4.1.3.PLTHN BM Pdca
4.1.3.PLTHN BM Pdca
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan ( RUK ) Puskesmas Kayu Jao tahun 2019 berdasarkan hasil Pencapaian Program tahun 2018, Tahap
rencana usulan kegiatan dilakukan beberapa langkah yaitu : analisis situasi, identifikasi masalah, menentukan prioritas masalah dan
kemungkinan penyebab masalah ( fish bone ) adalah sebagai berikut :
1. Analisa Masalah
Upaya Kesehatan Wajib
POGRAM GIZI
Form MP II : Pencapaian Target Kegiatan program Gizi
No Jenis Kegiatan Kegiatan Pencapaian Target Masalah
1 Pelayanan kegiatan program - Kasus balita gizi buruk 74,19% 100% Karena masyarakat banyak yang
gizi Puskesmas Kayu Jao yang mendapat bekerja
perwatan
- Cakupan D/S 61,47% 87%
- Cakupan Bayi Asi 3,2% 47%
Eklusif
- Cakupan RT Konsumsi 88,4% 95%
Garam Beryodium
- Cakupan Balita 6-59 81,5% 89%
Mendapat kapsul
Vitamin A
- Cakupan TTD bumil min 82,8% 95%
90 tablet
- Cakupan bumil KEK 101,6% 80%
- Cakupan balita kurus 74,9% 78%
dapat PMT
- Cakupan Remaja Putri 74,9% 78%
Dapat TTD
- Cakupan Bufas dapat 100% 100%
Vitamin A
- Cakupan BBL dapat 100% 100%
IMD
- Cakupan BBLR 3 kasus 0
- Cakupan Balita punya
KMS/BukuKIA
- Cakupan N/D
- Cakupan Balita D yg tdk
naik BB (T)
- Cakupan Balita D yg tdk
Berdasarkan pertimbangan kriteria yang dihadapi dengan menggunakan rumus USG ( urgency, seriosness, growth ), maka kriteria
penilaian dapat digambarkan sebagai berikut :
Kriteria Penilaian USG :
Nilai Kriteria
Urgency (kegawatan) Seriosness (mendesak) Growth (Pertumbuhan)
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat Cepat
4 Urgen Serius Cepat
3 Agak urgen Agak Serius Agak Cepat
2 Biasa Biasa Biasa
1 Tidak urgen Tidak Serius Lambat
Dari kriteria penilaian diatas, maka dapat ditetapkan masalah terpilih yang perlu di tingkatkan kinerjanya seperti pada tabel di bawah ini :
1. PROGRAM GIZI
No Uraian Masalah Kriteria Jumlah
U S G
1 Belum tercapainya cakupan D/S (65,2%) 3 3 3 9
2 Masih adanya kasus gizi buruk di Pusk (3 orang) 4 4 3 11
3 Belum tercapainya pemberian FE pada ibu nifas (74,9%) 3 3 3 9
4 Belum tercapainya cakupan BGM/D (0,2%) 4 3 3 10
2. Prioritas Masalah
Mengingat adanya keterbatasan kemampuan kami dalam mengatasai masalah secara sekaligus, ketidaktersediaan teknologi dan adanya
keterkaitan satu masalah dengan masalah lainnya, maka kami dalam penetapan urutan prioritas masalah menggunakan metode MATRIKS.
