Anda di halaman 1dari 39

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN MASALAH GINEKOLOGI


HOME GROUP 1 :
 ADE PUTRA
 IKA SRI WARIYASTUTI
 RETNO CITRO
 RISKI ANTONI
 TETTY NURKAYANI
 YENNI MARYATI
 VISYA SEPTIANA
 ASEP SAPAAT
Lingkup Bahasan
Konsep Dasar Neoplasia Serviks

Pengertian

Kanker servik merupakan keganasan yang


berasal dari serviks. Serviks merupakan
sepertiga bagian bawah uterus, berbentuk
silindris, menonjol dan berhubungan
dengan vagina melalui ostium uteri
eksternum.
Faktor Resiko Pemeriksaan penunjang

 Aktifitas seks pada usia  Pemeriksaan klinik meliputi inspeksi,:


muda kolposkopi, biopsy serviks, sistoskopi,
 Hubungan seksual USG, BNO IVP, foto thorak dan bone
dengan multipartner scan, MRI, PET scan. Kecurigaan
metastasis ke kandung kemih atau
 Merokok
rectum harus dikonfirmasi dengan biopsy
 Mempunyai anak banyak dan histologic. Konisasi dan amputasi
 Sosial ekonomi rendah serviks dianggap sebagai pemeriksaan
klinik. Khusus pemeriksaan sistoskopi
 Pemakaian pil kb dilakukan hanya pada kasus dengan
 Gangguan imunitas stadium IB2 atau lebih
 Penyakit menular seksual
PATOFISIOLOGI

 Perkembangan kanker invasif berawal dari terjadinya lesi neoplastik


pada lapisan epitel serviks, dimulai dari neoplasia intraepitel serviks
(NIS) 1, NIS 2, NIS 3 atau karsinoma in situ (KIS). Selanjutnya setelah
menembus membrana basalis akan berkembang menjadi
karsinoma mikroinvasif dan invasive.

(KPKN, 2017).
STAGING KANKER SERVIX
TATA LAKSANA

KEMKES,(2015)
Konsep Dasar Neoplasia Ovarium

Pengertian
 Kanker ovarium adalah kanker yang
menginvasi satu atau kedua indung telur
(ovarium).
 Kanker ovarium dapat berkembang di
permukaan ovarium atau dari jaringan di
dalam ovarium. Jenis yang berkembang
di permukaan ovarium, kanker ovarium
epitel, adalah jenis yang paling banyak,
sekitar 90% kasus kanker ovarium
bermula dari tumor epitel.
(Smeltzer & Bare, 2002).
FAKTOR RESIKO PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Terjadi pada usia menopause  Pemeriksaan usg transvaginal dan cek
laboratorium untuk melihat kadar
 ( diatas 55 tahun )
ca125 dalam darah
 Riwayat kanker payudara
 Riwayat keluarga dengan kanker Tahap-tahap kanker ovarium :
payudara, kanker ovarium,  Stadium I : Pertumbuhan terbatas
kanker kolon, kanker pada ovarium
endometrium  Stadium II : Pertumbuhan
 Pengaruh genetic mutase gen mencakup satu atau kedua
brca1 dan brca2 ovarium dengan perluas pelvis
 Stadium III: Pertumbuhan
 Infertilitas mencakup satu atau kedua
ovarium dengan metastasis diluar
pelvis atau nodus inguinal atau
retro peritoneal positif
 Stadium IV : Pertumbuhan
mencakup satu/kedua ovarium
dengan metastasis jauh.
(Price,& Wilson, 2006) :
Tanda dan gejala
Stadium Awal Stadium Lanjut
 Gangguan haid  Asites
 Konstipasi (pembesaran tumor  Penyebaran ke omentum (lemak
ovarium menekan rectum) perut)
 Sering berkemih (tumor  Perut membuncit
menekan vesika urinaria)
 Kembung dan mual
 Nyeri spontan panggul
 Gangguan nafsu makan
(pembesaran ovarium)
 Melepaskan hormon yang  Gangguan BAB dan BAK
menyebabkan pertumbuhan  Sesak nafas
berlebihan pada lapisan rahim,  Dyspepsia
pembesaran payudara atau
peningkatan pertumbuhan
rambut)
Penatalaksanaan

