net/publication/301513423
CITATION READS
1 427
2 authors, including:
Mohamad Sofitra
Hiroshima University
4 PUBLICATIONS 5 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Mohamad Sofitra on 20 April 2016.
Abstrak
Makalah illi dimaksudkall ulltllk mellgembangkan S1lalll lIIodel illtegrasi alltara sistem
logistik tiga eselon yallg tcrdiri dad salll IIl1it prodllksi. salll 1I11il depot dOll sejwnlah
pellgecer dengan sllatll }arillgall trallsporasi yang mellghllb:lIIgkall depot dall
pengecer maupwi antara pellgecer satll dellgall yallg lainja. Selaill illl sistem yallg
dikaji juga dilengkapi dengan sejumlah kelldaraall pengallgkllt dengan kapasitas
angkut yang berbeda dOll cukup untllk mengangkut keblltllhan barallg ke beberapa
pengecer sekaligus dalam suatu siklus hantarall. Pellgemballgan model pada makalah
ini menggunakall model :1asar vehicle routing problem (VRP) dOll mod'!l sislem
persediaan [R. T] sebagoi aCIIGII. KClIsep eseloll stock. waktll siklus tllllggal.
perellcanaan terkoordillasi, dall ongkos total digzmakall sebagai pClIdekatan dalam
pemodelan. Model integrasi yallg diper-oleh memitiki kompleksitas tinggi sehillgga
solusi model su!i! diperoleh secara {/nalitis olch scbab itll dillsllikan mcnggzmakan
pelldekatan heuristik yallg dikemhangkall berdasarkllll olgoritma Fisher dan laikumar
dan algoritma fllrthest illsertation. Model yang dihasiikan 1/10lllPli mcmbcrikan solusi
yallg layak dan nile yallg dipcroleh dCllgall pClldciwlll1I Fisher dall laikllmar tidok
babeda dellgan algorithmafllrthest illserlation.
()ari sckian banyak hasil riscl nlcngcnai konrdinasi, sinkronisasi dan intcgrasi rantai nilai Inl
terdapat bebcrapa kckl1lahan yaitu antara lain adalah scbagai berikut (Nuf Bahagia, 1999):
I. McnggunaKan pcndckatan parsial, schillgga kctcrkaitan al1tm sub sistel1l mcnjadi terlupakan.
2. Mcnggunak«n pcndckatan sin ulasi, dalal11 hal ini ullsur kelayakan solusi Icbih diutamakan
dibandingkan dcngan faktor opti1l1alisasinya.
3. Mcnggunakan pcndckatan praktis, dalal1l hal Inl Icbih rncnckankan aspek kelayakan dan
kCll1udahan pe!aksanaannya dC:lgan 1l1cngabaikan kaidah scientific.
Nnur Bahagia (1999) tclah 1l1cngc1l1bangkan model optimfl.si integral dalam sistem rantai nilai
3 eselon yang 1l1engelola kcgiatan produksi, dan aliran barang dari unit produksi menuju dtpot,
pengecer, hingga konsumcn. Fungsi tujuan dari model yang dikembaligkan adalah minimasi
ekspektasi ongkos total produksi dan distribusi ul1tuk suatu tingkat pelayanan yang ditentukan. Model
ini kemudian dikembangkan pula untuk pasokan produk menuju p~ngecer yang semula seluruhnya
berasal dari depot diubah sehingga pasokall produk mcnuju pengecer dimUIigkinkan pula iangsung
berasal dari unit produksi (Nur Bahagia dar, Toruan, 2001). Pada kedua model yang dikembangkan
tersebut diasumsikan bah\Va ongkos transportasi telah ditetapkan untuk setiap rute dari depot atau unit
produksi ke pengeccr serta diasumsikan tidak ada rute alternatif (misalnya yang menghubungkan pntar
pengecer) sehingga semua produk yang diterima oleh pengecer berasal langsung dari depot atau unit
produksi.
