PENCAHAYAAN
DISUSUN OLEH
KELAS K3
KELOMPOK 1
1. AMELIA PUTRI (J1A115250)
2. ANALIA (J1A117011)
3. ANDYKA JAYA AMAR (J1A117016)
4. ASNA ( J1A117020)
5. EVI SARTIKA ( J1A117037)
6. FEBI TRI OKTAVANI (J1A117040)
7. ILHAM IBNU AHMADI (J1A117056)
8. INGGRID FADILLA NURMAN (J1A117059)
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga dilimpahkan atas Nabi Besar
Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat dan sekalian umatnya yang bertakwa.
Atas berkat rahmat serta inayah Allah jugalah penulis telah dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul :“Pencahayaan”. Adapun penyusunan makalah ini adalah
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Higiene Industri program S1
Kesehatan Masyarakat, Universitas Haluoleo.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.Rekomendasi Nilai Pantulan .................................................................... 24
Tabel 2. Nilai Pantulan Berbagai Macam Material ............................................... 24
Tabel 3.Standar Tingkat Pencahayaan Menurut IES ............................................ 26
Tabel 4.Nilai Ambang Batas Pencahayaan Menurut Kepmenkes ........................ 27
Tabel 5.Nilai Ambang Batas Pencahayaan Menurut PMPNo. 7 Tahun 1964 ...... 30
Tabel 6.SNI Intensitas Cahaya di Ruangan.......................................................... 32
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Luxmeter ............................................................................................. 13
Gambar 2.Bagian-bagian Luxmeter ...................................................................... 14
v
BAB I
PENDAHULUAN
Penerangan atau pencahayaan yang baik tidak hanya penting diterapkan diarea
perkantoran, tetapi juga sangat penting diterapkan di semua tempat kerja. Pada
dasarnya hampir seluruh jenis pekerjaan memerlukan ketajaman penglihatan. Jika
ingin melihat objek dengan baik, jelas dan tanpa upaya yang dipaksakan, maka
diperlukan suatu ketersediaan intensitas penerangan yang baik dan sesuai dengan
jenis pekerjaan yang dilakukan.
Debu yang banyak, panas yang berlebihan,intensitas bising yang sangat tinggi
dan intensitas penerangan yang tidak memadai (tidak baik), merupakan faktor –
faktor lingkungan yang timbul oleh karena penerapan teknologi proses produksi yang
dapat menyebabkan produktivitas tenaga kerja menurun atau menjadi lebih rendah
1
2
memadai dapat memperbaiki moral kerja, motivasi kerja dan efisiensi hasil produksi
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan membahas lebih jelas tentang
pencahayaan,baik sumbernya, risiko, Nilai Ambang Batas (NAB) maupun pengaruh
pencahayaan di tempat kerja yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja.
4
5
a. Lumen adalah satuan flux cahaya yang dipancarkan di dalam satuan unit sudut
padatan oleh suatu sumber denga intensitas cahaya seragam satu candela. Satu
lux adalah satu lumen per meter persegi. Lumen (lm) adalah kesetaraan
fotometrik dati watt, yang menmadukan respon mata pengamatn standar. 1
watt = 683 lumens pada panjang gelombang 555 nm.
b. Luminaire adalah satuan cahaya yang lengkap, terdiri dari sebuah lampu atau
beberapa lampu, termasuk rancangan pendistribusiam cahaya, penempatan
dan perlindungan lampu-lampu, dan dihubungkannya lampu ke pasokan daya.
c. Lux merupakan satuan metric ukuran cahaya pada suatu permukaan. Cahaya
rata-rata yang dicapai adalah rata-rata tingkat lux pada berbagai titik pada area
yang sudah ditentukan. 1 lux = 1 lumen per meter persegi.Perbedaan antara
lux dan lumen adalah pada luas areal dimana flus menyebar 1000 lumen,
terpusat pada satu areal dengan luas satu meter persegi,menerangi meter
persegi tersebut dengan cahaya 1000 lux. Sedangkan 1000 lumen, yang
menyebar ke 10 m2 hanya menghasilkan cahaya suram 10 lux.
