Anda di halaman 1dari 25

Tahap Rencana Usulan Kegiatan ( RUK ) Tahun 2019

Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan ( RUK ) Puskesmas Kayu Jao tahun 2019 berdasarkan hasil Pencapaian Program tahun 2018, Tahap
rencana usulan kegiatan dilakukan beberapa langkah yaitu : analisis situasi, identifikasi masalah, menentukan prioritas masalah dan
kemungkinan penyebab masalah ( fish bone ) adalah sebagai berikut :
1. Analisa Masalah
Upaya Kesehatan Wajib

POGRAM GIZI
Form MP II : Pencapaian Target Kegiatan program Gizi
No Jenis Kegiatan Kegiatan Pencapaian Target Masalah
1 Pelayanan kegiatan program - Kasus balita gizi buruk 74,19% 100% Karena masyarakat banyak yang
gizi Puskesmas Kayu Jao yang mendapat bekerja
perwatan
- Cakupan D/S 61,47% 87%
- Cakupan Bayi Asi 3,2% 47%
Eklusif
- Cakupan RT Konsumsi 88,4% 95%
Garam Beryodium
- Cakupan Balita 6-59 81,5% 89%
Mendapat kapsul
Vitamin A
- Cakupan TTD bumil min 82,8% 95%
90 tablet
- Cakupan bumil KEK 101,6% 80%
- Cakupan balita kurus 74,9% 78%
dapat PMT
- Cakupan Remaja Putri 74,9% 78%
Dapat TTD
- Cakupan Bufas dapat 100% 100%
Vitamin A
- Cakupan BBL dapat 100% 100%
IMD
- Cakupan BBLR 3 kasus 0
- Cakupan Balita punya
KMS/BukuKIA
- Cakupan N/D
- Cakupan Balita D yg tdk
naik BB (T)
- Cakupan Balita D yg tdk
Berdasarkan pertimbangan kriteria yang dihadapi dengan menggunakan rumus USG ( urgency, seriosness, growth ), maka kriteria
penilaian dapat digambarkan sebagai berikut :
Kriteria Penilaian USG :
Nilai Kriteria
Urgency (kegawatan) Seriosness (mendesak) Growth (Pertumbuhan)
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat Cepat
4 Urgen Serius Cepat
3 Agak urgen Agak Serius Agak Cepat
2 Biasa Biasa Biasa
1 Tidak urgen Tidak Serius Lambat

Dari kriteria penilaian diatas, maka dapat ditetapkan masalah terpilih yang perlu di tingkatkan kinerjanya seperti pada tabel di bawah ini :
1. PROGRAM GIZI
No Uraian Masalah Kriteria Jumlah
U S G
1 Belum tercapainya cakupan D/S (65,2%) 3 3 3 9
2 Masih adanya kasus gizi buruk di Pusk (3 orang) 4 4 3 11
3 Belum tercapainya pemberian FE pada ibu nifas (74,9%) 3 3 3 9
4 Belum tercapainya cakupan BGM/D (0,2%) 4 3 3 10
2. Prioritas Masalah
Mengingat adanya keterbatasan kemampuan kami dalam mengatasai masalah secara sekaligus, ketidaktersediaan teknologi dan adanya
keterkaitan satu masalah dengan masalah lainnya, maka kami dalam penetapan urutan prioritas masalah menggunakan metode MATRIKS.
MASALAH
Masih ada Masih Masih Masih banyak Masih
masyaraka Masih ditemuka rendahnya yang merokok adanya
Kurangnya
Masal t yang rendahnya nnya cakupan Masih di dalam kasus gizi
terdeteksi
ah belum penemuan kasus akses air rendahnya ruangan buruk di
ada
mengerti penderita DBD di bersih yang pemanfaatan Pusk (3
kelainan
Kriteria dengan Tuberculosi wilayah memenuhi klinik sanitasi orang)
neonatus
risiko tinggi s BTA + kerja syarat
pada bumil kesehatan
3 4
5 4 5 4 4 3
Tingkat Urgensi (U)

4 4 5 4 4 4 4 4
Tingkat Keseriusan (S)

Tingkat 3 4 4 5 4 3 3 3
Perkembangan (G)