Pada kenyataannya ongkos transportasi dalam suatu sistem rantai nilai dapat mencapai setengah
hingga dua peI1iga dari ongkos tolal kcscluruhan (Ballou,1992). Pergcrakan produk dalal11 suatu
ruangan atau \\'ilayah l11enciptaKall nilai guna tClllpat (value ofplace or place utility). Walaupun nilai
guna \Vaktll atall 'tillle /llilily' scbagian bCS~l!' dihasilkan olch gudung (yang mcnyimpan produk hil,gga
saat dipcrlllkan). nalllUIl tlansportasi juga bcrpcran dalam Illcnghasilkan nilai guna 'waktu ini dil11ana
transpnrtasi nlCncntUKan scbcrapa ccpat SU~l\U prodllk bcrgcrak dari satu titik asal kc titik tujuan yang
dikcnal dcngan istilah lilll('-ill-Imllsil dan collsislellsy of service (Lambcrt,1999). Sehingga aktivitas
trasportasi ini (pemilihan rule. kapasitas kClld~lraan, jUllllah kcndaraan) perlu untuk dikaji Icbih rinci ..:l!
PCllclitiall yang bcrbilall dellgall pClllilillall rute alat angkut yang akan Illcndistribusikan produk~'
dari dcpot Illcnuju pCllgCCLr dall kOIlSUIllCIl :l\au yang Icbih dikcnal dcngan vehicle routing problem
(VRP) tdah cukup banyak dikcl1lballgkall dcngan bcrbagai variasi pcnnasalahan sepelti yang
dilakukan oleh (Oantzig dan Ramser:: 959), (Clarke dan Wright,1964), (Fisher dan Jaikumar, 1978
dan 1981), hingga seperti yang dilalukan (Liu 1999). Semua makalah mengenai YRP yang telah
di3ebutkan hanya berfokus kepada penentuan rute optimal bagi kendaraan pengangkut tanpa
memperhitungkan kebija!can logistiknya. Penelitian yang mengintegrasikan perrnasalahan pengelolaan
perscdiaan multi ese10n dengan pelTP.asalahan penentuan rute kendaraan yang akan mendistribusikan
prod uk telah dilakukan dlantaranya oleh Nur Bahagia dan Sinaga [2002J. Oalam model tersebut
di~~unakan pendekatan model Q $~bagai model dasar untuk siskm pcrscdiaannya dan mcnggunakan
pendekatan model (Liu, 19(9) untuk memformulasikan model penentuan rute kendaraanny 1.
Oalam makalah ini akan dikembangkan sehuah model yang akan mengikutsertakan kebijakan
transportasi yang lebih rinci dimana alternatif-altematif rute transportasi, bpasitas dan jumlah alat
angkut akan dipertimbangkan pengaruhnya terhadap ongkos total sistem logistik secara keseluruhan.
I
dengan:
To' Waktu siklus pada unit produksi
Tr Waktu siklus pada seluruh pengecer
Nd Frekuensi siklus depot dalam setiap siklus unit produksi
Nr Frekuensi sikllls pengecer dalam setiap siklus depot
Penerapan kcbijakan waktu siklus tunggal ini dalam rangka untuk memperolch suatu siklus yang
sinkron diantara cselon.
4. FORMULASI MODEL
Model yang dikemtJangbn ini adalah model matematik r"ngan fungsi tujuan mlmmaSI
ekspektasi ongkos total ope"asi tahunan (C) sebagai hasil penjumlahan dari elemen-elemen ekspektasi
ongkos tahunan pada pengecer (C r ), ekspektasi ongkos tahunan pada depot (Cd), ekspektasi ongkos
tahunan pada unit produhi (Co) dan ekspektasi ongkos tahunan transportasi (C ):
(1)
Sehubungan deng;,n besarnya setiap clemen ongkos terscbut bcrgantung pada kebijakan
logistiknya maka abn diuraikan tnkbih dahulu kcbijakan logistikny.1,
Cr = 2: C r ( j)
Vj
= L {ongkos pClllcriksaan + ongkos simpan + ongkos kekurangan} pada pengecerj
C,. = I[ ii
'tit ,
+ Hi(Ri-. ~lj A~7;_) + (Hi + ii)7(zi -Ri)g(zi ;'j + 1',. )dZi]
-
, R
j
(5)
dilll:lna:
Hi satuan ongkos silllpan pada esse 1011 pengccer j
Aj : saluan ongkos pengaJaan pada pengcccr j
+ I[R
Vi
j -P j - Al2T, + f(Zj -R)g(Zj;T,. +T)dz j
R,
'j'] (6)
dimana:
Hd satuan ongkos simpan pada esse Ion depot
Ad : satuan ongkos pen).iadaan pad a depot
C = -Ao + H [( R - J..1 - -
AoTo A "1', + "'f (z - R )g(z . l' + )dz )
o l' 0 0 0 2- - _0_'
J 0 0' () 0
T
a 0
o -If R..
