Anda di halaman 1dari 8

DMOM

ANAMNESIS

RPS

Keluhan utama:

- apa yang dirasakan pasien


- lokasi keluhan
- Ujud Kelainan Kulit yang akan terlihat

Contoh keluhan utama:

Lepuh lepuh atau plenting plenting yang terasa nyeri dan panas di lengan dan bahu kanan

Bercak-bercak putih yang terasa gatal bila berkeringat di bahu dan badan dan lengan

Sacred seven:

1. Awitan dan kronologis


2. Lokasi
3. Kualitas
4. Kuantitas
5. Faktor memperberat
6. Faktor memperingan
7. Gejala penyerta

Contoh anamnesis herpes zoster:

Sejak + 5 hari yang lalu mulai muncul plenting plenting dan lepuh lepuh di lengan kanan, makin
lama makin menjalar. Plenting dirasakan nyeri dan perih. Nyeri dirasakan begitu berat sehingga
membuat pasien terganggu saat bekerja. Nyeri dirasakan hilang timbul. Nyeri memberat di
malam hari. Nyeri membaik saat beraktivitas. Sebelumnya penderita mengeluhkan timbul
demam dan nyeri kepala.

Riwayat pengobatan?

RPD:

Penderita baru pertama kali sakit seperti ini.


Riwayat sakit cacar air sebelumnya?

Riwayat gangguan berkemih atau sakit batu ginjal sebelumnya?

Riwayat sakit kuning sebelumnya?

Riwayat kencing manis, mudah lapar, mudah haus dan sering kencing di malam hari?

Riwayat pencetus???

Riwayat atopi: riwayat sering biduran, riwayat sering bersin di pagi hari atau cuaca dingin,
riwayat mata nrocos, riwayat sesak napas disertai mengi?

RPK

R Sosek

PEMERIKSAAN DERMATOLOGIK

Lokasi:

UKK

UKK primer

1. Makula: lesi mendatar yang berbeda dari kulit normal di sekelilingnya karena warnanya,
contoh: macula eritema, macula hipopigmentasi, macula hiperpigmentasi
2. Papul: lesi padat meninggi, berdiameter kurang dari 0.5 cm
3. Nodul: lesi padat meninggi, berdiameter lebih dari 0.5 cm
4. Tumor: lesi padat meninggi berdiameter lebih dari 2.5 cm
5. Plakat: lesi padat meninggi yang menempati daerah yang relative luas dibanding
tingginyadi atas permukaan kulit
6. Vesikel: lesi berisi cairan jernih, beridiameter kirang dari 0.5 cm
7. Pustul: lesi berisi cairan pus berdiameter kurang dari 0.5 cm
8. Bula: lesi berisi cairan serosa, pus atau darah berdiamter lebih dari 0.5 cm
9. Urtika: lesi meninggi, beratap datar, akibat edema dan inflamasi setempat, menghilang
dalam waktu kurang dari 24 jam
10. Kanalikuli: terowongan linier di stratum korneum pada penderita scabies, hanya
ditemukan pada pasien tipe kulit Kaukasia / Eropa

UKK sekunder
1. Erosi: lesi yang lebih rendah dari permukaan kulit di sekelilingnya, akibat hilangnya
epidermis superficial, terbentuk dari vesikel atau pustule atau bula yang pecah
2. Ekskoriasi: lesi yang lebih rendah dari permukaan kulit di sekelilingnya, akibat hilangnya
seluruh epidermis dan dermis superficial, ditandai dengan adanya bintik bintik
perdarahan
3. Ulkus: Defek di kulit dengan kedalaman minimal dari dermis profunda
4. Krusta: akumulasi eksudat, transudat, cairan pus atau darah yang mengering di
permukaan kulit
5. Skuama: akumulasi atau pengelupasan stratum korneum yang berlebihan di permukaan
kulit, berupa serpihan atau sisik yang dapat dilihat
6. Fissura: retakan linier di permukaan kulit
7. Sulkus: fissure yang lebih dalam, ditandai dengan timbulnya rasa nyeri
8. Likenifikasi: penebalan kulit sehingga tekstur kulit menjadi lebih nyata/jelas, akibat
proses kronik dan garukan
9. Skar: penggantian jaringan kulit normal dengan jaringan fibrosa pada penyembuhan luka,
contoh penyakit: skar hipertrofik, skar atrofik, keloid
10. Hiper/hipopigmentasi pasca inflamasi

Konfigurasi:

Susunan UKK dengan UKK terdekatnya, contoh: linier, arsiner, anular, herpetiformis,
zosteriformis, hen and chicken pattern, serpiginosa, diskrit

Distribusi: sebaran UKK di tubuh pasien, missal: lokalisata, segmental, unilateral, bilateral,
difus, generalisata, universalis

DERMATOTERAPI

TERAPI TOPIKAL
TERAPI SISTEMIK

MODALITAS FISIK

1. Bedah scalpel

2. Bedah beku

3. Peeling

4. Laser

5. Bedah listrik

6. Mikrodermabrasi

7. Dermabrasi

8. Fototerapi

TERAPI TOPIKAL

Bentuk Sediaan Obat (BSO)