MASALAH
Masih ada Masih Masih Masih banyak Masih
masyaraka Masih ditemuka rendahnya yang merokok adanya
Kurangnya
Masal t yang rendahnya nnya cakupan Masih di dalam kasus gizi
terdeteksi
ah belum penemuan kasus akses air rendahnya ruangan buruk di
ada
mengerti penderita DBD di bersih yang pemanfaatan Pusk (3
kelainan
Kriteria dengan Tuberculosi wilayah memenuhi klinik sanitasi orang)
neonatus
risiko tinggi s BTA + kerja syarat
pada bumil kesehatan
3 4
5 4 5 4 4 3
Tingkat Urgensi (U)
4 4 5 4 4 4 4 4
Tingkat Keseriusan (S)
Tingkat 3 4 4 5 4 3 3 3
Perkembangan (G)
60 64 100 80 64 36 36 48
UXSXG
Rangking V III I II IV VII VIII VI
Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa yang menjadi prioritas masalah utama adalah Masih rendahnya penemuan penderita Tuberculosis BTA +
dengan nilai total sebesar 100
1. Perumusan Masalah
Dari target 91,58 % Sanitasi Air Bersih di Wilayah Kerja Puskesmas Kayu Jao Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok Tahun 2014 yang
Tercapai hanya 73 %.
2. Akar Penyebab Masalah
Dalam menentukan penyebab masalah kami menggunakan metode diagram sebab akibat dari Ishikawa, disebut juga diagram tulang
ikan karena digambarkan membentuk tulang ikan ( Fishbone ).
Masalah Pertama :
Manusia Metode
26
Masalah kedua :
Manusia Metode
Masalah ketiga :
Manusia Metode
Manusia Metode
Manusia Metode
Dana
Tingkat ekonomi rendah
Lingkungan
Sarana
Tk.pendidikan rendah
Masalah kelima :
Manusia Metode
Masalah keenam :
Manusia Metode
Manusia Metode
PROGRAM GIZI
Alternatif Pemecahan
N Prioritas Penyebab Keteranga
Pemecahan Masalah
o Masalah Masalah n
Masalah Terpilih
3 Masih -Kurangnya 1.Penyuluha 1.Penyuluhan
adanya pengetahua n
kasus gizi n
buruk di
wilayah Bumil dan 2.Kerjasama 2.Peningkata
kerja dukungan lintas n Promkes
puskesma
s
keluarga sektoral
- Himpitan
ekonomi
- Pola asuh
ibu yang
kurang
KESLING
Priorita
Alternatif Pemecahan
N s Penyebab Keteran
Pemecahan Masalah
o Masala Masalah gan
Masalah Terpilih
h
4 Masih 1. Kurang nya 1.Penyuluhan 1.Meningkatka
rendah pengetahuan n penyuluhan
nya masyarakat kesling
cakupa tentang air
n air bersih yang
bersih memenuhi
syarat
2. Masih 2.Meningkatka 2.Meningkatka
banyaknya n kerjasama n kerjasama
jaringan lintas sektoral lintas sektoral
perpipaan
PDAM yang
rusak
5 Masih 1. Kurangn 1. Penyuluh 1.Penyuluh
rendah ya an an
nya pengeta
kunjun huan
gan masyar
klinik akat
sanitasi tentang
klinik
sanitasi
2. Kurangn 2.Meneta 2.Meneta
ya pkan pkan
motivasi jenis jenis
petugas penyakit penyakit
yang yang
harus di harus di
rujuk ke rujuk ke
klinik klinik
sanitasi sanitasi
untuk untuk
dijadikan dijadikan
prioritas prioritas
3. Kurangn 3.Menga 3.Menga
ya dakan dakan
kerjasa rapat rapat
ma lintas lintas
lintas program program
program untuk untuk
dalam menging menging
merujuk atkan atkan
pasien kembali kembali
ke klinik petugas petugas
sanitasi puskesm puskesm
as akan as akan
pentingn pentingn
ya ya
merujuk merujuk
pasien pasien
dengan dengan
penyakit penyakit
yang yang
berbasis berbasis
lingkung lingkung
an ke an ke
klinik klinik
sanitasi sanitasi
a. Meningkaatkan
a. Kurang kerja sama linsek
6 TB Paru sama dg linsek te
terhadap TB Paru
TB Paru
b. Susahnya penjaringan untuk
b. Menganjurkan
pengambilan sputum yg diambil
mengambil sputum y
tdk memuaskan yg ada air liur
tentang pen
hidup bersih dan
serta 3M plus
PROMKES
Alternatif Pemecahan
N Prioritas Penyebab Keteranga
Pemecahan Masalah
o Masalah Masalah n
Masalah Terpilih
8 Masih ada 1. 1.Penyuluhan 1.Meningkatka
masyarak Kesadara PHBS n penyuluhan
at yang n PHBS
merokok masyarak
di dalam at
ruangan masih
kurang
2.Meningkatka Luhan
n kerja - PHBS
Sama linsek 2.Meningkatka
n kerjasama
lintas sektoral
8. POA MANAJEMEN
LAMPIRAN RPK /
POA TAHUNAN
Pemeriksaan Pap smear rutin sangat penting untuk mendeteksi kanker serviks
sejak dini. Wanita usia subur yang sudah aktif secara seksual, disarankan untuk
menjalani pemeriksaan Pap smear secara berkala. Konsultasikan pada
dokter untuk mengetahui jadwal yang direkomendasikan sesuai kondisi Anda.