AT ~. \
+ ( R" - J.1" - "2" + Pz" -Rd)g(z,,;T., + T")dz,, j
I
j
+ 2:(R j -}ij - A; , . + fC:: j -Rj)g(Zj;T, +rj)dZl\j!-J (7)
Vj R,
dimana:
Ho satuan ongkos simpan pada esse Ion unit produksi
Ao satuan ongkos pengadaan pada unit produksi
lfI kecepatan produksi per tahun
Ekspektasi ongkos pinalti untuk scti:lp barang yang tcrsisa pada kendaraan k setelah
mengunjungi pengecer-pengecer per tahun adalah:
1 v,
-B s (*) f(Vk -Zk)g(Zk;Tr)cz k (9)
Tr 0
dimana:
B.fA : satuan ongkos pinalti sisa barang padCl kendaraan ke-k
Ekspektasi ongkos transportasi per tahun (C,) kcscluruhan diformulasikal'1 sebagai berikut; J
adalah himpunan yang bcranggotakan semua retcilcr dan diindcks dcngan i dan) (i dan) = 3,4, ... , n).
Untuk (i dan) = I) adalah unit prllduksi dan untuk (i dan) = 2) adalah depot. Kcndaraan pengangkul
diindeks dengan k = 2,3'00 .,m dan k =1 ndalah kcndaraan dcngan kapasitas hcsar yang digunakan
untuk mengangkut produk dari unit produksi mcnuju depot. Ongkos angkut dari i ke) adalah c,.,..
Kapasitas angkut kendaraan k adalah QAdan ekspekt1si pCn11intaan pcngccer i per siklus adalah A;Tr'
Di gunakan pula tiga variabcl binel yaitu:
Jib kendaraan fc langsung
I. menujuj setelah mCl,gunjungi i,
x Uk ={ 0,
Untuk selainnya.
(10)
;i E J ( 11 )
;i = 2
( 13)
'\'t
~' i,l
=y il ;i = 2, ... /1 k ~ \.2• ... 111 ( 14)
i
Lx,.,
,
:::.1',1 i =: 2,... /1 k"" 1,2 ....• 111 (15)
Persamaan (11) sampai dengan (17) dapat dijelaskan sebagai benkut; persamaan (11)
meilUnjukkan bahwa hanya satu kendaraan yang diperbolehkan rnengunjungi pengecer tertentu dalal1l
satu siklus. Persamaan (12) menunjukkan jumlah yang diangltut oleh setiap kendaraan. Persamaan
(13) menunjukkan kapasitas setiap kendaraan. Persamaan (14) dan (15) menunjukkan bahwa
kendaraan yang datang ke pengecer j juga hams meninggalkan pengecer tersebut. Persamaan (16)
menunjukkan dipakai atau tidaknya SJatu kendaraan. Persamaan (17) menunjukkan elimin2:;i terhadap
terjadinya subtour pada tour kendaraan k.
(21 )
(5). To{l- An ) ~ to
'II
(6). AD = LA;
(7). Ad =LA j
(10). L)"I
k
={l III
;i
;i
E
=2
J
(14). "x
L.., jik
= u,
"k
;i = 2.... 11 k = 1.2.... /11
Langkah 0
Langkah awal berupa inisialisasi untuk masukkan input SC!11ua parameter yang diperlukan, yang
mcliputi parameter pad a tingkat unit produksi, d~pot dan pcngcc~r. Sclain itu paramc1er tmsportasi
yaitu jumlah kendaraan dan matrik jarak.
Langkah 1
Langkah ini dimaksukan untuk mcndapatkan \Vaktu siklus tcrbaik pad a tingkat pcngcccr 7~
dimulai dcngan mcnghitllng \Vaktu siRIus bagi sctiap pcngcccr ('if). Tcntllkan C = 10E+99, D = 0,
itcrllsi(U)=I, itcrasi(a)=O, itcrasi(b)=O Sct
R
~· j = 3,4, ... ,n
T = --' ,
., fI,A,
LOOP I.
lJntllk:
a. Iterasi (U) = 1, tcntukan dcngan:
milllT .l;} = 3,4 ..... 11 ; jib miner,: > Illax{f,}
T = './
r { maxlf }.-} = 3,4 ..... 11 ;jika min{ Tj l<lllax{ f j l
j
Cari nilai Rj dan hi tung C . Lanjutkan Ire langkah 2.
b. ltcrasi (U) > 1, tcntukan 'I; = 1; 1- / hal i, cari nilai R; dan hitllng Cr. Lanjutkan ke Iangkah 2.
