Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang.
Minyak atsiri merupakan bahan yang bersifat mudah menguap (volatile),
mempunyai rasa getir, dan bau mirip tanaman asalnya yang diambil dari bagian-
bagian tanaman seperti daun, buah, biji, bunga, akar, rimpang, kulit kayu, bahkan
seluruh bagian tanaman. minyak atsiri selain dihasilkan oleh tanaman, dapat juga
sebagai bentuk dari hasil degradasi oleh enzim atau dibuat secara sintetis
(Faridatul Aulia, 2012).
Peranan minyak atsiri dalam kehidupan manusia telah mulai dikenal sejak
beberapa abad yang lalu. Tanaman yang menghasilkan minyak atsiri diperkirakan
berjumlah 150 – 200 spesies, yang termasuk dalam famili Pinaceae, Labiatae,
Compositae, Lauraceae, Myrtaceae, dan Umbeliferae. Minyak atsiri dapat
bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu dari , buah, bunga, biji, batang, kulit
buah dan akar. Salah satu minyak atsiri itu adalah kayu putih (Ketaren, 1986).

1.2 Tujuan Pratikum

a. Mempelajari proses destilasi uap-air langsung


b. Menghitung rendemen minyak atsiri
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari
bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak. Adapun cara ekstraksi ini
bermacam–macam, yaitu rendering (dry rendering dan wet rendering),
mechanical expression dan solvent extraction.
Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan
yang diduga mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi
Menurut pengerjaannya rendering dibagi dalam dua cara yaitu: wet rendering dan
dry rendering.
Dry Rendering merupakan cara rendering tanpa penambahan air selama
proses berlangsung. Pemanasan dilakukan pada suhu 2200F sampai 2300F (1050C-
1100C). Ampas bahan yang telah diambil minyaknya akan diendapkan pada dasar
ketel. Minyak atau lemak yang akan dihasilkan akan dipisahkan dari ampas yang
telah mengendapkan dan pengembilan minyak dilakukan pada bagian atas ketel.
Wet rendering adalah proses rendering dengan penambahan air selama
berlangsungnya proses tersebut. Cara ini dikerjakan pada ketel yang terbuka atau
tertutup dengan menggunakan temperatur yang tinggi serta tekanan 40 sampai 60
pound tekanan uap (40-60 psi) Penggunaan temperatur rendah dalam proses wet
rendering dilakukan jika diinginkan flavor netral dari minyak atau lemak
(Kataren,1986).

2.2 Isolasi
Salah satu cara untuk meng-isolasi minyak atsiri dari bahan tanaman
penghasil minyak atsiri adalah dengan penyulingan, yaitu pemisahan komponen
yang berupa cairan dua macam campuran atau lebih berdasarkan perbedaan titik
didih. Proses tersebut dilakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam air.
Isolasi bahan alam dilakukan berdasarkan sifat bahan alam tersebut, dan
dapat digolongkan menjadi isolasi cara fisis dan isolasi cara kimia. Isolasi secara
fisis didasarkan pada sifat fisik bahan alam, seperti kelarutan dan tekanan uap.
Isolasi berdasarkan perbedaan kelarutan bahan alam dalam pelarut tertentu dapat
dilakukan dengan pelarut dingin atau pelarut panas. Isolasi dengan pelarut dingin
digunakan untuk mengisolasi bahan alam yang dapat larut dalam keadaan dingin.
Tekniknya dapat dilakukan dengan merendam sumber bahan alamnya dalam
pelarut tertentu selama beberapa lama (jam atau hari). Untuk bahan alam yang
larut dalam keadaan panas digunakan teknik isolasi secara kontinyu dengan alat
Soxhlet. Isolasi berdasarkan penurunan tekanan uap dilakukan dengan cara
destilasi uap. Cara ini digunakan untuk senyawa yang tidak larut dalarn air,
bertitik didih tinggi, mudah terurai sebelum titik didihnya dan mudah menguap.

2.3 Destilasi
Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan
perbedaan titik didik atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari
campuran homogen. Dalam proses destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap
penguapan dan dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi cair
atau padatan. Atas dasar ini maka perangkat peralatan destilasi menggunakan alat
pemanas dan alat pendingin.
Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki
titik didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondenser
yaitu pendingin, proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air kedalam
dinding (bagian luar condenser), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair.
Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya kita dapat memisahkan seluruh
senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen tersebut.

