Tingkat 3A
Kemampuan
Epidemiologi Wanita > pria Faktor resiko : faktor hormonal, pajanan sinar
matahari, kehamilan, genetik, pemakaian kontrasepsi oral, obat-
obatan dan kosmetik.
Hasil PF & PF : bercak kecoklatan milier sampai Fisik dan Penunjang lentikular,
PP berbatas tegas, irreguler, tersebar, predileksi di wajah,
predileksi di wajah
IpMx -
Konseling & Pencegahan terhadap timbulnya atau bertambah berat Edukasi serta
Edukasi kambuhnya melasma adalah perlindungan terhadap sinar matahari.
Menghilangkan faktor yang merupakan penyebab melasma Misalnya
menghentikan pemakaian pil kontrasepsi, menghentikan pemakaian
kosmetika yang berwarna atau mengandung parfum, mencegah obat
contohnya hidantoin, sitostatika, obat antimalaria, dan minosiklin.
Tingkat 2
Kemampuan
Epidemiologi -
Anamnesis -
Diagnosis -
Banding
IpMx -
Konseling & Pencegahan terhadap timbulnya atau bertambah berat Edukasi serta
Edukasi kambuhnya melasma adalah perlindungan terhadap sinar matahari.
Menghilangkan faktor yang merupakan penyebab melasma Misalnya
menghentikan pemakaian pil kontrasepsi, menghentikan pemakaian
kosmetika yang berwarna atau mengandung parfum, mencegah obat
contohnya hidantoin, sitostatika, obat antimalaria, dan minosiklin.
Tingkat 3A
Kemampuan
Hasil PF & Proses inflamasi awal pada HPI Biasanya Fisik dan Penunjang
PP bermanifestasi sebagai macula atau bercak yang tersebar merata.
Tempat kelebihan pigmen pada
lapisankulitakanmenentukanwarnanya. Hipermelanosis pada
epidermis memberikan warna cokelat dan dapat hilang berbulan-
bulan sampai bertahun-tahun tanpa pengobatan. Sedangkan
hipermelanosis pada dermis memberikan warna abu- abu dan biru
permanen atau hilang selama periode waktu yang berkepanjangan
jika dibiarkan tidak diobati. Distribusi lesi hipermelanosit tergantung
pada lokasi inflamasi. Warna lesi berkisar antara warna coklat muda
sampai hitam dengan penampakan warna coklat lebih ringan jika
pigmen dalam epidermis dan penampakan warna abu-abu gelap jika
pigmen dalam dermis. Pemeriksaan lampu Wood dapat digunakan
untuk membedakan HPI pada epidermis dan HPI pada dermis.
Lesi pada epidermis cenderung memberikan batas tegas di bawah
pemeriksaan lampu Wood. Sedangkan lesi pada dermis tidak
menonjol pada pemeriksaan lampu Wood. Jika sebelum inflamasi,
dermatosis tidak jelas atau tidak ada, biopsi kulit dapat dilakukan
untuk menyingkirkan penyebab lain hiperpigmentasi. Pewarnaan
pada spesimen biopsi dengan menggunakan perak Fontana-
Masson memudahkan penentuan lokasi melanin pada epidermis
atau dermis.
Diagnosis - Melasma
Banding - Lentiginosis
- Efelid
Tatalaksana Terapi HPI harus dimulai dengan mengatasi peradangan pada
kulit yang mendasarinya. Memulai pengobatan dini untuk HPI
dapat membantu mempercepat resolusi dan mencegah
hiperpigmentasi lebih lanjut. Namun sangat penting Untuk
memperhatikan dan mengevaluasi pengobatan yang telah
diberikankarena jika tidak berhati-hati dapat menyebabkan iritasi
sehingga memperburuk HPI. Ada berbagai obat dan prosedur di
samping fotoproteksi yang dapat secaraaman dan efektif mengobati
HPI pada pasien berkulit gelap. Agen topikal depigmentasi seperti
hidrokuinon, asam azelat, kojic acid, ekstrak licorice, danretinoic 0,1-
0,4% dapat dgunakan bersamaan dengan salep hidrokuinon-
asamlaktat. Kombinasi dari berbagai agen terapi Topikal telah
terbukti bermanfaat terutama pada wajah. Prosedur seperti
chemexfoliation dan terapi laser juga dapatdimasukkan ke dalam
manajemen terapi jika diperlukan.