R;dihitung dcngan:
. I/1'
G(R.· T +
I'r
f
r
) = HT+/J
I r
I r I
'"
dengan G(R' T + T ,. )
i' r
=: fo(z·
b
T + Tr )
J' r
Lallgkah 2
Langkah ll1i dimaksukan untuk mcncntukan jenis kendaraan dan mendapatkan rutenya yang
akan mclayani pcngeccr
a. Hitung ~ A T
L.. ) r
\'jt.J
LOOP IV.
lterasi (c)=itcrasi(c)+ I
e. Pilih kendaraan bcriklltnya unlllk dialokasikan, yang mcmililzi kapasitas angkut palir.g
mendekati D.
f. Hitung D = D - Qk ; dcngan k = kcndaraan yang dipilih
Lah.'Ukan LOOP IV hingga semua permintaan telah terangkut (dialokasikan ke kendaraaan).
g. Tentukan rute dengan algoritma Fisher dan Jaikumar dan algoritma Prim.
h. Apakah rute fis;blc ?
-7 Va, hitung Crn lanjutkan ke langkah 3.
-7 Tidak, lanjutkan kc langkah 6.
Langkah 3
Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan variable keputusan pada tingkat depot atas rute
yang dihasilkan dari langkah 2, perhitungan dimulai dengan mengitung waktu siklus pada depot Td
LOOP II.
Tcntukan iterasi (a)= lterasi (a)+ I
Untuk:
N terkecil yang ll1emc!1uhi : N r 1~ 2
I
a. lterasi (a)= I, cari Td dcngan mcnenlukan Nr E 'd.
Can Rd. dan hitung Cd +Cf.
LOOP III
Tentukan iterasi (b)= iterasi (0)+1
Untuk:
a. Iterasi (b)= 1, cari To dengan menentukan Nd E Jt terkccil yang memenuhi :
NdTd(I-~)2:ro
VI
Cari Ro, dan hi tung Co'
b. Iterasi (b» 1, tcntukan NrNd+ I, cari To dan Ro' hitung Co·
Lakukan LOOP III hingga Co{b»Co(bol)' Simpan Co minimum. Lanjutkan ke langkah 5.
Ro dihitung dengan:
""
O(R o;To + rJ = Jg(zo ;To + rJ = (1- Service level)
RoO
Langkah 5
Langkah ini dimaksudkan .ll1tuk mengitung ongkos total yang terjadi, setelah dipero1eh hasil
dai"i lanl!bh 4
a. Hitung C = Cr + c'r + Cd + C rd + Co
b. Apakah C(u) < C?
-7 Va, simpan semua nilai variable kcpulusan yang 111cnghasilkan C(u).
Set C = C(u). Kembali keiiii.gkah I.
-7 Tidak, tcntukan itcrasi (U) = ikrasi(U) + I, lakukan LOOP 1.
Langkah 6
LOOP I selcsai.
Solusi diperoleh dari nilai variabel keputusan yang menghasilkan C mtntmum yang telah
disimpan pad::.l langkah 5.
6. CONTOH NUMERIK
Untuk memberikan gambaran yang lebih riil tcnlang model dan solusi heuristik yang
dikembangkan berikut ini akan dipaparkan contoh numcrik dcngan data dan diperoleh hasil sebagai
berikut.
6.1. Data
Untuk keperluan pengujian l110del dan solusi yang telah dikembangkan digunakan data hipotetik
yang memr('rtimb:mgkan sistem riilnya, dengan pola dislTibusi kemungkinanpC''lllintaannya adalah
normal. Contoh numerik yang digunakan mclibatkan 35 pcngcccr clan 6 kcndaraan. diagram posisi
pengecer dan depot dap~lt dilihat pada gambar 2.
I.
I
I
•
Xl
• 34
•
•" 5
19 35
•
:10
• 18
• 20
17
•
•
20
• 6
• 7
• •
21
If>
• 8
•
22
•
• Depot
9
•
Ii
4
0 23
1
•
.2 •
28
• •
3
•
1:)
10
14 ~
•
11
•
13
•
27
• 12
• 24
25
•
•
Gambar 2. Diagram Posisi Pengecer Dan Depot
Pennintaan pada penngecer berdistribusi normal dan nilai pzramcter-parameter yang lainnya pada
pengccer dapat dilihat pada Table 1 berikut:
Tabel 1. Ongko" Review, Simpan dan Kekurangan, Rata-rata dan Variansi Permintaan
Serta Lead Time Pada Pengecer
A. Pada Pengceer, waktu siklusnya adalah 15,16 hari dan ckpcktasi ongkos total pada pcngeeer
adalah Rp.l 05 .278.500/ tahun, seclangkan variabel keputusan dan clemen ongkos pacta setiap pengeeer
d:-5ajikan pada Table 2. rute kendaraan padn GambaI' 2. serta ongkosnya pada Table 3.
:1
l._
Tabel 2. Elemen Ongkos Dan Nilai Variable Keputusan Pad a Pengecer (Dalam Ribu Rupiah)
Qngkos Qngkos
Rj Ssj Ongkos Pesan/th Kekurangan/th Simpan/th SubTotal/th
retl 37.84 9.52 601.8398 128.5144 1048.829 1779.1835
ret2 57.48 15.45 601.8398 179.7282 1314.631 2096.1%9
reO 36.24 4.70 (,49.907 82.75908 891.4744 1()24.2213
ret4 36.28 7.()2 481.47i9 91.045 819.549 1392.0659
ret5 44.39 I 1.0-' 553.692() IM.7853 1253.383 1973.8611
ret6 46.92 10.7') 722207!\ I :4.0()~9 !OCl!L97.\ II) 15.2768
ret? 44.07 9.74 577.7(j(,2 130.7187 1078.1 (, 1786.6548
ret8 52.24 11.51 505.5455 162.9118 1329.953 1998.4101
nt9 37.19 7.25 505.5455 89.708!\] 851.2334 1446.4877
n:tlO 49.41 10.29 41'1.4719 129.6042 1131.312 1742.3883
retll 48.27 12.21 553.6926 1465432 1229.883 1930.\185
retlZ 53.15 11.23 577.7662 198.8442 1-475.37 2251.9806
retl3 43.06 10.02 529.619 1218449 952.7397 1604.2036
ret14 40.52 7.59 674.0606 107.9834 910.2665 1692.3105
rellS 42.02 7.66 649.987 105.2198 876.8096 1632.0164
retl6 62.45 15.28 505.5455 20754')3 1526.854 2239.9402
rell? 51.92 10.90 481.4719 125.:,99 1109.792 1716.6632
rell8 47.60 11.33 625.9134 ! 28 ~~'~3 1044.355 1798.8619
rell9 42.78 8.36 674.0606 1063%4 92~.0565 1709.5135
ret20 52.24 12.81 601.8398 172.4631 1224.161 1998.4635
reU1 36.86 8.63 601.8398 131.3076 1004.902 1738.0"·~18
retn 57.48 15.45 601.8398 179.7282 1314.631 2096. 198 fl
ret23 36.09 4.57 649.987 82.9104 883.6861 1616.5835
ret24 35.90 7.27 481.4719 91.93463 804.1252 1377.5317
reUS 45.00 11.58 553.6926 165.0218 1281.251 1999.9656
ret26 46.00 9.36 722.2078 127.3143 1014.648 1864.1701
ret2? 43.81 9.50 577.7662 131.3269 1066.722 1775.8152
ret28 53.13 12.33 505.5455 ICiO.5074 1369.369 2035.4222
ret29 37.68 7.70 5055455 88.34289 871.4965 1465.3849
ret30 48.89 9.82 481.4719 '30.6982 1 1 09.393 1721.563
reO I 48.66 11.09 55HJ926 149.9264 1209.548 1913.1668
rel32 5386 11.1'7 577. 7('(i 2 197.7017 1511.249 2286.716
re133 43.57 IOA<) 52<)(JilJ 120.7472 973.2026 1623.5688
ret34 40.29 7.38 674.0606 103.2455 900.0411 1682.3472
ret3S 45.32 806 649.987 104.7189 938.3476 1693.0535
Ongkos
Kendaraan 2 4 6 7 Gngkos Pinalti
Trans
RUle Tour 0 0 0 0 31869.1 10190.99
12 4 I 7
11 16 9 19
2 28 10 32
29 24 6
30 23 !5
31 n 27
17 21 14
18 35 26
5 34 25
D 13
20 3
----.---_ .
