnosa Keperawatan
1. Tuliskan masalah/problem pasien atau perubahan status kesehatan pasien
2. Masalah yang dialami pasien didahului adanya penyebab dan keduanya dihubungkan dengan kata
"sehubungan dengan atau berhubungan dengan"
3. Setelah masalah (problem) dan penyebab (etiologi), kemudian diikuti dengan tanda dan gejala
(symptom) yang dihubungkan dengan kata "ditandai dengan"
4. Tulis istilah atau kata-kata yang umum digunakan
5. Gunakan bahasa yang tidak memvonis
Dokumentasi Diagnosa
Keperawatan
Langkah-Langkah Penulisan Diagnosa Keperawatan
1. Pengelompokkan data dan analisa data
2. Interpretasi data
3. Validasi data
4. Penyusunan diagnosa keperawatan (P+E atau P+E+S)
Dokumentasi Intervensi Keperawatan

Hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut:


1. Menentukan prioritas masalah
2. Menentukan tujuan dan kriteria hasil (outcome)
 S:Spesific
 M:Measurable
 A: Achievable
 R:Reasonable
 T:Time
3. Menentukan rencana tindakan
4. Dokumentasi
Independent
Dokumentasi Implementations
Implementasi
Interdependent /
Collaborative
Implementation

Dependent
Implementation
CPPT
Contoh
Grafik TTV
Perkembangan Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi
Keperawatan
Berbasis
Komputer
Referensi
• Potter, P. A., Perry, A. G., Stockert, P., & Hall, A. (2016).
Fundamentals of Nursing-E-Book. Elsevier Health
Sciences.
• Dinarti & Mulyanti, Y. (2017). Dokumentasi Keperawatan.
Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Upaya peningkatan kualitas
kepemimpinan dan manajemen
keperawatan agar sesuai dengan kualitas
akreditasi secara internasional/ JCI

Euis Trisnawati Handayani


1806269934
Prinsip Manajemen

Manajemen adalah kegiatan pengelolaan dan


pengambilan keputusan

Pengelolaan dan pengambilan keputusan selalu


dihadapkan ketidakpastian (uncertainly)

Untuk memperoleh tujuan pengambilan keputusan


dan mengurangi ketidakpastian diperlukan data,
informasi dan proses pengendalian

Sumber: Nursalam (2012)


KEPEMIMPINAN

Perawatan
Pasien

Pengembangan
Staf
Kompetensi yang harus dimiliki Manajer
Keperawatan (Nursalam, 2012)

Pengambilan Hubungan
Kepemimpinan Keputusan dan Masyarakat / Anggaran
Perencanaan Komunikasi

Pengembangan Kepribadian Negosiasi


Undang-undang RI No.44 tahun 2009

• suatu pengakuan yang diberikan oleh


pemerintah kepada rumah sakit karena telah
memenuhi standar yang ditentukan.

Akreditasi Permenkes RI Nomor 12 tahun 2012

• pengakuan terhadap rumah sakit yang diberikan


oleh lembaga independen yang ditetapkan oleh
menteri setelah dinilai bahwa rumah sakit
memenuhi standar pelayanan yang berlaku
Akreditasi lanjutan…
Joint Comission International (JCI)

Standar yang berfokus pada pasien: Standar manajemen organisasi kesehatan:


• International Patient Safety Goals (IPSG) • Quality Improvement and Patient
• Access to Care and Continuity of Care (ACC)
Safety (QPS)

• Patient and Family Rights (PFR) • Prevention and Control of Infections (PCI)
• Assessment of Patients (AOP) • Governance, Leadership and
Direction (GLD)
• Care of Patients (COP)
• Facility Management and Safety (FMS)
• Anesthesia and Surgical Care (ASC)
• Staff Qualifications and Educations (SQE)
• Medication Management and Use (MMU) dan
dan
• Management of Communication and
• Patient and Family Education (PFE) Information (MCI)
• Menurut Joint Comission International tujuan
akreditasi adalah untuk merangsang perbaikan
terus menerus, berkelanjutan dalam organisasi
kesehatan dengan menerapkan standar
Mengapa konsensus internasional yang bertujuan untuk
keselamatan pasien dan sebagai data
akreditasi ? pengukuran pendukung

• Peningkatan mutu berkesinambungan dan


keselamatan pasien
Peran Perawat memiliki peran penting bagi suatu
rumah sakit (RS) dalam memenuhi standar
Perawat pelayanan internasional. Guna memberikan
pelayanan yang baik, perawat harus
memperhatikan standar pelayanan sesuai
dalam akreditasi Joint Commision International (JCI),
yaitu keselamatan pasien dan kualitas
Akreditasi perawatan pasien.
Peran pimpinan
keperawatan
• Memastikan keselamatan pasien
dan peningkaan mutu / kualitas
pelayanan keperawatan
• Memiliki kompetensi dalam
menangani masalah
• Mampu mempengaruhi
anggotanya dengan menjadi
penggerak dan pembaharu agar
mencapai tujuan organisasi sesuai
dengan standar yang ditetapkan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien

7 Standar Keselamatan Pasien

6 Sasaran Keselamatan Pasien

7 Langkah Menuju Keselamatan Pasien


1. Hak pasien
2. Pendidikan bagi pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dalam
kesinambungan pelayanan
Standar 4. Penggunaan metode peningkatan
kinerja untuk melakukan evaluasi dan
Keselamatan peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam
Pasien meningkatkan keselamatan pasien
6. Pendidikan bagi staf tentang
keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf
untuk mencapai keselamatan pasien.
Sasaran Keselamatan Pasien

Meningkatkan
Mengidentifikasi Meningkatkan
keamanan obat-
pasien dengan komunikasi yang
obatan yang perlu
benar efektif
diwaspadai

Memastikan lokasi, Mengurangi risiko


Mengurangi risiko
prosedur, dan infeksi akibat
cedera pasien
pembedahan pada perawatan
akibat terjatuh
pasien yang benar kesehatan
1. Membangun kesadaran akan nilai
Langkah keselamatan pasien

Menuju 2.
3.
Memimpin dan mendukung staf
Mengintegrasikan aktifitas pengelolaan
Keselamatan risiko
4. Mengembangkan sistem pelaporan
Pasien 5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan
pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang
keselamatan pasien
7. Mencegah cedera melalui implementasi
sistem keselamatan pasien
Upaya Manajer Keperawatan dalam
Meningkatkan Mutu Pelayanan Keperawatan
Kolektivitas • Menumbuhkan rasa kebersamaan dan solidaritas emosional.
(kebersamaan) • Meyakini dan berpedoman bahwa setiap tindakan adalah untuk profesi.

Terorganisasi • Segala aktivitas harus terencana dengan baik, berdasarkan


pertimbangan dan perencanaan yang matang.
(organizing)

• Indikator kualitas perawat adalah meningkatnya pengakuan masyarakat


Jasa Layanan (retail) terhadap jasa layanan keperawatan.

• Perawat harus memberikan asuhan keperawatan yang cepat, tepat dan


Efektif dan Efisien akurat. Efisiensi dalam penggunaan sarana dan dana dalam
pelaksanaannya.
Lanjutan…

Komitmen • Ilmu keperawatan sangat bergantung pada komitmen perawat untuk selalu bertanggung
jawab secara moral dan professional.

Aktualisasi
• Mampu menunjukkan aktualisasinya kepada masyarakat dan profesi lain, khususnya para
eksekutif dengan memiliki bekal pengetahuan, sikap dan keterampilan professional.
• Peningkatan kualitas pendidikan mutlak diperlukan.

Produktif • Menghindari perilaku NATO (No Action Talk Only)


• Memiliki aktivitas profesinal yang bermanfaat bagi anggotanya.

Inovatif • Melakukan pembaruan-pembaruan dalam penataan organisasi.


• Berpikir jauh ke depan dengan belajar dari pengalaman dan kesalahan masa lalu.
Upaya peningkatan kualitas kepemimpinan dan manajemen keperawatan
agar sesuai dengan kualitas akreditasi secara internasional/ JCI

Interpersonal

Informational

Decisional
1. Perencanaan : Menetapkan Indikator mutu
keperawatan dan Key Penformance
Indicator (KPI) serta strategi pencapaiannya
dengan cara 5W1H sesuai standar
akreditasi rumah sakit
2. Pengorganisasian : pengelompokkan
aktivitas sesuai struktur organisasi
Strategi
3. Ketenagaan : sesuai kompetensi
4. Pengarahan : membimbing dan
memberikan motivasi
5. Pengendalian : mengembangkan standar
pelayanan, audit keperawatan dan upaya
perbaikan
Meningkatkan pengetahuan dan kompetensi

• Memenuhi standar kualifikasi pimpinan keperawatan yang ditetapkan


• Mengikuti pelatihan kepemimpinan
• Mengikuti pelatihan akreditasi rumah sakit
• Melakukan banchmarking ke rumah sakit lain dengan type yang sama, yang sudah
lulus akreditasi

Menggunakan sumber daya dan teknologi untuk mendukung


program
Referensi
• Undang-undang Republik Indonesia No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2012
tentang Akreditasi Rumah Sakit
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017
Tentang Keselamatan Pasien
• Joint Commission International. (2017). Joint Commission International
Accreditation Standars for Hospitals (6th ed)
• Nursalam. (2012). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai