Konsep Medis
1. Definisi
Hiperparatiroidisme merupakan kondisi yang ditandai oleh hiperkalasemia
akibat produksi yang berlebihan hormon tiroid. Heperparatiroidisme terjadi
akibat pengkatan sekresi hormon para tiroit (PTH), Yang mengatur kadar
kalsium serum normal. Peningkatan PTH memengaruhi ginjal dan tulang yang
mengakibatkan peningkatan resorpsi kalsium dan ekskresi fosfat oleh ginjal
(meningkatkan resiko hiperkasemia dan hipofosfatemia). Peningkatan ekskresi
bikarbonat dan penurunan eskresi asam oleh ginjal (meningkatkan resiko
asidosis metabolic dan hipokalamia), peningkatan pelepasan kalsium dan
fosfor oleh tulang yang yang menyebabkan dekalsifikasi, dan cadangan
kalsium di jaringan lunak dan pembentukan batu ginjal.
a. Kelenjar tiroid
1. Kelenjar tiroid di leher bagian depan dan terdiri atas dua lobus
2. Kelenjar tiroid menyekresikan hormon tiroksin dan kalsitonin
3. Dalam memproduksi tiroksin, kelenjar tiroid memerlukan lodium
4. Kekurangan lodium dalam jangka waktu yang lama menyebabkan
pembesaran kelenjar
5. Hiperparatiroidsme (kekurangan produksi hormon tiroksin menyebabkan
penyakit kretinisme (kerdil pada anak-anak) dan miksedema (pada orang
dewasa)
6. Miksedema ditandai dengan laju metabolisme rendah, berat badan
berlebihan, rambut rontok, dan bentuk tubuh menjadi kasar
7. Kelebihan hormon tiroksin menyebabkan penyakit basedow, yang di tandai
mudah gugup, nadi dan napas cepat, dengan tidak teratur, mulut menganga,
dan mata lebar.
b. Kelenjar paratiroid
1. Bagian luar
Bagian luar (korteks) menghasilkan hormon kortison yang terdiri dari:
a. Mineralokortiroid, berfungsi untuk membantu metabolisme garam natrium dan
kalium serta menjaga keseimbangan hormon kelamin
b. Glukokortiroid, berfungsi membantu metabolisme karbohidrat
Kekurangan hormon kortison menyebabkan penyakit adison yang di tandai
dengan kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, dan muntah muntah.
2. Bagian dalam (medula)
Bagian dalam (medula) menghasilkan hormon adrenalin (epinefrin), yang
memengaruhi peningkatan denyut jantung, kecepatan pernapasan, dan
meningkatkan tekanan darah (menyempitkan pembuluh darah). Adrenalin
bersama insulin berpengaruh terhadap perubahan glikogen (gula dalam otot)
menjadi glukosa (gula dalam darah).
a. Kelenjar pineal adalah suatu bagian kecil di dalam otak yang bertanggung
jawab atas efisiensi fungsi dari beberapa sistem metabolisme di dalam tubuh
b. Kelenjar ini panjangnya hanya sekitar 7 mm dan terletak hampir di bagia
tengah otak, di antara otak kanan dan kiri
c. Kelenjar ini bertanggung jawab menghasilkan sebuah hormon yang bernama
melatonin, yang berfungsi untuk mengatur ritme harian tubuh.
A. Aspek epidemiologi
3. Penyebab
a. Hiperparatiroidisme primer biasanya akibat adenoma paratiroid (75%) atau
hiperplasia paratiroid (20%).
b. Hiper5paratiroidisme sekunder merupakan hiperplasia kelenjar sebagai
respons terhadap hopokalasemia ( misalnya pada gagal jantung kronis).
c. Pada hiperparatiroidisme tersier, sekresi parathormon secara autonom
terjadi ketika stimulus sekunder dihilangkan ( misanya setelah
transplantasi ginjal)
d. Sindrom NEM dan produksi parathormon ektopik (misalnya karsidoma oat
cell pada paru )
4. Patofisiologi
a. Hiperparatiroidisme terjadi lebih sering pada lansia dan tiga kali lebih
banyak pada wanita. Gangguan ini tidak sering terjadi.
Hiperparatiroidisme terjadi ketika ada hiperplasia atau ademonoma di
salah satu kelenjar paratiroid. Hiperparatiroidisme sekunder merupakan
respons kompensatorik terhadap hipokalsemia kronik. Bentuk tersier
seringkali di jumpai pada pasien gagal ginjal kronik.
b. Banyak pasien yang mengalami hiperparatiroidisme yang bersifat
asimtomatis, ketika muncul manifestasi, di hubungkan dengan
hiperkalsemia dan berbagai manifestasi musculoskeletal, ginjal, dan
gastrointestinal.reabsorpsi tulang mengakibatkan fraktur patologik,
sementara peningkatan kadar kalsium mengubah aktivitas neural dan
muscular, yang menyebabkan kelemahan dan atrofi otot. Fungsi tubulus
ginjal proksimal berubah dan terjadi asidosis metabolic, pembentukan batu
ginjal, dan poliura.
5. Manifestasi klinik
Manifestasi hiperkalsemia berhubungan dengan pengaruhnya terhadap
aktivitas neuromuscular, system saraf pusat, system kardiovaskuler, dan ginjal.
Penurunan kepekaan neuromuscular menyebabkan kelemahan otot dan
keletihan, manifestasi GI seperti anoreksia, mual, muntah dan konstipasi. Efek
pada system saraf pusat (SSP) dapat meliputi konfusi, letargi, perubahan
perilaku atau kepribadian, dan koma. Efek kardiovaskuler meliputi disritmia,
perubahan EKG, dan kemungkinan hipertensi. Hiperkalsemia menyebabkan
polyuria dan akibatnya, meningkatkan rasa haus.
6. Klasifikasi
a. Hiperparatiroidisme primer (primary hyperparathyroidisme)
9. Komplikasi
Komplikasi hiperkalsemia dapat memengaruhi beberapa system organ yang
berbeda. Penyakit ulkus peptikum dapat terjadi akibat peningkatan sekresi asam
lambung. Pankreatitis dapat terjadi akibat deposit kalsium yang terdapat di dalam
duktus pancreas. Kelebihan kalsium dapat memicu urin untuk membentuk batu
ginjal. Krisis hiperkalsemia, peningkatakan akut pada kadar kalsium serum, dapat
menyebabkan henti jantung
B. Proses Keperawatan
1. pengkajian
a. Riwayat kesehatan :
manifestasi saat ini termasuk kelemaha atau keletihan,ketidaknyamanan
abdomen, mual atau munta, peningkatan berkemih danrasa haus , perubahan
memori dan kemampuan berpikir durasi dan manifestasi dn faktor resiko
lain, seperti asupan susu atau produk kalsiun yang berlebihan , imibilissi
yang lama, keganasan, gagal ginjal, atau gangguan endokrin, medikasi saat
ini.
b. Pengkajian fisik : status mental dan ingkat kesadaran TTV termasuk nadi
apical bising usus, kekuatan otot ekstremitas bwah dan atas reflex tendon
dalam.
2. Diagnosis dan intervensi keperawatan
a. Resiko cedera
Pasien yang mengalami hiperklasemia beresiko mengalami cidera
akibat perubahan status mental, efek hiperkalasemia pada kekuatan otot,
dan kehilangan kalsium pada tulang.
1. lakukan tindakan penceghan keamanan jika konfusi atau perubahan
lain dalam status mental diketahui. Perubahan pada status mental dapat
diketahui. Perubahan pda status mental dapat menggangu penilaian dan
kemampuan pasien untuk mempertahankan kemampuan mereka.