2.3.1 Macam-Macam Destilasi

1. Distilasi Sederhana, prinsipnya memisahkan dua atau lebih komponen


cairan berdasarkan perbedaan titik didih yang jauh berbeda.
2. Distilasi Fraksionasi (Bertingkat), sama prinsipnya dengan distilasi
sederhana, hanya distilasi bertingkat ini memiliki rangkaian alat kondensor
yang lebih baik, sehingga mampu memisahkan dua komponen yang
memiliki perbedaan titik didih yang berdekatan.
3. Distilasi Azeotrop : memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau
lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya
digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut,
atau dengan menggunakan tekanan tinggi.
4. Distilasi Kering : memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap
dan cairnya. Biasanya digunakan untuk mengambil cairan bahan bakar
dari kayu atau batu bata.
5. Distilasi Vakum: memisahkan dua kompenen yang titik didihnya sangat
tinggi, motede yang digunakan adalah dengan menurunkan tekanan
permukaan lebih rendah dari 1 atm, sehingga titik didihnya juga menjadi
rendah, dalam prosesnya suhu yang digunakan untuk mendistilasinya tidak
perlu terlalu tinggi (Van Winkel, 1967)

2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Destilasi

 Kelebihan Destilasi
1. Dapat memisahkan zat dengan perbedaan titik didih yang tinggi.
2. Produk yang dihasilkan benar-benar murni.

 Kekurangan Destilasi
1. Hanya dapat memisahkan zat yang memiliki perbedaan titik didih yang besar.
2. Biaya penggunaan alat ini relatif mahal.

2.4 Minyak Atsiri

2.4.1 Defenisi Minyak Atsiri

Minyak Atsiri adalah zat cair yang mudah menguap bercampur dengan
persenyawa padat yang berbeda dalam hal komposisi dan titik cairnya, kelarutan
dalam pelarut organik dan keluratan dalam air yang diperoleh dari bagian
tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji maupun dari bunga.Minyak atsiri
merupakan senyawa minyak yang berasal dari bahan tumbuhan dengan beberapa
sifat yaitu sangat mudah menguap bila dibiarkan diudara terbuka, memiliki bau
khas seperti tumbuhan aslinya, umumnya tidak berwarna tetapi memiliki warna
gelap karena mengalami oksidasi dan pendamaran. Karena sifatnya yang mudah
menguap minyak atsiri sering disebut sebagai minyak menguap atau minyak
eteris. Minyak atsiri dikenal dengan beberapa nama , yaitu :

a. Minyak menguap ( volatile oils )

Karena bila dibiarkan diudara terbuka mudah menguap tanpa meninggalkan


bekas, juga karena mengandung senyawa atau komponen yang mudah menguap
dengan komposisi dan titik didih yang berbeda.

b. Minyak essensial

Karena merupakan senyawa essential atau konstituen berbau dari tanaman


penghasil.

2.4.2 Sifat Minyak Atsiri

a) Mudah menguap bila dibiarkan pada udara terbuka


b) Tidak larut dalam air
c) Larut dalam pelarut organik
d) Tidak berwarna, tetapi semakin lama menjadi gelap karena mengalami
oksidasi dan pendamaran
e) Memiliki bau yang khas seperti pada tumbuhan aslinya