Seperti kanker pada umumnya tujuannya adalah menghentikan


pertumbuhan sel kanker dan dilakukan dengan :
1. Pembedahan
2. Kemoterapi
3. Radioterapi

Price & Wilson, (2006)


Konsep Dasar Neoplasia Payudara

JENIS DARAINASE AREA TERJADINYA


ANATOMI PAYUDARA
LIMFATIK PAYUDARA TUMOR

(Saladin, McFarland, Gan, & Cushman, 2018), & (Black.& Hawks, 2014).
KEMKES, (2017)
CARA PEMERIKSAAN SADARI

KEMKES, (2017)
(Black, et.al, 2014, & Lewis,et.al, 2014)
PENATALAKSANAAN
PEMERIKSAAN TERAPI
PENUNJANG
 Pembedahan
 SADARI dan SADANIS
 Radiasi
 Mamografi (> 40 tahun)
 Kemoterapi
 USG
 Hormon
 MRI
 Biopsi

Lewis,et.al, (2014)
Konsep Dasar Endometriosis

ENDOMETRIUM = LAPISAN DALAM


UTERUS
SIS = PENYAKIT

Endometriosis
• Gangguan ginekologi kronik
• Ditemukan endometrium ektopik
(diluar kavum uteri)
• Respon terhadap hormon steroid
seperti pada endometrium yang
berada dalam kavum uteri (eutopik)
 Endometriosis terjadi akibat aliran balik
menstruasi yang menyebabkan fragmen-fragmen
kecil endometrium normal tertanam di rongga
peritoneum bawah.
 Jaringan endometriosis ektopik berespons
terhadap stimulasi hormonal dengan cara yang
sama dengan respons endometriosis uterus.
 Selama atau segera setelah menstruasi, jaringan
mengeluarkan darah, menimbulkan respons
peradangan disertai fibrosis dan adesi ke organ-
organ yang terdekat.
 Tempat tersering adalah di cul-de-sac posterior,
ovarium, serosa kandung kemih, tuba falopi dan
usus besar.
 Wanita dengan menstruasi yang lebih lama dan
siklus menstruasi yang lebih pendek berisiko
tinggi mengalami endometriosis.
KELUHAN (SIMTOM)
Perdarahan
Abnormal
(20%)
Infertilitas
(40%)

Nyeri Pelvik
(50%)

Nyeri Haid
Hebat (80%)
Pemeriksaan Manajeman Terapi
Penunjang
Analgetik (NSAID,
 USG : bisa ditemukan massa Simtomatik narkotik dosis
di adneksa rendah)

 Laparoskopi : diagnosa
Supresi ovarium
definitif endometriosis

Surgikal
Pilihan Terapi

Kombinasi supresi
ovarium dan surgikal

Stimulasi ovarium dan


atau assisted
reproductive
technologies
Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Neoplasia
(Serviks, Ovarium, Payudara) dan Endometriosis

 A. Askep Neoplasia Serviks

1. Pengkajian :

 Riwayat kesehatan: Keluhan keputihan berbau, perdarahan


setelah koitus,
 Pemeriksaan fisik: dysuria, nyeri abdomen tengah bawah,
kelelahan, mual muntah
 Laboratorium: hipoalbumin, hipokalemia

(Bobak et al., 2005).


2. Diagnosis Keperawatan

 Defisit pengetahuan terkait dengan: Proses penyakit,


manajemen, prognosis, dan aktivitas perawatan diri.
 Koping individu dan keluarga yang tidak efektif terkait
dengan: kondisi
 Nyeri terkait dengan: penyakit atau terapinya
 Gangguan mobilitas fisik
 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

(Bobak et al., 2005).


