Materi Epidemiologi by Yusriani
Materi Epidemiologi by Yusriani
Materi Epidemiologi by Yusriani
Puji Syukur atas hidayah dan rahmat ilmu serta kekuatan dari Ilahi Rabbi
yang telah dicurahkan kepada penyusun makalah ini sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam juga tetap tercurahkan kepada
Rasulullah beserta junjungannya karena keindahan budi pekerti yang menjadi suri
tauladan kita.
YUSRIANI
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PENGERTIAN
B. Penyebab ......................................................................................... 8
C. Penularan ......................................................................................... 8
E. Patofisiologi ..................................................................................... 12
H. Pengobatan ..................................................................................... 15
2
I. Pencegahan....................................................................................... 15
B. Tujuan ............................................................................................. 22
C. Sasaran ............................................................................................ 22
A. Langkah-langkah ............................................................................. 23
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................... 29
B. Saran ............................................................................................... 30
LAMPIRAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
lebih dikenal dengan penyakit DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue. Virus ini ditularkan dari orang ke orang oleh nyamuk aedes
yang tinggal di daerah perkotaan di negara tropis dan subtropis. Saat ini juga
diperkirakan ada 50 juta infeksi dengue yang terjadi diseluruh dunia setiap
tahun.2
dengue (DD) dan 500.000 kasus DHF yang memerlukan perawatan di rumah
sakit, dan 90% penderitanya adalah anak-anak yang berusia kurang dari 15
4
tahun dan jumlah kematian oleh penyakit DHF mencapai 5% dengan
Indonesia sebanyak 137.469 kasus dengan CFR 0,86% dan IR sebesar 59,02
per 100.000 penduduk, dan mengalami kenaikan pada tahun 2009 yaitu
sebesar 154.855 kasus dengan CFR 0,89% dengan IR sebesar 66,48 per
100.000, dan pada tahun 2010 Indonesia menempati urutan tertinggi kasus
DBD di ASEAN yaitu sebanyak 156.086 kasus dengan kematian 1.358 orang
(Kompas, 2010). Tahun 2011 kasus DBD mengalami penurunan yaitu 49.486
kasus dengan kematian 403 orang (Ditjen PP & PL Kemkes RI, 2011).3
disamping itu pula jumlah kejadian luar biasa (KLB) sebanyak 82 kejadian
1,60 kali, jumlah penderita meningkat sebesar 4,21 kali dan jumlah kematian
meningkat 1,97%.3
5
Sedangkan untuk tahun 2004, telah dilaporkan kejadian penyakit
pada tahun 2010 sebesar 49 per 100.000 penduduk dengan CFR 0,8%, angka
untuk pencegahan demam berdarah dan kontrol terhadap DBD. WHO sendiri
B. Rumusan masalah
6
C. Tujuan penulisan
7
BAB II
PENGERTIAN
A. Defenisi DBD
yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes
Aegypti. Penyakit DBD dapat menyerang semua umur/orang. Sampai saat ini
B. Penyebab
dikenal ada 4 tipe (tipe 1, 2, 3dan 4), termasuk dalam group B Anthropod
hari.6
C. Penularan
melalui gigitan nyamuk aedes aegypti meskipun dapat juga ditularkan oleh
Aedes Albopictus yang hidup di kebun. Kedua jenis nyamuk ini terdapat
8
hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat dengan
ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Orang yang
kemasukan virus dengue untuk pertama kali, umumnya hanya menderita sakit
demam dengue atau demam yang ringan dengan tanda/gejala yang tidak
dalam waktu 5 hari tanpa pengobatan. Tetapi apabila orang sebelumnya sudah
virus tipe lain maka orang tersebut dapat terserang penyakit demam berdarah
1. Demam
2. Tanda-Tanda Pendarahan
a. Trombositopeni
berupa:
9
Uji Torniquet positif sebagai tanda perdarahan ringan,
- Hematemesis, melena.
- Hematuria.
penyakit.
4. Renjatan (Shock)
10
Tanda-tanda renjatan :
a. Kulit terasa dingin dan lembab terutama pada ujung jari dan kaki,
atau kurang).
Sebab renjatan:
yang rusak.
5. Trombositopeni
waktu pasien masuk dan apabila normal diulangi pada hari kelima
6. Hemokonsentrasi
11
a. Gejala klinik lain yang dapat menyertai penderita penyakit DBD ialah
anoreaksi, lemah, mual, muntah, sakit perut, diare atau konstipasi dan
kejang.
E. Patofisiologi
3. Terjadinya hipotensi
4. Trombositopeni
5. Diatesis hemoragik
plasma dan efusi pada ruang serosa, di daerah peritoneal, pleural dan
perikardia.
12
renjatan. Renjatan yang ditanggulangi secara tidak adekuat menimbulkan
itu dengan pemberian cairan yang cukup, renjatan dapat diatasi dengan
trombosit di samping difisiensi ringan atau sedang dari faktor I, II, V, VII,
utama.
13
DBD/DSS. Kompleks imun telah ditemukan pada penderita antara hari
ke-5 dan ke-7 sakit, saat terserang renjatan terjadi. Produksi aktifitas
3. Pembesaran hati
dalam perawatan.
