Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN MORBILI

A. DEFINISI
Morbili adalah penyakit infeksi virus akut yang ditandai oeh tiga stadium yaitu
stadium kataral, stadium erupsi , dan stadium konvalensi.

B. ETIOLOGI
1. Virus morbili yang berasal dari secret saluran pernafasan, darah, dan urine dari
orang yang terinfeksi. Penyebaran infeksi melalui kontak langsung dengan
droplet dari orang yang terinfeksi
2. Masa inkubasi selama 10-20 hari, dimana periode yang sangat menular adalah
dari hari pertama hingga hari ke empat setelah timbulnya rash (pada umumnya
pada stadium kataral)

C. MANIFESTASI KLINIS
1. Stadium prodromal (kataral)
Demam , malaise, batuk, konjungtivitis,koriza, terdapat bercak koplit berwarna
putih kelabu sebesar ujung jarum dikelilingi oleh eritema,terletak di mukosa
bukalis berhadapan dengan molar bawah, timbul dua hari sebelum munculnya
rash. Stadium ini berlangsung 4-5 hari
2. Stadium erupsi
Koriza dan batuk batuk bertambah , terjadi eritema yang berbentuk macula
papula disertai meningkatnya suhu badan. Mula-mula eritema muncul
dibelakang telinga, di bagian atas lateral tengkuk,sepanjang rambut dan bagian
belakang bawah. Kadang-kadang terdapat perdarahan ringan dibawah kulit
,pembesaran kelenjar getah bening disudut mandibula dan daerah belakang
leher
3. Stadium konvalensi
Erupsi berkurang dan meninggalkan bekas yang berwarna
lebih(hiperpigmentasi) yang akan menghilang dengan sendirinya. Selanjutnya
diikuti gejala anorexia,malaise,limfadenopati

D. PATOFISIOLOGI
Sebagai reaksi terhadap virus maka terjadi eksudat yang serous dan proliferasi sel
mononukleus dan beberapa sel polimorfonukleus di sekitar kapiler. Kelainan ini
terdapat pada kulit,selaput lendir nasofaring, bronkus dan konjungtiva.
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan darah tepi: Trombositopenia dan Leukopenia

F. KOMPLIKASI
1. Otitis media
2. Pneumonia
3. Bronkiolitis
4. Ensefalitis
5. Laryngitis obstruksi

G. PENATALAKSANAAN TERAPEUTIK
1. Pemberian vitamin A
2. Istirahat baring selama suhu tubuh meningkat , pemberian antipiretik
3. Pemberian antibiotic pada anak-anak yang berisiko tinggi
4. Pemberian obat batuk dan sedativum

H. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Riwayat keperawatan ; riwayat imunisasi, kontak terinfeksi dengan orang
yang terinfeksi
b. Kaji tanda –tanda demam,koriza,batuk,konjungtivitis,bercak komplik,
eritema pada bagian belakang telinga, leher, dan bagian belakang, tidak
nafsu makan, lemah , lesu

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Hipertermi b/d proses penyakit
b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d infeksi
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
ketidakmampuan mencerna
d. Resiko kerusakan integritas kulit
3. PATOFLOWDIAGRAM

Virus Morbili

Infeksi Droplet ( virus masuk )

Virus memasuki saluran pernafasan

Ditangkap oleh makrofag

Menyebar ke kelenjar limfa regional

Replikasi

Virus dilepas kedalam aliran darah

Reaksi inflamasi Hipertermi

Penyebaran ke berbagai organ melalui hematogen

Kulit Pencernaan Saluran nafas, inflamasi


S. Nafas atas

Respirasi sel endotel kapiler Bercak koplit di mulut Penurunan fungsi silia

Eksudasi serum / eritrosit Berwarna kelabu dikelilingi Sekret meningkat


dalam epidermis eritema

Rash, ruam pada daerah belakang Anoreksia Batuk, pilek


telinga, leher, pipi, muka, seluruh tubuh

Resiko Kerusakan integritas kulit Ketidakseimbangan nutrisi Ketidakefektifan bersihan