d. Intensitas Cahaya dan Flux
Satuan intensitas cahaya (I) adalah candela (cd). Flux cahaya yang
dipancarkan oleh sumber cahaya isotropic dengan intensitas I adalah 4π x
intensitas cahaya.
e. Luminance adalah karakteristik fisik yang bergantung pada jumlah cahaya
yang jatuh pda permukaan obyek yang dipantulkan. Luminance dapat diukur
dengan menggunakan photometer.
f. Kecerlangan (brightness) merupakan rasa sensasi yang timbul akibat
memandang benda dari cahaya datang dan masuk ke mata.
g. Reflectance merupakan perbandingan antara cahaya yang dipantulkan oleh
suatu benda yang dinyatakan dalam persen.
6
Misalnya, yang dialami Dita Mahardika Putri, 25. Dia kerap mengeluh
mata lelah dan kering setiap kali menghadap layar komputer selama berjam-jam.
Dia hanya bisa memejamkan mata sejenak ketika mata benar-benar terasa panas
dan lelah. Dokter Spesialis Mata RSUD Sidoarjo dr Pinky Endriana Heliasanty
menyatakan, penggunaan laptop, televisi, gadget, dan PlayStation memang tidak
bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Bahkan, banyak anak-anak yang kini
mulai menggunakan fasilitas tersebut. Namun, penggunaan komputer maupun
gadget harus dikontrol untuk mencegah terjadinya CVS.
Selain itu, mata terasa tegang dan lelah. Hal tersebut terjadi karena mata
terlalu fokus pada objek yang terlalu dekat dan dalam jangka waktu lama. Meski
bersifat sementara, kondisi tersebut tetap menjadi masalah pada penglihatan di
masa depan. Bahkan, gejala CVS ditandai dengan sakit leher atau punggung.
Pinky mengungkapkan, sistem penglihatan menjadi sangat dominan ketika
bekerja di depan layar. Karena itu, tanpa disadari, tubuh akan mencari posisi
untuk mendapatkan penglihatan yang terbaik. Meski risiko terjadinya CVS begitu
besar bagi para pengguna gadget maupun komputer, Pinky tetap tidak melarang
masyarakat melakukan aktivitas yang berkaitan dengan gadget dan komputer.
Hanya, penggunaan komputer dan gadget harus dikontrol. Salah satunya
mengatur filter layar komputer, mengatur jarak pandang, pencahayaan, posisi
duduk, dan istirahat.
7
Kasus 2 : PT. Lendis Cipta Media Jaya merupakan salah satu perusahaan
industri yang bergerak dalam bidang percetakan di kota Yogyakarta. Dengan
permintaan produksi yang sangat tinggi, PT. Lendis Cipta Media Jaya
mengoperasikan beberapa buah mesin cetak berukuran besar di ruang
produksinya dari pukul 08.00 – 16.00 WIB setiap harinya. Mesin cetak tersebut
memiliki operator untuk mengoptimalkan pelaksanaan proses produksi cetak.
Tugas dan tanggung jawab operator sangatlah penting yaitu memahami bahan
baku yang dipakai seperti kertas, tinta, pelat, dan bahan bantu lainnya. Peran
operator sangatlah penting dalam proses kerja. Oleh karena itu setiap proses
membutuhkan ketelitian yang tinggi sehingga dibutuhkan lingkungan kerja yang
baik salah satunya adalah pencahayaan yang memadai. Pencahayaan yang
memadai menyebabkan kelainan pada indra penglihatan dan kesilauan yang
dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Pencahayaan yang kurangmemadai dapat
menyebabkan ganguan kesehatan pada pekerja, salah satunya adalah kelelahan
mata. Selain itu, kelelahan mata timbul sebagai stress intensif pada fungsi-fungsi
mata seperti terhadap otot-otot akomodasi pada pekerja yang perlu pengamatan
secara teliti atau pada retina sebagai ketidaktepatan kontras ( dalam Suma’mur,
2009).