60 64 100 80 64 36 36 48
UXSXG
Rangking V III I II IV VII VIII VI
Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa yang menjadi prioritas masalah utama adalah Masih rendahnya penemuan penderita Tuberculosis BTA +
dengan nilai total sebesar 100
1. Perumusan Masalah
Dari target 91,58 % Sanitasi Air Bersih di Wilayah Kerja Puskesmas Kayu Jao Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok Tahun 2014 yang
Tercapai hanya 73 %.
2. Akar Penyebab Masalah
Dalam menentukan penyebab masalah kami menggunakan metode diagram sebab akibat dari Ishikawa, disebut juga diagram tulang
ikan karena digambarkan membentuk tulang ikan ( Fishbone ).
Masalah Pertama :

Manusia Metode

Masyarakat Enggan Peran linsek kurang


Memeriksakan Dahaknya Penjaringan Kurang Baik

Petugas aktif tapi belum berkesinambungan Penyuluhan tidak menarik masa


Rendahnya Angka Penemuan
Kasus Baru TB Paru BTA
Positif yaitu 7 dari target 33
Sarana penyuluhan kurang
Tk.pendidikan rendah
Dana transpor belum maksimal

Sarana Dana Lingkungan


Tk.ekonomi rendah

26
Masalah kedua :

Manusia Metode

Masy kurang melakukan 3 Mplus Peran linsek kurang


Kunjungan rumah yang radius
Petugas aktif tapi belum berkesinambungan 200 m yang kurang

Masih ditemukannya kasus


Penyuluhan tidak menarik masa
DBD di wilayah kerja sebanyak
3 kasus positif
Sarana penyuluhan kurang
Tk.pendidikan rendah
Dana transpor belum maksimal

Sarana Dana Lingkungan


Tk.ekonomi rendah

Masalah ketiga :

Manusia Metode

Peran linsek kurang


Kurangnya peyuluhan KIA

Kurang terdeteksi kelainan neonatus oleh nakes


Sasaran terlalu tinggi

Masih adanya kematian


neonatus
( 3 kasus)

Sarana Dana Lingkungan


Sarana penyuluhan kurang Jauh dari puskesmas
Dana kunjungan rumah kurang
Tingkat ekonomi rendah
Tk.pendidikan rendah

Manusia Metode

Kurangnya kesadaran masy Peran linsek kurang


Penyuluhan kesling kurang
Petugas kurang proaktif
Penyuluhan kurang menarik masyarakat
Rendahnya cakupan
Sarana Air Bersih yaitu
73% dari target 91,58%
Sarana penyuluhan kurang

Sarana Dana Lingkungan


Dana belum maksimal Tk.pendidikan rendah

Masih banyak jaringan pipa PDAM Lingkungan yang tidak saniter


yang rusak Tk.ekonomi rendah
Masalah keempat :

Manusia Metode

Peran Linsek kurang


Kurangnya peyuluhan KIA

Masih banyak masyrakat belum mengerti risiko tinggi bumil


Sasaran terlalu tinggi
Deteksi bumil resti oleh
masayakat masih rendah
73 % dari 100 % target

Sarana penyuluhan kurang Jauh dari puskesmas


Dana kunjungan rumah kurang

Dana
Tingkat ekonomi rendah
Lingkungan
Sarana
Tk.pendidikan rendah
Masalah kelima :

Manusia Metode

Kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi buruk


Penyuluhan kurang
Kurangnya perhatian ibu dalam pemantauan
BB anaknya
Kurangnya ke aktifan petugas dalam pemantauan rutin kurang
Menjaring kasus Masih adanya kasus gizi buruk
di wilayah kerja puskesmas

Tingkat ekonomi rendah


Sarana memadai Dana PMT lambat
Ada pernyakit penyerta
Sarana Dana Lingkungan

Masalah keenam :

Manusia Metode

Kurangnya kesadaran masyarakat Peran linsek kurang


tentang bahaya merokok Penyuluhan PHBS kurang

Petugas kurang proaktif Penyuluhan kurang menarik masyarakat


Masih banyak yang
merokok di dalam ruangan

Sarana Dana Lingkungan


Dana belum maksimal Tk.pendidikan rendah

Sarana memadai Lingkungan yang tidak saniter


Tk.ekonomi rendah

Manusia Metode

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang klinik sanitasi


Kurangnya koordinasi antara poli pelayananan dengan klinik sanitasi
Kurangnya motivasi petugas
Kurangnya kerjasama lintas program dalam merujuk pasien dengan penyakit
Rendahnyacakupan klinik
sanitasi di puskesmas 50
% dari target 70%

Sarana Dana Lingkungan


Sarana memadai Belum ada anggaran untuk melakukan promosi klinik sanitasi
Tingkat ekonomi rendah
Banyaknya program yang harus dibiayai Lingkungan yang tidak saniter
Tingkat pendidikan rendah
5. Cara Pemecahan Masalah

Dalam menetapkan cara pemecahan masalah ini melalui

kesepakatan diantara anggota Tim PTP Puskesmas Kayu Jao.