G. Prognose Penyakit
14
memburuk dan tidak tergolong. Sebaliknya pasien yang keadaan umumnya
H. Pengobatan
I. Pencegahan
1. Lingkungan
15
bahwa perkembangan telur agar berkembang menjadi nyamuk adalah
7-10 hari.
tempat air lain dengan tujuan agar nyamuk tidak dapat bertelur pada
tempat-tempat tersebut.
c. Mengganti air pada vas bunga dan tempat minum burung setidaknya
seminggu sekali.
plastik.
menggunakan tanah.
dari daun.
2. Biologis
16
3. Kimiawi
penampungan air seperti gentong air, vas bunga, kolam dan lain-lain.
jentik nyamuk secara berkala serta tindakan lain yang sesuai dengan
kondisi setempat. 7
17
BAB III
TUJUAN UMUM
peningkatan kewaspadaan serta respon kejadian luar biasa yang cepat dan tepat
Daerah non endemik adalah suatu keadaan dimana suatu penyakit tidak
menjadi prioritas karena daerah non endemik bisa saja berubah menjadi kondisi
yang dapat mempengaruhi peningkatan dan penularan penyakit DBD, oleh karena
itu surveilans epidemiologi di daerah non endemik bertujuan untuk dapat menjadi
18
BAB IV
terkait secara sistematis dan terus menerus tentang situasi DBD di daerah
hematokrit ≥ 20 %)
19
b) Diagnosis Laboratoris adalah hasil pemeriksaan serologis pada
atau peninggian (positif) IgG saja atau IgM dan IgG pada
tentang adanya penderita (DD, DBD dan SSD) termasuk tersangka DBD
penanggulangan seperlunya.9
20
a. Pelaporan Rutin
provinsi
21
balik oleh masing – masing tingkat administrasi dilaksanakan setiap tiga
B. Tujuan
C. Sasaran
1. Individu
22
tersebut tidak membahayakan dirinya maupun lingkungannya.
2. Populasi lokal
3. Populasi nasional
pemberantasan dilaksanakan.
4. Populasi internasional
informasi tentang epidemi yang timbul di suatu negara agar negara lain
D. Langkah-langkah
23
1. Identifikasi dini kasus
Deteksi dini kasus DBD yakni deteksi virus (antigen) secara dini
hari ke 9. Setelah diketahui ada nya virus: penderita diberi antiviral yang
dengan mencari kasus DBD secara pro aktif disekitar penderita pertama
NS1 yang Rapid (yang hanya hitungan 20 menit sudah diketahui, dengan
ketepatan harus diatas 95%). Deteksi dini kasus pertama harus di lakukan
sedini mungkin.
Model ini terdiri dari unit pelayanan garis depan (front liners).
24
demam tambahan atau tidak (ada tidak penderita tambahan). Diagnostik
leucocyte dan gejala klinik lain. Oleh sebab itu dianjurkan ada
kota, menjadi 32 (97%) dan 382 (77%) kabupaten/kota pada tahun 2009.
Provinsi Maluku, dari tahun 2002 sampai tahun 2009 tidak ada laporan
kasus DBD. Selain itu terjadi juga peningkatan jumlah kasus DBD, pada
tahun 1968 hanya 58 kasus menjadi 158.912 kasus pada tahun 2009.13
25
Tabel 1. Jumlah dan Persebaran Kasus DBD Tahun 1968 – 2009
26
Peningkatan dan penyebaran kasus DBD tersebut kemungkinan
27
Gambar 2. Persentase Kasus DBD Berdasarkan Kelompok Umur
Kasus DBD perkelompok umur dari tahun 1993 - 2009 terjadi pergeseran.
Dari tahun 1993 sampai tahun 1998 kelompok umur terbesar kasus DBD
adalah kelompok umur <15 tahun, tahun 1999 - 2009 kelompok umur terbesar
28
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
masyarakat sampai saat ini, hal ini disebabkan demam berdarah dengue
lanjut. Selain itu, faktor perilaku dan partisipasi masyarakat yang masih
DBD.
29
B. Saran
masyarakat.
30
DAFTAR PUSTAKA
http://karinav3any.blogspot.com
http://www.indonesian-publichealth.com/2013/02/surveilans-epidemiologi -
dbd.html
sulsel.go.id/new/index.php?option=com_content&task=view&id=808&Itemi
d=1
di Indonesia. www.depkes.go.id
surveilans.html
7. http://www.litbang.depkes.go.id/maskes/052004/demamberdarah1.htm
8. http://perdetik.blogspot.com/2009/12/pengertian-endemik.html
(DBD).http://opynmananta.blogspot.com/2013/04/surveilans-epidemiologi-
penyakit-demam.html
http://zweetscorpioluv.blogspot.com/2010/06/surveilans-epidemiologi.html
31
11. Prof. Dr. Umar Fachmi Achmadi, MPH, PHD. Manajemen Demam Berdarah
2013.http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/04/04/3/143638/Ce
gah-Deman-Berdarah-dengan-Intervensi-Proteksi-Individual
32
LAMPIRAN
33
PENGGUNAAN RAPID DIAGNOSTIC TEST (RDT) UNTUK PENUNJANG
1. Puskesmas
PUSKESMAS
PE ( Penyelidikan Epidemiologi)
34
2. Rumah Sakit
RUMAH SAKIT
24 Jam
PE ( Penyelidikan Epidemiologi)
35