S
.I:ll"al\
__J:l'llIp uhi Km ) 7.\ 152 208() 221'
\'., (lin!.!) lJO.7 250 2lJlJ9 272
• llalal1l rihu l"lIpi:1I1
•
•
B. Pada Depot, e1emen ongkos dan nilai variable kcputusan dapat dili:lat pada Tabe14. berikut:
Tabel4. Elemen Ongkos Dan Nilai Variable Keputusan Pada Depot (Calam ribuan rupiah)
C. Unit Produksi, elemen or.gkos dan variable keputusan di unit p:oduksi dapat dilihat pada
Tabel 5. berikut:
Tabel 5. Elemer Ungk0s Dan !, lil 8i Variable Kerlltusan PadE; Unit Produksi
Resume ditinjau dari 3egi ongkos atas ha~il-h3sil contoh numerik dari pcngolahan data yang
diperoleh adalah sebagai berikut:
\
\I Jurnal TMI21(2) Agustus 2001 15
1
Dari Tabel 5. dapat dikctahui bahwa clemen ongkos lcrbesar adalah ongkos simpan dengan
pcrsentasc total mencapai 57,8%. Proporsi ongkos simpan tcrbesar berada di unit produksi yaitu
sebesar 32,OWX, dari total ongkos keseluruhan. Ilal ini dapat dipahami walaupun ongkos simpan eselon
unit produksi adalah paling kecil namun waktu siklusnya mcrupakan yang terpanjang dibanding eselon
lain yuitu sclama 121,3 hari.
E1emen Ongkos yang terbcsar berikutnya adalah ongkos pesan dengan total l11encapai 20,64%.
Proporsi ongkos pe~;Jn Lrbesar tcrjadi di eselon unit produksi yaitu sebesar 16,33% dari total ongkos
keseluruhan. Besarnya ongkos pesan di unit produksi ini (dalam kasus ini sebesar Rp
30.000.000/siklus) adaJah disebabkan oleh stTuktur ongkos reviewnya yang mengandung ongkos setup
produksi yang mel11ang cukup besar.Proporsi (lemen ongkos transportasi berada pada peringkat ke-3
sebesar 18,83% dari ongkos total keseluruhan Ongkos transportasi terbesar digunakan oleh eselon
depot sebesar 13,06% dari ongkos total kcscluruhan. Dari ongkos total masing-masing eselon
diketahui bahwa, eselon unit produksi mcnggunakan proporsi ongkos terbesar yaitu sebesar 48,41 %.
Dan proporsi ongkos total eselon yang terkecil adalah pada eselon pengecer yaitu sebesar 19,04%.
Contoh numcrik ini I11cmbcrikan ilustrasi bahwa model dan s()lusi yang dikcmbangkan mampu
memberikan solusi. Walupun demikian optimalitas dari solusi yang c1ihasilkan perlu dikaji lebih lanjut,
mengingat sample yang digunakan belum dapat mcwakili dari semua keadaan riilnya. Adanya
interaksi antara variable kebijakan invcntori dan variable rute kendaraan merupakan salah satu faktor
yang menyebabkan solusi numerik pada contoh yang digunukan tidak dijamin optimalitasnya. Oleh
scbab itu perlu diuji apakah pClllccahan solusi yang dihasilkan ll1t:mbcribn hasil yang cukup
memadai. Perbandingan antara solusi yang diusulkan dengan solusl simulasi merupakan salah satu
cara untuk mengetahui sampai seberapa jauh tingkat kinerja dari solusi yang dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Baemon (1999), Measuring Supply Chain Performance, International Joul'nal oj Operations &
Production Managelllent, Vol.19, No.3, 275-292.
2. Ballou (1992), Business Logistics Managelllent, 3'J Edition, Prentic~ Hall, N.J.
1
3. Clark, A.J., H. Scarf (1960), Optimal Policies for a Multi-echelon Inventory Problem,
.Hanagelllent Science, 6(4), 475-490.