Adapun cara pemecahan masalah yang kami tetapkan adalah :

FORM MP V - 1 : PERUMUSAN MASALAH DAN PENYEBAB


MASALAH
KESEHATAN IBU DAN ANAK
Alternatif
No Prioritas Masalah Penyebab Masalah Pemecahan
Masalah
1 Deteksi bumil resti oleh Kurang pengetahuan 1. Penyuluh
masyarakat yang masih rendah masyarakat tentang resiko
tinggi pada ibu hamil
2. Kelas Bu
2 Kematian neonatus Kurang terdeteksinya ada 1. Kunjunga
kelaianan pada neonatus oleh nak
2. Meningk
keteramp
nakes

PROGRAM GIZI
Alternatif Pemecahan
N Prioritas Penyebab Keteranga
Pemecahan Masalah
o Masalah Masalah n
Masalah Terpilih
3 Masih -Kurangnya 1.Penyuluha 1.Penyuluhan
adanya pengetahua n
kasus gizi n
buruk di
wilayah Bumil dan 2.Kerjasama 2.Peningkata
kerja dukungan lintas n Promkes
puskesma
s
keluarga sektoral
- Himpitan
ekonomi
- Pola asuh
ibu yang
kurang

KESLING
Priorita
Alternatif Pemecahan
N s Penyebab Keteran
Pemecahan Masalah
o Masala Masalah gan
Masalah Terpilih
h
4 Masih 1. Kurang nya 1.Penyuluhan 1.Meningkatka
rendah pengetahuan n penyuluhan
nya masyarakat kesling
cakupa tentang air
n air bersih yang
bersih memenuhi
syarat
2. Masih 2.Meningkatka 2.Meningkatka
banyaknya n kerjasama n kerjasama
jaringan lintas sektoral lintas sektoral
perpipaan
PDAM yang
rusak
5 Masih 1. Kurangn 1. Penyuluh 1.Penyuluh
rendah ya an an
nya pengeta
kunjun huan
gan masyar
klinik akat
sanitasi tentang
klinik
sanitasi
2. Kurangn 2.Meneta 2.Meneta
ya pkan pkan
motivasi jenis jenis
petugas penyakit penyakit
yang yang
harus di harus di
rujuk ke rujuk ke
klinik klinik
sanitasi sanitasi
untuk untuk
dijadikan dijadikan
prioritas prioritas
3. Kurangn 3.Menga 3.Menga
ya dakan dakan
kerjasa rapat rapat
ma lintas lintas
lintas program program
program untuk untuk
dalam menging menging
merujuk atkan atkan
pasien kembali kembali
ke klinik petugas petugas
sanitasi puskesm puskesm
as akan as akan
pentingn pentingn
ya ya
merujuk merujuk
pasien pasien
dengan dengan
penyakit penyakit
yang yang
berbasis berbasis
lingkung lingkung
an ke an ke
klinik klinik
sanitasi sanitasi

UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT


MENULAR

Prioritas Alternatif Pemecah


No Penyebab Masalah
Masalah Masalah

a. Meningkaatkan
a. Kurang kerja sama linsek
6 TB Paru sama dg linsek te
terhadap TB Paru
TB Paru
b. Susahnya penjaringan untuk
b. Menganjurkan
pengambilan sputum yg diambil
mengambil sputum y
tdk memuaskan yg ada air liur

7 DBD a. Kurangnya kontak petugas a. Memberikan peny

tentang pen
hidup bersih dan
serta 3M plus

b. Kurangnya pengetahuan b. Memberikan


masyarakat tentang 3 M plus tentang pencegah
khususnya penatalaksanaan
penyakitnya
c. Banyaknya masyarakat yang
tidak tahu tentang cara
menguras penampungan air
sehingga telur nyamuk masih
lengket di dinding
pemampungan, membuat siklus
hidup nyamuk terputus

PROMKES

Alternatif Pemecahan
N Prioritas Penyebab Keteranga
Pemecahan Masalah
o Masalah Masalah n
Masalah Terpilih
8 Masih ada 1. 1.Penyuluhan 1.Meningkatka
masyarak Kesadara PHBS n penyuluhan
at yang n PHBS
merokok masyarak
di dalam at
ruangan masih
kurang
2.Meningkatka Luhan
n kerja - PHBS
Sama linsek 2.Meningkatka
n kerjasama
lintas sektoral
8. POA MANAJEMEN