Kanker serviks atau kanker leher rahim menempati urutan kedua dalam
deretan kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia. Deteksi dini
kanker serviks lewat pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
dianggap dapat membantu menyelamatkan banyak wanita karena relatif
mudah dilakukan dan hasilnya cepat diperoleh.
Pemeriksaan IVA dilakukan dengan meneteskan asam asetat (asam cuka) pada
permukaan mulut rahim. Teknik ini dinilai terjangkau, mudah, hanya memerlukan
alat sederhana, dan hasilnya bisa langsung didapatkan.
Metode Pemeriksaan IVA
Untuk melakukan tes ini, Anda dapat mengunjungi rumah sakit, klinik, atau
puskesmas. Pemeriksaan IVA dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
Anda akan diminta berbaring dengan posisi kaki terbuka (litotomi).
Dokter akan memasukkan alat bernama spekulum atau cocor bebek ke
dalam vagina. Alat ini berfungsi menahan mulut vagina terbuka, sehingga
leher dan mulut rahim dapat terlihat.
Kemudian dokter akan mencelup gumpalan kapas bertangkai
(mirip cotton bud) ke larutan asam asetat (asam cuka) kadar 3-5%.
Gumpalan kapas yang telah dibasahi oleh asam asetat akan dioleskan
perlahan ke permukaan jaringan serviks Anda.
Dokter akan menunggu selama 1 menit untuk menilai reaksi yang muncul,
biasanya berupa perubahan warna pada area serviks yang telah dioleskan
asam asetat.
Jaringan serviks yang sehat tidak akan mengalami perubahan warna setelah
dioleskan asam asetat. Namun jika terdapat sel abnormal pada serviks, akan
muncul bercak putih pada permukaan leher rahim. Hal ini dapat menandakan
adanya sel tumor atau sel kanker pada serviks.
Sebagai tindak lanjutnya, dokter akan merujuk Anda ke dokter ahli kebidanan
dan kandungan agar dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Terlebih jika
Anda mengalami keluhan, seperti perdarahan vagina dan keputihan yang
mencurigakan.
Syarat-Syarat Pemeriksaan IVA
Agar hasilnya akurat, pemeriksaan IVA hanya boleh dilakukan oleh wanita yang:
Sudah pernah melakukan hubungan intim
Tidak berhubungan intim selama 24 jam sebelum pemeriksaan
Tidak sedang haid
Bila memenuhi ketiga syarat tersebut, Anda dapat menjalani pemeriksaan IVA
secara berkala sesuai anjuran dokter, atau setidaknya setiap 3-5 tahun
sekali. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi kanker serviks secara
dini, sebab gejala kanker serviks stadium awal sering kali tidak jelas. Gejala
umumnya baru muncul pada tahap lanjut.
Pemeriksaan IVA sangat dianjurkan bagi wanita yang berisiko terhadap kanker
serviks, misalnya wanita dengan riwayat kanker serviks dalam keluarga
(keturunan), memiliki lebih dari satu pasangan seksual, atau pernah mengalami
infeksi menular seksual.