3. Intervensi Keperawatan

 Edukasi Kesehatan
 Dukungan pengambilan keputusan, dukungan
penampilan peran, promosi koping
 Manajemen nyeri
 Dukungan Ambulasi dini
 Manjemen nutrisi

(Bobak et al., 2005).


B. Askep Neoplasia Ovarium
1. Pengkajian
- Identitas klien
- Riwayat Kesehatan terdiri dari:
 Keluhan utama : biasanya klien mengeluh nyeri
 riwayat kesehatan sekarang : nyeri perut, perut buncit, gangguan fungsi
saluran cerna, berat badan turun secara nyata, rasa tertekan pada rongga
panggul, siklus menstruasi yang memanjang dan memendek, nyeri pinggul pada
waktu bersenggama atau pada waktu berjalan atau bergerak, gangguan saluran
kencing, nyeri pinggul pada waktu menstruasi, mual muntah dan infertilitas
 riwayat kesehatan yang lalu:pernah mengalami tumor/kanker pada organ lain
 riwayat kesehatan keluarga : ada penyebab herediter atau tidak.
 riwayat obstetri (keluhan haid , riwayat kehamilan dan persalinan),
LANJUTAN.....
- Kebutuhan bio-psiko-sosial-spritual atau kebutuhan sehari-hari
 Pola makan : kebiasaan diet buruk, penurunan BB
 Pola eliminasi : nyeri defekasi, nyeri berkemih, hematuri
 Pola aktivitas dan laihan: kelemahan atau keletihan
 Riwayat penggunaan zat : merokok, alcohol, obat-obatan
 Integritas ego : faktor stress, cara mengatasi stress, keyakinan, putus asa,
depresi
 Neurosensori : pusing, sinkop
 Seksualitas : Perubahan pada tingkat kepuasan karena nyeri yang di
rasakan pada waktu bersenggama
 Interaksi social : Ketidakadekuatan/kelemahan system pendukung, riwayat
perkawinan, masalah tentang fungsi/tanggung jawab peran

- Pemeriksaan fisik : head to toe


LANJUTAN.....
- Pemeriksaan diagnostik : Pemeriksaan darah lengkap, USG, Biopsi, foto
rontgen, Laparoskopi dll.
 Prioritas Keperawatan
 Dukungan adaptasi dan kemandirian
 Meningkatkan kenyamanan
 Mempertahankan fungsi fisiologis optimal
 Mencegah komplikasi
 Memberikan informasi tentang proses/kondisi penyakit, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan.
 Tujuan pemulangan
 Pasien menerima situasi dengan realistis
 Nyeri hilang/terkontrol
 Homeostasis dicapai
 Komplikasi dicegah/dikurangi
 Proses/kondisi penyakit, prognosis, pilihan terapeutik dan aturan dipahami
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN (DOENGES,2010)

 Gangguan rasa nyaman nyeri


 Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
 Defisiensi pengetahuan (kebutuhan pembelajaran)
mengenai penyakit, prognosis, terapi, perawatan diri dan
kebutuhan pemulangan
 Ansietas
 Resiko Kekurangan volume cairan dan elektrolit
 Risiko Harga diri rendah situasional
3. INTERVENSI KEPERAWATAN