LAMPIRAN RPK /
POA TAHUNAN

6 Pertanyaan Penting seputar Pemeriksaan Pap Smear

Kanker serviks yang baru ditangani setelah munculnya gejala bisa


dianggap sudah terlambat. Di sinilah pentingnya pemeriksaan Pap smear
secara berkala, agar kelainan sel di leher rahim yang berisiko menjadi sel
kanker dapat terdeteksi sejak di dini.
Pap smear adalah prosedur pengambilan dan pemeriksaan sampel sel dari
leher rahim, untuk melihat ada tidaknya kelainan yang dapat mengarah
kepada kanker serviks. Pemeriksaan ini perlu dilakukan secara berkala, sesuai
usia dan faktor risiko yang dimiliki.
Penting Diketahui Para Wanita
Meski tes ini sangat penting, tetapi masih banyak wanita yang belum menjalani
pemeriksaan Pap smear karena kurangnya informasi.
Berikut ini adalah beberapa pertanyaan seputar Pap smear yang sering
diajukan, beserta jawabannya:
 Kapan pemeriksaan Pap smear sebaiknya dilakukan?
Pemeriksaan Pap smear sebaiknya dilakukan setiap dua tahun, sejak usia
21 tahun. Setelah usia 30 tahun, tes ini dapat dilakukan setiap tiga tahun.
Di Indonesia, pemeriksaan Pap smear dianjurkan bagi wanita usia subur
yang sudah menikah atau aktif secara seksual. Wanita usia subur yaitu
dalam rentang usia 20-45 tahun.Pemeriksaan Pap smear dapat
dikombinasikan dengan tes yang lebih spesifik untuk mendeteksi Human
Papillomavirus (HPV), terutama pada wanita 30 tahun ke atas. Selain itu,
dokter juga dapat menganjurkan agar pemeriksaan dilakukan lebih sering
jika pasien memiliki faktor risiko tertentu, misalnya menderita infeksi HIV,
didiagnosis memiliki sel prakanker pada pemeriksaan sebelumnya,
memiliki riwayat kanker serviks, atau mengalami kelemahan sistem
imunitas.

 Apa yang perlu disiapkan untuk menjalani pemeriksaan Pap smear?


Sebelum menjalani pemeriksaan Pap smear, disarankan agar Anda tidak
berhubungan seksual ataupun mencuci vagina dengan pembersih vagina
setidaknya selama 2-3 hari, agar hasil pemeriksaan Pap smear dapat
lebih akurat. Pemeriksaan ini juga dianjurkan untuk dilakukan beberapa
hari setelah atau sebelum menstruasi.
 Bagaimana pemeriksaan Pap smear dilakukan?
Selama proses Pap smear, dokter akan meminta Anda untuk berbaring di
meja periksa dengan posisi kedua kaki dilebarkan sambil menekuk lutut,
dan menempatkannya pada tempat penopang kaki. Kemudian, dokter
akan memasukkan spekulum (alat yang menyerupai cocor bebek) untuk
membuka vagina, kemudian menorehkan sikat halus atau kapas ke leher
rahim untuk mengumpulkan sampel sel. Sampel ini akan dibawa ke
laboratorium dan diperiksa menggunakan mikroskop.

 Apakah pemeriksaan Pap smear terasa sakit?


Pemeriksaan ini sebenarnya tidak menyakitkan, hanya saja Anda mungkin
akan merasa tidak nyaman, terutama saat dokter memasukkan spekulum
ke vagina untuk mengambil sampel sel.

 Apakah hasil pemeriksaan Pap smear selalu akurat?


Sama seperti semua pemeriksaan medis lain, Pap smear tidak
sepenuhnya akurat. Hasil yang tidak akurat ini dapat terjadi karena
kurangnya sampel sel yang diambil, adanya peradangan, atau bisa juga
karena adanya darah yang menghalangi penampakan sel-sel abnormal.

 Bagaimana jika hasil pemeriksaan Pap smear saya positif?


Perlu diketahui bahwa sebenarnya sel abnormal yang ditemukan belum
tentu mengarah kepada kanker. Biasanya dokter akan menyarankan untuk
mengulang tes 4-6 bulan kemudian, tergantung jenis sel yang ditemukan.
Dokter juga dapat merekomendasikan kolposkopi untuk mengambil
sampel sel pada leher rahim. Kolposkopi dilakukan dengan memasukkan
selang kecil dengan kamera melalui vagina ke leher rahim, untuk melihat
lebih jelas tanda-tanda sel kanker di sekitar area tersebut.