Tingkat penerangan yang baik merupakan salah satu faktor untuk memberikan
suatu kondisi penglihatan yang baik karena penerangan dapat mempengaruhi
dalam melihat obyek-obyek. Apabila tingkat penerangannya cukup bagus maka
obyek akan terlihat secara jelas dan cepat dalam mencarinya tanpa menimbulkan
kesalahan berarti. Analisa intensitas cahaya perlu dilakukan sebagai salah satu
pendukung lingkungan kerja bagi keselamatan dan kenyamanan kerja.
Hal ini akan dapat lebih memudahkan timbulnya kelelahan mata yang ditandai
dengan terjadinya penglihatan rangkap dan kabur, mata berair dan disertai perasaan
sakit kepala disekitar mata. Selain itu kelelahan mata yang berlangsung agak lama
akan dapat menimbulkan terjadinya kelelahan mental yang ditandai dengan gejala-
gejalanya meliputi sakit kepala dan penurunan intelektual, daya konsenrrasi dan
kecepatan berfikir. Lebih lanjut semua itu akan dapat menyebabkan kerusakan pada
indra penglihatan yang lebih parah.
Menurut Grandjean (1993) penerangan yang tidak didesain dengan baik akan
menimbulkan gangguan atau kelelahan penglihatan selama kerja. Pengaruh dan
penerangan yang kurang memenuhi syarat akan mengakibatkan dampak, yaitu:
Cahaya masuk ke dalam mata melalui pupil, Lensa mata kemudian memfokuskan
cahaya sehingga bayangan benda yang dimaksud jatuh tepat di retina mata, kemudian
ujung saraf penglihatan di retina menyampaikan bayangan benda tersebut ke otak.
Otak kemudian memproses bayangan benda tersebut sehingga kita dapat melihat
benda tersebut.
Jika penerangan terlalu besar atau terlalu kecil, maka akan menyebabkan pupil mata
11
berusaha menyesuaikan cahaya yang dapat diterima oleh mata. Pupil akan
mengecil jika menerima cahaya yang lebih besar dan begitu pula sebaliknya. Hal
inilah yang merupakan salah satu penyebab timbulnya kelelahan mata (Depkes,
2008).
2.5 Alat Ukur Yang Digunakan Dalam Mengukur Pencahayaan Dan Cara
Penggunaannya.
Dalam melakukan pengukuran terhadap intensitas pencahayaan adalah lux
meter. Alat ini mengubah energy cahaya menjadi energy listrik, kemudian energy
listrik dalam bentuk arus listrik diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada
layar monitor. Selain luxmeter juga ada brightnessmeter untuk luminensi dan
pengukur kekuatan sumber cahaya yaitu fotometer.
a. Prinsip Kerja
Sensor yang digunakan pada alat ini adalah photo diode. Sensor ini termasuk
kedalam jenis sensor cahaya atau optic. Sensor cahaya atau optic adalah
sensor yang mendeteksi perubahan cahaya dari sumber cahaya, pantulan
cahaya ataupun bias cahaya yang mengenai suatu daerah tertentu. Kemudian
dari hasil dari pengukuran yang dilakukan akan ditampilkan pada layar panel.
