Anda di halaman 1dari 6

Sistem Penyiraman Tanaman Otomatis Menggunakan Arduino Uno dan

Sensor Kelembaban
Salsanabila Mariestira Putri salsanabila.putri16130@student.unsika.ac.id

Abstrak: Indonesia selain sebagai negara maritim juga merupakan negara agraris dengan
lahan yang subur dengan 2 musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Pada musim
penghujan biasanya tanaman tidak perlu dilakukan penyiraman karena telah mendapatkan air
hujan yang cukup. Sedangkan pada musim kemarau tanaman harus disiram dengan teratur
sesuai dengan kondisi kelembaban tanah. Para petani biasanya tidak menanam tanaman pangan
pada musim kemarau karena takut tidak akan tumbuh dengan baik dan gagal panen.
Ketergantungan petani dengan musim menyebabkan produksi petani menurun dan menjadi
kendala dalam menyukseskan program swasembada pangan. Untuk mengatasi kendala musim
kemarau dan agar petani tetap bisa bercocok tanam pada musim kemarau maka diperlukan
suatu produk alat pertanian berbasis teknologi informasi dan komunikasi berupa chip
mircrocontroller yang diprogram sehingga bisa mengontrol penyiraman tanaman secara
otomatis berdasarkan kelembaban tanah yang dideteksi menggunakan sensor kelembaban
tanah buatan diri sendiri yang sanat mudah untuk dibuat oleh petani itu sendiri. Alat ini akan
mendeteksi apakah tanah tempat bercocok tanam itu kering sehingga alat dapat mengontrol
penyiraman secara otomatis saat tanah kekurangan unsur air. Jadi petani tidak perlu melakukan
penyiraman secara manual. Sehingga tanaman bisa tetap tumbuh dengan subur walau sedang
musim kemarau. Selain membantu para petani alat ini bisa juga dipasang pada perkebunan,
persemaian bibit, taman-taman di perkotaan, hotel, perkantoran, dan di rumah-rumah yang
memiliki taman atau tanaman yang perlu penyiraman secara rutin, terkadang ada pecinta
tanaman yang sibuk .Penelitian ini dilakukan dengan membuat suatu yang alat yang bersistem
otomatis dapat menyiram tanaman menggunakan sensor kelembaban tanah berjenis resistive
yang dikendalikan oleh arduino uno dan diinstruksikan kepada pump untuk menyiram
taanaman sesuai dengan kebutuhan air untuk tanah.
Kata Kunci: Sensor Kelembaban Tanah, Microcontroller, Arduino

Latar Belakang:
Sebagian petani di Indonesia masih tergantung dengan musim hujan untuk bercocok tanam.
Hal ini menyebabkan produksi hasil petanian tidak bisa stabil setiap saat. Pada musim kemarau
harga- harga hasil pertanian bisa mengalami kenaikan yang sangat signifikan karena
produksinya yang sedikit. Sedangkan di saat musim hujan produksi melimpah sehingga harga
nya murah bahkan sampai busuk tidak laku dijual kepasar karena stoknya masih berlimpah.
Hal inilah yang menyebabkan petani banyak mengalami kerugian dan akhirnya frustasi karena
kecewa. Saat musim kemarau para petani yang ingin tetap bercocok tanam harus mengeluarkan
tenaga dan biaya ekstra melakukan penyiraman secara manual agar tanamannya bias tumbuh
subur dan bias panen.
Untuk mengatasi kendala tersebut maka diperlukan suatu alat penyiram tanaman otomatis yang
bias bekerja baik pada musim kemarau maupun musim penghujan. Alat ini menggunakan Chip
microcontroller yang diprogram berdasarkan deteksi sensor kelembaban tanah lahan pertanian.
Saat kondisi tanah kering maka alat akan secara otomatis berfungsi menyiram tanaman.
Sebaliknya jika kondisi tanah sudah basah maka alat tidak akan menyiram, sehingga tanaman
bisa tumbuh dengan baik karena kebutuhan unsure mineral yang terdpat didalam air terpenuhi
setiap saat.
Pada penelitian ini dirancang alat penyiram tanaman otomatis menggunakan sensor
kelembaban tanah. Produk ini diharapkan bias dikembangkan dan membantu para petani dalam
mengatasi permasalahan dalam mengairi tanaman mereka.
Masalah:
1. Bagaimana sistem kerja dari Sistem Penyiram Tanaman Otomatis Menggunakan
Arduino Uno?
2. Apa saja kelebihan dan kekurangan Sistem Penyiram Tanaman Otomatis
Menggunakan Arduino Uno?
3. kapan tanaman membutuhkan air, sehingga alat akan melakukan penyiraman tanaman
secara otomatis?