\
\
Jurnal TMI 21 (2) Agustus 2001 16
4. Clarke, J.W.Wright (1964). Sehedl.ling of Vchicle From Ccntral Dcpot to I\. Number of Delivcr}
Points. Opa. Res. 12. 568-531.
5. Crowston, W., M. Wagner (1973), Dynamic Lot Size Models for Multi-stage Asembly Systems,
Management Science, 20( 1), 14-21
6. Fisher, R. Jaikumar (1978), A Decomposition Algorithm for Large-scal<> Vehicle Routing. Report
78-11-05, Department of Decision Science, The Wharton School, University of Pennsylvania,
Philadelphia.
7. Fisher, R. Jaikumar (1931), A Generalized Assignment Heuristic for Vehicle Routing, Network II.
109-124.
8. Flaks (1963), Total Cost Approach to Physical Distribution, Business Mwzagement 24, 55-61.
9. Hadley, T.M. Within (1963), Analysis ofInvat01Y System, Prentice Hall, N.J.
10. Lambert, l.R. Stock (1999), Strategic Logistics Mana;;2ment, McGraw-Hili, Singapore.
II. Liu (1999), A Vehicle Routing and Scheduling Problem With Balanced Workload for A Third
Party Logistics Company, 'Logistics in The Information Age' 4,h I!)'L, Florance, Italy.
12. Lawler et. a1. (1985), The Traveling Salesman Problem, John Wiley&Sons, Singapore.
13. NurBahagia (1999), Model Optimasi Integral Sistem Rantai Nilai 3 Ese/all, Proceedings Seminar
Produksi IV. Teknik Industrl ITB.
14. NurBahagia, J.L. Toruan (2001), Pengembangan Model Optimasi Integral Sistem Rantai Nilai 3
Eselon (Sat!l Unit Produksi, Satu Depot dan "I Pellgecer Dengall Paso!,:all Langsung dan Tidak
Langsung), Proceedings Seminar Produksi V. feknik Industri ITB.
IS. Nur Bahagia, Sinaga (200l), Pengembangan model distrivusi produk pada sistem logistik
pedesaan dengan memperhit!illgkanjarillgall transportosi, Jurnal TMI. Va121, No 1,11-30.
16. Prim (1957), Shortest conr.ection network and some generalIzation. Ih 1/ System Tech. 1. 36, 1389-
1401.
17. Rosenlaantz, R.E. Steams, P.M. Lewis II (1977), I\.n I\.nalysis of Several Heuristic for The
Traveling Salesman Problem. SD~M J. Ccmput. 6, 563-58 I.
18. Silver et. a1. (1998), Inventory Management and Production Planning and Scheduling, 3 rd edition,
John Wiley&Sons, New York.
19. Sinaga (2002), Pengembangan Distribusi Produk Hasil Pt'rtanian Dalam Sistem Logistik Pedesaan
Dengan Mempertimbangkan Ongkos Tahunan, Tesis Magister, Tekni!~ Industri lTB.
20. ~tarr, D.W. Miller (1962), Inventory Control: Theory and Practice, Prentice Hall, India.
21. Tersine (I994), Principles of Inventory and Material Management, 4 0- Edition, Prentice Hall, NJ
Gambar L.1. Diagram Alir Prosedur Utama Penyelesaian Model Inlegrasi Sislem Ranlai Nilai 3 Eselon
Dengan Penentuan RUle Transportasi
r------L_._~_._
Untuk setiap retailer i.
dan setiap kendaraan k.
h~ung inserting cost d. relatil terhadap rule
J
J
Selesalkan :
sJl
;i = 3.4 •.... n
;i= 2
Yil E {O,I}
'-------,------
.. ~
\ r"-------~---) Kemball ke
Prosed'" Utama
~~pals~l r unlvk.
",endlllf.un It ylll-.g
~nghUIxlnok.<ln j dan
dCp:l1
Pilihretai~( r.
~-:~~Uf~1~;n~~~:3ti ~-t~ak.
(e,r) mak.slmum.
Tou,rS
semua Jelailef c1atam
kelompok,
'-- ----r------~
-- ,---
Gambar L.1. (L8!ljutanj Sub Prosedur: Algoritma Fur,'hf'S Insertion