Berbagai jenis cahaya yang masuk pada luxmeter baik itu cahaya alami
ataupun buatan akan mendapatkan respon yang berbeda dari sensor. Berbagai
warna yang diukur akan menghasilkan suhu warna yang berbeda, dan panjang
gelombang yang berbeda pula. Oleh karena itu pembacaan yang ditampilkan
hasil yang ditampilkan oleh layar panel adalah kombinasi dari efek panjang
gelombang yang ditangkap oleh sensor photo diode. Pembacaan hasil pada
Luxmeter dibaca pada layar panel LCD (Liuid Crystal Digital) yang format
pembacaannya pun memakai format digital. Format digital sendiri didalam
penampilannya menyerupai angka 8 yang terputus-putus. LCD pun
mempunyai karakteristik yaitu menggunakan molekul asimetrik dalam cairan
organic transparan dan orientasi molekul diatur dengan medan listrik
eksternal.
13
Gambar 1. Luxmeter
Selain dari sensor, yang akan diperhatikan pada alat ini pun adalah
baterainya. Jikalau pada layar panel menunjukan kata “LO BAT” berarti
baterai yang digunakan harus diganti dengan yang baru. Untuk mengganti
baterai dapat dilakukan dengan membuka bagian belakang alat ini (lux meter)
kemudian mencopot baterai yang habis ini, lalu menggantinya dengan dengan
15
yang dapat digunakan. Baterai yang digunakan pada alat ini adalah baterai
dengan tegangan 9 volt, tetapi untuk tegangan baterai ini tergantung pada
spesifikasi alatnya.
d. Cara Pembacaan
a. Pencahayaan/Penerangan Umum
18
d. Ukuran ruangan
Ruangan yang luas akan lebih efisien dalam pemanfaatan caaya daripada
ruang yang sempit.
e. Utilitas cahaya
Utilitas cahaya adalah presentase cahaya dari sumber cahaya yang secara
nyata mencapai dan menerangi benda-benda yang diterangi.
f. Pemeliharaan desain dan sumber cahaya
Apabila pemeliharaan desain dan sumber cahaya tidak baik, misalnya penuh
debu, maka akan mempengaruhi pencahayaan yang dihasilkan.
Adapun faktor yang dapat mempengaruhi kulaitas cahaya Menurut Roger
L. Brauer (1990), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas pencahayaan
antara lain:
e. Sifat cahaya
Sifat cahaya ditentukan oleh dua hal, yaitu kuantitas atau banyaknya cahaya
yang jatuh pada suatu permukaan yang menyebabkan terangnya permukaan
tersebut dan kualitas atau sifatcahaya yang menyangkut warna, arah cahaya dan
difusi cahaya serta jenis dan tingkat kesilauan.
1) Kuantitas cahaya
Kuantitas pencahayaan bergantung pda jenis pekerjaan yang akan
dilakukan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pencahayaan yang
baik akan memberikan kemudahan dalam menyelesaikan tugas-tugas
pekerja. Intesitas cahaya yang dibutuhkan tergantung dari tingkat
ketelitian, bagian yang diamati, warna obyek, kemempuan untuk
memantulkan cahaya dan tingkat kecerahan. Untuk melihat suatu benda
yang berwarna gelap serta kontras antara obyek dan sekitarnya buruk,
maka membutuhkan intesitas cahaya yang tinggi. Sedangkan untuk
melihat obyek atau benda yang berwarna cerah serta kontras antara obyek
dan sekitarnya cukup baik, maka intesitass cahaya yang dibutuhkan tidak
terlalu tinggi.
22
obyek terlihat lebih jelas dan dapat manimbulkan kesan ruangan menjadi
lebih luas, selain itu acara psikologis juga dapat meningkatkan gairah
kerja.
f. Sifat lingkungan
Sifat lingkungan ditentukan oleh derajat terang (brightness), nilai pantulan
(reflectance value) serta distribusi cahaya (lighting distribution). Menurut Ching
(1987) juga mengatakan bahwa ketinggian dan kualitas permukaan langit-langit
akan mempengaruhi derajat cahaya di dalam ruang.
1) Derajat terang
Kemampuan seseorang untuk dapat melihat obyek dengan jelas
bergantung pada perbedaan derajat terang obyek tersebut. Mata berfungsi
secara optimal apabila derajat teranngn dalam daerah penglihatan kia
relatif sama.