 Management nyeri : relaksasi nafas dalam, distraksi, kolaborasi pemberian


analgesik
 Management nutrisi : diit rendah protein, tinggi karbohidrat, rendah
natrium, monitor kalori dan asupan gizi
 Beri informasi akurat terhadap diagnosis, dorong pasien untuk
mengungkapkan fikiran dan perasaan, berikan dukungan dan bantu klien
tingkatkan koping.
 Bantu klien untuk mendiskusikan perubahan yang disebabkan oleh
penyakitnya
 Bantu klien menemukan cara – cara untuk beradaptasi dengan
perubahan yang terjadi
 Monitor perdarahan yang terjadi
 Hitung input dan output volume cairan,
 Kolaborasi pemberian cairan
1. Pengkajian
C. Askep Neoplasia Payudara
 Data biografi dan demograf  Riwayat kesehatan masa lalu: Penyakit
payudara jinak dengan perubahan atipikal;
- Menentukan status risiko kesehatan klien,
kanker payudara unilateral sebelumnya;
genetik, gaya hidup. Informasi mengenai
riwayat menstruasi (menarke dini dengan
lingkungan hidup dan pekerjaan mengenai
menopause lanjut); riwayat kehamilan
pengaruh dari faktor lingkungan terhadap
(nulliparitas atau kehamilan jangka penuh
perkembangan gangguan reproduksi.
pertama setelah usia 30); kanker
 Riwayat kesehatan endometrium, ovarium, atau usus besar
 Berapa lama muncul massa, penebalan, atau sebelumnya; hiperestrogenisme dan atrofi
gejala lain dan apakah telah mengalami testis (pada pria).
perubahan.  Pengobatan: Hormon, terutama sebagai
 Karakter nyeri payudara, jika ada. terapi hormon pascamenopause dan
kontrasepsi oral, perawatan infertilitas.
 Rabas dari putting berikut karakteristiknya,
adanya ruam atau eksem pada putting.  Pembedahan atau perawatan lain: Paparan
radiasi terapeutik (mis., Limfoma Hodgkin
 Riwayat trauma payudara dan riwayat atau radiasi tiroid).
keluarga memiliki risiko kanker.
Lanjutan...

 Pemeriksaan fisik
 Tanda-tanda vital
Tekanan darah, nadi, suhu, dan pernafasan.
 Pernafasan
Kaji adanya efusi pleura (kemungkinan indikator metastasis).
 Pencernaan
Kaji adanya hepatomegali, ikterus, asites (kemungkinan indikator
metastasis).
 Integumen
Kaji perubahan kulit (terdapat cekungan, eritema, ruam), rabas dari
putting, dan penebalan.
Pemeriksaan Payudara dan aksila

• Palpasi
Palpasi aksila saat klien duduk
sedangkan palpasi payudara paling
baik difasilitasi dengan klien
telentang, dengan lengan pada sisi
payudara yang dipalpasi diletakkan di
belakang kepala. Lengan klien harus
rileks untuk memudahkan palpasi.
Nodus seharusnya tidak dapat
dipalpasi, Jika nodus terpalpasi,
• Inspeksi
perhatikan jumlah nodus yang teraba,
Payudara seharusnya simetris, Konturnya sama, tanpa
cekungan (retraksi) atau massa. Mungkin terdapat stretch lokasi, ukuran, bentuk, mobilitas,
mark (striae). Area edema atau hiperpigmentasi seharusnya adanya nyeri, dan konsistensi.
tidak ada. Inspeksilah ukuran, bentuk, kontur kesimetrisan,
karakter permukaan dan massa atau lesi areola dan putting
2. Diagnosis keperawatan

 Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pengalaman dan


informasi baru mengenai pilihan terapi yang tersedia.
 Gangguan citra tubuh berhubungan dengan ancaman akan perubahan pada
payudara dan seksualitas.
 Risiko gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan pembedahan
atau terapi radiasi.
 Resiko cidera yang berhubungan dengan peningkatan risiko infeksi dan
limfedema sekunder terhadap diseksi aksila.
3. Intervensi keperawatan

 Penyuluhan pasien tentang kanker payudara dan pilihan pengobatan.


 Menurunkan ketakutan dan memperbaiki koping.
 Meredakan nyeri dan ketidaknyamanan.
 Meningkatkan perawatan diri.
 Meningkatkan fungsi sexual.
 Mencegah limhedema.