Pemeriksaan Pap smear rutin sangat penting untuk mendeteksi kanker serviks
sejak dini. Wanita usia subur yang sudah aktif secara seksual, disarankan untuk
menjalani pemeriksaan Pap smear secara berkala. Konsultasikan pada
dokter untuk mengetahui jadwal yang direkomendasikan sesuai kondisi Anda.

Pemeriksaan IVA untuk Deteksi Dini Kanker Serviks

Kanker serviks atau kanker leher rahim menempati urutan kedua dalam
deretan kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia. Deteksi dini
kanker serviks lewat pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
dianggap dapat membantu menyelamatkan banyak wanita karena relatif
mudah dilakukan dan hasilnya cepat diperoleh.
Pemeriksaan IVA dilakukan dengan meneteskan asam asetat (asam cuka) pada
permukaan mulut rahim. Teknik ini dinilai terjangkau, mudah, hanya memerlukan
alat sederhana, dan hasilnya bisa langsung didapatkan.
Metode Pemeriksaan IVA
Untuk melakukan tes ini, Anda dapat mengunjungi rumah sakit, klinik, atau
puskesmas. Pemeriksaan IVA dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
 Anda akan diminta berbaring dengan posisi kaki terbuka (litotomi).
 Dokter akan memasukkan alat bernama spekulum atau cocor bebek ke
dalam vagina. Alat ini berfungsi menahan mulut vagina terbuka, sehingga
leher dan mulut rahim dapat terlihat.
 Kemudian dokter akan mencelup gumpalan kapas bertangkai
(mirip cotton bud) ke larutan asam asetat (asam cuka) kadar 3-5%.
 Gumpalan kapas yang telah dibasahi oleh asam asetat akan dioleskan
perlahan ke permukaan jaringan serviks Anda.
 Dokter akan menunggu selama 1 menit untuk menilai reaksi yang muncul,
biasanya berupa perubahan warna pada area serviks yang telah dioleskan
asam asetat.

Jaringan serviks yang sehat tidak akan mengalami perubahan warna setelah
dioleskan asam asetat. Namun jika terdapat sel abnormal pada serviks, akan
muncul bercak putih pada permukaan leher rahim. Hal ini dapat menandakan
adanya sel tumor atau sel kanker pada serviks.
Sebagai tindak lanjutnya, dokter akan merujuk Anda ke dokter ahli kebidanan
dan kandungan agar dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Terlebih jika
Anda mengalami keluhan, seperti perdarahan vagina dan keputihan yang
mencurigakan.
Syarat-Syarat Pemeriksaan IVA
Agar hasilnya akurat, pemeriksaan IVA hanya boleh dilakukan oleh wanita yang:
 Sudah pernah melakukan hubungan intim
 Tidak berhubungan intim selama 24 jam sebelum pemeriksaan
 Tidak sedang haid

Bila memenuhi ketiga syarat tersebut, Anda dapat menjalani pemeriksaan IVA
secara berkala sesuai anjuran dokter, atau setidaknya setiap 3-5 tahun
sekali. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi kanker serviks secara
dini, sebab gejala kanker serviks stadium awal sering kali tidak jelas. Gejala
umumnya baru muncul pada tahap lanjut.
Pemeriksaan IVA sangat dianjurkan bagi wanita yang berisiko terhadap kanker
serviks, misalnya wanita dengan riwayat kanker serviks dalam keluarga
(keturunan), memiliki lebih dari satu pasangan seksual, atau pernah mengalami
infeksi menular seksual.

Tingkat Akurasi Pemeriksaan IVA


Secara umum, tingkat keakuratan pemeriksaan IVA memang lebih rendah
dibandingkan pemeriksaan lain untuk kanker serviks, yaitu hanya
61%. Pemeriksaan pap smear memiliki tingkat keakuratan sekitar 80%, dan
pemeriksaan kolposkopi sekitar 75%.
Meski begitu, pemeriksaan IVA dinilai efisien, cukup akurat, dan bisa dilakukan
di puskesmas.
Pemeriksaan IVA adalah upaya paling mudah untuk mendeteksi kanker serviks
secara dini, terlebih bila Anda berada di lokasi yang jauh dari fasilitas kesehatan
dengan sarana dan prasarana yang memadai. Untuk mendapat anjuran
pemeriksaan yang tepat, Anda dapat berkonsultasi lebih lanjut pada dokter.

Anda mungkin juga menyukai