2.4.3 Metode Produksi (Pengambilan) Minyak Atsiri


Berdasarkan sifat tersebut diatas, minyak atsiri dapat dibuat dengan
beberapa cara, yaitu penyulingan, ekstraksi dengan pelarut menguap (solvent
extraction), ekstraksi dengan lemak dingin (enfleurasi), ekstraksi dengan lemak
panas (maserasi) dan pengepresan (pressing). Ekstraksi minyak atsiri bisa
dilakukan dengan berbagai cara, misal dengan destilasi, menggunakan lemak
(biasa digunakan untuk ekstraksi minyak atsiri dari bunga). Secara umum metode
pengambilan minyak atsiri dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu cara
mekanik dan cara fisika-kimia.
 Cara Mekanik
Metode yang sering disebut expression ini merupakan cara cold pressing
tidak ada panas yang dibutuhkan pada cara ini. Prosesnya adalah
penekanan/pemerasan (squeezing). Bahan dasar yang bisa diambil minyaknya
dengan pengepresan secara mekanik biasanya berupa biji-bijian atau kacang-
kacangan maupun buah-buahan (citrus oil). Beberapa buah yang mengandung
citrus oil diantaranya bergamot, grapefruit, lemon, lime, mandarin, orange, dan
tangerine. Ada tiga cara yang berbeda untuk memungut citrus oil :
1. Sponge, dulu dilakukan secara manual (dengan tangan). Daging buah
dipisahkan, kulit buah dan biji direndam dalam air panas. Setelah lebih elastis
kemudian sponge/busa ditempelkan pada kulit buah lalu diperas/ditekan. Minyak
atsiri yang keluar akan terserap oleh sponge. Setelah jenuh, dikumpulkan dengan
cara memeras sponge.
2. Equelle a piquer, cara ini lebih hemat tenaga daripada sponge. Metode
ini tidak lagi dilakukan dengan cara manual tapi dengan alat yang yang diputar
dan dilengkapi paku-paku pada pinggirnya untuk menusuk oil cells pada kulit
buah. Minyak atsiri dan pigmen dapat dikeluarkan dari kulit buah, kemudian
minyak atsirinya dapat dipisahkan.
3. Machine abrasion, hampir sama dengan cara 2. Mesin dapat
melepaskan kulit buah dan memasukkannya ke dalam centrifuge dengan
menambahkan air. Pemisahan secara sentrifugal ini berjalan sangat cepat, tetapi
karena minyak atsiri bercampur dengan zat-zat lain, kemungkinan dapat terjadi
perubahan karena pengaruh enzim.

 Cara Kimia-fisika
1. Distilasi (Penyulingan)
Prinsipnya penyulingan destilasi merupakan suatu proses pemisahan
komponen-komponen suatu campuran yang terdiri atas dua cairan atau lebih
berdasarkan perbedaan tekanan uap atau berdasarkan perbedaan titik didih
komponen-komponen senyawa tersebut. Pada dasarnya terdapat dua jenis
penyulingan yaitu :
a) Hidrodestilasi adalah penyulingan suatu campuran yang berwujud cairan
yang tidak saling bercampur, hingga membentuk dua fasa atau dua lapisan.
Proses ini dilakukan dengan bantuan air maupun uap air. Hidrodestilasi
memiliki 3 jenis metode berdasarkan cara penanganan bahan yang
diproses yaitu : destilasi air, destilasi uap dan air serta destilasi uap
langsung.
b) Fraksinasi adalah penyulingan suatu cairan yang tercampur sempurna
hingga hanya membentuk satu lapisan. Proses ini dilakukan tanpa
menggunakan uap air. Fraksinasi memiliki 3 jenis metode yaitu kohobasi,
rektifikasi dan destilasi fraksinasi.

2. Ekstraksi Pelarut, yang dapat berupa :


a. Maserasi
b. Enfleurage
c. Pelarut mudah menguap
d. Ekstraksi Hiperkritikal CO2
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat-alat
1. Unit destilasi uap-air
2. Unit clavengger
3. Kondensor
4. Botol kaca
5. Gelas ukur
6. Statif dan klem
7. Timbangan dan neraca analitik

3.2 Bahan-bahan
1. Sampel minyak atsiri berupa daun bungur kuning 10 gram
2. Air/aquades

3.3 Prosedur percobaan

Timbang sampel minyak atsiri


( Daun Bungur Kuning)

- Dimasukkan kedalam labu


+ Aquadest 100ml
- Dihubungkan dengan pendingin dan penampung
berkala
- Didihkan isi labu dengan pemanasan yang sesuai
Selama 1jam/sampai minyak atsiri terdestilasi
- jika volume minyak atsiri telah tertampung dalam
bagian penampung berskala, dilakukan pembacaan
sampai 0,1 ml dihitung kadar minyak atsiri

