Anda di halaman 1dari 2

1. Bakteri yang banyak menyebabkan perforasi appendiks ?

Infeksi enterogen merupakan faktor pathogenesis primer pada apendisitis akut. Adanya fekolit
dalam lumen apendiks yang telah terinfeksi dapat memperburuk dan memperberat infeksi,
karena terjadi peningkatan stagnasi feses dalam lumen apendiks, pada kultur yang banyak
ditemukan adalah kombinasi antara Bacteriodes fragilisdan E.coli, Splanchius, Lacto-bacilus,
Pseudomonas, Bacteriodes splanicus. Sedangkan kuman yang menyebabkan perforasi
adalah kuman anaerob sebesar 96% dan aerob lebih dari 10%.
Sebagian besar penderita apendisitis perforasi ditemukan bakteri anaerobic terutama
Bacteroides Fragili. Bakteri ini menginvasi mukosa, submucosa, dan muscularis yang
menyebabkan edema, hiperemis, dan kongesti local vaskuler, dan hiperflasi kelenjar limfe.
2. Gastroenteritis
Gastroenteritis adalah adanya inflamasi pada membran mukosa saluran pencernaan dan ditandai
dengan diare dan muntah, Penyakit gastroenteritis dapat disebabkan oleh beberapa faktor :
Virus : Rotavirus adalah virus yang paling sering menyebabkan diare yang parah pada anak-
anak, Enterik adenovirus Virus ini menyebabkan diare pada anak, dan Infeksi bakteri
menyebabkan 10%-20% kasus gastroenteritis. Bakteri yang paling sering menjadi penyebab
gastroenteritis adalah Salmonella species, Campylobacter species, Shigella species and Yersina
species.
Manifestasi klinis penyakit gastroenteritis : diare, mual muntah, demam, nyeri perut(lokasi dan
kualitas nyeri perut dari berbagai organ akan berbeda, misalnya pada lambung dan duodenum
akan timbul nyeri yang berhubungan dengan makanan dan berpusat pada garis tengah
epigastrium), leukositosis kurang menonjol dibandingkan apendisitis akut.
3. Mengapa tidak boleh diberikan ciprofloxacin pada anak?
Flurokuinolon tidak diindikasikan untuk anak-anak karena efeknya yang jelek pada
pertumbuhan kartilago. Hal yang mengkhawatirkan dengan pemberian ciprofloxacin pada anak
anak adalah berpotensi mengakibatkan kerusakan pada tulang dan sendi. Pada penelitian
menggunakan hewan percobaan, pemberian fluorokuinolon dihubungkan dengan athropathy
progresif yang lambat dikarakteristikkan dengan fluid-filled blister, retakan (fissures) dan erosi
pada sendi. Mekanisme terjadinya efek samping ini masih belum jelas, tapi mungkin melibatkan
perubahan deposisi kolagen dan perubahan pada fungsi kondrosit.
4. Patofisiologi Appendisitis
Appendicitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen appendiks oleh hiperplasia folikel
limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya, atau
neoplasma.Obstruksi lumen yang tertutup disebabkan oleh hambatan pada bagian proksimalnya
dan berlanjut pada peningkatan sekresi normal dari mukosa appendiks yang distensi. Obstruksi
tersebut menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa mengalami bendungan.Makin lama
mukus tersebut makin banyak, namun elastisitas dinding appendiks mempunyai keterbatasan
sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intralumen. Kapasitas lumen appendiks normal
hanya sekitar 0,1 ml. Jika sekresi sekitar 0,5 ml dapat meningkatkan tekanan intralumen sekitar
60 cmH2O. Tekanan yang meningkat tersebut akan menyebabkan appendiks mengalami
hipoksia, menghambat aliran limfe, terjadi ulserasi mukosa dan invasi bakteri. Infeksi
menyebabkan pembengkakan appendiks bertambah (edema) dan semakin iskemik karena
terjadi trombosis pembuluh darah intramural (dinding appendiks). Pada saat inilah terjadi
appendicitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri epigastrium. Bila sekresi mukus terus berlanjut,
tekanan akan terus meningkat. Hal tersebut akan menyebabkan edema bertambah, dan bakteri
akan menembus dinding. Peradangan timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat
sehingga menimbulkan nyeri di daerah kanan bawah.
5. Prognosis
Kategori prognosis sebagai berikut :
1. Ad vitam, menunjuk pada pengaruh penyakit terhadap proses kehidupan.
2. Ad functionam, menunjuk pada pengaruh penyakit terhadap fungsi organ atau fungsi manusia
dalam melakukan tugasnya.
3. Ad sanationam, menunjuk pada penyakit yang dapat sembuh total sehingga dapat beraktivitas
seperti biasa.
Prognosis digolongkan sebagai berikut:
1. Sanam : sembuh
2. Bonam : baik
3. Malam : buruk/jelek
4. Dubia : tidak tentu/ragu-ragu
• Dubia ad sanam : tidak tentu/ragu-ragu, cenderung sembuh/baik
• Dubia ad malam : tidak tentu/ragu-ragu, cenderung memburuk/jelek

Anda mungkin juga menyukai