A. Fotoproteksi
Fotoproteksi merupakan terapi HPI yang tidak dapat diabaikan
danpenting untuk Mencegeah memberatnya HPI. Edukasi Pasien
tentang penggunaan tabir surya spektrum luas dalam kehidupan
sehari-hari dengan faktor perlindungan matahari-30 (SPF-30) dan
menghindari paparan sinar matahari secara langsung karena efek
sinar UV merupakan faktor penting penyebab hiperpigmentasi.
B. Terapi Medis Hidrokuinon (HQ) merupakan yang utama dan masih
menjadi baku emas dalam terapi HPI. Ini adalah senyawa fenolik
yang menghalangi konversi dihydroxyphenylalanine (dopa) untuk
menghambat melanin oleh tirosinase. Mekanisme kerjanya
melibatkan inhibisi asam deoksiribonukleat (DNA) dan asam
ribonukleat (RNA)sintesis secara selektif tergadap sitotoksisitas
melanosit dan degradasi melanosom. HQ umumnya digunakan
pada konsentrasi dari 2 sampai 4 %.
Tingkat 3A
Kemampuan
Epidemiologi -
Anamnesis Onset :
Sejak kapan? Apakah terdapat penyakit Apa sebelumnya?
Lokasi :
Bisa terdapat pada semua kulit tubuh
Kualitas : -
Kuantitas :
Seberapa luas?
Perjalanan penyakit :
Hipopigmentasi pasca inflamasi Adalah hipopigmentasi yang terjadi
setelah atau berhubungan dengan dermatosis yang disertai inflamasi
dengan gambaran klinis berupa makula keputihan pada tempat
terjadinya kelainan primer. Keadaan ini biasanya terjadi pada
dermatitis atopik, dermatitis eksematosa, dan psoriasis. Selain itu
dapat juga terjadi pada parapsoriasis, pitiriasis likenoides kronik,
alopesia musinosa, mikosis fungoides, lupus eritematosus diskoid,
liken planus, liken striatus, dan dermatitis Seboroik Faktor
memperberat : -
Faktor memperingan : -
Gejala penyerta :
Disertai rasa gatal?
Disertai nyeri?
Disertai rasa panas?
Hasil PF & Gambaran klinis berupa makula berwarna keputihan dengan batas
PP yang difus pada tempat terjadinya kelainan kulit primer.
Diagnosis Vitiligo
Banding Ptyriasis versicolor
Tingkat 2
Kemampuan
Definisi Merupakan tumor jinak epidermal yang paling sering terjadi. Lesi
umumnya terjadi pada usia pertengahan, namun dapat muncul pada
awal masa remaja.
Epidemiologi Sering dijumpai pada ras kulit putih dengan jumlah pasien lelaki dan
perempuan sebanding. Kelainan muncul pada dekade 5. Pada dekade
3 dan 4, dapat ditemukan bentuk yang agak datar. Namun kelainan
ini dapat muncul sejak umur 15 tahun dan prevalensi meningkat
dengan bertambahnya umur. Keratosis Seboroik jarang ditemukan
pada anak-anak ras kulit hitam.
Anamnesis Keratosis seboroik selalu muncul awalnya Sebagai satu atau lebih
makula datar, berbatas tegas, dan berwarna coklat. Lesinya dapat
jarang ataupun banyak.
Tingkat 3A
Kemampuan
Epidemiologi Kista ini lebih sering ditemukan pada usia muda dan pertengahan
atau decade 3 dan 4, jarang pada anak, lelaki banding perempuan 2:1
Patofisiologi Kebanyakan Kista epidermoid timbul akibat peradangan sekitar
folikel pilosebasea, proliferasi sel epidermal dalam dermis, dank
arena implantasi bagian epidermis akibat trauma. Kista ini
berkembang dari bagian infundibulum unit pilosebasea.
Tatalaksana Medikamentosa
Antibiotik golongan sefalosporin Untuk Staphylococcus pada kista
epidermal yang mengalami inflamasi.
Tindakan
1. Surgical excision
Insisi, pengeluaran isi keratin, dan eksisi dari dinding kista merupakan
teknik yang paling sering dilakukan. Rekurensi sebanyak 3%. Minimal
insisi dengan besar 3 mm dapat digunakan pada kista epidermoid
pada wajah dengan diameter kurang dari 1 cm. Pada metode ini
didapatkan luka yang minimal dan hasil kosmetik yang lebih baik.