Powder

Ointment Lotio / Bedak kocok

Grease Liquid

Cream

Cream Ointment

Lesi akut Lesi kronik

Lesi basah Lesi kering/menebal

Lesi di kulit tipis Lesi di kulit menebal

STEROID TOPIKAL

Fungsi: anti inflamasi, anti pruritus


4 kelas potensi:

1. Potensi lemah: hidrokortison cream

2. Potensi sedang: Desonide, Betametason valerat cream

3. Potensi kuat: Desoksimetason, Mometason furoat cream dan ointment

4. Potensi sangat kuat: Klobetasol propionate dan Betametason dipropionat cream dan
ointment

Makin kuat potensi steroid, makinn cepat sembuh, makin cepat timbul efek samping

Contoh efek samping steroid topical:

- Hiper / hipopigmentasi

- Striae

- Atrofi kulit

- Hipertrikosis

- Erupsi akneiformis

- Telangiektasis

R/ Desoksimetason ointment 15 gram tube No I

S.u.e. (oles per 12 jam)

Anti jamurtopikal:

Ketokonazole cream, Scalp Solution

Mikonazole cream

Antibiotik topical:

Krim Asam Fusidat, Ointment Natrium Fusidat

Krim Mupirocin, Ointment Mupirocin

Krim Gentamisin, Ointment Gentamisin


TERAPI SISTEMIK

KORTIKOSTEROID SISTEMIK

Fungsi: 1. Anti inflamasi

2. imunosupresan

3, Anti proliferasi, anti mitotic

4 Anti pruritik

5 Vasokonstriktor perifer

Macam macam:

Prednison Metil Prednisolon Dexametason

Kesetaraan: 5 mg 4 mg 0.75 mg

Dosis Normal: 0.5 sampai 1 mg prednison/kgBB/hari

Pasien BB 50 kg= 50 mg prednisone

10 tablet 10 tablet 10 tablet

R/ Metil prednisolon 4 mg tablet no X

S 6-0-4 ATAU S6-2-2 ATAU S8-0-2

MEtil prednisolon ada 4 mg, 8mg, 16 mg

Dosis tinggi: > 2 mg prednisone/kgBB/hari

Misal pasien SSJ/TEN, BB 50kg; mau diberi 4 mg prednisone/kgBB/hari

200 mg prednisone = 40 tab 40 tab 40 tab

Dibutuhkan metil prednisolon 40 tablet = 40 x 4 mg = 160 mg metil prednisolon

Sediaan metil prednisolon injeksi adalah 125 mg atau 500 mg per ampul

R/ Metil prednisolon injeksi 125 mg No II

S 1-0-0.5
Tapering off steroid: dilakukan bila pemberian steroid DOSIS TINGGI dalam jangka waktu
lebih dari 2 minggu. Untuk menghindari terjadinya KRISIS ADRENAL

Cara: 20% dari dosis AWAL

Anti jamur Sistemik

Tidak boleh diberikan pada ibu hamil. Menyusui dan pasien anak anak

Tidak boleh diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi hati

Tidak boleh diberikan BERSAMAAN dengan: eritromisin, terfenadine, astemizole karena


bisa menyebabkan aritmia jantung, kematian, dan peningkatan kerusakan hepar

Ketokonazole: 2 x 200 mg. ATAU 1 x 200 mg (hanyauntuk pittyriasis versikolor)

Flukonazole: 150 mg dosis tunggal

Itrakonazole: 2x 200 mg selama 7 hari tiap bulan (Pulsed therapy) hanya untuk tinea unguium
atau onikomikosis

ANTIHISTAMIN SISTEMIK

Tergantung pada PAtfis gatal: apakah karena Histamine? Atau karena stimulasi lansgung pada
serabut saraf tipe C di dermis?

Cotoh karena histamine: semua kasus alergi

Contoh karena stimulasi serabut saraf tipe C: tinea, PV, psoriasis, dll - wajib CTM, karena kita
ambil efek sedasinya

ANTIVIRUS SISTEMIK

Herpes Zoster / Varicella:


Asiklovir 5 x 800 mg

Famsiklovir 3 x 250 mg

Valasiklovir 2 x 1 gram

Herpes Simpleks:

Asiklovir 3 x 400 mg atau 5 x 200 mg

Famsiklovir 3 x 125 mg

Valasiklovir 2 x 500 mg

Hati hati pad pasien dengan gangguan fungsi ginjal, mungkin perlu penyesuaian dosis

Untuk pasien anak anak: Dosis Asiklovir 20 mg/kgBB/kali pemberian, diberikan 4 x sehari

R/ Asiklovir 200 mg

Saccharin q.s

M.f. pulv dtd NO 80

S 4 dd pulv I

Bila pasien imunokompromais, misalnya penderita HIV, dapat diberikan Asiklovir Intravena
dengan dosis 20 mg/kgBB/kali pemberian, diberikan tiap 8 jam

Sediaan Asiklovir injeksi adalah 500 mg per vial

Anda mungkin juga menyukai