Metode :
1. Melakukan studi tentang microcontroller dan sensor untuk mendapatkan komponen
yang tepat.
2. Merancang rangkaian (hardware) untuk prototype.
3. Merancang program (software) menggunakan bahasa pemrograman C yaitu Arduino.

Alat dan Bahan :


Nama Barang Jumlah
Arduino Uno 1
Breadboard 1
Led Merah, Kuning dan Hijau 3
Resistor 220 ohm 3
Relay Module 5v 1 Channel 1
Sensor Kelembaban Resistive 1
Kabel Jumper 20
Pompa Air Kecil 1

Cara Kerja:
Mula – mula tancapkan sensor kelembaban ke tanah yang kering lalu pada serial monitor pada
Arduino menunjukan “perlu tambahan air” dan LED merah menyala relay menyalakn pompa
sehingga air tersiram ke dalam media, setelah media tanah sedikit tersiram air, pada serial
monitor pada Arduino menunjukan “kelembaban tanah masih cukup” dan LED Kuning
menyala. Jika ditambahkan air lagi secara manual misalnya hujan maka pada serial monitor
pada Arduino menunjukan “media masih basah” LED Hijau menyala tetapi system tidakakan
menambahkan air apabila indicator led sudah berwarna kuning.

Output:
Tanaman dapat terhidrasi dengan baik sehingga pertumbuhannya sesuai dengan yang
diharapkan.

Referensi :
Aprianto, Aris. 2011. Jurnal: Rancang Bangun Penyiraman Tanaman Anggrek Menngunakan
Sensor Kelembaan dengan Energi Alternatif Sinar Matahari.Surabaya: Politeknik Elektro
Negeri Surabaya.
Hasil dan Pembahasan :
1. Pengujian Sensor Kelembaban tanah
Sensor kelembaban tanah pada alat ini digunakan sebagai inputan utama sebagai
pembacaan kelembaban tanah dalam tempat persemaian. Sensor tersebut mempunyai
outputan/keluaran berupa nilai analog. Disini penulis melakukan pengujian nilai analog
digital converter (ADC) pada pada tanah yang mempunyai kadar kelembaban tanah
yang sedikit dan kadar kelembaban tanah yang tinggi. Untuk sampel tanah yang penulis
gunakan adalah tanah dalam keadaan kering dan basah. Tanah dikatakan kering bila
tanah itu terlihat sangat kering dan tak terlihat basah sedikitpun, dalam percobaan tanah
diambil dalam keadaan kering dibawah terik matahari selama sehari, sehingga tanah
dalam keadaan yang sangat kering. Tanah dikatakan basah apabila tanah terlihat sangat
basah dan masih ada air di atas tanah, karena penulis ingin mendapatkan data ADC dari
tanah basah yang benar- benar basah. Dan bisa dilihat bukti sampel tanah kering dan
basah pada gambar
Batas yang penulis gunakan untuk pemograman pada Arduino yaitu:
- 500 kebawah : Kondisi tanah benar – benar basah, Led Hijau menyala, Led merah,
kuning dan relay mati.(kondisi benar benar basah)
- 900 kebawah : Kondisi tanah basah Led kuning menyala dan relay kemudian
matikan led hijau dan juga merah. (kondisi basah)
- Selain itu nyalakan Led merah dan relay(kondisi kering)

Batas ini digunakan untuk mengetahui tanah kering da butuh untuk disiram dan
tanah sudah benar – nemar basah tidak perlu lagi untuk disiram.
Kering
Led Merah menyala

Basah
Led Kuning menyala

Benar – Benar Basah

Led Hijau menyala


Kelebihan :
1. Pengotomasian ini membantu para petani atau pecinta tanaman untuk meyiram
tanaman tanpa menyiram secara langsung hanya menyiapkan air didalam tank
untuk beberapa hari bahkan bulan tergantung seberapa besarnya tanki
penyimpanan air.
2. Alat ini dapat memperhitungkan secara akurat seberapa kebutuhan air yan
diperlukan oleh tanaman, sehingga tanaman terhidrasi dengan baik yang membuat
tanaman berkembang secara baik dan sesuai dengan yang diharapkan
3. Alat mudah dibuat

Kekurangan :
1. Belum diketahui sensor kelembaban berjenis resistive ini bekerja secara efektif
pada seberapa luas tanah.
2. Disebabkan jenis sensor resistive kemungkinan korosi masih ada.

Anda mungkin juga menyukai