2. Laser
o Laser karbon dioksida
Untuk melakukan eksisi minimal dilaporkan dapat
menghilangkan secara total kista epidermoid pada 21
pasien.
o Laser erbium: yttrium aluminum garnet (Er:YAG)
Dilaporkan dapat mengecilkan Kista epidermoid tanpa bekas
luka pada 23 (92%) dari 25 pasien.
Tingkat 2
Kemampuan
Epidemiologi Banyak ditemui pada orang kulit putih yang tinggal di daerah banyak
sinar matahari (tropik), jarang pada orang kulit berwarna. Laki-laki
lebih banyak dibandingkan perempuan, dan usia penderita
umumnya 40 tahun atau lebih
Patofisiologi Seperti pada umumnya kanker yang lain, penyebab kanker kulit ini
juga belum diketahui secara pasti. Terdapat banyak faktor yang
dapat menyebabkan pertumbuhan karsinoma sel skuamosa pada
kulit, yaitu faktor paparan sinar matahari, arsen, hidrokarbon,
suhu, radiasi kronis, dan virus. Dimulai dengan pertumbuhan sel atipik
di epidermis berupa karsinoma insitu kemudian menembus
membrane basal masuk ke dermis. Selanjutnya sel tumor dapat
menyebar ke kelenjar getah bening dan organ dalam.
Tatalaksana Tindakan
Bedah pisau
Merupakan terapi pilihan pada sebagian besar kasus
karsinoma sel skuamosa.
Mohs micrographic surgery (MMS)
Superficial ablative techniques
Kuret dan bedah listrik (BL)
Bedah beku
Radioterapi
Radioterapi pada penderita karsinoma Sel skuamosa kulit
dianjurkan diberikan pada penderita yang lesi tumornya
terletak pada daerah yang sulit (sekitar mata, bibir dan hidung)
Sitostatika
Modalitas terapi ini dianjurkan sebagai Suatu terapi tambahan
dan terutama untuk kasus dengan adanya metastase jauh,
juga pada penderita dengan lesi pada tempat sulit untuk
melakukan eksisi 2 cm dari tepi tumor.
Konseling & Pasien dengan lesi prakanker harus menghindari sinar UV yang
Edukasi berlebihan dengan membatasi aktivitas di luar ruangan dari pagi
sampai sore hari, menggunakan pakaian pelindung, dan
mengenakan topi bertepi lebar. Penggunaan tabir surya spectrum
luas dengan sun protection factor (SPF) minimal 15 juga harus
dianjurkan.
Lesi dapat kambuh bertahun-tahun setelah eksisi, sehingga pasien
harus menjalani pemeriksaan Rutin
Konseling mengenai perawatan daerah radang kulit kronis atau
trauma untuk mencegah terjadinya KSS di lokasi tersebut
Tingkat 2
Kemampuan
Definisi Karsinoma sel basal adalah tumor ganas kulit, bersifat destruktif, dan
invasi setempat, serta sangat jarang metastasis. Karsinoma sel basal
merupakan keganasan kulit yang berasal dari sel nonkeratinisasi
lapisan basal epidermis. Karsinoma Sel Basal (KSB) disebut juga
basalioma, epitelioma sel basal, ulkus rodent, ulkus Jacob, atau tumor
Komprecher.
Epidemiologi Karsinoma sel basal merupakan tumor ganas kulit yang terbanyak
ditemukan. Laki-laki lebih sering menderita daripada perempuan.
Kulit putih lebih sering terkena bila dibandingkan dengan kulit
berwarna, dan kulit hitam jarang ditemukan. Penderita karsinoma sel
basal yang banyak dijumpai berusia 60 tahun.
Patofisiologi Karsinoma sel basal banyak muncul pada kulit yang banyak terpajan
sinar matahari, parut luka bakar, dan kontak dengan arsen. Bila
dihubungkan dengan riwayat kanker kulit dalam keluarga
menunjukkan adanya pengaruh genetik.
Konseling & Pasien harus tetap di-follow up untuk kekambuhan atau lesi KSB baru.
Edukasi Edukasi penderita penting agar melakukan pemeriksaan kulit
periodik dan menghindari segala faktor risiko. Perlindungan
terhadap paparan sinar matahari dianjurkan untuk setiap pasien
dengan riwayat KSB.