HASIL
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil percobaan

Bobot sampel : 20gr


Volume Hasil : tidak dapat diukur

4.2 Pembahasan

Percobaan distilasi minyak atsiri dimana distilasi merupakan proses


pemisahan komponen-komponen antara dua atau lebih jenis zat yang memiliki
karakteristik berbeda dalam suatu campuran. Minyak atsiri dapat diambil dari
beberapa tanaman seperti yang digunakan kali ini adalah daun bungur kuning.
Daun bungur kuning yang akan digunakan dalam percobaan sebelum didistilasi
diayak terlebih dahulu untuk memudahkan penguapan minyak atsiri dari daun
bungur kuning dan menghasilkan minyak atsiri lebih banyak. Prinsip dari destilasi
yaitu merupakan suatu proses pemisahan komponen-komponen suatu campuran
yang terdiri atas dua cairan atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan uap atau
berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponen senyawa tersebut.
Jenis penyulingan yang digunakan yaitu hidrodestilasi. Hidrodestilasi adalah
penyulingan suatu campuran yang berwujud cairan yang tidak saling bercampur,
hingga membentuk dua fasa atau dua lapisan. Cara penyulingan menggunakan
uap (hidrodestilasi) ini memisahkan minyak atsiri dari tanaman daun bungur
kuning dengan jalan memasukkannya ke dalam ketel penyulingan, kemudian
ditambahkan sejumlah air dan dididihkan, atau uap panas dialirkan ke dalam alat
penyuling tersebut. Campuran uap yang terdiri dari uap air dan uap minyak
selanjutnya akan mengalir menuju kondensor untuk dicairkan kembali dengan
sistem pendinginan dari luar.
Kondensat yang keluar dari kondensor ditampung dalam tabung pemisah
(decanter) agar terjadi pemisahan (dekantasi) antara minyak atsiri dan air suling.
Percobaan kali ini adalah untuk mempelajari teknik pemisahan senyawa
berdasarkan perbedaan titik didih dan untuk mempelajari metode ekstraksi
minyak atsiri menggunakan prinsip hidrodistilasi. Sampel yang digunakan yaitu
daun bungur kuning sebanyak 20 g dalam keadaan kering. Sampel diayak
menjadi ukuran yang lebih kecil dengan tujuan agar pori-porinya mudah
dijangkau oleh air sehingga minyak atsiri akan lebih cepat keluar dari pori-pori
daun bungur kuning dan hasil minyak atsiri yang banyak. Pelarut yang digunakan
adalah air, karena air memiliki sifat kepolaran yang berbeda dengan minyak atsiri
sehingga minyak atsiri sehingga akan mudah dipisahkan dari destilat. Air dan
minyak atsiri tidak saling melarutkan, selain itu titik didih air lebih kecil dari
minyak atsiri sehingga uap air akan mendorong minyak daun bungur kuning
untuk lepas dari pori-pori daun bungur kuning dan menghasilkan destilat. Proses
destilasi dilakukan selama kurang lebih 1 jam. Pemanasan awal berfungsi agar air
terserap kedalam pori-pori daun bungur kuning yang dapat mengeluarkan minyak
atsiri karena adanya tekanan osmotik. Percobaan yang telah dilakukan tidak
menghasil minyak atsiri, sehingga pada sample daun bungur kuning tidak dapat
dihitung hasil rendemen minyak atsiri , faktor-faktor yang mempengaruhi tidak
adanya minyak atsiri pada daun bungur kuning :
1. Apabila komposisi sampel yang dipakai sedikit, maka minyak atsiri yang
dihasilkan juga akan sedikit. Semakin banyak komposisi sampel yang
digunakan, maka minyak atsiri yang didapatpun semakin banyak.
2. Setiap sampel tidak memiliki kandungan minyak atsiri yang sama banyak.
3. Lamanya waktu yang digunakan untuk mendestilasi sampel dan kondisi
sampel juga akan mempengaruhi hasil rendemen minyak atsirinya.
4. Luas permukaan sampel mempengaruhi minyak yang dihasilkan. Semakin
besar luas permukaan sampel, maka akan semakin cepat minyak dapat ditarik
dari sampel, karena uap langsung masuk ke pori-pori sampel karena memiliki
luas penampang yang besar.
5. Temperatur pemanasan selama proses destilasi harus tetap dijaga konstan.
6. Uap yang menguap keluar dari kondensor dapat juga mempengaruhi
kandungan minyak atsiri yang didapat, hal ini dapat terjadi karena suhu
pemanasan yang terlalu tinggi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Sampel yang digunakan adalah daun bungur kuning tidak terdapat minyak
atsiri
2. Metode ekstraksi minyak atsiri menggunakan prinsip Hidrodistilasi.
Metode ini merupakan metode destilasi yang sederhana. Pada prinsip
hidrodistilasi menekankan konsep destilasi menggunakan air

Anda mungkin juga menyukai