2) Nilai pantulan
Nilai pantulan adalah perbandingan antara sumber cahaya datang
dengan cahaya yang dipantulkan. Nilai pantulan bergantung pada jenis
permukaan pantul, warna dan kemampuan untuk memantulkan cahaya
dari dinding-dinding, langit-langit, lantai, dan peralatan kerja akan
menentukan pola derajat terang.
Dinding-dinding, lantai dan langit-langit yang ber warna gelap dapat
menurunkan efektivitas dari instalasi penerangan sebanyak 50%. Tabel
berikut ini adalah pantulan yang dianjurkan oleh IluminatingEngineering
Society (IES) tahun 1981:
Tabel 1. Rekomendasi nilai pantulan menurut IluminatingEngineering
Society (IES)
Deskripsi Pantulan (%)
Langit-langit 80-90
24
Dinding 40-60
Meubel 25-45
Lantai 20-40
Metal 60-85
Gelas 5-30
Cermin 80-90
Kayu 5-50
Aspal 5-10
Beton 40
Salju 60-75
3000 tidak
Pemeriksaan pekerjaan, perakitan sangat
Pekerjaan terinci menimbulkan
halus
bayangan
Tingkat
Penerangan
Area Kegiatan
Minimal
(Lux)
28
Penerangan Darurat 5
Penerangan untuk halaman dan jalan –jalan dalam
20
lingkungan perumahan
Pekerjaan yang hanya membedakan barang kasar, seperti :
Teras 60
Ruang tamu 120-150
Ruang makan 120-250
Ruang kerja 121-250
Kamar tidur 122-250
Dapur 250
Garasi 60
Lembaga Pendidikan
Ruang kelas 250
Perpustakaan 300
Laboratorium 500
Ruang gambar 750
Kantin 200
Rumah Sakit
R. Rawat inap 250
R.Operasi 300
Laboratorium 500
R. Rehabilitasi 250
Perkantoran
Ruang direktur 350
Ruang kerja 350
Ruang computer 350
Ruang rapat 300
Ruang gambar 750
Ruang arsip 150
Lobi 100
Ruang serba guna 200
Ruang makan 250
Kafetaria 200
Kamar tidur 150
Dapur 300
Rumah ibadah
Masjid 200
Gereja 200
Vihara 200
Tabel 6.SNI Intensitas Cahaya di Ruangan
Sumber : Pamungkas.2015
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan
untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Satuannya adalah lux , dimana lm adalah
lumens atau lux cahaya.
5. Nilai ambang dari bahaya fisik intensitas pencahayaan tidak ditampilkan melalui
satuan waktu paparan tetapi ditentukan melalui jenis pekerjaan dan berapa taraf
standar kebutuhan akan cahaya dalam melakukan pekerjaan tersebut. Menurut IES
(Illuminating Engineering Society)
7. Penerangan yang tidak baik akan menyebabkan tenaga kerja mengalami kesulitan
dalam melihat obyek yang dikerjakannya dengan jelas. Hal ini selain akan
menyebabkan tenaga kerja lamban dalam melaksanakan pekerjaanya juga akan dapat
meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.
33
34
8. Kebiasaan menatap layar komputer, laptop, gadget, maupun televisi terlalu lama
membuat mata cepat lelah dan kering. Jika dibiarkan, hal itu akan memperburuk
kondisi mata atau yang kerap disebut Computer Vision Syndrome (CVS).
3.2 Saran
Santiari Sri Ayu Dewa. 2018. Studi Pencahayaan Ruang Kerja yang Sehat Untuk
Pengrajin Perak di Bali. Program Studi Teknologi Rekayasa
Elektromedik,Institut Ilmu Kesehatan Medika Persada Bali. BALI HEALT
JOURNAL. Vol 2(1) 2018. Hal. 1-5