kurang dari kebutuhan tubuh jalan nafas
4. RENCANA PERAWATAN
NO NANDA NOC NIC
1. Hipertermi b/d Setelah dilakukan Perawatan demam
proses penyakit perawatan 1. Pantau suhu dan
temperature suhu tanda tanda vital
dalam batas normal lainnya
(360-370C) dengan 2. Monitor warna
kriteria hasil: kulit dan suhu
a. Klien tidak 3. Monitor asupan
menggigil dan keluaran.
b. Tidak terjadi 4. Dorong konsumsi
peningkatan cairan
suhu tubuh 5. Tutup pasien
c. TTV dalam batas dengan selimut
normal (TD: 80- atau pakaian
100/60mmhg, ringan
Nadi: 80- tergantung pada
90x/mnt, fase demam.
Pernapasan: 20- 6. Fasilitasi
30x/mnt, Suhu istirahat,
tubuh: 360-370C) terapkan
pembatasan
aktivitas
7. Pantau
komplikasi
komplikasi yang
berhubungan
dengan demam
serta tanda dan
gejala kondisi
penyebab
demam.
8. Tingkatkan
sirkulasi udara
9. Beri obat / cairan
intravena.
Manajemen cairan
1. Jaga
intake/asupan
cairan yang
adekuat
2. Monitor status
hidrasi
3. Monitor hasil
laboratorium
yang relevan
dengan retensi
cairan.
4. Berikan cairan
dengan tepat
5. Dukung pasien
dan keluarga
untuk membantu
dalam pemberian
makanan dengan
baik.

2. Ketidakefektifan Setelah dilakukan Manajemen jalan


bersihan jalan nafas perawatan jalan nafas
b/d infeksi nafas efektif dengan 1. Posisikan pasien
kriteria hasil: untuk
a. Frekuensi memaksimalkan
pernapasan ventilasi
dalam batas 2. Buang secret
normal ( 16- dengan
20x/mnt) menyedot lendir
b. Irama nafas 3. Auskultasi suara
normal nafas, catat area
c. Kepatenan jalan yang ventilasinya
nafas menurun atau
d. Tidak ada suara tidak ada dan
nafas tambahan adanya suara
dan penggunaan nafas tambahan.
otot bantu 4. Posisikan untuk
pernafasan meringankan
sesak nafas
5. Monitor status
pernapasan dan
oksigenasi
sebagaimana
mestinya.
Terapi oksigen
1. Bersihkan
mulut,hidung, dan
sekresi trakea
dengan tepat
2. Pertahankan
kepatenan jalan
nafas
3. Berikan oksigen
tambahan seperti
yang
diperintahkan
4. Monitor aliran
oksigen
5. Monitor efektifitas
terapi oksigen.

3. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan Manajemen


nutrisi kurang dari perawatan kebutuhan gangguan makan
kebutuhan tubuh b/d nutrisi terpenuhi 1. Monitor asupan
ketidakmampuan dengan kriteria hasil: kalori makanan
mencerna a. Klien mau makan harian
b. Tidak terjadi 2. Observasi klien
mual muntah selama dan
setelah pemberian
makanan
3. Monitor berat
badan
4. Kolaborasi
dengan tim
kesehatan lain
untuk
mengembangkan
rencana
perawatan.
Manajemen nutrisi
1. Tentukan status
gizi dan
kemampuan
pasien untuk
memenuhi
kebutuhan gizi
2. Atur diet yang
diperlukan
3. Anjurkan keluarga
untuk membawa
makanan favorit
pasien sementara
pasien berada di
rumah sakit
4. Resiko kerusakan Setelah dilakukan Manajemen tekanan
integritas kulit perawatan kerusakan 1. Berikan pakaian
integritas kulit tidak yang tidak ketat
terjadi dengan kriteria pada pasien
hasil: 2. Tahan diri dari
a. Integritas kulit memberikan
baik tekanan pada
b. Tidak ada lesi bagian tubuh yang
pada kulit terkena dampak
3. Monitor area kulit
dari adanya
kemerahan dan
adanya pecah
pecah
Pengecekan kulit
1. Periksa kulit terkait
dengan adanya
kemerahan,
kehangatan
ekstrim dan
edema
2. Monitor kulit untuk
adanya ruam dan
lecet
3. Monitor kulit untuk
adanya
kekeringan yang
berlebihan dan
kelembaban
4. Ajarkan anggota
keluarga
mengenai tanda-
tanda kerusakan
kulit dengan tepat
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek Gloria M, Butcher Howard K, dkk. 2016. Nursing Intervention Clasification (


NIC ) Ed. Bahasa Indonesia. Elsevier

Herdman T. Heather. 2016. Diagnosis Keperawatan Defenisi dan Klasifikasi 2015-


2017 Ed. 10. Jakarta : EGC

Moorhead Sue, Jonhson Marion dkk. 2016. Nursing Outcome Clasification ( NOC )
Ed. Bahasa Indonesia. Elsevier

Nurarif , Amin Huda. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis berdasarkan Penerapan


Diagnosa Nanda NIC NOC dalam Berbagai Kasus Jilid 2. Jogjakarta : Media action

Suriadi & Yuliani, Rita. 2010. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta ; Sagung Seto

Anda mungkin juga menyukai