CARA AUSKULTASI
Pengertian
Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dengan memberikan bantuan sesuai dengan
kebutuhan tubuh pasien untuk proses kehidupan .
Tujuan
Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
Prosedur Kerja
Tahap Orientasi
1. Berikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
3. Tanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
Tahap Kerja
1. Cuci tangan
2. Atur posisi Klien dengan duduk/setengah duduk sesuai kondisi klien
3. Pasang pengalas
4. Tawarkan klien melakukan ritual minum(berdoa)
5. Bantu aktivitas dengan cara memberikan minum sedikit demi sedikit
6. Bila selesai minum bersihkan mulut klien dan anjurkan duduk sebentar
Tahap Terminasi
1. Lakukan evaluasi tindakan
2. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Pamitan dengan klien
4. Bereskan alat-alat
5. Cuci tangan
6. Catat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
Pengertian
Tife pemeriksaan menunjukkan metode penumpulan urine
Jenis specimen :
a. Specimen urine acak
b. Specimen urine bersih (mainstream)
c. Specimen urine steril
d. Specimen urine waktu tertentu
Tujuan
Untuk melalukukan pemeriksaan
Prosedur Kerja
Tahap Orientasi
4. Berikan salam sebagai pendekatan terapeutik
5. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
6. Tanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
Tahap Kerja
1. Bersihkan uretra eksternal
2. Berkemih seperti biasa urine awal terbuang untuk membersihkan bakteri pada uretra
dan orifisium uretra
3. Kemudian lakukan penampungan
Tahap Terminasi
7. Lakukan evaluasi tindakan
8. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
9. Pamitan dengan klien
10. Bereskan alat-alat
11. Cuci tangan
12. Catat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
6. SOP PEMASANGAN KONDOM KATETER
Persiapan tempat dan alat a. Gelas atau gelas ukur untuk minuman
b. Gelas ukur untuk urine atau urine bag
c. Alat tulis
Rumus :
Tts/menit = Volume total (cc) x faktor
tetes
Total waktu pemberian
(menit)
d. Tahap terminasi :
10. Evaluasi hasil / respon klien
11. Dokumentasikan hasilnya
12. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
13. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
14. Cuci tangan
Secara teknis selang infus tetap seteril selama 48 –72 jam. Untuk mencegah infeksi, seterilitas
harus tetap dipertahankan dengan menggganti balutan diatas tempat insersi setiap 48 –72 jam.
Balutan insersi dapat berupa kasa seteril atau balutan transparan.
2. Tujuan :
3. Perlengkapan :
1) Pinset anatomis steril2
2) Kasa steril
3) Sarung tangan steril
4) Gunting plester
5) Plester/hypavic
6) Lidi kapas
7) Alkohol 70% /wash bensin dalam tempatnya
8) Iodin Povidon solution 10% /sejenis
9) NaCl 0,9%
10) Bengkok
4. Langkah-langkah :
a. Tahap pra interaksi :
1) Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
2) Cuci tangan
3) Siapkan alat
b. Tahap orientasi :
1) Beri salam, panggil klien dengan namanya
2) Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3) Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
c. Prosedur(tahapkerja):
1) Mengatur posisi pasien (tempat tusukan infus terlihat jelas)
2) Memakai sarung tangan
3) Membasahi plester dengan alkohol dan buka balutan dengan menggunakan pinset
4) Membersihkan bekas plester
5) Membersihkan daerah tusukan & sekitarnya dengan NaCl
6) Mengolesi tempat tusukan dengan Iodin cair/salf
7) Menutup dengan kassa steril dengan rapi
8) Memasang plester penutup
9) Mengatur tetesan infus sesuai program
d. Tahap terminasi :
1) Evaluasi hasil / respon klien
2) Dokumentasikan hasilnya
3) Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4) Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat.
5) Cuci tangan
•Tujuan:
1.Mencegahinfeksi
•Penyebabmasalah: sekresidankrustapadatempatinsersidapatmenimbulkaniritasi
•Pencegahaninfeksi:
2.Perawatan kateter
•Persiapanalat:
1.Sarungtangan
2.pengalas
3.Bola kapas
4.Handuk
5.Sabun dan air hangat
6.Salep antibiotic
7.Kasa seteril
8.Cairan fisiologis
•Prosedur
1. posisi: wanita: dorsal recumbent, laki-laki: terlentang
2. Pasang pengalas di bawah bokong
3. Pasang selimut mandi, hanya bagian perineum yang tampak
4. Kenakan sarung tangan
5. Dengan tangan tidak dominan, retraksilabia (wanita), prepusium(laki-laki)
6. Kaji meatus
7. Pada wanita, lakukan pembersihan perineum ke arah anus, kemudian bersihkan
labia minora
8.Bersihkanmeatus uretradengangerakansirkulermenujukateter
9.Bersihkankatetersepanjang10 cm
10. Bila perlu berikansalepantibiotikapadameatus
11.Atur posisi pasien agar nyaman
12. Evaluasihasil/responklien
13. Dokumentasikanhasilnya
14. Lakukankontrakuntukkegiatanselanjutnya
15. Akhirikegiatan,membereskan alat-alat
16. Cucitangan
13. SOP MELAKSANAKAN BLADDER TRAINING
Delay urination
1. Instruksikan klien untuk berkonsentrasi pada otot panggul
2. Minta klien berupaya menghentikan aliran urine selama berkemih kemudian
memulainya kembali
3. Lakukan setiap kali berkemih
4. Bladder training pada pasien dengan kateter
1) Prosedur1 jam
1. Klien diberi minum setiap1 jam sebanyak 200 cc dari jam 07.00 s.d.jam
19.00. Setiap kali habis diberi minum,catheter di klem
2. Kemudiansetiapjam kandungkemihdikosongkanmulaijam08.00 s.d.jam
20.00 dengancaraklemcatheter dibuka.
3. Pada malam hari (setelah jam 20.00) catheter dibuka (tidakdiklem) dan klien
boleh minum tanpa ketentuan seperti padasianghari.
4. Prosedurtersebut diulanguntuk hariberikutnyasampaiprogram
tersebutberjalan lancer danberhasil
2) Prosedur2 jam
1. Klien diberi minum setiap 2 jam sebanyak 200 cc dari jam 07.00 s.d.jam
19.00. Setiap kali habis diberi minum, catheter di klem.
2. Kemudian setiap 2 jam kandung kemih dikosongkan mulai jam 09.00 s.d
jam 21.00 dengan cara klem catheter dibuka.
3. Pada malam hari (setelah jam 20.00) catheter dibuka (tidak diklem) dan
klien boleh minum tanpa ketentuan seperti pada siang hari.
4. Prosedur tersebut diulang untuk hari berikutnya sampai program tersebut
berjalan lancar dan berhasil.
Scheduled bathroom trips
• Mengaturjadwal berkemih setiap 2-3 jam sepanjang siang dan sore haridan 4 jam sekali
pada malam hari
•Prosedur
1. Klien minum yang banyak sekitar 30 menit sebelum jadwal berkemih
2. Beritahu klien untuk menahan berkemih dan memberitahu perawat jika rangsangan
berkemihnya tidak dapat di tahan.
3. 30 menit kemudian (tepat pada jadwal berkemih), mintalah klien untuk memulai
berkemih dengan teknik latihan dasar panggul.
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi hasil / respon klien
2) Dokumentasikan hasilnya
3) Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4) Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat.
5) Cuci tangan