Brunner& suddarth, (2013)


D. Askep Endometriosis
Anamnesa
•Nyeri pinggul kronik
•Dismenorea, nyeri intermenstruasi, disparenia

Pemeriksaan fisik
•Genitalia eksterna : biasanya normal
•Pemeriksaan bimanual
•Teraba nodul di forniks posterior, pembesaran ovarium, perlengketan struktur
adneksa, dan uterus retrofleksi
•Pemeriksaan rektovaginal
•Teraba nodul di sepanjang ligamen uterosakralis
•Spekulum
•Terkadang tampak susukan berwarna biru khas atau lesi proliferasi berwarna merah
yang berdarah waktu kontak, biasanya di forniks posterior
•Mempunyai sensitifitas diagnostik paling besar bila dilakukan selama menstruasi
Diagnosis Keperawatan

1. Nyeri berhibungan dengan dismenore


2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan seksualitas,
fertilitas
3. Cemas berhubungan dengan diagnosis kanker, taku akan rasa nyeri
4. Kurang pemgetahuan berhubungan dengan kurang informasi
INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan dismenore


 Pain managemen
 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
 Ajarkan tehnik relaksasi
 Kaji tioe dan sumber nyeri
 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
 Berikan pengobatan analgetik untuk mengurangi rasa nyeri

2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan seksualitas, fertilitas


 Dorong pertnyaan tentang situasi saat ini dan harapan yang akan datang
 Identifikasi masalah peran klien
 Dorong klien untuk mengekspresikan perasaan
3. Cemas berhubungan dengan diagnosis kanker, taku akan rasa nyeri
 Jelaskan seluruh prosedur tindakan kepada klien dan perasan yang mungkin
muncul pada saat melakukan tindakan
 Kaji tingkat kecemasan dan reksi fisik pada tingkat kecemasan
 Temani klien untuk mendukung keamanan dan menurunkan rasa takut
 Ajarkan pada klien untuk menggunakan tehnik relaksasi berikan pengobatan
untuk menurunkan kecemasan

4. Kurang pemgetahuan berhubungan dengan kurang informasi


 Jelaskan semua tindakan yang akan dilakukan kepada klien
 Kaji tingkat pengetahuan klien
Referensi
 Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Murr, A. C. (2010). Nursing Care Plans Guideline for individualizing client care across the life span (8th
ed.). Philadelphia: E.A Davis Company.
 http://www.p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/dki-jakarta/deteksi-dini-kanker-payudara-dengan-sadari-dan-sadanis Di akses tanggal 21
september 2019 jam 13.00
 Kementrian Kesehatan RI. (2015). Panduan Penatalaksanaan Kanker Serviks. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI
 WHO. (2004). The World Health Organization Quality of Life (WHOQOL) –BREF. Switzerland: WHO
 Price, A. Sylvia., & Lorraine Mc. Carty Wilson, (2006), Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi 6, (terjemahan), Peter
Anugrah, EGC, Jakarta
 Kumar,V., Cotran, R.S., dan Robbins S.L. (2007). Buku Ajar Patologi. Edisi 7; ali Bahasa, Brahm U, Pendt ;editor Bahasa Indonesia, Huriawati
Hartanto, Nurwany Darmaniah, Nanda Wulandari.-ed.7-Jakarta: EGC.
 Saladin, K. S., McFarland, R. K., Gan, C. A., & Cushman, H. N. (2018). Essentials of anatomy & physiology (2nd ed.). McGraw-Hill Education.
 Black, M.J., & Hawks, H.J. (2014). Medical Surgical Nursing: Clinical Management for Positive Outcomes. 8th. Edition. Singapore: ELSEVIER
 Lewis, et.al. (2014). Medical-Surgical Nursing: Assessment and Management of Clinical Problems. Ninth edition. St. Louis, Missouri: ELSEVIER
 Bobak dkk. (2005). Buku Ajar Maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGC
 Reeder, S.J., Martin, L.L., Griffin, D.K, (2011). Keperawatan Maternitas: Kesehatan Wanita, Bayi, dan Keluarga, Ed.18 vol.1. alih bahasa:
Afiyanti, Y, dkk. Jakarta: EGC

 Brunner & Suddart, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8, volume 2. Jakarta: EGC.

 Smeltzer, suzane C. (2002). Keperawatan Medikal Bedah Brunner & sudart ; Edisi 8. Alih Bahasa Indonesia Jakarta ; EGC

Anda mungkin juga menyukai